Alumni - Eny Rahmah Kisah sukses seseorang dalam menjalankan perannya tentu sangat menarik untuk disimak. Berbagai latar belakang pendidikan, ekonomi dan finansial selalu menjadi cerita disetiap perjalanan seseorang dalam meraih mimpinya. Seseorang harus melewati berbagai halangan dan rintangan sebelum menuai sebuah kesuksesan. Tak jarang orang memiliki kemampuan multi-tasking dan multi-talented yang sangat baik. Maka dari itu banyak orang yang menangani lebih dari satu bidang pekerjaan dalam kesehariannya.

Read more

kulper Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar acara kuliah perdana bagi mahasiswa baru pada jenjang Sarjana dan Ahli Madya. Untuk tahun akademik 2015/2016 ini, sejumlah 5.386 generasi muda pilihan telah tercatat sebagai warga baru di berbagai program studi di UII, yang terseleksi dari 27.654 pendaftar.

Disampaikan Wakil Rektor I UII, Dr. –Ing. Ilya Fajar Maharika, MA. dalam laporannya, jumlah pendaftar UII pada tahun ini yang menembus angka 27.654 secara umum mengalami peningkatan sejumlah 5,36% dibanding tahun akademik 2014/2015 dengan jumlah pendaftar 26.248. Hal ini selain menunjukkan semakin kuatnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan yang diselenggarakan juga menunjukkan semakin ketatnya proses seleksi mahasiswa baru di UII.

Beberapa program studi menunjukkan kenaikan pendaftar yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. Beberapa kenaikan seperti disampaikan Ilya Fajar Maharika terjadi pada Program Studi Pendidikan Kimia sejumlah 450%, Program Studi Ilmu Komunikasi 349,09% dan D3 Akuntansi sejumlah 150%.

Lebih dari sekedar tempat belajar, UII juga merupakan ajang yang baik untuk mengembangkan semangat kebangsaan, diantaranya melalui interaksi dengan mahasiswa dari berbagai daerah. Dituturkan Ilya Fajar Maharika, mahasiswa angkatan 2015 ini berasal dari lengkap semua provinsi di Indonesia yang tersebar cukup merata. Jika ditinjau 10 besar provinsi asal mahasiswa, provinsi Jawa Tengah masih menempati posisi pertama diikuti, D.I. Yogyakarta dan Jawa Barat.

Sementara Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, MSc. menyampaikan, dari sekian banyak peserta seleksi masuk UII terdapat 1.743 mahasiswa baru yang berhasil diterima kuliah di UII melalui jalur tanpa tes, dikarenakan berprestasi baik di bidang akademik maupun di bidang lainnya. Termasuk di antaranya adalah 40 orang yang lolos melalui jalur hafidz Quran. “Mahasiswa baru termuda yang lolos melalui jalur hafidz quran ini berusia 16 tahun, atas nama Muhammad Taufiqurrahman asal Yogyakarta,” tuturnya.

Dr. Harsoyo berharap, potensi-potensi luar biasa yang dimiliki para mahasiswa baru tersebut dapat terus dikembangkan di UII dan memberikan inspirasi bagi mahasiswa yang lain untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan.

Selain itu dalam acara kuliah perdana ini juga disampaikan kuliah umum oleh Founder dan CEO PT Manajemen Kinerja Utama, Yodhia Antariksa, M.Sc. inHR, yang juga Alumni Program Studi Manajemen UII. Dihadapan mahasiswa baru UII, Yodhia Antariksa menyampaikan materi dengan judal 4 Mindset Kunci menjadi Mahasiswa Sukses dan Tercerahkan.

sumber: www.uii.ac.id

ICOI Banyak cara bagi generasi muda bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan ini. Niat dan tekad yang kuat untuk terus berkiprah dan berprestasi dalam dunia pendidikan adalah salah satu cara untuk dapat membawa nama baik Indonesia diranah internasional. Ilmu pengetahuan yang terus berkembang memaksa para generasi muda untuk selalu meningkatkan knowledge dan skill yang dimilikinya.

Jalan yang dipilih oleh tiga mahasiswi Progam Studi Manajemen Universitas Islam Indonesia ( FE UII) adalah dengan mengembangkan kemampuan dalam membuat karya tulis ilmiah. Ketiga mahasiswi tersebut adalah Meiga Rachmawati Putri, Pradita Nindya Aryandha merupakan mahasiswa reguler, dan Annisaa Lathiip merupakan mahasiswa dari Program Internasional (IP). Mereka mengikuti ajang International Conference of Organizational Innovation (ICOI) 2015 di Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta pada (6/8) lalu.

Mereka terpilih menghadiri acara tersebut setelah melalui seleksi karya ilmiah berskala international. Di mana peserta yang terpilih berasal dari 12 negara yakni, Indonesia, Taiwan, China, India, Italy, Austalia, Saudi Arabia, Lithuania, Brazil, Thailand, Pakistan, dan Czech Republic. Ada 142 buah paper yang dipresentasikan dalam konferensi tersebut yang berasal dari bidang administrasi bisnis, studi kasus, perilaku konsumen, ekonomi dan sosiologi, administrasi pendidikan, kewirausahaan, manajemen keuangan, manajemen umum, pendidikan tinggi, manajemen industri, desain industri, desain produk, manajemen inovasi, manajemen informasi, manajemen pemasaran, manajemen pengetahuan, perilaku organisasi, manajemen kinerja, administrasi publik, manajemen pariwisata dan katering serta bidang-bidang lainnya.

Bagi Nidya, keikutsertaannya sebagai presenter dalam ICOI kesembilan pada tahun 2015 di Yogyakarta memberi kesan yang mendalam. “Pengalaman baru dan sangat berharga. Apalagi saya adalah peserta termuda yang diundang sebagai presenter. Pasti ilmu ini bermanfaat untuk ke depannya”. ungkapnya. Meskipun Nindya dan Annissa sudah menjadi alumni UII, tetapi mereka senang dapat membawa nama UII dan Indonesia di ajang internasional tersebut.

Dalam ajang tersebut, tiga serangkai ini mendapatkan bimbingan dari dosen tetap Prodi Manajemen FE UII. Nidya mempresentasikan papernya yang berjudul “The Young Eagle: Exploring the Sky, Swallowing the Horizon (A case Study of Entrepreneur Students). Dalam penyusunannya, Nindya dibimbing oleh Dra. Trias Setiawati, M.Si. Meiga meyajikan papernya yang berjudul “Never Stop, Giving a Life Light (Case Study of Female Leadership in Developing Family“, yang mendapat bimbingan dari Drs. Arif Hartono, M.SHRM, Ph.D dan Annisa mempresentasikan “The Influence of Employee Engagement and Burnout on Performance (A Case Study in Bank Tabungan Negara (BTN) Yogyakarta“. yang dibimbing oleh Drs. Arif Hartono, M.SHRM, Ph.D.  Ketiganya sukses dalam mempresentasikan masing-masing papernya dalam ICOI 2015.

ICOI merupakan ajang konferensi international kelas dunia yang tahun ini sudah memasuki tahun kesembilan. Tujuan dari konferensi ini yaitu untuk mempromosikan pembelajaran dari satu sama lain dengan bertukar ide dan pandangan serta membangun jaringan. Selain itu untuk melayani sebagai saluran utama berbagi pengetahuan dan promosi innovasi international.”Menyenangkan bisa mempresentasikan hasil penelitian saya di konferensi yang berstandar international ini.” kata Meiga. Mereka bertiga berharap agar mahasiswa UII termotivasi untuk mengikuti ajang seperti ini agar generasi muda Indonesia menjadi generasi berwawasan internasional sehingga Indonesia dapat berdaya saing tinggi di era globalisasi.

Denny Nielment Setiap individu tentunya memiliki keragaman hobi. Awal dari hobi tersebut dapat tercipta karena berbagai alasan, misalnya berawal dari kegiatan yang terus dilakukan sehingga menjadi sebuah kebiasaan. Saat ini, banyak kalangan muda yang menjadikan hobinya sebagai ranah untuk memperoleh penghasilan, baik penghasilan tambahan ataupun sebagai penghasilan utama.

Denny Neilment, seorang pecinta kopi asal Padang, Sumatera Barat adalah salah satunya. Awal mulanya dari kebiasaan dengan 30 teman lainnya saat menimba ilmu di pesantren. Denny, begitu ia disapa, mulai mencintai kopi yang dibuat ala kadarnya. Kebiasaan minum kopi yang dilakukannya di kamar pesantren yaitu untuk menciptakan keakraban dengan rekan pesantrennya yang berasal dari seluruh penjuru daerah di Indonesia bahkan dunia. Denny mengaku bahwa hal tersebut merupakan alasan ia mendoktrin dirinya menyukai kopi.

Pada tahun 1998, Denny memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Yogyakarta. Setahun kemudian, Denny memilih kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) pada Progam Studi Manajemen dan mengambil International Program (IP) sebagai tempatnya mencari ilmu. Saat kuliah, Denny mengaku dekat dengan 4 rekannya yang berasal dari Aceh, Jakarta, Semarang dan Pati. Bersama keempat rekannya inilah Denny sering “nongkrong” menikmati kopi sambil bercengkerama. Pengalaman sering diusir oleh pemilik warung kopi dan keinginan memiliki warung kopi sendiri merupakan awal mula kelima mahasiswa ini terpikir untuk membuat suatu bisnis, dimana bisnis tersebut merupakan suatu hal yang mereka gemari.

Niat dan tekad yang kuat, juga kemampuan yang dimiliki menjadi modal mereka untuk mendirikan Coffee Shop secara mantap. Hingga pada akhirnya Coffee shop itu bernama Keiko. Banyak cerita unik dibalik berdirinya Outlet pertama Keiko. Salah satunya yaitu bagaimana Denny dan empat rekan bisisnya berusaha mengumpulkan modal awal yang terbilang cukup besar pada saat itu. Berbekal pengalaman membuat prosposal ketika menjadi panitia diberbagai event semasa kuliah, Denny membuat propasal yang kemudian disebarkan dengan harapan bisa mendapatkan donatur untuk mendirikan Keiko. Sayangnya, strategi mereka kali ini belum berhasil. Strategi pun diubah dengan menjadikan mahasiswa yang memiliki kemampuan  ekonomi diatas rata-rata menjadi sasaran untuk menyumbangkan modal ke Keiko. Alhasil strategi ini membuahkan hasil. Separuh dari modal awal yang diperlukan pun berhasil diperoleh.

Outlet pertama Keiko resmi berdiri pada September 2004. Jatuh bangun dalam merintis bisinis Coffee Shop ini dijadikannya pelajaran yang berharga kedepannya. “Perlu disyukuri jika kita punya bisnis yang sama dengan hobi kita”.  ungkapnya. Sampai saat ini ada kurang lebih 10 outlet Keiko yang tersebar di Indonesia dan akan terus bertambah. Salah satunya akan didirikan di area kampus UII. Dimana yang mengelola  Keiko adalah mahasiswa UII sendiri. Berbagai bentuk kerjasama antara Keiko dengan UII yang ditawarkan oleh Denny. Hal ini menjadi bukti bahwa Denny tidak melupakan almamater yang telah berjasa dalam pembentukan mental, softskill dan hardskill dalam merintis bisnisnya.

MTQ UII Perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Tingkat Nasional 2015 akan resmi dilangsungkan pada 1-8 Agustus mendatang di Kampus Universitas Indonesia, Depok. Lomba MTQ merupakan salah satu perlombaan bergengsi tingkat nasional yang diikuti oleh mahasiswa seluruh Indonesia, memperlombakan berbagai macam kategori di bidang tilawah, tartil, tahfidz, karya tulis, dan aplikasi komputer Al-Qur’an.

Dalam rangka mengikuti perlombaan tersebut, Universitas Islam Indonesia hari ini (30/7) melepas keberangkatan 22 mahasiswa MTQ dari berbagai fakultas bertempat di Ruang Sidang Utama Lantai 4 Gedung Rektorat UII GBPH Prabuningrat. Acara pelepasan pemberangkatan delegasi langsung diimpin oleh Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., dengan didampingi oleh Wakil Rektor III Dr. Abdul Jamil, SH., MH., dan Direktur Direktorat Pembinaan Bakat Minat dan Kesejahteraan Mahasiswa (DPBMKM) Beni Suranto, ST., M.Soft.Eng.

Dalam sambutannya Harsoyo menyampaikan bahwa setiap mahasiswa yang mengikuti MTQ adalah representasi dari UII, dengan kata lain apapun yang dilakukan nantinya akan mencerminkan UII sebagai institusi.

“Maka dari itu kepada setiap mahasiswa peserta MTQ untuk selalu menjaga integritas dan nama baik UII disana, terutama dalam hal menjaga nilai-nilai Keislaman”, ungkap Harsoyo.

Selanjutnya Abdul Jamil menambahkan terkait dengan upaya UII yang dalam waktu dekat akan membentuk suatu komunitas MTQ di UII. Dengan komunitas itu diharapkan akan mendorong prestasi mahasiswa dalam bidang Keislaman, disamping juga sebagai bentuk dakwah UII kepada mahasiswa.

Untuk diketahui bahwa 22 delegasi mahasiswa dengan 2 official dari UII tersebut akan mengiktui lomba MTQ yang terbagi dalam 12 kategori dari total 13 kategori yang dilombakan, sebagai penutup, atas Ridho dari Allah SWT semoga delegasi UII bisa meraih hasil yang terbaik.

sumber: uii.ac.id

hrd Menempuh studi keluar negeri merupakan pengalaman yang membanggakan. Selain mendapat pengalaman baru dan teman baru, menempuh studi di luar negeri membuka kesempatan untuk mempelajari budaya yang ada di Negara lain. Mengikuti student exchange adalah keinginan Nur Jannah, mahasiswi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) sejak duduk dibangku SMA. Setelah mengikuti program volunteer di Bulgaria padatahun 2013 yang diadakan oleh AIESEC, Jannah kembali mengukir prestasi dengan mengikuti student exchange atau pertukaran pelajar selama satu semester yang diadakan di Solbridge, Korea pada bulan Februari hingga Juni 2015. Program ini diikuti oleh beberapa negara antara lain Indonesia, Rusia, Kazakhstan, Jerman, China, dan beberapa negara di benua Eropa lainnya. Dalam program student exchange tersebut, Indonesia mengirim 9 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Dalam kesempatan ini, UII mengirimkan dua orang sebagai wakil dalam program student exchange tersebut.

Jannah menyampaikan bahwa program student exchange ini menanamkan bagaimana caranya untuk bersosialisasi dengan teman negara lain dan melatih untuk hidup mandiri. “Student exchange ini sangat bermanfaat untuk diri sendiri sembari menuntut ilmu kita juga bisa menambah pengalaman yang sangat bermanfaat untuk saat ini dan dapat juga untuk masa depan” ujarnya.

Peserta yang mengukuti program ini mendapatkan kesempatan untuk memilih mata kuliah sendiri dan boleh memilih mata kuliah yang berbeda dengan mata kuliah yang ada di universitas di Indonesia. Selain dalam bidang akademik, mereka juga diberi kesempatan untuk melakukan bakti sosial maupun vacation vacation yang diadakan oleh pihak Solbridge.

Jannah pun menyarankan kepada mahasiswa dan mahasiswi yang ingin mengikuti student exchange harus berani mencoba setiap peluang yang ada, diterima atau tidak bukanlah halangan. Selain itu, harus aktif dalam mencari informasi tentang student exchange karena sebenarnya banyak mahasiswa yang kehilangan kesempatan untuk mengikuti student exchange karena kurang aktif dalam mencari informasi-informasi mengenai student exchange.