uii Sehubungan makin maraknya penipuan menggunakan media short message service (SMS) mengatasnamakan pimpinan UII, ataupun konfirmasi melalui telepon dengan sasaran Tenaga Kependidikan UII, dengan modus;

Memberitahukan bahwa penerima SMS ditunjuk untuk mendampingi Pimpinan Universitas pada RakerNas Peningkatan Mutu dan Kinerja Tenaga Kependidikan dari Ditjend Dikti Kemendiknas, yang akan dilaksanakan pada Tgl. 3-4 Oktober 2015, di Hotel Grand Cempaka Jakarta,

Maka dengan ini dihimbau agar para Tenaga Kependidikan UII untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi dengan memverifikasi ulang terlebih dahulu tentang kebenaran informasi yang didapat kepada pemegang otoritas baik universitas maupun fakultas.

sumber: www.uii.ac.id

Jurnal Upaya peningkatan kualitas dosen pengajar di Universitas Islam Indonesia (UII) terus dilakukan, salah satunya adalah dengan mendorong dosen-dosen untuk meningkatkan publikasi ilmiah pada jurnal internasional. Dalam rangka realisasi dari upaya tersebut, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII hari ini (25/09) menggelar workshop dengan tema penulisan artikel Ilmiah untuk jurnal internasional bertempat di Ruang Sidang Lantai 2 Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Sardjito UII.

Turut hadir membuka acara tersebut Wakil Rektor I UII Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI., dan Direktur DPPM UII Prof. Akhmad Fauzy, Ph.D., selain itu juga mengundang pemateri Prof. Dr. M. Aris Marfai, M.Sc., dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan Jaka Sriyana, Ph.D. dari UII.

Dalam sambutannya, Ilya Fadjar menyampaikan bahwa penyelenggaraan workshop kali ini sangat relevan dengan cita-cita UII untuk menjadi research university, dalam rangka mewujudkancita-cita tersebut dosen-dosen di UII perlu didorong untuk melakukan penelitian dan publikasi ilmiah di jurnal-jurnal Internasional.

“Namun demikian UII tetap harus mempertahankan budaya teaching university karena pada dasarnya ruh dari sebuah instansi pendidikan terutama perguruan tinggi adalah pengajarannya”, imbuh Ilya Fadjar

Selanjutnya Akhmad Fauzy memaparkan dalam laporannya bahwa selain dari dosen UII workshop kali ini juga diikuti oleh dosen-dosen dari 14 perguruan tinggi di DIY dan Jateng. Sementara tujuan dari gelaran workshop ini adalah untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman dosen-dosen terkait dengan pedoman serta trik-trik penulisan artikel ilmiah agar bisa tembus di jurnal internasional.

sumber: www.uii.ac.id

Keutamaan dalam kurban merupakan sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasullullah SAW, apakah qurban itu?” Rasullullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?” Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan,” (HR. Ahmad dan ibn Majah)

Setiap umat beragama pastinya selalu merayakan hari raya mereka setiap tahunnya. Begitu pula umat muslim. Dalam memperingati hari raya Idul Adha, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) bersama Jama’ah Al Muqtasidin melaksanakan kurban untuk mengisi perayaan Idul Adha 1436 H. Disamping itu juga  melangsungkan shalat Idul Adha (24/09) bersama di FE UII yang diimami oleh Lanjar Kurniawan, S.T dan khotib Priyonggo Suseno, S.E,. M.Sc. Setelah itu dilanjutkan dengan pelaksanaa kurban di Bantul. Pemilihan lokasi penyenbelihan binatang kurban ini dengan meihat kondisi masyarakat setempat dan pembagian daging kurban lebih diprioritaskan ke daerah-daerah terpencil.

Menurut pengakuan Briandana Oktavian salah satu anggota JAM FE UII dan pengurus hari raya Idul Adha “tahun ini hewan qurbannya di salurkan ke tiga desa di Bantul” alasan disalurkan ke Bantul karena pihak kampus tidak mengizinkan hewan kurban disembelih di lingkungan FE UII. Briandana menambahkan bahwa berbeda dengan tahun sebelumnya dimana perayaan Idul Adha dilaksanakan di lingkungan FE UII. Lebih tepatnya dilaksanakan di depan area gedung Internasional Program (IP) FE UII dengan total qurban 2 ekor kambing. Banyaknya jumlah hewan kurban membuat proses penyembelihannya dapat dilakukan di lingkungan FE UII.

Pada Idul Adha 1436 H kali ini, FE UII berkurban lebih banyak dari tahun lalu yaitu 6 ekor kambing. Minimnya tempat di FE UII untuk proses penyembelihan 6 ekor hewan kurban menjadi alasan pihak kampus tidak mengizinkan penyembelihan hewan kurban di lingkungan FE UII. Disisi lain, penyembelihan hewan kurban di Bantul agar dapat berbagi kepada saudara-saudara yang lebih membutuhkan dan berbagi kebaikan dihari yang suci.

Public Speaking Dalam sebuah acara, kehadiran seorang pembawa acara atau master of ceremony (MC) dinilai sangat penting. MC tidak sekedar membacakan susunan acara, namun juga turut merancang, mengarahkan, dan mengendalikan acara. Tujuan dari peran MC adalah menyukseskan berlangsungnya acara dengan tertib lancar, tepat waktu, dan sesuai dengan temanya. Untuk dapat menjalankan perannya tersebut, tentunya MC perlu menguasai beberapa kecakapan khusus. Salah satu kecakapan yang penting dimiliki MC adalah kemampuan berbicara di depan publik (public speaking). Kemampuan public speaking selain dibangun lewat pengalaman juga dapat dipelajari lewat pelatihan atau workshop.

“Public speaking meliputi pengetahuan, seni, dan keterampilan menyampaikan pesan di depan umum dengan lancar, runtut, menarik, dan berpengaruh”, terang Drs. Imam Mujiono, M.Ag ketika menyampaikan pelatihan Public Speaking dan MC di hadapan para pembawa acara di lingkungan UII. Training yang diprakarsai oleh Direktorat Humas UII ini diadakan di GKU Prof. dr. Sardjito, kampus terpadu UII pada Kamis (17/9). Peserta dari training ini meliputi tenaga kependidikan, perwakilan lembaga kemahasiswaan, dan mahasiswa marketing communication di lingkungan UII.

Disampaikan oleh Imam Mudjiono, seorang yang tertarik menjadi pembawa acara harus memiliki passion yang tinggi, kepribadian menarik dan simpatik, dan ditunjang dengan keinginan kuat untuk terus belajar. “Profesi MC harus dijalani dengan profesional dan sungguh-sungguh sebab kredibilitas dan reputasi MC seringkali menyebar dengan cepat lewat penilaian para hadirin yang mendatangi suatu acara”, tambah dosen yang telah malang melintang sebagai MC di tingkat nasional ini. Seringkali MC tampil kurang maksimal padahal ia tengah banyak dinilai oleh para hadirin.

Selain itu, Imam Mudjiono juga menambahkan bahwa MC harus memiliki komunikasi verbal dan non verbal yang baik. Komunikasi verbal menyangkut kemampuan MC dalam mengolah kata, seperti durasi, tempo, diksi, intonasi, dan penekanan kata. Sedangkan komunikasi non verbal meliputi bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan antusiasme.

Di akhir acara, Imam Mudjiono mengajak para peserta untuk mempraktekkan kemampuannya sebagai pembawa acara kemudian dievaluasi oleh para peserta lainnya. Para peserta nampak antusias dan sangat tertarik mengikuti setiap sesi materi yang terlihat dari banyaknya pertanyaan yang ditujukan kepada pembicara.

sumber: www.uii.ac.id

Radhar Panca Dahana Pancasila sebagai dasar Negara bangsa Indonesia hingga sekarang telah mengalami  perjalanan waktu yang tidak sebentar, dalam rentang waktu tersebut banyak hal atau peristiwa yang terjadi menemani perjalanan pancasila, sehingga berdirilah pancasila seperti sekarang ini di depan semua bangsa Indonesia. Begitu juga dengan ekonomi yang merupakan hal yang sangat erat dengan kehidupan kita. Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini jauh dari dasar pancasila yaitu dari landasan negara kita. Pancasila bukan berarti hanya terkait dengan pasal-pasal yang dijabarkan dalam Undang Undang Dasar 1945, tetapi juga menjadi implementasi dari kehidupan kita.

Ekonomi cukup kritik budaya pada kapitalisme merupakan sebuah buku yang sangat menarik ditulis oleh Radhar Panca Dahana yang merupakan seorang sastrawan, jurnalis sekaligus pegiat teater. Radar menyelesaikan studi sosiologi di FISIP Universitas Indonesia  dan Program Pasca Sarjana di EHESS Paris, Prancis. “Tentu saja bukan karena saya menganggap diri ekonomi atau pengamat ekonomi, sekurangnya memiliki sedikit formasi akademik di bidang ekonomi, lalu saya berani menyusun buku yang berfokus pada perihal ekonomi dari seluruh isinya” ungkap penulis dalam kata pengantar bukunya.

Acara diskusi dan bedah buku Ekonomi Cukup Kritik Budaya pada Kapitalisme berlangsung pada hari (18/09) pukul 15.30 WIB yang bertempat di ruang P1/2 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII). Acara bedah buku ini dihadiri oleh beberapa dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi UII. Sambutan pertama oleh Dekan Fakultas Ekonomi Drs. D. Agus Hardjito M.Si., Ph.D., CFP dan GKR Hemas yang secara resmi membuka acara ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kita harus memperjuangkan ekonomi sesuai dengan harapan masyarakat karena sampai saat ini belum bisa, sehingga setiap daerah harus bisa menjadi satu forum agar tujuan tersebut tercapai.

Diskusi ini diadakan dengan tujuan agar masyarakat sadar bahwa kita sudah berlari jauh dari ekonomi yang dikibarkan besar-besaran oleh para leluhur kita yaitu ekonomi yang berakarkan budaya ekonomi cukup. Handoyo Wibisono sebagai pembicara kedua dalam acara bedah buku kali ini mengatakan, “Buku ini merupakan suatu penyadaran bagi kita bagaimana ekonomi negara kita perlu diperbaiki dan diluruskan kembali jangan sampai di jajah kembali oleh pihak asing”. Buku ini dilahirkan dengan sebuah keresahan dan kepedulian akan sebuah fenomena kehidupan ekonomi Indonesia saat ini. Dalam bukunya, penulis ingin membongkar seluruh pemikiran ekonomi saat ini yang dianggap normal. Kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dianggap sebagai hal yang tidak normal dan keserakahan menjadi hal yang dianggap normal.

Protokol Sebuah institusi pada umumnya memiliki serangkaian aturan atau tata cara yang menjadi rujukan ketika mengadakan acara resmi dan menyambut tamu yang berkunjung ke institusi tersebut. Aturan ini meliputi tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan untuk menghormati tamu sesuai  dengan jabatan dan kedudukan yang disandangnya. Hal inilah yang dikenal dengan keprotokolan. Fungsi keprotokolan dinilai vital untuk merepresentasikan citra yang dimiliki oleh institusi kepada dunia luar. Dengan memiliki fungsi protokol yang baik, sebuah institusi dapat memperoleh kesan positif yang semakin memperkuat citranya.

Sebagaimana disampaikan oleh Tubagus M. Nafia, pembicara dari Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI ketika menyampaikan materi pada acara Workshop Keprotokolan yang digelar oleh Direktorat  Humas UII. Workshop yang mengangkat tema, “Empowering Institution through Protocol Knowledge” ini berlangsung di GKU Prof. Dr. Sardjito, kampus terpadu UII, Rabu (16/9). Para peserta yang hadir merupakan tenaga kependidikan yang bertugas sebagai protokol  baik di tingkat unit, fakultas, maupun universitas.

Dikatakan oleh Tubagus M. Nafia, aturan keprotokolan yang diterapkan untuk protokol kenegaraan pada dasarnya dapat berlaku secara universaal dan menjadi acuan baik bagi institusi pemerintahan atau non-pemerintah. Terdapat seluk beluk aturan protokol yang perlu dipahami ketika menyelenggarakan acara resmi atau menyambut tamu. “Kunci sikap seseorang yang bertugas sebagai protokol adalah keramahan kepada siapa saja, perhatian kepada orang lain, helpful, toleran, dan pandai mengendalikan  emosi”, jelasnya.

Di samping itu, penguasaan etika juga sangat penting ketika menyambut tamu. Tubagus M. Nafia menjelaskan beberapa etika yang perlu diperhatikan protokol, antara lain etika bersalaman, berbicara, duduk, berdiri, berjalan, etika di meja makan, serta mengadakan jamuan  bagi para tamu. Hal ini dijelaskan secara detail kepada segenap peserta acara. Pada sesi kedua, pembicara lain Rahmat Mutadi mengajak peserta untuk mempraktekkan kegiatan protokoler menyambut tamu luar negeri.

Wakil Rektor II UII,  Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya peran protokol dalam merepresentasikan citra positif UII kepada tamu-tamu yang berkunjung ke universitas. Melalui training ini, diharapkan dapat semakin menguatkan kapasitas dan membangun citra UII melalui fungsi keprotokolan yang baik.

“Dalam  konteks persaingan di antara perguruan tinggi yang semakin ketat, sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan citra yang dimiliki institusi. Hal  ini  dapat diawali dengan membentuk  kesan yang baik  kepada para tamu yang berkunjung. Dari sinilah, mereka akan memberikan penilaian terhadap UII”, jelasnya.

Sementara Direktur Humas UII, Karina Utami Dewi, S.IP, MA mengatakan kegiatan workshop keprotokolan dan public speaking kali ini merupakan bagian dari program pengembangan yang dilakukan Humas UII. “Kehadiran Bapak/Ibu sekalian dalam acara ini  sangat penting karena tentunya Direktorat Humas tidak dapat berdiri sendiri dalam menjalankan semua fungsi keprotokolan yang ada di universitas”, ujarnya. Di samping training keprotokolan, Direktorat Humas juga akan menyelenggarakan training public speaking dan master of ceremony di hari berikutnya.

sumber: www.uii.ac.id

Protokol 1

Semua makhluk yang ada di muka bumi diciptakan untuk taat beribadah kepada Allah SWT. Perwujudan dari ibadah ini dapat dilakukan dengan banyak cara. Sebagai seorang manusia yang beriman, makna ibadah tidak cukup hanya dimaknai dengan menjalankan shalat lima waktu, puasa, dan sedekah saja. Bekerja juga dapat bermakna ibadah kepada Allah SWT, karena sesungguhnya seseorang yang tengah menjalankan pekerjaannya adalah sedang berjuang mencari rezeki dari Yang Kuasa. Maka dari itu bekerja dengan niat untuk ibadah niscaya akan mendapat ridha dan pahala yang besar.

Menjamurnya bisnis terutama di bidang perbankan yang bergerak dalam konsep syariah membuat banyak pihak semakin sadar tentang bagaimana mengelola Sumber Daya Insani (SDI) yang dimiliki perusahaannya dengan berlandaskan aturan syariah. Pengelolaan SDI berbasis syariah saat ini mulai banyak dikembangkan oleh banyak perusahaan yang bergerak dibidang syariah seperti pada bidang perbankan. Harapan masyarakat tentu saja tidak hanya operasional perusahaan saja yang berbasis syariah, tapi juga sumber saya manusianya.

SDI syariah merupakan sebuah konsep pengelolaan SDI yang berlandaskan syariah dan tidak hanya fokus pada jumlah dan kualitas dari SDI itu sendiri, tetapi juga fokus pada bagaimana pembentukan karakter SDI yang harus sesuai dengan prinsip syariah. Pengembangan dari SDI syariah ini menuntut para manajer  HRD  perusahaan untuk fokus pada pengembangan ke arah syariah. Dimana landasan utama kinerja para karyawan adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Sesuai dengan landasan kinerja yang bertujuan sebagai ibadah, maka diharapkan  karyawan perusahaan dapat mengedepankan nilai etika dan perilaku yang sesuai dengan prinsip syariah.

Heri Sudarsono, SE., M.Sc., dosen program studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, menyatakan bahwa SDI yang tidak berbasis syariah bersifat lebih kapitalisme dimana orientasi utamanya adalah kompensasi, dan faktor untuk penyemangat kerjanya adalah tinggi rendahnya tingkat kompensasi. Sedangkan pada SDI yang berbasis syariah kompensasi bukanlah orientasi utama, karena pada dasarnya bekerja itu adalah ibadah dan bekerja itu untuk Allah SWT. Beliau juga menambahkan bahwa setiap manusia khususnya bagi yang muslim memiliki tujuan untuk mencari ridha Allah SWT sehingga kita sadar bahwa Allah selalu mengawasi kita, karena itulah jika kita mematuhi perintah Allah SWT maka kita akan terus kerja keras.

Rokhedi Tahun 2015 tahun ini merupakan tahun yang cukup berat bagi Bangsa Indonesia. Berbagai isu ekonomi melanda negeri ini. Krisis ekonomi dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Opini muncul dari berbagai pihak mengenai permasalahan krisis ekonomi dan solusi dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi yang terjadi. Salah satu isu ekonomi yang ramai dibicarakan pada saat ini adalah perlambatan ekonomi yang dialami Bangsa Indonesia.

Perlambatan ekonomi yang terjadi di Indonesia pada saat ini disebabkan oleh beberapa faktor. Baik faktor internal, maupun eksternal memiliki andil besar dalam kasus ini. Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika merupakan faktor yang melatarbelakangi terjadinya krisis keuangan di negeri ini. Oleh karena itu, pemerintah mengambil langkah dalam membenahi permasalahan ini dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi.

Krisis yang terjadi di tahun 2015 sementara ini hanya berimbas pada sektor keuangan, namun ditakutkan akan berimbas pada sektor riil. Paket kebijakan ekonomi yang diumumkan oleh pemerintah menurut pendapat Rokhedi Priyo Santoso, S.E., MIDEc selaku dosen prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia “efektivitas secara langsung nya mungkin tidak ada. Tidak secara langsung efektif untuk meredam gejolak krisis yang dipicu oleh krisis di sektor keuangan. Gejolak krisis di sektor keuangan merupakan pengaruh dari kekuatan global. Sementara deregulasi tidak cukup mempan untuk meredam gejolak yang ada disektor keuangan. Namun, pemerintah juga cukup pintar, bahwasannya kebijakan ini untuk meyakinkan investor, pihak asing bahwa Indonesia tidak tinggal diam.” Artinya dengan adanya krisis ini menjadikan Indonesia untuk merubah atau mereformasi untuk melakukan perubahan struktural.

Paket kebijakan ekonomi tahap pertama yang diumumkan pemerintah tanggal 9 September 2015, yang pertama adalah mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokrasi, penegakan hukum dan kepastian usaha. Yang kedua adalah mempercepat proyek strategis nasional , menghilangkan berbagai hambatan, sumbatan dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis nasional. Yang ktiga adalah meningkatkan investasi di sektor properti. “Inti dari paket kebijakan ekonomi ini adalah untuk meyakinkan bahwa Indonesia tidak tinggal diam menghadapi masalah krisis yang sedang dialami. Sehingga dalam kebijakan tersebut, pemerintah berharap investor yakin bahwa Indonesia bertindak seperti yang diharapkan,sementara tujuan lain dari kebijakan ini, memperkuat sektor riil, sehingga krisis keuangan tidak mengenai sektor riil.” Tutur beliau.

Sebelumnya, bila investor ingin masuk ke indonesia harus menghadapi banyak peraturan. Dengan adanya deregulasi, aturan yang dibuat oleh pemerintah akan dipersempit dan dipermudah. Menurut Beliau deregulasi bisa memangkas rantai korupsi. Mengapa? Kerena sebelum adanya deregulasi, investor yang akan berinvestasi di Indonesia harus mengeluarkan banyak uang, kompensasi ke oknum di pemerintahan juga tinggi. Sehingga dengan adanya deregulasi, maka alokasi dana bisa dialihkan untuk memproduksi barang lebih banyak dan memangkas rantai korupsi di pemerintahan. Pemerintah paling tidak telah menyakinkan calon investor bahwa Indonesia sudah bergerak on the right track. Paket kebijakan ekonomi ini sebenarnya merupakan investasi jangka panjang, jadi efeknya tidak secara langsung dapat meredam krisis ekonomi di sektor keuangan. Paket kebijakan ekonomi ini murni kebijakan di sektor riil.
Disamping itu pemerintah juga sedang berusaha menaikan pendapatan pajak. Jika pendapatan negara tinggi , maka belanja negara juga bisa tinggi. Belanja negara diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur atau proyek-proyek lainnya. Investasi di sektor properti yang dilakukan pemerintah sebenarnya dalam rangka mendorong lapangan kerja baru, konsumsi baru, selain itu juga menyediakan kebutuhan mendasar masyarakat. Disamping itu, investasi di sektor properti bukan hanya untuk masyarakat menengah saja,kalangan menengah keatas merupakan pangsa utama dari investasi properti. Sektor properti karakteristiknya cepat tumbuh . Ketika ada proyek-proyek pembangunan baru, pasti membutuhkan tenaga kerja, beberapa peluang kerja tercipta, masyarakat mempunyai pendapatan baru, dan konsumsi masyarakat meningkat. Sehingga sector produksi berkembang cepat. Daya tarik dari Indonesia sendiri adalah banyaknya penduduk sebagai konsumen pasar yang besar.

Krisis ekonomi yang terjadi saat ini merupakan imbas dari krisis keuangan global yang terjadi di dunia. Namun, apabila suku bunga The FED berubah, maka perekonomian dunia akan merespon hal tersebut. Krisis ini apabila terlalu lama terjadi akan merugikan Amerika juga. Karena daya saing ekspor Amerika akan ikut melemah. Apabila daya saing melemah, pertumbuhan ekonomi di Amerika ikut terkoreksi juga. Pertumbuhan ekonomi komponennnya terdiri dari pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan investasi nasional dan pemerintah.

MUN 2 Berada di ruang Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai perwakilan dari sebuah negara merupakan impian bagi setiap diplomat. Dalam forum yang prestisius tersebut, para diplomat yang mewakili kepentingan negaranya akan saling berdebat, bertukar pikiran, dan bernegosiasi untuk membahas suatu isu. Tujuan akhir yang ingin diraih tentunya adalah mencapai resolusi yang menguntungkan bagi semua pihak. Resolusi yang telah dicapai nantinya akan menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan di negara masing-masing.

Pengalaman seperti inilah yang juga dirasakan oleh para mahasiswa UII yang tergabung dalam komunitas Model of United Nations (MUN) UII. MUN UII merupakan komunitas yang mewadahi para mahasiswa UII yang tertarik menyelami dunia diplomasi layaknya seorang diplomat yang bekerja di PBB. Mereka rutin mengadakan diskusi dan simulasi sidang PBB sebagai salah satu aktifitas utamanya. Di tingkat internasional, komunitas serupa juga banyak bermunculan di berbagai universitas dunia. Secara periodik, komunitas MUN dari berbagai universitas ini akan mengadakan pertemuan untuk mensimulasikan sidang PBB yang dihadiri delegasi mahasiswa dari berbagai negara. Tidak sekedar bersidang mereka juga berkompetisi untuk memilih delegasi terbaik yang mampu memainkan peran diplomat.

Sebagaimana dikisahkan oleh Febri Tri Intan Azhana, mahasiswa IP Manajemen UII, salah seorang pencetus berdirinya komunitas MUN di UII. “Komunitas MUN UII hadir untuk mewadahi minat mahasiswa yang ingin tahu tentang seluk beluk dunia diplomasi di tingkat global, khususnya PBB. Keanggotaan kami terbuka untuk semua mahasiswa UII dari berbagai jurusan, tidak terbatas pada mahasiswa sosial politik saja”, tuturnya.

Menurutnya, isu diplomasi di PBB saat ini mencakup isu yang sangat luas mulai dari kesehatan, pendidikan, kebudayaan, dan sosial. Isu-isu ini terbagi ke dalam komite-komite di bawah PBB. Oleh karenanya, tidak jarang ia menemui di universitas lain mahasiswa dari jurusan eksakta, seperti Kedokteran dan Teknik juga aktif di komunitas MUN.

Ditambahkan oleh Febri, saat ini sudah menjadi keniscayaan bahwa mahasiswa UII harus aktif dalam berbagai kegiatan tidak hanya di lingkup kampus namun juga luar kampus. Hal ini penting agar mahasiswa mendapat wawasan yang luas. “Dengan aktif di komunitas MUN, kami belajar untuk tampil percaya diri ketika mempresentasikan isu di hadapan mahasiswa asing. Kami juga belajar tentang bahasa asing dan pergaulan dengan komunitas mahasiswa global”, tambahnya.

Berangkatkan Delegasi ke Imperial College, London

Komunitas MUN UII mendapat kesempatan perdana mengikuti kompetisi MUN di tingkat global dalam London International Model United Nation (LIMUN) yang digelar di Imperial College, London pada 27 Februari-1 Maret 2015. Kompetisi ini merupakan salah satu ajang MUN terbesar yang diadakan di benua Eropa.

Empat orang delegasi UII yang turut serta dalam kompetisi tersebut, antara lain Risanti Citasavitri IP Akuntansi 2012, Febri Tri Intan Azhana IP Manajemen 2012, Reza Fattah Ghalib Santoso Hukum 2012, dan M. Andy Hakim FTI 2012. “Selama tiga hari mengikuti kompetisi, kami mendapat pengalaman yang luar biasa. Ratusan orang mahasiswa terpilih dari berbagai negara berkumpul dan berperan layaknya diplomat. Pengalaman inilah yang ingin kami tularkan kepada teman-teman mahasiswa UII”, pungkas Febri.

sumber: www.uii.ac.id

dekan FE with JKW Berbagai isu ekonomi beredar di pertengahan tahun 2015. Beberapa diantaranya adalah isu mengenai inflasi, melemahnya nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, dan saham. Melihat berbagai isu yang telah membuat gejolak opini di masyarakat, Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi ini, bersama Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengundang 20 dekan Fakultas Ekonomi dari universitas negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Acara Jamuan Makan Siang ini digelar untuk mendapatkan masukan sebanyak-banyaknya terkait persoalan ekonomi dewasa ini. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI), Nury Effendi, SE, MA, Ph.D.

Sebuah kehormatan bagi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Dr. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi berkesempatan untuk menghadiri acara Jamuan Makan Siang yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta. (7/09). Melalui acara tersebut pandangan akademisi diharapkan dapat berkontribusi dalam pemulihan kondisi ekonomi Indonesia.

Acara yang berlangsung secara informal tersebut, Jokowi membuka jamuan dengan menampilkan data mengenai keadaan perekonomian di Indonesia di tahun 1998, 2008, dan 2015. Jika dibandingkan, keadaan ekonomi di Indonesia tahun 2015 tidak separah seperti yang terjadi di tahun 1998 dan 2008. Saat ini Indonesia memang mengalami perlambatan ekonomi. Namun, hal tersebut dapat segera diatasi dengan berbagai paket kebijakan yang akan mengakomodasi banyak aspek perekonomian. Diharapkan paket kebijakan tersebut dapat meningkatkan nilai investasi di dalam negeri . Paket kebijakan ini rencananya akan diumunkan pada 9 September mendatang.

“Acara berjalan santai dan lebih menekankan terhadap perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti waduk, jalan tol, dan irigasi. Terutama di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB), agar dapat dibangun waduk untuk mengatasi masalah kesulitan air”, ungkapnya. Tidak hanya masalah pembangunan infrastruktur, tapi juga membahas sistem moneter di Indonesia, kaitannya dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Nilai tukar Rupiah akan terus dipantau agar tidak sampai menembus angka Rp 15.000.

Selain iu, Jokowi juga membahas masalah perlambatan ekonomi di Indonesia yang di akibatkan karena dampak dari krisis ekonomi global. Diharapkan dari pertemuan ini dapat meredam isu ekonomi yang beredar di masyarakat yang tidak sesuai dengan data konkritnya. Diharapkan paket kebijakan yang diambil dapat tepat sasaran. Sehingga perekonomian di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat.