Imam Subchan: Jadikan Bisnis sebagai Hobimu

IMAM SUBCHAN | Senior Consultant Bisnis

Menjadi konsultan bisnis adalah hobi saya” jelas Imam Subchan. Bapak dua anak ini merupakan salah satu Alumni Universitas Islam Indonesia Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi tahun 1992. Pria kelahiran Bandung,  24 April 1974 saat ini bertempat tinggal di Solo bersama keluarganya. Imam Subchan sekarang berprofesi sebagai Senior Konsultan Bisnis. Tepat pada hari Sabtu tanggal 9 November 2017, bertemu secara langsung dan berbagi ilmu dengan beliau adalah suatu kesempatan emas bagi kami. Sosok yang sederhana dan ke-bapakan ini sudah menggeluti bidang bisnis sejak duduk dibangku kuliah.

Sejak kecil beliau dilahirkan oleh keluarga yang mendidik dan demokratis. Segala sesuatu kita harus tahu apa yang benar dan harus dilakukan. Ayah beliau yang selalu mendedikasikan waktunya dalam pekerjaan pernah berkata “ tidak boleh mengeluh, tidak boleh mengeluh! Bukan seberapa penting, tetapi seberapa besar yang dapat kita lakukan.”  Kata-kata itulah yang hingga sampai saat ini selalu beliau ingat dan lakukan. Membaca sudah menjadi kebiasaan bagi beliau semenjak Ayahnya memberinya sebuah buku bacaan, Tak heran sejak menduduki sekolah dasar hingga sekolah menengah, beliau merupakan siswa yang berprestasi.

Selepas Sekolah Menengah Atas (SMA), beliau memutuskan untuk berkuliah di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Berawal dari referensi keluarga, berkuliah di Universitas Islam Indonesia merupakan keputusannya sendiri. Menurutnya, Universitas Islam Indonesia bukan hanya terkenal karena islamnya saja tetapi nilai yang diberikan. Kualitas pengajar dan pembelajaran sudah tidak diragukan lagi namun organisasi mahasiswanyalah yang menarik. Selain berkuliah di UII, secara bersamaan beliau juga berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Selama berkuliah di UII beliau mengikuti organisasi kemahasiswaannya. Ketertarikan akan bidang jurnalistik membuatnya terjun dan ikut dalam organisasi Lembaga Pers Mahasiswa Ekonomika. Beliau sangat aktif, bahkan pernah menjabat sebagai Ketua sebuah event besar yang diselenggarakan bersama Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Menjadi seorang jurnalistik juga membuatnya dapat berkeliling seluruh Indonesia. Menurut beliau, mengikuti organisasi di kampus membuatnya dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan yang berguna saat bekerja.

Mencapai kelulusan pada waktu itu merupakan hal yang tidak mudah bagi seorang Imam Subchan. Bisnis pertama yang ia jalankan merupakan usaha keluarga. Ekspor dan impor barang-barang seperti aksesoris, furniture dan marbel ia jalankan pada saat kuliah. Sehingga membuatnya lulus dengan waktu yang cukup lama. Setelah lulus, ia memutuskan melanjutkan apa yang ia sukai yaitu berwirausaha. Beliau sadar akan kemampuan dan keterbatasan yang ia miliki sehingga ia memilih untuk berwirausaha saja. Hampir lebih dari 10 tahun Ia berwirausaha tetapi juga ada jatuh bangunnya. Pesan beliau adalah jangan greedy atau rakus dalam berbisnis. Segala sesuatunya harus kita syukuri apa adanya. Ketika kira merasa cukup maka insyaallah akan diberi lebih kedepannya. Bahkan dalam teori ekonomi mengajarkan tentang keseimbangan dalam penjualan dan penawaran. Begitu pula dalam hidup kita haruslah seimbang dan tidak boleh berlebihan. Dalam berbisnis tantangan terbesarnya adalah konsisten dan persisten. Jika kita yakin akan satu tujuan, segala halangan yang ada haruslah dihadapi. Selain bisnis, kesibukan lainnya yang dijalani oleh beliau adalah menjabat sebagai Ketua Nasional Akademi Berbagi. Akademi Berbagi merupakan salah satu ruang dan wadah bagi siapapun untuk belajar secara gratis. Beliau tergerak untuk secara suka rela mengikuti kegiatan ini adalah sebagai salah satu bentuk terimakasih atas apa yang ia miliki saat ini dan alangkah lebih baiknya ilmu itu harus dibagikan ke orang lain. Pesan terakhir dari beliau adalah bagi mahasiswa diluar sana rajinlah membaca, karena saat ini sedikit sekali yang suka membaca. Padahal Rasulullah menerima wahyu pertamanya yaitu tentang Iqra’! yang berarti bacalah.