Menghadapi MEA, Kemandirian dan Daya Saing Perlu Disiapkan Oleh UMK

menghadapi mea, kemandirian dan daya saing perlu disiapkan oleh umk Dalam rangka hari lahir atau milad yang ke-73, Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar seminar nasional dengan tema Membangun Kemandirian Bisnis dan Kesiapan Daya Saing UMK Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Seminar nasional yang digelar di Gedung Moh. Hatta Perpustakaan UII, Kamis (28/4), menghadirkan pembicara Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec (Guru Besar Fakultas Ekonomi UII), Prof. Dr. Ir. Hadi Karia Purwadaria, M.Sc (Tokoh Senior AIBI dan Bapak Inkubasi Bisnis Indonesia), dan Dr. Nurdiono, MM (Pengusaha dan Dosen UNILA).

Disampaikan, Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. dalam sambutannya, diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Akhir tahun 2015 yang lalu telah memunculkan presepsi meningkatnya tingkat persaingan di berbagai sektor. Salah satu diantaranya adalah tantangan dalam membangun kemandirian bisnis dan kesiapan daya saing pada dunia usaha, tak terkecuali pada sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Selain itu, dengan diberlakukannya MEA juga telah mmenciptakan peluang baru.

Namun demikian menurut Dr. Harsoyo, sejauh ini telah bermunculan wirausaha baru, tak terkecuali yang diinisiasi dari kalangan generasi muda. Fenomena generasi muda untuk memilih berwirausaha ketimbang menjadi karyawan ini telah membuka banyak pintu bisnis yang belum pernah dilihat sebelumnya. “Data Badan Ekonomi Kreatif menyebutkan jumlah yang tercatat ada 56 juta unit UMKM yang ada di Indonesia saat ini,” Dr. Harsoyo menuturkan.

Pada sesi seminar Prof. Edy Suandi Hamid selaku pembicara menyampaikan dalam materinya, persaingan bebas pada tenaga kerja berpotensi meningkatkan pengangguran di tanah air. Menurut Prof. Edy tanpa ada persaingan bebas di sumber daya manusia saja tingkat penggangguran di tanah air sudah relatif tinggi, termasuk tenaga terdidiknya yang saat ini sekitar 600 ribu tenaga lulusan diploma dan S-1 masuk kategori sebagai pengangguran terbuka.

Lebih lanjut dipaparkan Prof. Edy, dibukanya kran persaingan tenaga kerja dengan ASEAN lain, tanpa ada usaha yang terstruktur dilakukan pemerintah, perguruan tinggi, dan tenaga kerja itu sendiri, maka akan dapat mengancam pasar tenaga kerja Indonesia, yang dibanjiri tenaga kerja terdidik dan terlatih dari negar anggota ASEAN lainnya.

Sementara Prof. Hadi Karia Purwadaria dalam kesempatannya memberikan paparan tiga hal utama dalam menghadapi MEA. Yakni Identifikasi keuntungan dan tantangan menghadapi MEA, memahami konsep dan program MEA serta menghayati peran inkubator bisnis dalam mendorong dan mengembangkan UKM yang berdaya saing di kawasan ASEAN. Sedangkan Dr. Nurdiono, MM. menggarisbawahi bagaimana menemukan dan mengolah strategi dan inovasi sektor bisnis dalam menghadapi MEA. Pemahaman dan bagaimana langkah yang harus diambil untuk menjadi pengusaha sukses, pengalaman memulai dan bagaimana mengelola bisnis.

Sumber : www.uii.ac.id

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply