Ade Rahmad Rozi : Kalau Kita Tidak Punya Tujuan Hidup, maka Kita Akan Ikut Tujuan Orang Lain
Ade Ahmad Rozi adalah salah satu alumni dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) angkatan 1990. Ade mengambil program studi Manajemen dan lulus lima tahun kemudian. Tidak biasa dengan mahasiswa lain yang rata-rata lulus empat tahun, malah Ia memperpanjang satu tahun untuk menjadi asisten dosen di kampusnya. Pria kelahiran tahun 1973 di Karawang, Jawa Barat ini setelah menempuh pendidikan di SMA Muhammadiah 1 Yogyakarta kemudian melanjutkan kuliah di FE UII. UII dipilih karena Universitas Islam swasta tertua di Indonesia sehingga telah berpengalaman dalam mencetak sarjana Islam. Selain itu, UII juga terkenal dengan berbagai kegiatan mahasiswanya, salah satunya adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang juga didirikan oleh mahasiswa UII tahun 1947. Hal ini kemudian berdampak pada kegiatannya selama menjadi mahasiswa di FE UII. Ia terlibat aktif di HMI dan menjadi ketua komisariat HMI FE UII dan juga aktif di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ekonomika untuk mengasah kemampuan organisatoris dan menulisnya.
Setelah lulus dari UII tahun 1995, Ade kemudian langsung melanjutkan jenjang pendidikannya keluar negeri, yaitu Filipina lebih tepatnya di Manila pada tahun 1996. Untuk memenuhi persyaratan Bahasa Inggris, beliau sempat kursus Bahasa Inggris selama 3 bulan dan mulai kuliah di bulan Maret 1996. Biaya pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya hanya digunakannya untuk tahun pertama saja dan kemudian Ia memilih untuk tidak merepotkan kedua orang tuanya dengan bekerja kecil-kecilan menjadi guru ngaji putra-putri diplomat, menjadi penerjemah, dan memberikan les Bahasa Indonesia kepada orang Filipina atau orang bule yang akan bekerja di Indonesia. Bekal pengalaman berorganisasinya saat di UII ternyata sangat berguna saat di Manila. Ade mengikuti komunitas pelajar Indonesia yaitu Perhimpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia di Philipina (PPMIP) dan pada tahun 1997, Ia dipilih menjadi presiden PPMIP periode 1997-1998. Selama periode tersebut, Ia aktif berinteraksi dengan lebih dari 1500 mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di seluruh pelosok Filipina. Keberhasilan dalam mengelola berbagai kegiatan kemahasiswaan tersebut mengantarkannya untuk bekerja sebagai staf bagian kemahasiswaan di kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Manila. Beliau bekerja di KBRI mulai dari tahun 1998-2002, dengan penghasilan dari pekerjaan tersebut menjadi bekal untuk meneruskan kuliah S3 serta kuliah S2 istrinya.
Nasehat kedua orang tua yang sampai sekarang diingat oleh Ade adalah pesan yang disampaikan almarhum Ayahnya, yaitu “Kalau kita mau berhasil, kita harus punya kebenaranian”. Begitu juga pesan almarhum Ibunya yaitu “Kalau kita sudah mempunyai keiginan, paksakan diri sendiri untuk dapat mewujudkan keinginan tersebut”. Kedua nasehat tersebut lah yang menjadi penyemangatnya dalam menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan yang ditemui selama kuliah. Akhirnya, Ia mampu lulus S3 pada bulan Oktober 2002, pada saat berusia 29 tahun, yang bias dibilang sangat cepat dan muda untuk menyandang gelar Doktor.
Setelah selesai meraih gelar Ph.D, Ade memutuskan kembali ke Indonesia dan memutuskan bekerja disalah satu Consulting Firm di Jakarta. Menurutnya, hal yang menarik dari profesi sebagai Management Consultant adalah berusaha memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh organisasi agar mampu mendongkrak kinerja pegawainya menjadi lebih baik. Setelah menimbailmu di beberapa Consulting Firm selama sekitar 4tahun, bulan Desember 2007 akhir Ade memutuskan untuk resign dari perusahaannya dan mendirikan perusahaan sendiri.
Awalnya bisnis tersebut dirintis dari garasi rumah. Dengan kesabaran dan kesungguhan, setelah tiga tahun, Ia bias mewujudkan impiannya bias membeli gedung sendiri untuk dijadikan kantor Consulting Firm, Prospero Management. Tahun 2015, Prospero juga sudah beroperasi di Bandung dan direncanakan akan beroperasi di Yogyakarta pada tahun 2018.
Saat Ia memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan merintis usaha Consulting Firm sendiri, terdapat kekhawatiran dari orang tua dan ibu mertuanya dikarenakan takut akan tidak berkembang. Tapi dengan bantuan doa dari mereka serta dukungan istri dan para karyawannya, Prospero Management dapat berjalan memasuki tahun ke-10.
Kunci keberhasilan dalam menjaga keberlangsungan agar tetap berjalan adalah dengan senantiasa menetapkan target-target baru setiap tahun sembari diiringi dengan perbaikan bisnis proses agar bias memberikan layanan yang lebih baik kepada para kliennya. Melalui Prospero Management, Ade berharap bias memberikan kontribusi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produktivitas kerja pegawai atau karyawan di berbagai perusahaan swasta, BUMN maupun pemerintahan. Hal yang memotivasi seorang Ade dalam bekerja adalah kata-kata “Sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain” dengan selalu memajang tulisan tersebut di dalam ruang kerjanya.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!