Pengajian Akbar: Jalan Para Sahabat
Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga dan pada kesempatan waktu lalu telah diselenggarakan Kajian Spesial Dzulhijjah yang bertempat di Masjid Al-Muqtasidin Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Kajian Spesial Dzulhijjah ini yang disampaikan oleh Ustadz Yulian Purnama beliau yang mengangkat tema “Jalan Para Sahabat”. Kajian ini berlangsung pada Rabu, 15 Agustus pukul 18.00 WIB.
Kajian yang disampaikan oleh Ustadz Yulian Purnama ini menjelaskan tentang bagaimana kita sebagai umat Islam dalam mengikuti ajaran dan jalan yang benar menurut sahabat Nabi, karena pada zaman sekarang banyak yang mengklaim ajaran agama yang paling benar bahkan sama berpedoman terhadap Al-qur’an dan sunah dan tidak cukup mengikuti Al-qur’an dan sunnah perlu dipahami dengan benar solusi jawabannya adalah mengikuti pemahaman para sahabat baginda Nabi Muhammad saw., dimana menurut ulama sahabat Nabi adalah seseorang yang melihat Nabi dalam keadaan muslim walau tidak selalu bersama Nabi serta meninggal dalam keadaan muslim, disini dijelaskan menurut Ibnu Hajar banyak sahabat Nabi yang murtad ketika ajal perang walaupun selalu bersama dan bagian dari keluarga Nabi misal Abu Jahal ,Abu Lahab yang meninggal dalam kedaan murtad.
Sahabat Nabi menurut para ulama Abu Zur’ah Ar-Razi menyebutkan bahwa jumlah sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari 100.000 dan diriwayatkan bahwa jumlah mereka 114.000. Yang menegaskan angka ini adalah as-Suyuthi rahimahullah dalam al-Khashais al-Kubro,dan para sahabat nabi juga memiliki tingkatan-tingkatan dimana ada sahabat utama yaitu terdiri dari empat sahabat beliau ada Abu Bakar,Umar Bin Khatab,Usman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib , tingkatan kedua ada sepuluh sahabat yang pasti masuk surga dan tingkatan ketiga ada sahabat nabi yang dijamin masuk surga karena mengikuti perjanjian Ar-Ridwan,dan perang Badar.
Sahabat Nabi juga memiliki sebutan seseorang yang ahlussunnah wal jamaah dan adil (adil menurut bahasa arab disini adalah orang-orang yang terbebas dari dosa-dosa besar dan adat-adat buruk, misal ada Ustad keluar rumah dengan aurat terbuka) maka banyak hadist memuji sifat-sifat baik sahabat Nabi Muhammad saw. Karena banyak diantara mereka yang mengorbankan jiwa,harta,nyawa dalam perang membela islam dan Nabi Muhammad saw bersabda “Jangan kalian mencela para sahabatku karena apa yang mereka lakukan selama ini tidak bisa kalian samakan walau kalian bersedekah emas sebanyak Gunung Uhud maka pahala kalian tidak ada setengahnya karena pahala mereka sangat besar di sisi Allah ,apabila ada seseorang yang mencela sahabat ku maka celaan itu akan kembali kepada orang yang mencela”.
Meskipun mereka membuat kesalahan dan melakukan dosa alangkah baiknya kita menjaga lisan kita untuk tidak mencela karena itu hal biasa dilakukan manusia,dan ambilah sebaik-baik manfaat dari sahabat-sahabat beliau,karena sahabat nabi bukanalah manusia yang memiliki kelebihan Maksum (orang yang terlepas dari dosa) seperti Nabi Muhammad saw ,oleh karena itu sahabat Nabi memiliki kedudukannya sangat tinggi di sisi Allah dan Nabi Muhammad saw. karena menyebarkan dan berjasa bagi umat islam, yang diutus oleh nabi baik sebelum beliau wafat dan melanjutkan dakwah sesudah beliau wafat, sehingga barang siapa mencari teladan masyarakat hendaknya mereka melihat para sahabat nabi karena mereka paling benar dan Allah taala merelakan memilih mereka untuk menemani Raslullah saw.,dengan melihat hati bersih serta amalan-amalan baik mereka.
Dan di akhir bagaiman jika para sahabat beselisih , menurut Imam Syafi’i ketika para sahabat berselisih pendapat ,maka lebih baik untuk mengikuti pendapat para sahabat yang sesuai dengan Al-quran dan sunnah serta Ijma’ dan Qiyas yang shahih,jadi Imam Syafi’i bependapat jika sahabat memiliki pendapat berbeda-beda maka ambilah pendapat yang tua dan memliki dalil yang kuat dengan tetap saling menghargai pendapat lain.