Di penghujung tahun ini untuk menyambut datangnya tahun baru 2017, para pelaku bisnis dan pengamat ekonomi giat melakukan berbagai analisis keadaan ekonomi Indonesia pada masa mendatang. Aspek penilaian dilakukan pada berbagai bidang untuk mengetahui peluang dan tantangan ekonomi di Jogja pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Bertempat di Ruang Aula Utara Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII), Dr. Zainal Mustafa EQ, MM selaku Direktur Progam Pascasarjana FE UII membuka secara resmi pada acara yang berlangsung pada hari Selasa, 20 Desember 2017. Kepala Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta (OJK DIY), Dr. Fauzi Nugroho, SE., MM., CTSI didaulat menjadi keynote speaker Beliau memberikan highlight informasi mengenai potensi DIY dalam setahun kedepan. Sektor pariwisata dan perhotelan diprediksi akan terus meningkat.

Pada parallel session, diawali oleh guru besar FE UII, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M. Ec yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia lima tahun terakhir mengalami degradasi yang jelas. Sedangkan laju pertumbuhan perekonomian tahun 2016 yang relative statis dibanding tahun sebelumnya. Hal ini patut disyukuri karena terdapat tekanan pada anggaran pemerintah tahun 2016, yang diselamatkan adanya tax amnesty. Hal ini menyebabkan bertambahnya penerimaan dalam APBN, kemampuan fiskal yang longgar, dan dampaknya perekonomian mengalami penguatan dan dunia usaha pun masih akan terselamatkan.

Namun, persoalan ekonomi Indonesia masih tetap berkutat pada masalah banyaknya pengangguran yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan, kemisikan dan ketidakmerataan kesejahteraan rakyat. Prof. Edy menyimpulkan bahwa sangat sulit dan pesimis akan tercapainya laju pertumbuhan ekonomi yang baik pada tahun 2017. Tahun mendatang Indonesia akan tetap masih dipengaruhi oleh perekonomian Amerika dan Tiongkok. Outlook ekonomi dan bisnis masih belum banyak berubah terlebih lagi ada faktor politik dan banyak faktor lainnya.

Pembicara berikutnya, dosen FE UII sekaligus pengamat bisnis Drs. Suwarsono Muhammad, MA menyoroti tahun mendatang dari pengaruh dunia terhadap Indonesia. Dimana fenomena Brexit (British Exit) yang terjadi dipertengahan tahun 2016 dan  terpilihya Donal Trump sebagai presiden Amerika Serikat menjadi era transisi berskala besar. Dunia akan mengalami G-Zero (G-Nol) yaitu dunia tanpa pemimpin. Jika pada masa sebelumnya setelah era Perang Dingin berakhir, Amerika menjadi satu-satunya Negara adikuasa dunia – yang disebut dengan G-1.

 

Terakhir, seorang pebisnis yang merupakan owner kantor pemasaran Mandiri Prudential  Ir. Hawari N. Tandjaya RFP ™. QWP® menjelaskan bahwa peningkatan laju ekonomi Indonesia sebesar 5,1% – 5,4% merupakan kontribusi peningkatan belanja Negara. Dimana Presiden Joko Widodo sedang giat membangun untuk menghabiskan anggaran belanja Negara dengan target selesai pada akhir tahun ini. Sedangkan jika disoroti dari kacamata bisnis, dengan angka inflasi yang terus menurun peluang bisnis terbesar berasal dari aspek keuangan dan asuransi.

Program Studi (Prodi) Magister Manajemen Universitas Islam Indonesia (MM UII) memperoleh kepercayaan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) sebagai salah satu penyelenggara Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia Dalam Negeri (BUDI DN) untuk tahun 2016. Kemenristek Dikti tahun 2016 ini secara keseluruhan memberikan kesempatan beasiswa pada jenjang studi S2 dan S3 dengan kuota 2.300 orang untuk studi dalam maupun di luar negeri.

Disampaikan Ketua Prodi MM UII, Dr. Zainal Arifin, M.Si., Selasa (26/7), sebagai salah satu prasarat yang harus dipenuhi pendaftar yakni telah tercatat sebagai dosen pada perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun swasta di lingkungan Kemenristek Dikti dan mempunyai NIDN atau NIDK. Pendaftaran beasiswa akan ditutup pada 31 Juli 2016 mendatang.

Dr. Zainal Arifin menuturkan, sebagai salah satu penyelenggara BUDI DN tentunya akan manambah kepercayaan masyarakat akan Prodi yang ia pimpin. Terlebih pada tahun ini Prodi MM UII juga berhasil mempertahankan akreditasi A. Menurutnya atas kepercayaan ini kewajiban selanjutnya adalah bagaimana memberikan kualitas terbaik, dan jangan sampai mengecewakan.

“Dengan raihan akreditasi A, kami memperoleh tawaran dari Kemenristek Dikti untuk turut mengajukan diri sebagai penyelenggara BUDI DN. Tawaran ini kemudian kami tindak lanjuti dengan harapan kualitas kami juga akan semakin diakui,” tuturnya.

Diungkapkan Dr. Zainal Arifin, kepercayaan dari Kemenristek Dikti sebagai penyelenggara BUDI DN tentunya juga tidak lepas dari upaya yang dilakukan oleh pihaknya secara terus menerus dalam meningkatkan kualitas. Ia menuturkan, ke depan sosialisai akan terus dilakukan guna menjaring para pendaftar. Menurutnya, sebagai penyelenggara BUDI DN ada beberapa benefit yang secara langsung maupun tidak langsung diperoleh. Salah satunya adalah input mahasiswa yang diterima juga akan semakain berkualitas.

“Tentunya mahasiswa yang kami terima akan semakin berkualitas. Dimana proses seleksi pendaftar program ini tidak hanya dilakukan oleh kami, tetapi juga akan melibatkan dari Kemenristek Dikti,” paparnya.

Lebih lanjut disampaikan Dr. Zainal Arifin, kepercayaan yang telah diperoleh harus dapat direspon dengan baik mengingat tantangan ke depan juga akan meningkat. Upaya yang akan dilakukan diantaranya adalah dengan melakukan perbaikan pada penyelenggaraan proses belajar mengajar, meningkatkan kualitas dosen serta meningkatkan karya ilmiah di jurnal internasional bagi para mahasiswa.

“Dengan keperyaan yang diterima ini, diharapkan Program MM UII dapat menarik minat mahasiswa dari luar DIY. Terlebih sampai saat ini belum ada Prodi MM di kampus swasta di wilayah DIY lainnya sebagai penyelenggara program BUDI DN ini,” paparnya.

Berbagai upaya dilakukan Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (PPs FE-UII) guna meningkatkan kualitas akademiknya, salah satunya dengan mengadakan acara Kuliah Dosen Tamu pada hari sabtu (4/6/2016) bertempat di ruang P1/2 Gedung Fakultas Ekonomi, dengan menghadirkan Pakar Internasional Mudiyanselage Saman Dassanayake, Ph.D (Gakushuin – Japan), Senior Lecturer in Human resources Management, Faculty of Management and Finance, University of Colombo, Srilanka, sebagai moderator Arif Hartono, SE., MHRM., Ph.D.

Persaingan tenaga kerja akan semakin ketat menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau Pasar Bebas ASEAN tahun 2016. Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Siapkah Anda menghadapi persaingan di tahun 2016 ?

Hal ini disampaikan oleh Mudiyanselage Saman Dassanayake, Ph.D, dalam perkembangannya hal ini menjadi tantangan  serius untuk manajemen sumber daya manusia dan strategi bisnis global. Banyak perusahaan harus menavigasi atau mengkondisikan sesuai kondisi ekonomi global yang kompleks, selain itu perusahaan juga harus memposisikan diri untuk menarik dan mempertahankan pekerja (SDM) yang mereka butuhkan.

Perusahaan akan menghadapi beberapa tantangan baik dari tenaga kerja masa depan dan dari perubahan sifat pekerjaan itu sendiri, sehingga Manajer HR perlu untuk maju dari permainan dengan memahami demografi, teknologi dan pergeseran besar masyarakat di masa depan dan kemudian mempersiapkan diri sesuai kondisi kekinian.

 

Diharapkan kelak, hal ini dapat meningkatkan awareness mahasiswa, selain itu juga dapat digunakan sebagai pengetahuan praktis dan diharapkan menjadi ide penelitian. Secara individhu, mahasiswa PPs FE-UII dalam menyusun tesis sudah melakukan penelitian dibidang SDM. Secara Institusi, sudah dilakukan penelitian terkait bisnis keluarga khususnya industri batik dan penggilingan padi. Adapun hasil penelitian ini diharapkan juga dapat membantu pelaku bisnis industri batik dan penggilingan padi di Indonesia untuk bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Mungkin beberapa kalangan tidak terkejut tentang perilaku para wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), setelah dipublikasikannya laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semeseter I Tahun 2015 atas 666 objek pemeriksaan pada pemerintah pusat, pemerintah daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BPK menemukan dugaan kunjungan kerja fiktif anggota DPR yang berpotensi merugikan negara Rp 945 milyar, selain itu juga ditemukan adanya dugaan tiket pesawat fiktif senilai Rp 2,05 milyar.

Dosen Magister Akuntansi Universitas Islam Indonesia Hendi Yogi Prabowo, SE., M.ForAccy., Ph.d mengemukakan hal tersebut di kampus Pascasarjaan FE UII Condongcatur, Rabu (18/5). Menurutnya dari sudut pandang behavioral forensics yang merupakan bagian dari ilmu akuntansi forensik hal ini sering dipicu tiga faktor utama yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi (rationalization) atau yang sering disebut sebagai fraud triangle.
Selain ketiga hal tersebut adanya perilaku narsisme juga dapat memicu hal tersebut, karena seseorang yang memiliki perilaku narsisme merasa dirinya menjadi pusat perhatian (authority), mengagumi diri sendiri secara berlebihan (self admiration), berhak dianggap lebih baik dari orang lain (superiority), dan berhak mendapatkan lebih banyak dari pada orang lain.
“Bagi seorang akuntansi forensik yang akan dilihat adalah ada tidaknya aturan detail mengenai hal itu,” jelasnya. Untuk memudahkan, Hendi manganalogikan dengan penggunaan mobil dinas pada libur hari raya, yang acapkali terjadi dan mengundang pro dan kontra, ia menyatakan hal itu salah, penyimpangan harus dilihat dengan ada tidaknya aturan detail yang mengaturnya. Selain ada aturan yang jelas ia menambahkan acapkali para ahli atau praktisi memberikan solusi dari segi teknis saja seperti mengubah aturan, mengubah sistem bahkan mengubah kelembagaan.
Hal-Hal teknis ini diakuinya tidak akan mudah untuk mengantisipasi atau menghilangkan penyimpangan yang terjadi di DPR, tapi bagi seorang akuntan forensik yang terbaik dilakukan adalah dengan mengubah mindset, mengubah perilaku.
Dengan merubah mindset atau perilaku seorang diharapkan kelak, mereka sadar bahwa mereka adalah pelayan masyarakat yang mempertanggungjawabkan segala tindakan dan perbuatannya kepada masyarakat juga.

Kerjasama antara Universitas Islam Indonesia (UII) dan University of Debrecen (UD) Hungaria telah lama terjalin, tepatnya dimulai sejak pertama kali delegasi UII berkunjung ke universitas tersebut pada Maret 2013 lalu. Satu tahun kemudian UD memberikan respon yang baik dengan membalas kunjungannya ke UII dengan delegasi dari Fakultas Hukum UD. Salah satu hasil kerjasamanya adalah pada September 2014, UII mengirimkan Dodik Setiawan Nur Heriyanto sebagai satu-satunya mahasiswa dari Indonesia yang mengambil program Ph.D., di universitas tersebut.

Dalam rangka memperluas kerjasama dengan fakultas lain, hari ini (12/05) UD melakukan kunjungan kembali ke UII diwakili oleh  Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UD Prof. Dr. Popp Jozsef, Ketua Institusi FEB UD Dr. Dajnoki Krisztina, Asisten Karoly Ihrig Doctoral School FEB UD Dr. Harangi-Rakos Monika, dan Wakil Ketua Asosiasi PhD dan DLA Hungaria dr. Komives Peter Miklos.

Kunjungan dari UD diterima langsung oleh Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., bertempat di Ruang Sidang VIP Lantai 2 Rektorat UII Gedung GBPH Prabuningrat. Selin itu tampak pula hadir menyambut kunjungan diantaranya Dekan Fakultas Ekonomi (FE) UII Dr. Drs. Dwipraptono Agus Hardjito, M.Si., Direktur International Program UII Ir. Wiryono Rahardjo, Ph.D., Direktur Direktorat Pemasaran Kerjasama dan Alumni (DPKA) UII Hangga Fathana, SIP., B.Int.St., MA., serta beberapa dosen dari FE UII.

Dalam sambutannya Harsoyo menyampaikan bahwa diharapkan dengan ditandatanganinya nota kesepakatan kerjasama ini, kolaborasi akademik antara UII dan UD bisa semakin luas, banyak skema kerjasama dengan fakultas yang bisa dikembangkan lebih lanjut.

Sementara itu pimpinan delegasi dari UD menyampaikan bahwa maksud kunjungan kali ini adalah untuk menjajaki peluang kerjasama dengan fakultas ekonomi UII dan program pascasarjana FE UII, terutama berkaitan dengan kegiatan akademik, seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, join seminar, serta skema lainnya yang bisa dikembangkan. “Saat ini kami mempunyai 14 fakultas dengan jumlah total kurang lebih 30 ribu mahasiswa dimana 3.800 nya adalah mahasiswa internasional,” pungkasny

Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Akademik kembali  menyelenggarakan studium generale bagi mahasiswa baru di semua Program Pascasarjana yang ada di UII. Menghadirkan pembicara Gubernur Jawa Barat, Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan, Lc., M.Si., Studium generale yang digelar di Gedung Kuliah Umum, Prof. Dr. Sardjito UII ini, Selasa (26/4), mengambil tema Islam dan Revolusi Mental Dalam Mewujudkan NKRI Sejahtera dan Berkeadilan.

Disampaikan Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. dalam sambutannya, diyakini bahwa Islam adalah solusi terbaik bagi kebahagiaan umat manusia di dunia maupun akhirat. Namun demikian, minimnya pemahaman tentang Islam belum mampu menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia. ”Tidak sedikit yang memahami ilmu Islam masih terbatas sebagai ilmu dan teori yang belum mampu dihadirkan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan,” tuturnya.

Dr. Harsoyo menuturkan, Islam sejatinya merupakan agama yang syamil-mutakamil yakni komplit dan komprehensif, mengatur kehidupan manusia dalam seluruh aspeknya, baik urusan pribadi maupun masyarakat dan negara. Oleh karena itu, Islam harus selalu menjadi pedoman dalam beraktivitas di segala aspek, baik itu sosial budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. ”Akhlak dan mental bangsa yang baik secara otomatis akan terwujud jika sebagai rakyat maupun sebagai pemimpin selalu berupaya menerapkan nilai-nilai Islam dalam seluruh aspek kehidupan” ujar Dr. Harsoyo.

Sementara disampaikan Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan dalam materinya, pada dasarnya  terdapat tiga tujuan pembangunan. Pertama adalah mewujudkan kesejahteraan, kedua mewujudkan rasa aman dan yang ketiga adalah mewujudkan penghambaan kepada Allah SWT. ”Kehidupan kita tidak hanya berhenti di dunia, namun juga kehidupan di akhirat kelak,” paparnya.

Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan menuturkan, terdapat beberapa hal dari sisi-sisi mikro yang kiranya juga perlu diperhatikan dalam pembangunan. Diantaranya yakni dalam hal pengentasan kemiskinan dan pengentasan pengangguran. Menurut Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan, sehebat apapun program pembangunan  tetapi bila tidak bisa mengurangi kemiskinan dan pengangguran, dikatakan pembanguan tersebut tidak berhasil. Hal ini kiranya perlu diperhatikan sebagai bangsa.

Lebih lanjut disampaikan Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan, bila memperhatikan data world bank yang dirilis paling mutakhir  pada tahun 2015, disebutkan 1 persen  bangsa Indonesia menguasai 55,5 persen kekayaan di Indonesia. Hal ini menrut Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan berbahaya bagi kehidupan. Sementara yang terakhir dari sisi mikro yang perlu difahami dalam pembangunan menurut Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan yang mensuplai bahan-bahan kehidupan adalah lingkungan atau bumi kita.

Sebagai kaum muslimin seperti disampaikan Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan kita tidak bisa menguasai salah satu saja dari ulum dan funun, tetapi kedua-duanya harus dikuasai dengan baik. Dengan penguasaan ulum dan funun itulah menurut Dr. (H.C.) Ahmad Heryawan akan hadir peradaban yang seimbang. ”Penguasaan ilmu-ilmu yang berbasis wahyu dengan ilmu-ilmu yang berbasis alam semesta baik sosial maupun sains, dan kedua duanya harus dibuat seimbang. Dari hal inilah akan hadir peradaban yang seimbang,” tuturnya.

Dijelaskan Ahmad Heryawan, ulum adalah semua jenis keilmuan yang terus dikembangkan yang basisnya adalah wahyu dan isinya benar dan salah, halal dan haram serta membangun keterarahan manusia. Sementara funun adalah segala jenis ilmu pengetahuan baik sosial sains maupun sains yang sumbernya dari ayat-ayat kauniyah.

Dalam rangka merayakan milad ke-73, Universitas Islam Indonesia mengadakan kuliah umum dengan tema ‘Kepemimpinan Inovatif untuk Membangun Generasi Bangsa Berdaya Saing Global’, Senin (18/4), bertempat di Auditorium Kahar Muzakkir, Kampus Terpadu UII, Yogyakarta. Hadir sebagai pembicara kuliah umum tersebut adalah Gubernur Sumatera Selatan, Ir. H. Alex Noerdin, SH.

Kuliah umum yang diikuti oleh sekitar 200 mahasiswa UII bertujuan untuk meningkatkan peran mahasiswa sebagai generasi muda serta UII sebagai institusi pendidikan tinggi dalam menghadapi tantangan penting di berbagai aspek, baik ekonomi, sumber daya manusia, politik, maupun sosial yang saat ini tengah dihadapi oleh Indonesia.

Disampaikan oleh Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., dalam sambutannya, bahwa kapasitas yang cukup, salah satunya dalam inovasi serta kepemimpinan, sangat dibutuhkan agar Indonesia dapat bersaing dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN.

“Perlu kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, daerah, sampai dengan kabupaten dengan seluruh lapisan masyarakat agar Indonesia dapat bersaing. Hadirnya Gubernur Sumatera Selatan pada kesempatan ini karena beliau termasuk salah satu pemimpin yang telah berhasil memajukan serta menciptakan perubahan di level daerah,” kata Harsoyo.

Harsoyo juga menyampaikan bahwa pencapaian Gubernur Alex Noerdin menjadi salah satu tolok ukur penting dalam penilaian keberhasilan implementasi otonomi daerah pascareformasi. “Kepemimpinan Alex Noerdin yang mendorong munculnya best-practice dalam pemerintahan menjadi aspek penting yang perlu diangkat dan dikaji dari perspektif akademik,” ungkapnya.

Sementara itu, dalam materi kuliah umumnya Alex Noerdin memaparkan bahwa diantara karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin inovatif antara lain harus visioner, tegas, berani mengambil resiko, tanggung jawab (bahkan bersedia untuk tidak menjadi populer), dan aktif serta kreatif.

Alex Noerdin juga sempat menjelaskan tentang keberhasilan pencapaian pembangunan di Sumatera Selatan berikut rencana-rancana kedepannya. “Kami sedang melanjutkan pembangunan Jakabaring Sport City untuk menyambut Asian Games 2018, dimana didalamnya juga akan dibangun sirkuit Moto GP, Masjid Agung Sriwijaya, dan Islamic Center,” ungkapnya.

Mahasiswa dan peserta kuliah umum lainnya tampak antusias sekali mendengarkan pemaparan Gubernur Sumatera Selatan tersebut, apalagi ketika ditampilkan beberapa video perencanaan pembangunan seperti LRT, Masjid Agung Sriwijaya, KEK Tanjung Siapi-api, dan Sirkuit Moto GP. “Awalnya memang banyak yang tidak percaya kami akan bisa melakukan itu, tapi kami terus berusaha semaksimal mungkin, tentu dibarengi dengan dengan tekad yang kuat, sinergi yang baik, dan juga ridho dari Allah SWT,” pungkasnya.

Momentum kuliah umum ini menjadi salah satu kegiatan dalam rangkaian perayaan milad Universitas Islam Indonesia ke-73 yang pada tahun ini bertema ‘Meneguhkan Nilai Islam menuju Universitas yang Berdaya Saing Global’. Melalui Kuliah Umum ini, mahasiswa UII juga diharapkan untuk memperluas wawasan mengenai kepemimpinan serta dapat mengenal lebih dalam mengenai praktik penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, khususnya pemerintah daerah.

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar prosesi wisuda pada jenjang Doktor, Magister, Sarjana dan Ahli Madya untuk Periode IV Tahun Akademik (TA) 2015/2016 di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir pada hari Sabtu (16/4). Wisuda pada hari ini diikuti oleh 642 wisudawan/wisudawati yang terdiri dari 11 orang dari Program Diploma (D3), 566 orang dari Program Strata Satu (S1), 62 orang wisudawan/wisudawati dari Program Magister dan 3 orang wisudawan/wisudawati dari Program Doktor. Dari jumlah tersebut, 245 orang berhasil meraih predikat cumlaude.

Indek Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi pada Program Strata Satu, dengan nilai sempurna 4.0 (Empat Koma Nol) berhasil diraih oleh Sella Fitri Anindita, mahasiswi Fakultas Ekonomi, Program Studi Ekonomi Pembangunan.

Sementara waktu studi tercepat dengan masa studi Tiga Tahun Empat Bulan berhasil diraih oleh Anisa Nur Hasanah, mahasiswi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Program Studi Psikologi. Sampai wisuda kali ini, alumni UII telah mencapai jumlah 80.928 orang.

Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., dalam sambutannya selain menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan, juga memberikan beberapa pesan penting. Di antaranya yaitu pentingnya para lulusan untuk selalu adaptif dengan dinamika dan tantangan yang akan dihadapi di lingkungan yang baru. Hal ini disampaikannya terkait dengan iklimpersaingan di dunia kerja yang semakin ketat.

Selain itu, ia juga berharap agar para alumni dapat mulai memberikan karya nyata di tengah masyarakat lewat pengabdian di bidang kerjanya masing-masing. “Tetap jagalah integritas serta jauhi perilaku korupsi dan penyalahgunaan narkoba. Ini adalah komitmen yang harus dipegang sebagai alumni UII”, pesannya.

Sementara itu perwakilan alumni UII, Dr. H. Ridwan Mukti, MH yang kini menjabat sebagai Gubernur Bengkulu tampil memberikan orasi di hadapan wisudawan. Sosok yang dikenal memiliki segudang prestasi ini menceritakan berbagai pengalamannya ketikamasih kuliah di kampus UII.

“Dulu kampus UII masih serba terbatas fasilitasnya, sehingga saya sering berpindah-pindah kuliah di berbagai tempat, seperti salah satunya di Masjid Syuhada. Namun di tengah keterbatasan itu pun banyak alumninya yang sekarang menjadi orang-orang hebat. Oleh karena itu, dengan fasilitas yang seperti sekarang seharusnya alumni UII dapat jauh lebih hebat dari generasi sebelumnya”, katanya menyemangati.

Selain itu, ia juga menceritakan rahasia kesuksesan alumni UII di dunia kerja. Salah satunya alumni UII dikenal kompak dan solid. Mereka juga saling mengingatkan agar senantiasa berlaku jujur dan berintegritas sehingga terhindar dari perilaku koruptif. “Selama menjabat hampir setiap hari saya selalu diingatkan oleh senior saya, Pak Mahfud atau Pak Busyro agar menjadi pejabat yang amanah dan memiliki integritas. Inilah resep kesuksesan alumni UII”, kisahnya.

Investasi merupakan salah satu pilihan penggunaan uang dengan cara menyisihkan sebagian konsumsi masa sekarang untuk digunakan di masa mendatang. Dengan investasi, selain bisa berjaga-jaga di masa depan, seseorang juga bisa mendapatkan imbalan investasi yang berupa bermacam-macam skema. Salah satu cara investasi yang bisa dipilih adalah dengan menanamkan investasi di Pasar Modal.

Berkenaan dengan itu, Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) hari ini (16/03) meresmikan Galeri Investasi sebagai sarana yang bisa digunakan oleh sivitas akedemika UII dalam rangka menanamkan investasi di Pasar Modal. Dalam rangkaian acara peresmian yang bertempat di Aula Utara Lantai 3 FE UII tersebut juga dilakukan penandatangan nota kesepakatan kerjasama antara pengelola Galeri Investasi diantaranya UII, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan PT. CIMB Securities.

Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo M.Sc. ketika memberikan sambutan menyampaikan bahwa peresmian galeri ini memiliki kontribusi positif bagi proses pendidikan di UII, dimana mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori saja mengenai pasar modal, namun bisa langsung dipraktekkan.

“Peresmian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, baik bagi mahasiswa, praktisi ekonomi, investor, pengamat pasar modal, perusahaan sekuritas maupun masyarakat umum secara luas”, pungkasnya.

Sementara itu Direktur BEI Hosea Nicky Hogan menambahkan bahwa sejak beberapa tahun yang lalu, skema kerjasama penyediaan Galeri Investasi (dulu bernama Pojok Bursa) mulai mengalami perubahan. “Sekarang kerjasama Galeri Investasi melibatkan 3 pihak yaitu BEI, Perguruan Tinggi, dan Perusahaan Sekuritas, perannya juga tidak hanya sebagai edukasi namun sudah masuk pada proses inklusi dan utilisasi pasar modal”, ungkapnya.

Lebih lanjut Presiden Direktur PT. CIMB Securities Harry Supoyo menyampaikan bahwa dengan peresmian ini UII bisa menjadi kontributor signifikan terhadap pendidikan di Indonesia dalam bidang literasi pasar modal. “Peran ini juga tidak lepas dari kelompok studi mahasiswa yang memberikan perhatian penuh pada perkembangan pasar modal di Indonesia, yaitu Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) UII”, katanya.

Perkembangan Dunia Akuntansi forensik di dunia maupun di Indonesia berjalan dengan cepat. Kompleksitas permasalahan pun menjadi semakin tinggi seiring dengan berkembangnya aktivitas-aktivitas berbagai sektor ekonomi.
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah terkait dengan kecurangan atau fraud. ” Nah, Akuntansi Forensik ini untuk membongkar kasus-kasus seperti misalnya korupsi yang masih menjadi persoalan besar di Indonesia.” Ungkap Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Dr. Harsoyo pada Seminar Akuntansi Forensik yang diselenggarakan Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII (PPs FE-UII), kamis 3 maret 2016 di Hotel Royal Ambarukmo.

Ia menambahkan berbagai modus dan jenis fraud terus bermunculan di dunia dan telah menyebabkan banyak organisasi dan perusahaan besar mengalami kejatuhan. Terkait dengan ini kondisi ini Akuntansi Forensik menjadi bagian penting dari upaya dan mekanisme untuk mengatasi dan meminimalisir kasus fraud di masyarakat.

Namun demikian sifat ‘problem based dari ilmu Akuntansi Forensik memberikan tantangan tersendiri dalam pengembangan sumber daya manusia guna memenuhi kebutuhan di lapangan. Kebutuhan tenaga tersebut cukup banyak karena persoalan yang muncul cukup banyak dan terus mengalami kemajuan dalam melakukan fraud.

Salah satu pembicara, Alexander Sianturi memaparkan bahwa aspek kompetensi teknologi yang harus dimiliki oleh para akuntan forensik terutama dalam pengungkapan kasus-kasus fraud, karena dengan menguasai teknologi baru dapat lebih cepat untuk mengungkap kasus-kasus fraud diberbagai sektor di Indonesia.

Hal ini sependapat dengan pembicara Hendi Yogi Prabowo, SE., M.ForAccy., Ph.d dalam memberikan ceramahnya, selain dengan teknologi seorang Akuntan Forensik juga harus mengetahui bagaimana mengetahui adanya fraud salah satunya melalui niat seseorang atau perusahaan, karena walaupun itu bertujuan baik tetap itu adalah sebuah kecurangan, seperti yang dialami oleh perusahaan TOSHIBA, yang menyembunyikan data keuangan sebenarnya selama beberapa tahun.

Sementara itu, dihadirkan juga Prof. Kathie Cooper dari University of Wollongong Australia salah seorang pionir pendidikan akuntansi forensik di Australia yang menjelaskan bagaimana mengelola sebuah program pendidikan akuntansi forensik yang baik agar dapat menghasilkan lulusan yang sangat baik agar dapat memenuhi ekspektasi dan kebutuhan di lapangan.

Sebagai penutup acara, Dr. Zainal Mustafa EQ., MM menambahkkan agar kegiatan seminar akuntansi forensik ini dapat terus dilakukan setiap tahunnya, agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi banyak pihak, baik instansi, perusahaan maupun individhu.