Wisuda Periode III UII Diikuti 513 Lulusan

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar prosesi wisuda pada jenjang Doktor, Magister, Sarjana dan Ahli Madya untuk Periode III Tahun Akademik (TA) 2015/2016 di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir pada hari ini (20/2). Wisuda pada hari ini diikuti oleh 513 wisudawan/wisudawati yang terdiri dari 2 orang dari Program Diploma (D3), 418 orang dari Program Strata Satu (S1), 88 orang wisudawan/wisudawati dari Program Magister dan 5 orang wisudawan/wisudawati dari Program Doktor. Dari jumlah tersebut, 104 orang berhasil meraih predikat cumlaude.

Indek Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi pada Program Strata Satu, dengan nilai sempurna 4.0 (Empat Koma Nol) berhasil diraih oleh Novitasari, mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Kimia. Ini menjadi catatan baru bagi prosesi wisuda kali ini sebab peraih IPK tertinggi seringkali diraih oleh mahasiswa dari bidang studi ilmu sosial.

Sementara waktu studi tercepat dengan masa studi Tiga Tahun Empat Bulan berhasil diraih oleh 11 orang sekaligus, yakni 4 orang dari Fakultas Hukum, 4 orang dari Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya dan 3 orang lainnya dari Fakultas Ekonomi. Sampai wisuda kali ini, alumni UII telah mencapai jumlah 80.196 orang.

Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., dalam sambutannya berpesan agar para lulusan senantiasa membekali diri dengan kompetensi dan berbagai skill. Meski pendidikan formal telah berhasil ditempuh namun kewajiban untuk terus belajar hendaknya menjadi sikap hidup yang terus diamalkan. Hal ini disampaikannya terkait dengan tantangan di dunia kerja yang semakin kompetitif. Terlebih implementasi MEA telah mulai dilakukan pada awal tahun ini.

Sementara itu perwakilan alumni UII, Urip Indra Hartawan mendapatkan kesempatan untuk memotivasi para wisudawan UII melalui penyampaian orasinya. Saat ini, alumnus Jurusan Teknik Informatika UII tersebut berkarir sebagai ahli networking di sebuah perusahaan IT Singapura, Signetique IT Pte Ltd.

“Sebagai alumni UII, saya merasakan manfaat yang begitu besar dalam perjalanan hidup saya. Tanpa disadari, sistem pendidikan di universitas ini telah mempersiapkan saya agar dapat beradaptasi dengan baik di dalam masyarakat”, katanya. Hal ini ia ceritakan terkait dengan pengalamannya pernah tinggal dan berkarir di Singapura yang notabene merupakan lingkungan non-muslim.

Selain itu, ia juga berpesan agar wisudawan memiliki semangat yang tinggi untuk mengejar cita-cita dan tidak mudah menyerah. Pria yang telah malang-melintang di dunia IT ini mengaku bahwa sebagai engineer, keberhasilan karirnya dibangun dengan kerja keras dan keyakinan. “Saya menjalani semua itu dengan penuh dedikasi dan tentunya terus berharap kepada Allah SWT untuk memudahkan segala urusan saya”, pungkasnya.