Fenomena Wakil Rakyat dalam Pandangan Islam

gedung dpr - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Kita saat ini menyaksikan fenomena di negeri kita, khususnya di lembaga perwakilan rakyat, DPR. Lembaga yang seharusnya menjadi lidah dan telinga rakyat, sering kali justru menjadi sorotan karena keputusan-keputusan yang tidak pro rakyat, bahkan karena praktik korupsi dan penyalahgunaan amanah.

Fenomena DPR Sekarang

  • Banyak masyarakat merasa DPR kurang mewakili suara rakyat, bahkan lebih mementingkan kepentingan kelompok atau partai.
  • Sering muncul isu korupsi, penyalahgunaan wewenang, bahkan keputusan yang tidak pro-rakyat.
  • Ada pula fenomena politik uang, janji yang tidak ditepati, serta minimnya teladan moral.

Dalam Islam, jabatan adalah amanah. Allah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menetapkan hukum di antara manusia dengan adil” (QS. An-Nisa: 58). Artinya setiap anggota DPR sesungguhnya sedang mengemban amanah, bukan sekadar mengisi kursi.

Rasulullah ﷺ menegaskan, “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” Maka tugas seorang wakil rakyat bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani rakyat. Jika amanah itu disalahgunakan, maka kelak di hadapan Allah akan ditanya satu per satu.

Maka kita sebagai rakyat jangan hanya mengeluh, tetapi juga ikut berperan: memilih pemimpin yang jujur, berani mengingatkan yang salah, dan jangan ikut-ikutan dalam politik uang atau mendukung kebijakan zalim.

Pandangan Islam

  1. Amanah & Kepemimpinan
    • Allah berfirman:
      “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil…”
      (QS. An-Nisa: 58)
    • Jadi, kedudukan sebagai wakil rakyat adalah amanah, bukan sekadar jabatan atau fasilitas.
  2. Pemimpin adalah Pelayan, Bukan yang Dilayani
    • Rasulullah ﷺ bersabda:
      “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR. Abu Dawud)
    • Artinya DPR seharusnya melayani rakyat, bukan mengkhianati rakyat dengan kepentingan pribadi.
  3. Korupsi & Pengkhianatan
    • Rasulullah ﷺ bersabda:
      “Barangsiapa yang kami angkat menjadi pegawai untuk suatu pekerjaan, lalu ia menyembunyikan satu jarum atau lebih, maka itu adalah ghulul (pengkhianatan).” (HR. Muslim)
    • Korupsi, gratifikasi, dan penyalahgunaan fasilitas negara adalah bentuk ghulul yang diancam neraka.
  4. Hari Akhir: Pertanggungjawaban
    • Setiap pemimpin akan ditanya: “Bagaimana engkau memimpin rakyatmu?”
    • Rasulullah ﷺ bersabda:
      “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga para pemimpin kita diberi hidayah untuk adil, amanah, dan takut kepada Allah, karena sesungguhnya di akhirat tidak ada lagi jabatan, kecuali pertanggungjawaban.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Penulis:  Eddy Wahyono, Staf Assessment Divisi Administrasi Akademik FBE UII