Perlambatan ekonomi tampaknya menjadi isu hangat disaat pandemi ini. Banyak hal yang perlu dibenahi oleh negara untuk menyelamatkan sistem ekonomi. Menanggapi hal tersebut, Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menggagas National Conference on Accounting and Finance (NCAF) yang ke-4 dengan tajuk “Strategi Adaptasi dan Resiliensi Organisasi Menghadapi Pandemi” pada Rabu, (26/8) secara virtual.

Dalam kegiatan atas kerjasama dengan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) ini, Rofikoh Rokhim menjelaskan, “Secara overall, kita masih bisa optimis karena di semester dua sudah mengalami perbaikan. Dilihat dari indikator perbankan, aset perbankan masih mengalami kenaikan karena masih ada kredit yang tumbuh hingga 4,2% dan deposito 12%,”. Angka-angka tersebut ditemui berdasarkan kebutuhan modal masyarakat yang relatif tinggi serta tumbuhnya kesadaran untuk menabung di masa ketidakpastian.

Namun, kondisi pandemi ini juga tidak bisa diremehkan karena sangat berpengaruh pada berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. “Tidak mungkin membicarakan pendidikan tanpa memikirkan dampak ekonomi yang menyertainya. Dengan adanya mahasiswa yang diibaratkan turis yang menetap selama empat tahun. Ya, selama itulah mereka turut menggerakkan ekonomi rakyat untuk kebutuhhan sehari-harinya,” kata Prof. Fathul Wahid selaku akademisi UII.

Terkait dengan kondisi ekonomi saat ini, Sandiaga Uno yang juga jadi pembicara menegaskan bahwa rasa optimis juga harus dibarengi dengan kewaspadaan. “Melihat kondisi saat ini, angka perlambatan ekonomi Indonesia diibaratkan sudah mencapai di dasar jurang,” ungkapnya. “Apa itu kekuatan utama ekonomi kita? Yaitu UMKM dan ekonomi rakyat,” lanjutnya.

“Permasalahan setingkat ini tidak bisa menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Karenanya, perlu ada kolaborasi berskala besar. Dengan demikian, pemerintah sangat mendukung penuh momentum kejayaan UMKM (Unit Mikro, Kecil, dan Menengah),” terang Dr. Sri Haryati, mewakili Gubernur DKI Jakarta. Dukungan pemerintah ini juga telah direalisasikan dengan adanya website jakpreneur.jakarta.co.id yang memungkinkan kolaborasi antar pelaku UMKM. Tidak hanya itu, UII juga sangat mendukung kebangkitan perekonomian, dibuktikan dengan direalisasikannya Warung Rakyat yang diyakini dapat mengintegrasikan antar UMKM. 

Selain itu, tindakan pemerintah yang tepat yaitu dengan memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) kepada masyarakat. “BLT diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian Indonesia dengan cara membelanjakannya untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Sandiaga Uno, selaku mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta. “Belanja kebutuhan sehari-hari ke tetangga, ke UMKM, ataupun ke grup arisan. Gunakan produk saudara kita untuk memperbaiki ekonomi,” tambahnya. Hal ini juga ditegaskan kembali oleh Prof. Rofikoh Rokhim selaku Dosen FBE UII yang juga menjabat sabagai Komisaris Independen PT BRI (Persero) Tbk. “Dengan penggunaan produk lokal, maka middle income trap akan dapat dihindari,” tutupnya. (AMA)

 

Transformasi atau dalam kata lain inovasi tentunya satu hal yang harus selalu kita tingkatkan seiring berjalannya waktu. Dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia, telah terjadi banyak transformasi terhadap tantangan yang ada, seperti integritas terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sering dipertanyakan sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi aparat negara untuk fokus meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan terus memperbaiki pola pemerintahan. Dalam menanggapi kondisi tersebut, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan webinar melalui media Zoom yang bertajuk “Inovasi Birokrasi Di Masa Dan Pasca Pandemi” bersama Rini Widyantini, SH., MPM, selaku Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KEMENPAN RB) dan Arief Rahman, SE., M.Com., Ph.D, selaku Dosen Akuntansi Universitas Islam Indonesia.

Dalam dunia teknologi, sudah banyak negara yang telah mengubah segala hal mulai dari cara manusia bekerja sehingga berkomunikasi dan penggunaan IT atau Internet of things mendorong dunia untuk berusaha mengubah mode pelayanan. “Bapak Presiden juga sudah beberapa kali mengatakan bahwa kita sudah harus beralih ke Artificial Intelligence dalam pemerintahan,” ujar Rini Widyantini. Oleh karena itu, pemerintah diharuskan untuk bergerak cepat dalam merespon kebutuhan masyarakat secara progresif dengan menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Secara global, indeks SPBE Indonesia meningkat dari peringkat ke-107 pada tahun 2018, sekarang meningkat menjadi peringkat ke-88. Suatu peningkatan yang sangat baik dalam penerapan transformasi digital di Indonesia.

“Perubahan inovasi birokrasi di era pandemi ini harus mengubah kebiasaan masyarakat terlebih dahulu karena masih banyak masyarakat yang kurang melek teknologi dan masih minimnya layanan internet,” ujar Arief Rahman. “Di era pandemi ini, bisa menjadi momentum untuk melakukan perbaikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta tetap menjaga dan melanjutkan momentum itu ketika pandemi selesai, karena banyaknya manfaat TIK pada segala bidang,” tambahnya.

Adanya lima langkah presiden dalam melakukan transformasi digital menjadi acuan KEMENPAN RB dalam melakukan transformasi kebijakan. Salah satunya segera lakukan percepatan perluasan akses, peningkatan infrastruktur, dan penyediaan layanan internet ini menjadi sangat penting di era pandemi saat ini. 

“Pada tahun 2019 sampai 2024, Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KEMENPAN RB) bergerak untuk meningkatkan birokrasi dan menuju Smart Governance, dimana penerapan penuh SPBE sebagai pendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional, pembangunan lintas sektor dan berbagai proses bisnis,” jelas Rini Widyantini. Menurutnya, perlu adanya kolaborasi yang melibatkan mitra pembangunan dalam membangun sinergi perusahaan dengan pemerintah.

“Tanpa kolaborasi yang kuat antar instansi pemerintah dan masyarakat maka SPBE dan birokrasinya yang responsif, dinamis dan inovatif tidak dapat tercapai,” tutup Rini Widyantini. (AAM/MRF)

Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat. Semua kegiatan ekonomi tampaknya harus dapat beradaptasi pada perubahan. Semula dilakukan secara manual, kini telah beralih ke digital. Salah satunya, seperti yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang terus berupaya memperbarui sistemnya sehingga dapat menyesuaikan dengan era digital saat ini. Dengan itu, DJP bersama dengan Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mengadakan webinar yang bertajuk “Digitalisasi Pelaporan Perpajakan (Implementasi E-Bupot)”, sebagai sarana pemberian informasi yang berguna bagi para wajib pajak dalam menghadapi perubahan teknologi pada Selasa, (25/8). Kegiatan kali ini dibersamai oleh Yunipan Nur Yogantara, Moh. Fuad, ST., MT, dan Shanti S. Sudarmadi, S.S. T. selaku perwakilan dari Kanwil DJP Yogyakarta serta Sinta Sudarini yang mewakili Harto Basuki selaku ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Memaparkan tentang sistem pajak yang terbaru, Yunipan Nur Yogantara mengatakan, “E-Bupot yaitu bukti pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 23/26 secara elektronik. Dengan aplikasi ini, wajib pajak dapat melaporkan secara online, sehingga lebih memudahkan,”. E-Bupot (Elektronik Bukti Pemotongan) sebenarnya telah dicanangkan semenjak tahun 2017 hingga tahun 2019 mulai dari tahap realisasi 1-5, hingga pada akhirnya tahun 2020 E-Bupot telah siap untuk diimplementasikan secara nasional pada September mendatang. Ia juga menjelaskan bahwa E-Bupot memiliki sistem pengamanan dengan menggunakan tanda tangan dan sertifikat elektronik.

“Digitalisasi perpajakan harus selalu update terhadap teknologi. Seperti yang kita tahu, dari bulan Maret telah ada Covid-19 yang juga telah mengubah kebiasaan tatap muka menjadi kegiatan secara daring. Hal ini juga berdampak pada perpajakan, yang seharusnya bulan Maret lalu merupakan puncak dari pelaporan SPT (Surat Pemberitahuan Pajak) tahunan pribadi, justru diperpanjang hingga tiga bulan kemudian dan itupun dibuka secara terbatas. Namun, bukan berarti layanan pajak berhenti, melainkan beralih menjadi layanan secara daring,” ungkap Fuad selaku Kepala seksi Bimbingan Penyuluhan dan Pengelolaan Dokumen DJP Yogyakarta.

Melanjutkan pernyataannya, Fuad juga menjelaskan alasan diberlakukannya pelaporan pajak secara online. “Untuk mengurangi penggunaan kertas, mempercepat proses, dan juga mempermudah wajib pajak,” ujarnya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak pemotong PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26. Dikuatkan juga dengan landasan hukum yang ada, seperti Undang-Undang KUP (Ketentuan Umum Perpajakan), Undang-Undang PPh, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011.

“KPP (Kantor Pelayanan Pajak) ingin selalu mengedukasi dan memberikan informasi kepada para wajib pajak. Semakin hari, semakin ingin memberi kemudahan. Bahkan ada rencana untuk membuat podcast,” tutupnya selaku perwakilan dari DJP Yogyakarta yang memiliki jargon “Pajak Kuat, Indonesia Maju”. (AMA/ARA)

Menjadi seorang pemimpin yang tangguh, unggul secara kompetitif, serta mampu berkontribusi aktif untuk lingkungan tentu memerlukan persiapan matang. Melalui webinar bertemakan “International Program of Accounting : Preparing for a Global Business Leader”, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) berusaha membekali calon-calon pemimpin global dengan segudang pengetahuan dan pengalaman yang lengkap. Webinar yang dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2020 ini dibersamai oleh Ayu Chairina Laksmi,, S.E., M.AppCom., M.Res., Ak., Ph.D. Ak, CA selaku Sekretaris Internasional Program Akuntansi FBE UII,  Nihlah Ilhami selaku Kepala Divisi Mobilitas Internasional, Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional UII,  Ir. Tina Purwono selaku perwakilan dari Saxion University of Applied Sciences, Belanda, dan Muli Wening Utami, S. Ak sebagai Alumni  Alumni Akuntansi Program Internasional FBE UII Angkatan 2014.

Nihlah Islami, dalam sambutannya memaparkan bahwasanya UII berkomitmen dalam menyiapkan pemimpin-pemimpin global dengan menyediakan kesempatan mobilitas Internasional bersama universitas mitra seperti Saxion University of Applied Sciences di Belanda, University of Queensland di Australia, dan SolBridge International School of Business di Korea Selatan. Pada tahun 2018, total ada sebanyak 280 Mahasiswa UII berkesempatan merasakan manfaatnya. Ayu Chairina Laksmi,, S.E., M.AppCom., M.Res., Ak., Ph.D. Ak, CA selaku Sekretaris Internasional Program Akuntansi FBE UII, tak lupa juga menegaskan bahwa semua kegiatan pembelajaran dan kurikulum di UII selalu berlandaskan kepada nilai rahmatan lil ‘alamin.

Muli Wening Utami, S. Ak selaku Alumni Akuntansi Program Internasional FBE UII membagikan pengalamannya mengikuti kegiatan internasional selama menjadi mahasiswa UII yang mana semua kegiatan internasional itu memberikan manfaat dan nilai lebih untuknya saat terjun di dunia kerja. “IP (International Program) UII sangat berperan dalam memperkenalkan dan memfasilitasi para mahasiswanya dalam memberikan kegiatan internasional yang sangat berguna di dunia kerja,” terang Muli. Selain itu, menurutnya, mahasiswa yang mengikuti berbagai macam kegiatan internasional mendapat keunggulan berupa tumbuhnya sifat percaya diri serta menambah keterampilan.

Ir. Tina Purwono selaku perwakilan dari Saxion University of Applied Sciences Belanda, menjelaskan tentang kehidupan mahasiswa di Belanda. Mulai dari perbedaan budaya, bahasa, serta biaya hidup yang diperlukan untuk menempuh perkuliahan di Belanda. Beliau juga memberikan persyaratan yang harus dipenuhi jika berminat  melanjutkan studi ke Belanda serta menawarkan berbagai macam kesempatan beasiswa yang bisa mahasiswa dapatkan.

Diharapkan dengan diadakannya kegiatan ini, mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin global serta mengetahui peranan akuntansi, terkhususnya Akuntansi Program Internasional FBE UII untuk menciptakan seorang pemimpin global. (BIL/DHK)

Keberadaan audit forensik di dalam era digital ini sangat membantu untuk menegakkan hukum dari segala kecurangan (fraud) yang terjadi di bidang ekonomi hingga pemerintahan saat ini. Kecurangan yang biasa dihadapi oleh seorang auditor forensik yakni berbentuk korupsi. Hal inilah yang melandasi Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia untuk menyelenggarakan webinar bertajuk “Inovasi Pengembangan Kompetensi Auditor Forensik dalam Era Industri 4.0” pada Selasa, 18 Agustus 2020. 

Webinar yang dipandu oleh pembicara Hendi Yogi Prabowo, M.ForAcc., Ph.D., CFrA., CAMS, selaku Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik UII dan Budi Santoso, M.ForAcc.,CFE., CA, selaku Senior Director Kroll Business Intelligence and Investigations Singapore memaparkan tentang bagaimana inovasi yang dapat dilakukan para auditor forensik untuk bisa menginjak pada tahap intelligent forensics dan bagaimana para auditor forensik bisa mengembangkan entry level competencies. Adanya perubahan teknologi digital sekarang ini sangat memungkinkan untuk bertambahnya macam fraud yang terjadi di dunia audit forensik. Dengan paparan inovasi yang disampaikan para pembicara, dapat meningkatkan wawasan auditor forensik saat ini untuk bisa lebih siap dalam menghadapi segala macam fraud yang akan terjadi. 

Budi Santoso menjelaskan bahwa Kita sudah tidak dapat menyebutnya sebagai era Industri 4.0. Dengan teknologi modern yang berkembang saat ini, didorong oleh pandemi Covid-19 yang memaksa kita untuk terus meningkatkan kualitas, era sekarang ini lebih tepat jika disebut sebagai era Industri 5.0 atau Post Digital Era dimana segala macam informasi telah tersaji secara elektronik. Hal ini mendorong para auditor forensik untuk bertindak secara proaktif agar mampu mendeteksi minimal 5W + 2H yaitu Where, What, Why, Who, When, How dan How much.

“Audit forensik dalam era Industri 5.0 ini harus mampu bertindak secara proaktif, harus mulai menggunakan data analitik dalam memecahkan suatu masalah guna membantu perusahaan untuk terus mengikuti perkembangan digital di era Industri 5.0 ini,” ujar Budi Santoso, M.ForAcc.,CFE., CA., Senior Director Kroll Business Intelligence and Investigations Singapore.

Hendi Yogi Prabowo menambahkan, “Teknologi itu membuat kehidupan kita lebih cepat dan lebih baik. Teknologi juga membantu kita lebih adaptif dan fleksibel. Hal ini tidak hanya untuk individual tapi juga dapat mempengaruhi perusahaan atau organisasi yang disebut sebagai Value Chain dimana value dari transaksi suatu perusahaan dapat berubah seiring berkembangnya teknologi”. (MRF/ULF)

 

Bagi sebagian pelajar, kebutuhan akan beasiswa cukup penting. Terutama bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan tetapi terhalang oleh biaya. Kehadiran beasiswa dengan segudang keuntungannya membuat orang berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Salah satu beasiswa yang menarik banyak peminat yaitu beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Menyikapi kondisi tersebut, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia pada tanggal 11 Agustus 2020 menyelenggarakan webinar melalui media zoom yang bertajuk “Kiat Menembus Beasiswa LPDP” bersama awardee  LPDP luar negeri, Yunice Karina Tumewang dan awardee LPDP dalam negeri, Muhammad Yudhy Guztaman.

Yunice Karina Tumewang menjelaskan bahwa ada banyak keuntungan beasiswa yang akan kita dapatkan selain bebas biaya pendidikan. Salah satunya yaitu memiliki pengalaman yang luar biasa dan kekerabatan yang kuat antar alumni karena banyak kesamaan yang dimiliki. Namun, sebelum mendaftarkan diri ada baiknya kita mempersiapkan diri sedini mungkin, menetapkan tujuan dengan jelas, dan menyelesaikan permasalahan yang ada pada diri kita. Dengan persiapan tersebut, ketakutan akan kegagalan dalam meraih beasiswa sedikit demi sedikit akan menghilang.

Kegagalan yang sering dialami disebabkan oleh rasa takut karena semakin banyak pesaing dalam mengejar beasiswa yang diinginkan, padahal hal tersebut bisa kita jadikan motivasi agar dapat memaksimalkan potensi yang ada pada diri kita. “Jangan jadi mahasiswa biasa, buatlah cerita di masa perkuliahan dan kembangkan potensimu melalui organisasi dan kompetisi. Kegiatan inilah yang akan membuat diri kita semakin siap untuk bersaing dengan ratusan mahasiswa diluar sana,” ujar Yunice Karina Tumewang yang kerap disapa Ibu Cece. Tidak dipungkiri, organisasi memang merupakan wadah yang dapat meningkatkan softskill kita yang akan sangat berguna setelah kita lulus dari bangku perkuliahan, salah satunya untuk beasiswa LPDP ini.

Muhammad Yudhy Guztaman menambahkan, “Ikut organisasi di lingkungan perkuliahan dan berpartisipasi dalam kompetisi merupakan nilai tambah bagi penilaian penerimaan beasiswa, tetapi jika memang tidak mengikuti kegiatan seperti itu cobalah untuk meyakinkan apa saja kontribusi yang akan kalian berikan pada saat  dan sesudah melanjutkan pendidikan. Kontribusi yang diberikan haruslah memiliki dampak yang besar dan bermanfaat bagi orang lain”. Sebenarnya, beasiswa LPDP hanyalah jembatan masa kini ke masa yang akan datang dan yang menentukan arahnya adalah bakat, minat, dan kemampuan diri kita sendiri. “Kenali dirimu, wujudkan keinginanmu,” ujar Habib Wira Alfachri selaku moderator sekaligus menutup webinar pada hari ini. (NNS/DIN)

Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) selalu memberi bimbingan dan dorongan bagi para mahasiswanya untuk terus mengasah potensi serta menciptakan inovasi baru. Salah satu bentuk upaya tersebut yaitu dengan mengadakan Pelatihan Penyusunan Proposal Kompetisi Inovasi Bisnis Mahasiswa (KIBM) untuk mempersiapkan pengusulan proposal pada ajang lomba kemahasiswaan tingkat nasional secara daring pada Kamis (6/8).

Pelatihan ini dilaksanakan agar mahasiswa Program Studi Akuntansi FBE UII dapat membuat suatu proposal KIBM dengan maksimal. “Harapannya dengan mengikuti pelatihan ini anda bisa membuat proposal yang sebaik-baiknya dan kami berharap serta berdoa mudah-mudahan nanti di akuntansi ini akan banyak tim yang memperoleh inovasi bisnis,” ujar Ketua Prodi Akuntansi, Dr. Mahmudi, SE., M.Si., Ak.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Prestasi Nasional menyelenggarakan Program Kewirausahaan Kampus Merdeka 2020 dengan agenda lomba kemahasiswaan tingkat nasional yaitu Program Kompetisi Inovasi Bisnis Mahasiswa (KIBM) guna mendukung kemampuan mahasiswa dalam berwirausaha.

Arif Fajar Wibisono,SE., M.Sc., pemateri yang juga merupakan Kepala Unit Kemahasiswaan membagikan tips dan ilmu serta pengalamannya dalam penulisan proposal KIBM. Format proposal KIBM minimal menyantumkan sembilan aspek, yaitu ringkasan, deskripsi usaha, target pasar, analisis pesaing, rencana pemasaran dan penjualan, rencana operasi, tim manajemen, perkembangan masa depan usaha, dan rencana finansial pengembangan inovasi bisnis.

Rifqi Muhammad, SE., SH., M.Sc., PhD., SAS., ASPM., menyampaikan bahwa, “Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengisi lampiran biodata dan data yang gampang. Jadi, berpikirlah yang mudah saja jangan dipikir yang sulit dulu”.

Di era globalisasi saat ini, mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan dalam segala hal. Salah satunya mempunyai jiwa kewirausahaan. Orang yang mempunyai jiwa wirausaha memiliki karakter dan sifat jujur, disiplin, bertanggung jawab, tekun serta mental yang kuat karena dibutuhkan keberanian mengambil risiko untuk mewujudkan ide dan inovasinya. Karakter dan sifat ini sangat berguna bagi mahasiswa untuk bersaing secara global dan dapat mencapai kesuksesan di masa yang akan datang.

“Kegiatan kewirausahaan ini menjadi salah satu contoh mahasiswa agar memiliki motivasi dalam mengikuti program ini,” ujar Rifqi seraya memberikan semangat kepada mahasiswa Prodi Akuntansi. (AAM/ARA)

Hingga kini, masa pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum berakhir. Peristiwa yang sudah berlangsung cukup lama ini tentu banyak mempengaruhi berbagai sektor kehidupan, terutama perekonomian. Menanggapi hal ini, Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia  menyelenggarakan webinar Ilmu Manajemen FBE UII 2020 yang diselenggarakan pada Kamis (6/8) yang bertajuk “Covid-19 dan Perubahan Perilaku Berbelanja“. Webinar ini menghadirkan para pakar bidang bisnis dan ekonomi yaitu Syafri Yuzal, S.E., MBA. selaku Direktur Bisnis PT. Aino Indonesia, Hendy Mustiko Aji, BIBM., S.E., M.Sc. sebagai Dosen Manajemen FBE UII, dan Arif Hartono, S.E., M.Ec., Ph.D. sebagai Dosen Manajemen FBE UII. Sesi ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, baik dosen maupun mahasiswa.

Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Manajemen FBE UII, Dr. Sutrisno, M.M. dalam sambutannya mengungkapkan bahwa webinar ini akan terus diselenggarakan dalam beberapa bulan ke depan. Diawali dengan gugus pemasaran yang diselenggarakan pada 6 Agustus, kemudian akan dilanjutkan oleh gugus keuangan, operasional, dan sumber daya manusia yang akan berjalan mulai bulan September hingga Oktober. Khusus pada webinar kali ini, akan mendiskusikan dampak Covid-19 terhadap perubahan perilaku berbelanja khususnya dilihat dari segi pemasaran.

“Di tengah ekonomi global yang terkontraksi, perkembangan teknologi digital membuka peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebagai new growth engine,” pungkas Syafri Yuzal. Menurutnya, digitalisasi sistem pembayaran dalam berbelanja ini menjadi salah satu faktor penting menjaga laju perlambatan aktivitas ekonomi di masyarakat.

Syafri Yuzal, selaku Direktur bisnis PT. Aino Indonesia, menyampaikan terkait permasalahan Covid-19 yang ada di berbagai Negara. “Beberapa Negara telah melewati puncak dari permasalahan Covid-19, walau tidak menutup kemungkinan akan adanya gelombang kedua dari pandemi itu sendiri. Namun, setidaknya perekonomian beberapa negara tersebut sudah kembali berjalan seperti sedia kala. Berbeda dengan negara Indonesia yang sampai saat ini grafik terhadap permasalahan Covid-19 terus meningkat,” tutur Syafri Yuzal. Pada masa seperti ini, masyarakat yang memiliki golongan ekonomi baik keatas maupun kebawah tentu sangat memiliki kaitan yang erat. Sirkulasi keuangan di negara Indonesia harus tetap berputar. Selain untuk memajukan perekonomian negara itu sendiri, hal tersebut juga bisa untuk memakmurkan ekonomi masyarakat yang tergolong kebawah.

Menyangkut dengan hal tersebut, masyarakat mau tidak mau harus bisa menguasai teknologi yang ada di genggamannya yaitu smartphone. Terlebih lagi pada masa pandemi seperti yang dirasakan oleh masyarakat saat ini, dimana seharusnya semua aktivitas manusia yang dilakukan secara tatap muka di lapangan, kini harus berganti dengan tatap muka melalui layar gadget mereka. Karenanya, skill sangat diperlukan dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi untuk tetap adaptif hingga keluar dari masa-masa krisis ini. (NFF/MA)

Puasa Arafah adalah ibadah yang dilaksanakan oleh umat muslim yang sedang tidak melaksanakan ibadah Haji yaitu bertepatan pada sembilan Dzulhijjah. Seperti yang dijelaskan dalam Hadis riwayat Muslim tentang keutamaan Puasa Arafah yakni sebagai berikut. Rasulullah saw. bersabda :

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)

Berdasarkan hadis tersebut, setiap muslim yang sedang tidak melaksanakan haji dianjurkan untuk melaksanakan puasa arafah karena keutamaannya yang luar biasa. Oleh karena itu, Bidang Kemahasiswaan Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII yang dibawahi oleh Wakil Dekan 2 bekerja sama dengan pengurus Masjid Al-Muqtashidin mengadakan FBE UII Peduli yang diselenggarakan di halaman Kampus FBE UII (30/07). FBE UII Peduli merupakan salah satu agenda rutin dalam menyambut Idul Adha. Walaupun tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dikarenakan pandemi Covid-19, FBE UII tetap melaksanakan kegiatan sosial ini dengan sasaran bagi mahasiswa yang masih berada di tanah rantau.

Pembagian makanan yang dilaksanakan FBE UII bersama pengurus Masjid Al-Muqtashidin ini dikhususkan bagi mahasiswa yang berasal dari luar Jogja dan masih berada di sekitar FBE UII. Adanya kegiatan ini diharapkan para mahasiswa masih bisa merasakan suasana Idul Adha walaupun jauh dari kampung halaman mereka. Menu makanan yang dibagikan merupakan menu pilihan yang memilki bahan dasar daging kambing sehingga kerinduan mahasiswa rantau dapat terobati.

“…Selain itu kami Mendorong mahasiswa dan mahasiswi FBE UII distuasi pandemi ini juga agar tetap bisa melaksanakan ibadah dengan baik salah satunya yaitu ibadah sunnah yaitu puasa arafah pada tanggal 9 Zulhijjah,” ungkap Faaza Fakhrunnas dalam wawancaranya.

Total porsi yang dibagikan adalah 128 porsi termasuk untuk panitia yang menjadi perwakilan Masjid Al-Muqtashidin FBE UII. Panitia masjid yang turut andil dalam pembagian tersebut juga mayoritas terdiri dari mahasiswa. Angka 128 itu diperoleh dari banyaknya mahasiswa yang terdaftar masih berada di sekitar FBE UII dan telah mengisi formulir yang telah disediakan pihak FBE UII melalui laman media sosial.

Program ini berjalan dengan baik, tercermin pada banyaknya mahasiswa yang datang mengambil makanan. Walaupun begitu, beberapa orang dari mahasiswa yang telah mendaftar tidak hadir dalam pembagian makanan sehingga sejumlah makanan dialokasikan kepada masyarakat sekitar dan orang yang membutuhkan.

“Dalam pelaksanaan program ketika membagikan makanan juga menerapkan protokol Covid-19, dimana ketika di pintu masuk diukur dulu suhunya, kemudian saat pembagian dijaga jaraknya agar ketika pelaksanaan kita aman dan sesuai dengan ketentuan pandemi Covid-19,” jelas Faaza Fakhrunnas dalam menutup wawancaranya. (AWF/AFM)

Indonesia, salah satu negara terdampak Covid-19 diantara ratusan negara lainnya. Kondisi turbulensi, semuanya serba tidak pasti, dan hal yang direncanakan rasanya tidak mungkin dieksekusi. Dengan adanya masalah ini, INSPIRE Media TV mengadakan bincang-bincang santai bersama Arif Rahman, SE., MCam., Ph.D. sebagai narasumber, yang notabenenya merupakan seorang Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Acara yang diselenggarakan secara daring pada Rabu (29/7) ini bertajuk “Strategi Adaptasi dan Resiliensi Organisasi Menghadapi Pandemi“.

“Sepertinya tidak ada yang siap dengan kondisi pandemi saat ini. Bahkan, negara besar seperti Amerika pun tidak siap karena semua serba mendadak,” ungkap Arif sebagai pembicara.

Menurutnya, situasi pandemi ini lebih mengerikan daripada krisis-krisis yang telah terjadi pada masa-masa sebelumnya. Tidak hanya itu, sampai hari inipun pasien terdampak Covid-19 masih terus bertambah. Hal ini juga yang menimbulkan keraguan, apakah sekarang Indonesia memang sudah memasuki fase new normal atau justru sebenarnya masih dalam fase pandemi yang belum usai?

Arif Rahman, SE., MCam., Ph.D. menuturkan bahwa strategi yang secara umum harusnya diambil oleh masing-masing organisasi yaitu strategi survive demi keefisiensian perusahaan dan pasti dibarengi dengan penyesuaian-penyesuaian internal.

“Organisasi saat ini perlu menyadarkan anggota mengenai sense of crisis. Hal ini dikarenakan kita yang ada dalam organisasi ini merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, harus bergandeng bersama demi menemukan strategi yang tepat,” jelas Arif Rahman.

Dalam organisasi, saat ini sangat penting memiliki pemimpin yang kreatif dan visioner. Mereka harus jeli dalam melihat peluang. Dapat dibuktikan dengan adanya diversifikasi dan inovasi agar organisasi dapat bangkit dari keterpurukan.

Mengenai resiliensi organisasi, pemimpin dituntut untuk memiliki mindset yang bagus dalam mempertahankan organisasi terkait dengan teori BCM (Business Continuity Management). Sejalan dengan pemikiran Arif Rahman, ia menuturkan, “Pada BCM, organisasi membuat rencana bagaimana sebuah bisnis melalui masa krisis. Dengan ini harus membuat planning dan mengidentifikasi aset yang mana semuanya harus dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan”.   

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan menengah) sendiri hingga saat ini berkontribusi besar dengan memiliki persentase 60% sumbangan bagi Indonesia. Maka dari itu, UMKM perlu didukung penuh dengan mendorong mereka agar lebih fleksibel dan dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Salah satu dukungan dari Universitas Islam Indonesia bagi UMKM dalam membantu mereka untuk tetap survive dikala situasi yang tidak pasti yaitu dengan membangun sebuah marketplace bernama “Warung Rakyat UII” yang mempertemukan antara pedagang-pedagang kecil di Yogyakarta dengan para konsumen. 

“Pemerintah juga harus mengalokasikan dana dengan tepat dan beri kontribusi positif bagi masyarakat dengan bentuk pelatihan,” tutupnya. (AMA/SSL)