,

Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Indonesia

Dalam perkembangan perekonomian terkini, negara Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju apabila mempunyai visi ke depan dan bisa merealisasikannya. Dengan hal tersebut negara Indonesia juga memiliki kesempatan untuk bisa meningkatkan perekonomiannya. Disamping itu, potensi ekonomi Indonesia juga sudah mendukung untuk terbentuknya pembangunan perekonomian dengan tersedianya sumber daya alam. Dalam pembangunan perekonomian yang dibutuhkan bukan sesuatu yang kita pikirkan, melainkan tujuan kita dalam menyampaikan visi untuk pembangunan tersebut. Seperti yang disampaikan oleh pemateri yaitu Kepala Pusat Kebijakan APBN, Hidayat Amir Ph.D dalam Kuliah umum yang diselenggarakan oleh BKF (Badan Kebijakan Fiskal) yang bekerja sama dengan Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi UII memaparkan beberapa hal diantaranya tentang perkembangan perekonomian Indonesia, perkembangan pelaksanaan APBN dan kebijakan fiskal Indonesia.

Kuliah umum yang berlangsung pada Jumat, 5 Oktober 2018, bertempat di Ruang P1/2 dihadiri oleh para tamu undangan yang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Ilmu Ekonomi, FE UII. Rangkaian acara tersebut diawali dengan pembukaan oleh MC yaitu saudara Ilham Assagaf, kemudian pembacaan kalam illahi yang diisi oleh saudara Haeruddin Latief Hs dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne UII oleh para tamu undangan, kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan Dekan Fakultas Ekonomi, UII Bapak Jaka Sriyana Dr.,SE.,M.Si. Rangkaian acara tersebut dipimpin oleh moderator Bapak Mohammad Bekti Hendrie Anto S.E.,M.Sc.

Dalam inti acara tersebut, pemateri memaparkan bahwa salah satu yang menghambat perekonomian Indonesia saat ini adalah lambatnya pembangunan infrastruktur, karena semua negara maju basisnya harus membangun infrastruktur ekonomi. Hasil studi menjelaskan Indonesia tampaknya memiliki kesulitan untuk mendorong pengembangan struktural secara cepat. Ditambah lagi krisis ekonomi yang disebabkan oleh tingginya penanaman modal asing yang seringkali terjadi di Indonesia menyebabkan lambatnya perkembangan ekonomi hingga saat ini.

Selanjutnya pemateri membahas mengenai perkembangan pelaksanaan APBN. Dalam rangka upaya mencapai target-target pembangunan nasional yang tercantum pada visi misi pemerintahan, pelaksanaan APBN pada saat ini berjalan seiring dengan pelaksanaan strategi fiskal dan perkembangan ekonomi makro. Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang disertai peningkatan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan perbaikan tata kelola keuangan negara pada tahun-tahun sebelumnya, serta percepatan penyerapan anggaran pada tahun berjalan merupakan langkah yang baik untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembangunan nasional pada saat ini. Penekanan APBN juga harus sehat dan berkelanjutan karena itu merupakan fondasi demi terciptanya  kesejahteraan masyarakat. Sehat disini yang dimaksudkan adalah kredibilitas serta tidak ada masalah dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Melalui APBN yang sehat akan mendorong 3 fungsi pokok kebijakan fiskal berjalan optimal yang selanjutnya akan dapat menopang pembangunan yang berlanjutan dalam mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan.

Dalam perkembangannya, pelaksanaan APBN dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun internal yang memengaruhi pergerakan asumsi dasar ekonomi makro. Dalam rangka mengantisipasi perkembangan asumsi dasar ekonomi makro dan kondisi fiskal tersebut, Pemerintah telah mengajukan penyesuaian asumsi dasar ekonomi makro dan konsolidasi fiskal melalui perubahan APBN. Penyesuaian meliputi perubahan kebijakan di bidang pendapatan negara, belanja negara, dan pembiayaan anggaran sehingga pelaksanaan APBN tahun ini dapat lebih kredibel, berkualitas, dan berkesinambungan. Dalam Perkembangan Makro Fiskal ada beberapa poin yang dapat dipaparkan antara lain: defisit dikendalikan dalam batas aman dan dinyatakan menurun, keseimbangan primer diupayakan menuju positif, tax rasio akan meningkat melalui kebijakan tersebut. Di tengah fluktuasi global, fundamental ekonomi domestic masih baik ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang sehat serta inflasi yang terkendali.