Kemampuan Public Speaking Perlu Dikuasai Para Pembawa Acara di UII

Public Speaking Dalam sebuah acara, kehadiran seorang pembawa acara atau master of ceremony (MC) dinilai sangat penting. MC tidak sekedar membacakan susunan acara, namun juga turut merancang, mengarahkan, dan mengendalikan acara. Tujuan dari peran MC adalah menyukseskan berlangsungnya acara dengan tertib lancar, tepat waktu, dan sesuai dengan temanya. Untuk dapat menjalankan perannya tersebut, tentunya MC perlu menguasai beberapa kecakapan khusus. Salah satu kecakapan yang penting dimiliki MC adalah kemampuan berbicara di depan publik (public speaking). Kemampuan public speaking selain dibangun lewat pengalaman juga dapat dipelajari lewat pelatihan atau workshop.

“Public speaking meliputi pengetahuan, seni, dan keterampilan menyampaikan pesan di depan umum dengan lancar, runtut, menarik, dan berpengaruh”, terang Drs. Imam Mujiono, M.Ag ketika menyampaikan pelatihan Public Speaking dan MC di hadapan para pembawa acara di lingkungan UII. Training yang diprakarsai oleh Direktorat Humas UII ini diadakan di GKU Prof. dr. Sardjito, kampus terpadu UII pada Kamis (17/9). Peserta dari training ini meliputi tenaga kependidikan, perwakilan lembaga kemahasiswaan, dan mahasiswa marketing communication di lingkungan UII.

Disampaikan oleh Imam Mudjiono, seorang yang tertarik menjadi pembawa acara harus memiliki passion yang tinggi, kepribadian menarik dan simpatik, dan ditunjang dengan keinginan kuat untuk terus belajar. “Profesi MC harus dijalani dengan profesional dan sungguh-sungguh sebab kredibilitas dan reputasi MC seringkali menyebar dengan cepat lewat penilaian para hadirin yang mendatangi suatu acara”, tambah dosen yang telah malang melintang sebagai MC di tingkat nasional ini. Seringkali MC tampil kurang maksimal padahal ia tengah banyak dinilai oleh para hadirin.

Selain itu, Imam Mudjiono juga menambahkan bahwa MC harus memiliki komunikasi verbal dan non verbal yang baik. Komunikasi verbal menyangkut kemampuan MC dalam mengolah kata, seperti durasi, tempo, diksi, intonasi, dan penekanan kata. Sedangkan komunikasi non verbal meliputi bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan antusiasme.

Di akhir acara, Imam Mudjiono mengajak para peserta untuk mempraktekkan kemampuannya sebagai pembawa acara kemudian dievaluasi oleh para peserta lainnya. Para peserta nampak antusias dan sangat tertarik mengikuti setiap sesi materi yang terlihat dari banyaknya pertanyaan yang ditujukan kepada pembicara.

sumber: www.uii.ac.id

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply