edit Sehubungan dengan maraknya penipuan menggunakan media short message service (SMS) mengatasnamakan pimpinan UII, dengan sasaran para mahasiswa dan dosen UII, dengan modus;

Memberitahukan bahwa penerima SMS ditunjuk mengikuti seminar nasional dan diminta untuk melunasi biaya persyaratan akomodasi ke nomer rekening tertentu.

Maka dengan ini dihimbau agar lebih berhati-hati dalam menyikapi dengan mengklarifikasi terlebih dahulu tentang kebenaran informasi yang didapat kepada pemegang otoritas baik universitas maupun fakultas.

IKA IE FE UII Peran alumni bagi sebuah perguruan tinggi memang sangat penting, dari alumni lah nama baik perguruan tinggi dipertaruhkan, apabila alumninya baik maka nama baik perguruan tinggi juga bisa terangkat, begitu pula sebaliknya. Bagi alumni Universitas Islam Indonesia (UII), selain menjaga nama baik almamater, juga diharapkan bisa memperkuat peran perguruan tinggi yang bermartabat demi kemajuan umat, bangsa dan negara.

Peran ini tentu bisa dilakukan oleh alumni-alumni yang sudah berkiprah di dunia politik pemerintahan, ekonomi bisnis, industri manufaktur maupun sosial kemasyarakatan. Karena sampai dengan saat ini, UII sudah berhasil mencetak kurang lebih sekitar 76.000 alumni yag tersebar diseluruh Indonesia.

Dari sekian banyak alumni yang ada, menjaga komunikasi dengan sesama alumni merupakan suatu hal yang sangat penting, salah satu cara untuk tetap menjaga tali silaturrahmi tersebut adalah dengan membentuk suatu wadah ikatan bagi para alumni. Demikian pula kiranya tujuan Kongres Ikatan Alumni Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi (IKA IE FE) UII yang diadakan selama tiga hari ini (20-22/2) bertempat di Wismo Joyo Kaliurang Yogyakarta, sesuai dengan temanya yaitu “Mempererat Tali Silaturrahmi Antar Generasi”

Tampak hadir pada saat acara pelantikan pengurus berlangsung, Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., Wakil Rektor II Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si., Dekan FE UII Dr. Drs. Agus Hardjito, M.Si., Ketua Program Studi IE FE UII Akhsyim Afandi, M.Si., Ph.D., dan beberapa Dosen serta alumni IE FE UII.

Dalam sambutannya, Harsoyo menyampaikan harapannya terkait dengan alumni IE khususnya dan alumni UII pada umumnya, agar bisa turut berperan aktif dalam upaya pengembangan UII yang lebih baik. Peran itu tentu bisa dilakukan dalam berbagai cara, minimal dengan menjaga nama baik almamater, termasuk juga bisa memberikan masukan bagi UII terkait dengan kurikulum yang ada saat ini agar sesuai dengan permintaan pasar di dunia kerja.

Agus Hardjito menambahkan semoga dengan terbentuknya Ikatan Alumni IE UII ini bisa semakin mempererat tali silaturahmi antar alumni yang selama ini sudah terjalin dengan baik. “Bisa nanti masing-masing prodi membentuk Ikatan Alumni sehingga koordinasi dengan IKA UII menjadi lebih mudah”, ungkapnya.

Senada dengan hal itu, Akhsyim Afandi menjelaskan bahwa ketika masih kuliah, mahasiswa IE ini ikatan kekeluargaannya sangat kuat, sehingga tidak mengherankan ketika sudah menjadi alumni mereka juga masih menjalin silatrahmi dengan baik, dan akhirnya bisa terbentuk IKA IE FE UII.

Dalam pelaksanaan kongres ini, Jefri Endika (IE 1990) terpilih sebagai Ketua IKA IE FE UII 2015 sampai dengan periode 2018 mendatang.

UII-USIM Dalam rangka menuju pencapaian World Class University, Universitas Islam Indonesia selalu berikhtiar untuk mewujudkan internasionalisasi dalam bidang pendidikan, salah satunya melalui kerjasama dengan perguruan tinggi atau institusi lainnya di luar negeri. Kerjasama dengan perguruan tinggi lain dirasa sangat relevan dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, yang menuntut adanya peningkatan kualifikasi Sumber Daya Manusia yang merupakan tugas utama Perguruan Tinggi, sehingga lulusannya kelak mempunyai daya saing yang kuat, setidaknya di negeri sendiri.

Salah satu kerjasama yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas mahasiswa adalah program pertukaran pelajar dengan Perguruan Tinggi di luar negeri. Hal inilah yang menjadi bahasan dalam pertemuan antara perwakilan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) dengan beberapa pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia di gedung Prof. Dr. Ace Partadiredja (16/2). Pertemuan antara USIM dan UII ini bukanlah yang pertama kalinya karena sebelumnya pada akhir 2014, kedua belah pihak telah menandatangani Nota Kesepahaman dalam hal Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pada pertemuan kali ini perwakilan USIM yang dipimpin oleh Dr. Siti Nurazira Mohd Daud selaku Deputy Dean (Academic and Research) dan didampingi oleh Dr. Syadiyah Abdul Shukor, Mrs. Norhaziah Nawai dan serta Mrs Nuraina Hanipah bermaksud untuk mendiskusikan penyetaraan kualifikasi beberapa mata kuliah yang dapat dimasukkan dalam program pertukaran pelajar antara USIM dan UII yang nantinya akan dituangkan dalam Memorandum of Agreement (MoA).

Dekan FE UII, Dr. D. Agus Harjito, M.Si. dalam sambutannya  menyampaikan harapannya agar program pertukaran pelajar ini bisa berjalan mulai tahun ajaran baru 2015/2016. Menanggapi hal tersebut, Dr. Siti Nurazira juga sepakat untuk merealisasikan program pertukaran pelajar pada tahun ajaran mendatang untuk segera merealisasikan nota kesepahaman yang telah ditandatangani sebelumnya. Tampak pula hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Dekan FE UII, Suharto, S.E., M.Si dan para Ketua dan Sekretaris Program Studi di lingkungan FE UII termasuk pimpinan Program Internasional.

Hasil pada pertemuan ini adalah tercapainya kesesuaian pada 8 mata kuliah yang ada di USIM dan di FE UII untuk digunakan dalam implementasi program pertukaran pelajar. Semua mata kuliah yang akan digunakan dalam program pertukaran pelajar minimal memiliki 80% kesesuaian agar memudahkan kedua belah pihak untuk memasukkannya ke dalam kurikulum. Nurazira menjelaskan bahwa program pertukaran pelajar ini rencananya akan diikuti oleh mahasiswa yang menempuh semester ke 3 dan ke 5. “Program Kerjasama yang dijalin dengan UII tidak hanya untuk pertukaran pelajar, tetapi juga akan ditindaklanjuti untuk program kerjasama lainnya, seperti pertukaran dosen selama 1 semester dan kolaborasi penelitian”, terang Nurazira. Program pertukaran pelajar ini rencananya akan diumumkan kepada mahasiswa awal semester genap 2014/2015 mendatang. Di akhir pertemuan, Dekan FE UII berharap agar kerjasama antara UII dan USIM dapat berjalan dengan lancar.

2015.02.17.usim Dalam rangka proses internasionalisasi pendidikan, Universitas Islam Indonesia (UII) terus berupaya untuk mewujudkan berbagai macam program kerjasama yang melibatkan universitas atau instansi pendidikan di luar negeri. Terlebih menjelang pelaksanaan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang sudah di depan mata, maka tentunya kerjasama tersebut perlu semakin digalakkan. Seperti salah satunya dalam sektor peningkatan kualifikasi lulusan dan peningkatan mutu pendidikan agar lulusan UII mempunyai daya saing yang kuat dan sejajar dengan lulusan PT dari negara ASEAN lainnya.

Guna mendukung proses realisasi internasionalisasi pendidikan tersebut maka dilaksanakan pembahasan kelanjutan kerjasama yang lebih riil antara UII dengan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Pembahasan kerjasama yang difokuskan pada aspek pertukaran pelajar ini berlangsung pada Senin (16/2) di Gedung Ace Partadiredja, FE UII.

Delegasi USIM direpresentasikan oleh Deputy Dean (Academic and Research) Dr. Siti Nurazira Mohd Daud, Head of Program Bachelor of Marketing Financial Services Dr. Syadiyah Abdul Shukor, Vice Head of Program Bachelor of Marketing Financial Services Mrs. Norhaziah Nawai, serta Assistant Registrar Mrs. Nuraina Hanipah. Sementara perwakilan UII direpresentasikan oleh pimpinan FE UII, mulai dari dekan hingga pimpinan di tingkat prodi.

Pada sambutan pembukaannya, Dekan FE UII, Dr. Drs. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si menyampaikan harapannya agar program pertukaran pelajar ini bisa berjalan mulai tahun ajaran baru 2015/2016. Menanggapi hal tersebut, Siti Nurazira juga sepakat dengan mengemukakan bahwa tujuan dari kedatangan rombongan dari USIM adalah untuk merealisasikan MOU yang telah tandatangani bulan Desember 2014 lalu.

Pertemuan tersebut juga membahas mix and match kurikulum yang sesuai untuk program pertukaran pelajar. Hal ini terkait 8 mata kuliah yang setara dan memiliki kesamaan 80% yang bisa untuk menggantikan mata kuliah yang akan diambil selama satu semester pada semester ke 3 dan ke 5. Selain itu, disinggung juga dalam pertemuan, wacana ke depan untuk pertukaran staf pengajar selama 1 semester. Di akhir pertemuan, Agus Hardjito berharap agar Nota Kesepakatan antara UII dan USIM dapat berjalan dengan lancar.

Beasiswa Hafiz Alquran Sebagai universitas bercorak keislaman, UII terus berupaya mencetak insan-insan intelektual muslim yang tidak hanya piawai dalam menguasai aspek keilmuan akademis namun juga pengetahuan keagamaan. Hal ini sejalan dengan cita-cita pendiri UII yang menginginkan agar kampus kebangsaan ini dapat menghasilkan insan ulil albab sekaligus cendekiawan muslim. Oleh karenanya, UII terus berupaya mendorong para mahasiswanya untuk mampu menjadi insan yang memiliki karakter luhur tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan UII adalah dengan memberikan beasiswa bagi para mahasiswanya yang memiliki prestasi.

Jika biasanya prestasi identik dengan hal yang bersifat akademis, beasiswa prestasi yang ada di UII juga mencakup beasiswa bagi para mahasiswa yang menjadi penghafal Al-Qur’an. Bagi para mahasiswa yang memiliki kemampuan itu, UII memberikan beasiswa berupa bebas biaya pendidikan hingga mereka menyelesaikan studinya di UII termasuk living cost sebagai insentif tambahan.

Seperti disampaikan oleh Direktur Kemahasiswaan UII, Beni Suranto, ST., M.Soft.Eng kepada awak Humas UII di ruang kerjanya, Selasa (3/2). Menurutnya, hal ini sebagai bentuk apresiasi UII kepada para mahasiswanya agar semakin terdorong untuk mencetak prestasi lebih. “Prestasi itu kan bermacam-macam, ada yang akademik, olahraga, maupun kesenian. Kita memang memiliki banyak skema beasiswa untuk kategori mahasiswa berprestasi. Namun saya rasa skema beasiswa hafidz/hafidzah inilah yang unik di UII”, tuturnya. Program beasiswa yang telah dimulai sejak tahun 2013 silam tersebut terdiri dari dua kategori, yakni hafalan 30 juz dan hafalan 15 juz.

Ia menceritakan pada tahap awal, Direktorat Kemahasiswaan memberikan sosialisasi intensif kepada para mahasiswa UII perihal beasiswa tahfidz. Selanjutnya diadakan seleksi administratif dan seleksi uji kompetensi oleh tim bagi para mahasiswa yang mendaftar. “Seleksi yang kami lakukan meliputi kekuatan hafalan, cara membaca (fashohat), dan tajwid”, tambahnya. Para peserta yang dinyatakan lolos seleksi tahap akhir kemudian diajukan ke Rektor UII untuk mendapat persetujuan dan pengesahan.

Lantas bagaimana model pembinaan bagi para mahasiswa penghafal Qur’an tersebut?. Beni menjelaskan secara periodik akan dilakukan evaluasi hafalan. “Kita juga mewajibkan mereka untuk mengikuti ajang MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) baik di tingkat UII maupun nasional. Di samping itu, mereka juga wajib menjaga indeks prestasinya agar tetap baik. Hal ini kita lakukan agar mereka dapat semakin berkembang”, tandasnya. Ditambahkan olehnya, dengan adanya program menyimak bacaan Al-Qur’an yang diadakan DPPAI UII, juga melibatkan para mahasiswa penghafal Qur’an di UII.

Ia berharap ke depan program ini akan semakin banyak menjaring bibit-bibit berprestasi insan akademis penghafal Al-Qur’an. “Seleksi penerimaan mahasiswa baru UII mulai tahun ini juga memiliki skema tersendiri bagi para peserta yang hafal Al-Qur’an. Mereka masuk dalam kategori Penelusuran Siswa Berprestasi yang dapat langung diterima di program studi yang mereka kehendaki”, pungkasnya.