BERITA PROGRAM MAGISTER DOKTOR

pascasarjana uii ekonomi

Sabtu,18 November 2017 telah diadakan Seminar Pasar Modal yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia,acara ini bertemakan “B4P CAPITAL MARKET,Belajar,Bekerja,Berinvestasi dan Berbisnis Di Pasar Modal” yang dilaksanakannya bertempat di Hotel Rich Jogja,yang dimulai pada pukul 08.00 WIB. Acara ini diikuti oleh 120 peserta yang terdiri dari Program Pascasarjana dan Program Sarjana.

Dalam rangkaian acaranya acara ini dibuka oleh Bapak Zainal Mustofa yang merupakan Direktur dari program Magister Manajemen beliau berharap kedepan nya Pojok BEI dapat terus berkembang dan semakin maju serta dapat memberikan manfaat khususnya bagi mahasiswa dan lembaga dalam bidang akademik dan praktek prakteknya di masa depan. Ditambah lagi Universitas Islam Indonesia satu satunya institusi di Indonesia yang memiliki pojok bursa efek Indonesia yang terletak di Fakultas Ekonomi nya. Lalu acara selanjutnya dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Direksi PT CIMB Sekuritas dalam sambutan nya beliau berharap bahwa MOU yang dijalankan dapat terus terjalin dan saling memberi manfaat bagi masing-masing pihak.

Pada materi sesi pertama di isi oleh Bapak Arif Singapurwoko selaku akademisi Universitas Islam Indonesia yang menggeluti dunia pasar modal. Beliau menyatakan bahwasannya saat ini kompetisi dunia kerja semakin ketat dan menuntut mahasiswa untuk lebih profesional lagi. Oleh karena itu, para mahasiswa hendaknya mengambil profesi dan sertifikasi atau lisensi khususnya di bidang pasar modal. Banyak perusahaan lebih memilih calon pekerja yang memiliki lisensi. Sehingga, nantinya para lulusan yang baru tidak menunggu lama hingga mendapatkan pekerjaan. 600.000 investor yang ada, hanya sedikit yang telah memiliki lisensi profesional maka hal ini dapat menjadi peluang yang besar. Memahami struktur pasar modal terlebih dahulu yang dapat menjadi dasar pedoman dalam berinvestasi. Belajar teknikal dan fundamental tentang pasar modal juga menjadi hal penting saat akan berinvestasi dengan mempelajari pasar modal kita dapat mengetahui trend dan kondisi perekonomian bangsa kita.

Materi berikutnya disampaikan mengenai program Incubator-Start Up Company. Perusahaan Unilever, salah satu tokoh Ibu Mutia Hatta memiliki cerita menarik saat melakukan investasi. Pada awalnya beliau menyimpan sahamnya selama 18 tahun sebanyak 4 lot sebesar 11.000.000 rupiah. 18 tahun kemudian nilainya meningkat menjadi 5 miliar rupiah. Fenomena ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan ladang investasi yang sangat menguntungkan, namun banyak orang yang belum dan mau untuk berinvestasi sehingga tidak dapat merasakan manfaatnya. Salah satunya yang menjadi tren adalah start-up saham yang lagi banyak diminati. Start-up ini telah didukung besar oleh IDX (Indonesian Stock Exchange ) atau Bursa Efek Indonesia dengan jumlah 1000 start-up.

Ada beberapa kata yang menarik dalam acara ini, pertama ” yang penting bukan berapa besar penghasilan kita, tetapi berapa besar investasi kita”, kedua “hai mahasiswa , jika gagal menjadi pria tampan maka jadilah pria mapan” dan ketiga, “sahamku maharku”. Terakhir, acara ditutup oleh penyerahan cindera mata kepada IDX, Bank CIMB dan Universitas Islam Indonesia.

Pada Jumat 8 Desember 2017 bertempat di Royal Ambarukmo Yogyakarta, diadakan Workshop Audit Forensik Planning and Execution of Asset Emblezzlement Investigation, dimana Fakultas Ekonomi UII sebagai penyelengara acara tersebut. Acara tersebut merupakan acara rutin yang diadakan, Fakultas Ekonomi dimana biasanya digelar sebanyak 2 kali dalam satu tahun. Audience pada workshop ini adalah praktisi maupun juga pengajar akademisi. Pada Workshop ini terdapat 8 Audience diantaranya dari, Otoritas Jasa Keuangan Makassar, PT.Bank Jambi , Universitas Trisakti Jakarta , BRI Syariah Jakarta .

Rangkaian acara workshop berlangsung selama 3 hari Jumat ,Sabtu dan Minggu . Pada hari pertama acara dibuka oleh Bapak Hendi Yogi Prabowo, SE,M.forAccy,PhDCFrA yang merupakan perwakilan dari pengelola Audit Forensik FE UII. Dalam pembukaan ini, Beliau memaparkan mengenai profil singkat para pengisi Worksop yang akan mengisi selama acara berlangsung. Tepat pukul 08.30 sesi pertama dimulai yaitu mengenai Introduction fundamentals of behavioral forensicsin fraud investigation , dimana materi ini disampaikan oleh Bapak Hendi Yogi Prabowo, SE,M.forAccy,PhDCFrA.

Dalam sesi ini peserta dipaparkan mengenai bagaimana  dasar-dasar behavior audit yang harus dimiliki oleh para audit , selain itu Beliau juga menegaskan bahwasannya tidak ada standar baku dalam audit , sehingga pasti akan terdapat perbedaan dalam setiap sesi karena pada workshop ini sengaja didatangkan pembicara dari berbagai latar belakang . Tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada para peserta dari berbagai persepektif yang berbeda , hal ini menegaskan bahwa audit bersifat fleksibel . Pada sesi ini juga peserta secara aktif berdiskusi kepada pembicara tentang bagaimana suatu penyelewengan keuangan terjadi dalam suatu perusahaan maupun intansi .

Pada sesi kedua diisi oleh salah satu pengajar dari Fakultas Hukum UII dan merupakan pengacara di Yogyakarta Beliau yaitu Dr. Arief Setiawan ,SH.,MH . Materi yang disampaikan mengenai legal aspect in fraud investigation , dimana beliu menjelaskan secara menarik dan detail tentang audit forensik dalam kacamata hukum. Beliau mengatakan bahwasannya “Forensik berfungsi untuk membantu proses peradilan ,serta perlu dibedakan antara truth dan rightness” . Dalam sesi ini para Audience juga dapat secara langsung bertanya ,dan berdiskusi . Sehingga pada sesi ini ,menarik karena para peserta diajak untuk mengenali prosedural dalam hukum dalam pengungkapan suatu penyelewengan keuangan yang dimisalkan adanya korupsi , dan pada sesi ini selesai pukul 11.45.

Sesi ketiga diisi oleh Bapak Mulia Ardi, SE., AK., MM beliau bekerrja pada lembaga sertifikasi auditor forensik. Materi yang disampaikan pada sesi ini adalah Theories and Concepts of Fraud and Fraud Investigation. Meskipun beliau sudah tidak muda lagi, beliau masih sangat semangat dan luwes mengisi materi tersebut pada sesi 3. Dalam sesi ini ada beberapa hal penting yang tercatat, seperti apa yang beliau katakan “Profesi Audit Forensik mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.” Selain itu, disampaikan juga mengenai pengertian dan faktor pendorong fraud, lingkup fraud, investigasi fraud dan pengertian penelaahan masalah. Pada sesi ini interaksi pemateri dengan para peserta sangat baik. Beberapa peserta ada yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan. Ibu Irawati dari PT. Bank Jambi dan Desiyana Patra Rapang Dari Otoritas Jasa Keuangan Makassar adalah yang mengajukan pertanyaan. Selain itu, peserta yang lain juga aktif berdiskusi.

Sesi terakhir disampaikan oleh Bapak Hendi Yogi Prabowo, SE,M.forAccy,PhDCFrA. Yang mana sudah menyampaikan materi pada sesi pertama. Pada sesi ini, beliau menyampaikan materi mengenai Managing Documentary Evidence with Nvivo 11 – Part 1.  Beberapa poin yang disampaikan adalah mengenai aplikasi untuk membantu audit forensik. Pada sesi ini peserta juga diminta untuk meng-install­ aplikasi Nvivo bersdama-sama. Beliau mengatakan bahwa dengan bantuan aplikasi seperti Nvivo atau sejenisnya dapat membantu dalam normalization of Fraud. Dan yang terakhir, peserta dengan Bapak Hendi secara bersama-sama melakukan simulasi dengan menggunakan Nvivo untuk audit forensik. Sesi ini berakhir pada pukul 17.30 dan pada sesi ini diakhiri dengan foto bersama.

Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk ASEAN bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UII), pada tanggal 4 Desember 2017 telah menyelenggarakan Seminar berjudul “Peningkatan Daya Saing UMKM Indonesia dalam Menembus Pasar ASEAN” di kampus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Condongcatur, Yogyakarta.

Seminar ini dibuka oleh Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., M.Hum., LLM., Ph.D., setelah mendengar sambutan pengantar dari pelaksana Tugas Wakil Tetap RI untuk ASEAN, Duta Besar Chilman Arisman. Para pembicara dalam Seminar adalah Staf Ahli Menlu Bidang Diplomasi Ekonomi, Ridwan Hassan, Direktur Perundingan ASEAN Kemendag, Donna Gultom, Anggota Tim Pokja KEIN/Anggota Tim Reformasi Birokrasi Kemenkop dan UKM, Pariaman Sinaga dan Pakar Pengembangan UMKM, Jaka Sriyana dari FE UII.

Acara Seminar ini dihadiri oleh para mahasiswa dan dosen UII, selain itu juga turut mengundang 100 pelaku UMKM dari berbagai industri yang ada di wilayah Yogyakarta, beberapa organisasi penggiat UMKM serta pejabat Pemprov DIY yang terkait dengan pemberdayaan UMKM.

Acara seminar yang diadakan oleh Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk ASEAN ini menjelaskan bahwa stabillitas dan perdamaian ASEAN selama 50 Tahun menjadi modal utama bagi pertumbuhan ekonomi. Peningkatan perdagangan intra-kawasan dari USD 80 miliar pada tahun 1993 menjadi USD 550 miliar pada tahun 2015 menjadikan ASEAN sebagai kawasan dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-6 di dunia dan ke-3 di Asia. Selain itu, jumlah investasi dan wisatawan intra-kawasan ASEAN juga menunjukkan trend yang sama yang sudah mencapai USD 22.8 miliar dan 108.8 juta wisatawan.

Pencapaian tersebut membuat ASEAN diakui keberadaan dan peranannya dalam mempengaruhi arsitektur ekonomi dunia untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan serta menjalin kerjasama yang lebih erat melalui terbentuknya arsitektur kawasan yang baru. Oleh karenanya, wajar jika dikatakan ASEAN telah sukses membangun ekosistem yang mendukung perdamaian dan kesejahteraan di kawasan dan terus berkembang dari sebuah organisasi yang terhitung fleksibel menjadi sebuah komunitas yang terikat kuat.

Meski telah sedemikian besarnya kemajuan dan kesuksesan yang dinikmati selama 50 tahun, bukan berarti ASEAN tidak memiliki ruang untuk terus dimutakhirkan dan diperbaiki. Masih banyak tantangan-tantangan yang perlu dihadapi secara kolektif. Tantangan tersebut diantaranya adalah ketimpangan ekonomi, sentralitas ASEAN dan yang terakhir penguatan Sekretariat ASEAN.

Bapak Jaka Sriyana selaku pengamat dan Pakar UMKM FE UII memaparkan terkait strategi peningkatan daya saing UMKM melalui inovasi produk dan peningkatan kualitas agar mampu menembus pasar ekspor baru. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa dukungan pemerintah menajdi salah satu faktor kunci, khususnya terkait kegiatan promosi untuk membantu membuka dan memperluas pasar melalui G to G agreement. Lebih jauh, dukungan pemerintah terhadap pengembangan UMKM juga bisa diwujudkan dengan mengembangkan mental wirausaha melalui berbagai sinergi yang bisa dilakukan oleh Pemerintah dan BUMN dengan berbagai Perguruan Tinggi.

Seminar ini dapat berjalan dengan baik dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak, khususnya sesuai dengan tema seminar hari ini, “Peningkatan Daya Saing UMKM Indonesia untuk Menembus Pasar ASEAN.”