,

Memahami Seni Berbicara di Depan Umum

Menguasai soft skill seperti menjadi keharusan di era saat ini. Soft skill sendiri berkaitan dengan kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada dalam diri setiap manusia. Salah satu bentuk dari soft skill adalah cara berkomunikasi. Employment Research Institute pada tahun 2005 mendapati bahwa hard skill hanya berperan 18% terhadap kesuksesan seseorang dalam karir. Sementara soft skill yang salah satunya adalah keterampilan komunikasi  lisan atau public speaking berperan sebesar 82% terhadap kesuksesan seseorang dalam meniti karir.

Dirasa dengan pentingnya memahami soft skill, Marketing and Communications (Marcomm) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mengadakan kegiatan Pelatihan Public Speaking pada tanggal 6 Desember 2020. Pelatihan ini ditujukan kepada anggota Marcomm FBE UII agar dapat mengasah keahlian dan menambah ilmu serta wawasan mengenai public speaking. Kegiatan ini mendatangkan Stefanus Firman Adi Saputra sebagai narasumber yang merupakan presenter dari Redjo Buntung Radio Announcer dan RBTV.

Firman menekankan, “Public speaking adalah seni berbicara di depan umum sesuai dengan karakter masing-masing, karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda. Public speaking itu bukan hanya tentang berkomunikasi dengan lisan. Namun, bagaimana attitude kita terhadap lawan bicara kita, salah satu contohnya berkaitan dengan body language. Kita harus memberikan body language dan kemampuan komunikasi lisan kita secara maksimal agar pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan”.

Adapun peran penting public speaking untuk dikuasai, khususnya oleh anak milenial, antara lain yaitu public speaking dapat menjadi pendukung dominan demi mencapai kesuksesan karir saat ini. Tidak hanya itu, Firman pun menyampaikan bahwa sebelum melakukan public speaking, tentunya terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan, seperti persiapan mental akan tekanan-tekanan yang mungkin terjadi saat perform, persiapan fisik agar terlihat fresh di depan audiens, dan juga persiapan materi yang akan disampaikan kepada audiens.

Sembari menjelaskan struktur dari public speaking, Firman menuturkan, “Dalam tahap opening, pasti ada first impression. Maksudnya yaitu kesan pertama yang dinilai oleh orang lain terhadap diri kita”. Firman juga menambahkan bahwa untuk mendapatkan first impression yang baik, maka perlu juga didukung oleh beberapa hal, yakni penampilan, attitude, cara berbicara, body language, ataupun dengan pandangan mata.

Public speaking itu tidak hanya berdasarkan teori, melainkan bagaimana kita dapat peka terhadap suasana/kondisi yang sedang terjadi. Dengan begitu, kita dapat menyesuaikan gaya berbicara ataupun cara kita menyambut seseorang,” jelas Firman di penghujung acara. (AFM/AMA)