Agus Bastian: Manfaatkan Waktu dan Berorganisasilah!
AGUS BASTIAN | Bupati Purworejo
Kreatif dan pantang menyerah, adalah kesan pertama saat dengan bertemu dengan Agus Bastian. Beliau adalah salah satu dari ribuan atau bahkan jutaan alumni sukses Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Beliau mengambil program studi Ekonomi Perusahaan atau yang sekarang lebih dikenal dengan program studi manajemen saat menimba ilmu disana. Sekarang beliau menjadi orang ternama nomor satu di Kabupaten Purworejo. Tentu banyak cerita menarik yang begitu inspiratif sebelum beliau bisa menjadi seperti sekarang ini.
Kisah masa kecil kerap menjadi kenangan tersendiri bagi kebanyakan orang. Agus salah satu sosok yang masih memiliki ingatan kuat untuk menceritakan masa kecilnya. Ia lahir dari pasangan seorang ayah dan ibu yang sama-sama seorang guru. Namun, saat kecil ia diasuh oleh oang tua asuh yang merupakan tantenya sendiri karena orang tua yang tidak cukup waktu dan biaya untuk mengurus anak-ankanya. Masa kecilnya begitu berwana tutur Agus. Ia tidak pernah menetap di satu sekolah, bahkan saat SD ia pindah sampai lima kali. SMP ia habiskan di tiga sekolah, dan SMA ia berpindah sampai dua sekolah.
Merantau menjadi suatu pilihan Agus saat melanjutkan kuliah. Ia menjadikan Yogyakarta menjadi Kota yang akan ia singgahi di perantauan. Universitas Islam Indonesia memang menjadi pilihan kedua saat ia memilih perguruan tinggi, namun ia tidak pernah ada penyesalan pernah berkuliah di universitas swasta ternama itu.
Begitu banyak warna yang ia torehkan saat ia menempun masa kuliah. Ia aktif di berbagai organisasi. Ia juga pernah memenangkan lomba lawak pada tahun 1979. Berbagai demo ala mahasiswa pun tidak lupa ia ikuti. Salah satu demo yang begitu berkesan adalah demo tentang penolakan ospek yang dianggap keras pada masa itu. selain aktif di berbagai kegiatan kampus, ia juga bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Sampai sampai, jadwal rutinitasnya pun begitu padat. Pagi hari sebelum berangkat kuliah ia harus menjadi loper Koran, selesai kuliah ia membuat berbagai kerajinan seperti sabuk, dompet sampai gantungan kunci. Dan malamnya ia gunakan untuk menjual hasil karyanya.
Ia juga pernah menjadi seorang cleaning service di kantor notaris saat kuliah. Karen aketekunan dan kerajinannya, Bapak Suryanto Partaningrat, S.H yang merupakan bossnya sendiri mengapresiasi pekerjaannya dengan memberikan CV. Abadi Multi Service kepadanya. itu merupakan langkah awal ia merambah ke dunia entrepreneur sesungguhnya. Saat awal berdiri ia hanya memiliki dua karyawan dan akhirnya berkat ketekunannya berhasil berkembang menjadi besar. Selain menjadi boss cleaning service ia juga merambah ke dunia lembaga pendidikan dan perhotelan. Perkerjaan itulah yang membuat Agus berbeda dari mahasiswa pada umumnya.
Jatuh bangun pun menjadi asupannya pada masa itu. ia memang belum lulus kuliah saat memulai bisnisnya. Bahkan ia butuh 13 tahun untuk menyelesaikan kuliahnya. Namun karena dorongan dan perkataan orang tua bahwa orang tua tidak pernah bangga jika ia pulang membawa mobil namun belum lulus kuliah membuat Agus termotivasi untuk segera melanjutkan kuliahnya.
Saat memegang berbagai usaha hanya satu kuni yang ia pegang, yaitu kunci kreativitas. Dengan kreatif usaha apapun bisa eksis, namun jika tidak usaha apapun akan tersaingi oleh pesaing yang lebih kreatif. Selain itu harus bisa menggali potensi dengan optimal dan jangan pernah nyaman di zona nyaman. Dengan begitu usaha apapun bisa menonjol dari pesaing yang lain.
“Tetap semangat dalam berproses dan isilah waktu mu dengan hal yang bermanfaat”
Harapan Agus kepada Mahasiswa UII masa kini bisa mewarnai smua lini progresi. Mulai dari birokrasi, banker, entrepreneur dan lain-lainnya. Hal lain yang ia harapkan adalah jangan pernah menghabiskan masa muda dengan belajar saja, namun gunakan waktu untuk mencari pengalaman lebih di dunia organisasi.