Gelar Studium Generale, UII Hadirkan Gubernur Jawa Barat

Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Akademik kembali  menyelenggarakan studium generale bagi mahasiswa baru di semua Program Pascasarjana yang ada di UII. Menghadirkan pembicara Gubernur Jawa Barat, Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan, Lc., M.Si., Studium generale yang digelar di Gedung Kuliah Umum, Prof. Dr. Sardjito UII ini, Selasa (26/4), mengambil tema Islam dan Revolusi Mental Dalam Mewujudkan NKRI Sejahtera dan Berkeadilan.

Disampaikan Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. dalam sambutannya, diyakini bahwa Islam adalah solusi terbaik bagi kebahagiaan umat manusia di dunia maupun akhirat. Namun demikian, minimnya pemahaman tentang Islam belum mampu menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia. ”Tidak sedikit yang memahami ilmu Islam masih terbatas sebagai ilmu dan teori yang belum mampu dihadirkan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan,” tuturnya.

Dr. Harsoyo menuturkan, Islam sejatinya merupakan agama yang syamil-mutakamil yakni komplit dan komprehensif, mengatur kehidupan manusia dalam seluruh aspeknya, baik urusan pribadi maupun masyarakat dan negara. Oleh karena itu, Islam harus selalu menjadi pedoman dalam beraktivitas di segala aspek, baik itu sosial budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. ”Akhlak dan mental bangsa yang baik secara otomatis akan terwujud jika sebagai rakyat maupun sebagai pemimpin selalu berupaya menerapkan nilai-nilai Islam dalam seluruh aspek kehidupan” ujar Dr. Harsoyo.

Sementara disampaikan Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan dalam materinya, pada dasarnya  terdapat tiga tujuan pembangunan. Pertama adalah mewujudkan kesejahteraan, kedua mewujudkan rasa aman dan yang ketiga adalah mewujudkan penghambaan kepada Allah SWT. ”Kehidupan kita tidak hanya berhenti di dunia, namun juga kehidupan di akhirat kelak,” paparnya.

Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan menuturkan, terdapat beberapa hal dari sisi-sisi mikro yang kiranya juga perlu diperhatikan dalam pembangunan. Diantaranya yakni dalam hal pengentasan kemiskinan dan pengentasan pengangguran. Menurut Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan, sehebat apapun program pembangunan  tetapi bila tidak bisa mengurangi kemiskinan dan pengangguran, dikatakan pembanguan tersebut tidak berhasil. Hal ini kiranya perlu diperhatikan sebagai bangsa.

Lebih lanjut disampaikan Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan, bila memperhatikan data world bank yang dirilis paling mutakhir  pada tahun 2015, disebutkan 1 persen  bangsa Indonesia menguasai 55,5 persen kekayaan di Indonesia. Hal ini menrut Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan berbahaya bagi kehidupan. Sementara yang terakhir dari sisi mikro yang perlu difahami dalam pembangunan menurut Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan yang mensuplai bahan-bahan kehidupan adalah lingkungan atau bumi kita.

Sebagai kaum muslimin seperti disampaikan Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan kita tidak bisa menguasai salah satu saja dari ulum dan funun, tetapi kedua-duanya harus dikuasai dengan baik. Dengan penguasaan ulum dan funun itulah menurut Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan akan hadir peradaban yang seimbang. ”Penguasaan ilmu-ilmu yang berbasis wahyu dengan ilmu-ilmu yang berbasis alam semesta baik sosial maupun sains, dan kedua duanya harus dibuat seimbang. Dari hal inilah akan hadir peradaban yang seimbang,” tuturnya.

Dijelaskan Ahmad Heryawan, ulum adalah semua jenis keilmuan yang terus dikembangkan yang basisnya adalah wahyu dan isinya benar dan salah, halal dan haram serta membangun keterarahan manusia. Sementara funun adalah segala jenis ilmu pengetahuan baik sosial sains maupun sains yang sumbernya dari ayat-ayat kauniyah.