,

Akuntan Masa Kini Perlu Melek Teknologi

“National Conference on Accounting and Finance (NCAF)” digelar kembali. Acara ini telah tiga kali digelar oleh Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UII. Konferensi nasional ini mengangkat topik “Organisasi Publik dan Revolusi Industri 4.0” yang dihadiri oleh peserta yang berasal dari Pulau Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali di Aula Utara FE UII (13/12). Acara ini juga menghadirkan dua pakar di bidangnya, yaitu Prof. Dr. Abdul Halim, Ak, MBA, CA dan Johan Arifin, M.Si, Ph.D, CFrA. 

Selaku ketua panitia acara kali ini Fitra Roman Cahaya, S.E., M.Com., Ph.D, CSRS, CSRA menyampaikan, “NCAF ini rencananya kami lakukan setiap semester, saya harap NCAF berikutnya dapat dihadiri oleh mahasiswa dari seluruh  Pulau yang ada di Indonesia. Untuk teknis konferensi yang pertama panitia akan menerima seluruh hasil riset karena tujuannya agar peserta memiliki kesempatan untuk memaparkan hasil risetnya, dan yang kedua untuk mendapatkan masukkan.”

Dr. Jaka Sriyana, M.Si selaku dekan FE UII juga menyampaikan, dalam sambutannya “Karya ilmiah ini harus kita jaga dalam aspek quality dan accessibility sehingga karya ini tidak hanya kita yang mengetahui tetapi orang lain diluar ruangan ini juga dapat mengetahui. Disisi lain semoga acara ini sebagai ajang silaturahmi kita sebagai akademisi antar perguruan tinggi khususnya bidang Akuntansi.”.

Menurut Johan selaku dosen akuntansi FE UII, dalam sesi diskusi kali ini menyampaikan “Kemajuan teknologi informasi membawa potensi ancaman (threat) organisasi atau perusahaan tidak hanya dari segi kompetitor saja tetapi dapat muncul dan berkembang dari teknologi informasi yang berkembang cepat.”

Dimasa industri 4.0, ukuran maturity sebuah organisasi/perusahaan bukan dilihat dari seberapa besar ukurannya, namun dapat dilihat dari aspek penguasaan dan penggunaan teknologi informasi dalam lingkup organisasi atau perusahaan. Akuntan adalah salah satu profesi yang terlibat langsung di dalamnya yang berpengaruh terhadap profesi tentang bagaimana akuntan harus beradaptasi dengan meningkatkan keahlian (mastering skills), wawasan dan terbuka terhadap perubahan serta mempertahankan nilai dan etika yang baik untuk berkontribusi dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yang sudah terjadi sekarang ini.

Senada dengan hal tersebut Abdul Halim menambahkan, “Dalam revolusi industri 4.0 ini banyak APBN/D/Des, dalam pelaksanaannya terjadi kecurangan atau tindakan korupsi yang dilakukan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dari berbagai institusi dengan berbagai modus teknologi. Oleh Karena itu persiapkanlah diri dengan sebaik-baiknya, khususnya para calon sarjana akuntansi di bidang akuntansi publik atau pemerintah yang melek perkembangan teknologi, agar menjadi controller yang mumpuni, bukan untuk menjadi pelaku kecurangan atas uang negara.” (ADN/SDI)