Jumat (06/ 09/ 2019) Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) mengadakan workshop Islamic entrepreneurship 4.0 dengan tema Build a Healthy Business Ecosystem yang diselenggarakan di ruang P 1/2. Pembicara pada acara kali ini adalah M. Hafidullah selaku business strategic director PT. RWE Digital Agency, Dr. Dra. Dessy Isfianadewi, M.M. selaku dosen magister manajemen UII, Dr. Endy Gunanto Marsasi, M.M. selaku dosen magister manajemen UII, dan Dr. D. Agus Hardjito, M.Si selaku kaprodi magister manajemen UII.
Pengusaha yang perkembangan bisnisnya baik biasanya memiliki model bisnis yang efektif dan efisien dalam menjangkau target pasar yang diincarnya. Model bisnis adalah penjelasan dari strategi yang menyangkut berbagai aspek dalam bisnis tersebut menjadi satu kesatuan strategi yang utuh untuk menghasilkan keuntungan. Berbeda halnya dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), mayoritas UMKM masih beroperasi tanpa adanya model bisnis. Model bisnis yang dibahas dalam workshop kali ini adalah Business Model Canvas (BMC). BMC merupakan suatu kerangka kerja yang membahas model bisnis dengan disajikan dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan.
Masalah terbesar kegagalan UMKM biasanya mengenai dana, namun terdapat alasan lain kegagalan UMKM adalah kurangnya keterampilan manajemen, sedikitnya penggunaan teknologi, strategi pemasaran yang belum optimal, dan kurangnya keterampilan teknis bisnis. Sedikitnya penggunaan teknologi disebabkan karena pelaku UMKM malah menganggap teknologi menyulitkan kegiatan operasional mereka sedangkan kurangnya keterampilan teknis bisnis disebabkan mayoritas UMKM tidak memikirkan visi dan misi perusahaan mereka asalkan mereka dapat keuntungan. Namun, Dessy selaku pembicara pada sesi kali ini menambahkan “Jangan pernah underestimate UMKM, walaupun titlenya UMKM bisa saja mereka merupakan leader di bisnisnya”
Menurut Dessy terdapat tiga hal yang harus dipahami yaitu apakah BMC mampu menjadi solusi terhadap permasalahan kegiatan bisnis, apakah BMC dapat digunakan untuk menganalisa kegiatan bisnis yang telah berjalan pada UMKM, dan apakah BMC dapat diimplementasikan pada kegiatan UMKM. Sebagai penutup Dessy menjelaskan “Seharusnya BMC bisa diterapkan di UMKM, hal tersebut bukan lah hal yang tidak mungkin asalkan semuanya dapat diidentifikasi dengan jelas”
Pada sesi kedua diisi oleh Muhammad Hafidullah yang menjelaskan mengenai digital marketing. Di awal sesi Hafidullah menyampaikan “Indonesia adalah negara yang unik seperti dikatakan koes plus tongkat kayu dan batu jadi tanaman sehingga apapun yang dilempar di Indonesia pasti tumbuh.” Pasar di Indonesia sangat lah besar, kalau dahulu mencari peluang sekarang saatnya membuat peluang, tambahnya lagi.
Digital marketing adalah segala upaya pemasaran tentang mengkomunikasikan pesan yang tepat kepada orang yang tepat melalui saluran yang tepat melalui media digital. Digital marketing memiliki tiga pilar yaitu pemasaran via internet, iklan digital, dan integrasi O2O (online to offline dan offline to online). Komponen digital marketing itu sendiri adalah auedience, content, context, dan medium. Tujuan dari digital marketing ada dua yaitu menghasilkan penjualan dan menangkap prospek. Banyak keuntungan yang bisa diambil dari digital marketing yaitu mendapatkan pendapatan yang lebih baik, targeting market menjadi lebih mudah, komunikasi dengan konsumen menjadi lebih mudah, brand image, dan business visibility.
“Memahami konsumen merupakan hal dasar ketika berjualan “ tegas Hafidullah. Sehingga cara untuk memahami audience adalah memahami siapa yang ditargetkan oleh brand tersebut, tujuan dari brand tersebut, biasanya konsumen mengakses informasi brand tersebut dari mana, dan motivasi serta hambatan saat membeli produk.
Dengan memahami pola hidup masyarakat di era digital seperti saat ini yang selalu menginginkan cara yang mudah dan cepat dalam melakukan sesuatu seperti berbelanja. Untuk itu pentingnya Digital Marketing dalam memfasilitasi para entrepreneur dalam mengenalkan produk mereka kepada masyarakat, Harapan kedepan para entrepreneur sadar akan betapa pentingnya memaksimalkan pemasaran produk melalui media digital seperti hal nya sosial media, platform jual beli online ataupun media internet lainya. (ASH/SHP)