Citra Kurniawati: Jangan Pernah Berhenti dan Takut dalam Menghadapi Tantangan
CITRA KURNIAWATI | Head of Dealing Room (Treasury) Bank Mu’amalat
Citra Kurniawati atau yang biasa disapa Citra merupakan salah satu alumni dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII), jurusan akuntansi. Lahir di Batang pada tanggal 12 Januari 1983, Citra bisa dianggap telah berhasil dalam menjalani dunia karirnya. Bekerja di bank Muamalat Citra sekarang menduduki posisi sebagai Head of Dealing Room (Treasury) Bank Mu’amalat. Berasal dari kampung tidak membuat Citra berhenti untuk menuntut ilmu dan bercita-cita tinggi. Anak terakhir dari tiga bersaudara ini bahkan memiliki sifat paling pemberontak diantara kakak saudara laki-lakinya yang lain tetapi berkat sifat pemberani yang terkesan pemberontak itulah yang membuatnya mampu sampai diposisinya yang sekarang.
Menjadi pribadi yang selalu ingin memiliki pengalaman dan suasana baru terutama di dunia pendidikan membuat Citra selalu berpindah-pindah dari waktu ke waktu. Berada dikampung halaman untuk bersekolah hanyalah bertahan hingga lulus SMP, setelah lulus SMP di kota Batang, Citra memutuskan untuk pindah ke Semarang untuk melanjutkan pendidikannya di SMA N 5 Semarang, tidak berakhir di situ saja, petualangannya dalam mengeyam pendidikan pun berlanjut hingga akhirnya memilih Kota Pelajar sebagai labuhannya untuk merasakan dunia perkuliahan. Bisa dikatakan tidak terlalu banyak prestasi yang Citra dapatkan di dalam akademiknya, hal itu bukan tanpa sebab, karena kenyataannya, kedua orang tua Citra lebih mendukung putra-putrinya untuk mengikuti kegiatan yang lebih melakukan aktivitas ketimbang akademisi tetapi tetap dengan tidak mengabaikan perihal pendidikan dan bukan berarti tidak pernah berprestasi di dunia akademisi.
Ajaran itu pulalah yang membuat dunia perkuliahannya lebih sering dipenuhi dengan kegiatan diluar akademisi. Citra adalah seorang anggota dari Ekonomika Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, berawal dari kecintaan dan hobinya dalam dunia menulis, membuatnya tidak bisa terlepas dari hal yang berbau menulis, mulai dari ketua mading hingga akhirnya bergabung dengan Ekonomika. Bahkan, Citra menyadari bahwa berada di Ekonomika jauh lebih sering ketimbang di dunia kenyataan. Menjadi anggota aktif dari Ekonomika tidak membuatnya cukup puas karena selanjutnya Citra memilih untuk juga bekerja sebagai freelance di koran Bisnis Indonesia cabang Yogyakarta. Kuliah sekaligus freelance tidaklah mengganggu dunia perkuliahannya.
Sesuatu hal yang menarik dari Citra dalam perjalanannya mencari perguruan tinggi adalah ketika Citra merasa diculik oleh ayahnya sendiri. Berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan perguruang tinggi di daerah Jawa Timur, tepatnya Malang, hal itu harus dikubur karena sang ayahanda berkenan untuk Citra berkuliah di Yogyakarta. Menariknya, ketika diculik dan diminta untuk kuliah di Yogyakarta jiwa pemberontak dan keinginan kerasnya seketika luntur dan memenuhi keinginan ayahanda untuk berkuliah di Yogyakarta tepatnya di UII.
Menjadi seorang bankir, Citra mendapati berbagai macam halangan dan rintangan. Kehilangan yang paling terasa bagi Citra ketika masuk ke dunia perbankan pertama kali adalah ketika dia harus menyadari bahwa dunia kerjanya di perbankan sangatlah berbeda dari pada ketika dia di Ekonomika ataupun di Bisnis Indonesia dan oleh sebab itu Citra harus meninggalkan terlebih dahulu hal yang dicintainya di dunia menulis untuk mengejar karirnya. Berbagai macam kejadian telah dialaminya baik menyenangkan ataupun tidak. Semuanya tetap Citra lakukan sebagai pertanggungjawabannya sebagai Treasury bank Muamalat. Seperti pesan dari guru yang selalu dia ingat bagaimana dia harus bisa melakukan yang tebaik dalam melakukan hal apapun karena usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Citra dalam pesan terakhirnya untuk mahasiswa mengatakan
“Jangan pernah stuck, kamu harus selalu mendapatkan ilmu yang baru, jangan mau berenti disatu tempat, dan jangan pernah takut ketika harus menghadapi tantangan baru”- Citra Kurniawati.