Andy Arslan Djunaid : Buah Tak Jauh Jatuh Dari Pohonnya

 

Pekalongan, sebuah kabupaten yang terletak di Jawa Tengah. Terkenal dengan salah satu ciri khas yaitu batik, dimana batik merupakan tempat bergantung bagi masyarakat Pekalongan. Bak kopi tanpa gula, Pekalongan pun tidak lengkap jika tidak ada batik.  Hidup ditengah pedagang batik membuat seorang pria kelahiran, 05 Juli 1971 ini tidak asing lagi dalam hal berdagang. Andy Arslan Djunaid lahir dari keluarga pedagang dan koperasi. Semasa kecil hidup di lingkungan yang mayoritas pedagang, menjadikan jiwa dagang tertanam di dalam diri Andy.

Andy banyak menghabiskan masa pendidikannya di Perguruan Ma’had Islam Pekalongan, mulai dari pendidikan Taman Kanak-kanan (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Setelah menyelesaikan pendidikan di Pekalongan, ia memutuskan untuk melanjutkan jenjang yang lebih tinggi di Universitas Islam Indonesia (UII). Andy memilih untuk menjadi bagian dari Fakultas Ekonomi (FE) dengan jurusan Manajemen karena alasan memiliki passion dalam hal bisnis. Kata Andy “Manajemen dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan, baginya tanpa manajemen skill, kita tidak dapat mengatur waktu, pekerjaan, bahkan mengatur orang”.

Semasa kuliah banyak pelajaran berharga yang didapatkan. Salah satunya adalah bagaimana cara melihat situasi dan peluang bisnis di lingkungan sekitar. Ilmu yang didapat membuat ia memanfaatkan peluang tersebut dengan mengandalkan kemampuan bisnis yang dimilikinya. Bermula dari tahun ketiga dibangku perkuliahan ia sudah berdagang batik tanpa rasa malu. Dengan strategi yang dimilikinya, Andy mencoba menawarkan batik kepada teman-teman yang ia kenal. Semenjak bergelut didunia bisnis, ia mulai tidak pernah meminta uang saku kepada orang tua karena baginya ia sudah mampu menghidupi diri sendiri.

Andy salah seorang yang sangat terobsesi dengan biografi orang sukses, salah satunya mengenai executive muda. Menurutnya disaat anak muda menggunakan jas dan dasi, terlihat sangat mapan. Sehingga menjadikannya memiliki tekad suatu ketika bisa jadi seperti itu. Setelah menyelesaikan kuliah Andy pergi ke Jakarta meninggalkan Jogja. Hanya bermodal nekat ia memberanikan diri untuk belajar tentang kehidupan di Jakarta, dimana “kata orang Jakarta itu keras”. Ia beranggapan bahwa tidak ada kesuksesan yang instan karena semua harus melalui proses. Ia hanya belajar dari kehidupan, “learning by doing” pungkasnya. Tak luput dari itu, baginya membaca buku sangat penting, terlebih lagi buku mengenai orang-orang sukses yang banyak memotivasi. Sosok Andy yang humble membuat ia banyak menjalin relasi serta menambah pengalaman baru.

Alumni tahun 1997 ini bergabung menjadi karyawan salah satu koperasi di Indonesia dua tahun setelah beliau resmi menjadi sarjana. Kospin Jasa yang pada saat itu didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan modal masyarakat Pekalongan pada saat itu. Salah satu pendiri dari Kospin Jasa adalah kakeknya. Ayah Andy sendiri juga sempat menjadi ketua umum ke empat Kospin Jasa. Pada tahun 2012 Andy di minta untuk menggantikan dan meneruskan Kospin Jasa. Kepemimpinan Andy membawa perubahan yang signifikan, ia mentransformasikan manajemen modern karena ia menyadari bahwa koperasi tradisional baik secara pemikiran dan tata kelola sudah ketinggalan zaman.

Saat ini, Kospin Jasa merupakan satu-satunya koperasi yang menggunakan sistem real time online, dan menggunakan berbagai perangkat yang akan mempermudah nasabah seperti penggunaan ATM. Tantangan terbesar baginya yaitu menjadikan kenyamanan orang-orang yang terlibat dalam Kospin Jasa menjadi suatu inovasi yang baru. Menurutnya jika perusahaan ingin untuk tetap bertahan, perusahaan harus memenuhi empat faktor SDM yang tangguh yaitu pribadi yang tangguh dimana dapat memumpuni didalamnya, jaringan, IT, dan Loyalitas.

Selain berkecimpung dalam dunia koperasi, ia juga tetap melakukan kegiatan bisnis. Hal yang memotivasi ia dalam menjalankan usaha adalah  ingin selalu membantu orang lain. “Gimana saya bisa bantu orang kalau saya tidak punya uang” pungkasnya. Baginya mengelola keterampilan yang kita miliki sangat penting dan harus memiliki sesuatu yang membedakan kita dengan orang lain.

Menurut Andy, berbagai bisnis yang ia tekuni merupakan kepercayaan yang diberikan banyak orang kepadanya. Ia tidak ingin melunturkan dan mengkhianati kepercayaan yang telah diperolehnya. Menurutnya mahasiswa UII harus memiliki mimpi menjadi pengusaha besar, dan menjadi profesional yang ahli dibidangnya. keterampilan yang dimiliki harus tetap diasah agar menjadi sesuatu yang membedakan kita dengan lainnya.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply