Akuntansi Forensik Untuk Bongkar Korupsi
Perkembangan Dunia Akuntansi forensik di dunia maupun di Indonesia berjalan dengan cepat. Kompleksitas permasalahan pun menjadi semakin tinggi seiring dengan berkembangnya aktivitas-aktivitas berbagai sektor ekonomi.
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah terkait dengan kecurangan atau fraud. ” Nah, Akuntansi Forensik ini untuk membongkar kasus-kasus seperti misalnya korupsi yang masih menjadi persoalan besar di Indonesia.” Ungkap Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Dr. Harsoyo pada Seminar Akuntansi Forensik yang diselenggarakan Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII (PPs FE-UII), kamis 3 maret 2016 di Hotel Royal Ambarukmo.
Ia menambahkan berbagai modus dan jenis fraud terus bermunculan di dunia dan telah menyebabkan banyak organisasi dan perusahaan besar mengalami kejatuhan. Terkait dengan ini kondisi ini Akuntansi Forensik menjadi bagian penting dari upaya dan mekanisme untuk mengatasi dan meminimalisir kasus fraud di masyarakat.
Namun demikian sifat ‘problem based dari ilmu Akuntansi Forensik memberikan tantangan tersendiri dalam pengembangan sumber daya manusia guna memenuhi kebutuhan di lapangan. Kebutuhan tenaga tersebut cukup banyak karena persoalan yang muncul cukup banyak dan terus mengalami kemajuan dalam melakukan fraud.
Salah satu pembicara, Alexander Sianturi memaparkan bahwa aspek kompetensi teknologi yang harus dimiliki oleh para akuntan forensik terutama dalam pengungkapan kasus-kasus fraud, karena dengan menguasai teknologi baru dapat lebih cepat untuk mengungkap kasus-kasus fraud diberbagai sektor di Indonesia.
Hal ini sependapat dengan pembicara Hendi Yogi Prabowo, SE., M.ForAccy., Ph.d dalam memberikan ceramahnya, selain dengan teknologi seorang Akuntan Forensik juga harus mengetahui bagaimana mengetahui adanya fraud salah satunya melalui niat seseorang atau perusahaan, karena walaupun itu bertujuan baik tetap itu adalah sebuah kecurangan, seperti yang dialami oleh perusahaan TOSHIBA, yang menyembunyikan data keuangan sebenarnya selama beberapa tahun.
Sementara itu, dihadirkan juga Prof. Kathie Cooper dari University of Wollongong Australia salah seorang pionir pendidikan akuntansi forensik di Australia yang menjelaskan bagaimana mengelola sebuah program pendidikan akuntansi forensik yang baik agar dapat menghasilkan lulusan yang sangat baik agar dapat memenuhi ekspektasi dan kebutuhan di lapangan.
Sebagai penutup acara, Dr. Zainal Mustafa EQ., MM menambahkkan agar kegiatan seminar akuntansi forensik ini dapat terus dilakukan setiap tahunnya, agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi banyak pihak, baik instansi, perusahaan maupun individhu.