[rev_slider home]
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) merupakan salah satu program pendidikan tinggi di bidang bisnis dan ekonomi yang unggul di Indonesia. Diajarkan oleh staf berpengalaman, kami siap membantu untuk mengembangkan potensi dan mempersiapkan karir Anda. Temukan tempat Anda di dunia bisnis nyata dengan gelar di bidang Manajemen, Akuntansi, atau Ilmu Ekonomi.
Belajar Ekonomi dan Bisnis di FE UII
Pendidikan di FE UII tak sekedar membekali Anda dengan pengetahuan ilmu bisnis dan ekonomi namun juga didukung dengan pembentukan karakter dan peningkatan keterampilan yang berlandaskan nilai keislaman.
Dapatkan informasi seputar pelaksanaan Pemilihan Rektor & Wakil Rektor UII Periode 2018-2022 di Fakultas Ekonomi UII melalui tombol tautan di bawah ini:
Ingin Lanjut Studi Pascasarjana?
Anda akan menghadapi tantangan yang kompleks di dunia bisnis modern yang sangat dinamis. Program magister dan doktor kami akan mempersiapkan Anda menghadapi tantangan yang dihadapi para pemimpin bisnis di masa depan.
Menjadi Mitra Kami
FE UII membuka kesempatan luas untuk menjajaki peluang kerja sama dengan berbagai institusi mitra baik perguruan tinggi, industri, instansi pemerintahan, dan organisasi lainnya. Mari terhubung dan berkolaborasi dengan FE UII untuk memberi kontribusi bagi kemajuan pendidikan dan masyarakat luas.
SOSOK ALUMNI
Belajar Realita Kehidupan dari Jalanan
DJAROT KUSUMAYAKTI Direktur Utama Perum BULOG
Djarot Kusumayakti adalah alumni program studi Ekonomi Perusahaan (saat ini Prodi Manajemen) Fakultas Ekonomi UII Angkatan 1977. Perjalanan karir selama 31 tahun ia jalani di Bank BRI dan sempat membawanya menduduki jabatan Direktur Utama Mikro. Kini, ia dipercaya pemerintah untuk mengemban amanat sebagai Direktur Utama Perum BULOG..
OPINI AKADEMISI
Tantangan Pengelolaan Bisnis Keluarga
ACHMAD SOBIRIN Pusat Studi Bisnis Keluarga
Bisnis keluarga tak luput dari ragam persoalan yang terkadang sulit dipecahkan, seperti munculnya distrust di antara sesama anggota keluarga, konflik dalam suksesi kepemimpinan organisasi, dan lain sebagainya. Akibatnya, tak jarang bisnis keluarga mengalami kemerosotan atau bahkan terpaksa tutup karena konflik berkepanjangan di internal keluarga.