Hadiri Undangan Jokowi, Dekan Agus Harjito Turut Bahas Isu Ekonomi Indonesia
Berbagai isu ekonomi beredar di pertengahan tahun 2015. Beberapa diantaranya adalah isu mengenai inflasi, melemahnya nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, dan saham. Melihat berbagai isu yang telah membuat gejolak opini di masyarakat, Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi ini, bersama Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengundang 20 dekan Fakultas Ekonomi dari universitas negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Acara Jamuan Makan Siang ini digelar untuk mendapatkan masukan sebanyak-banyaknya terkait persoalan ekonomi dewasa ini. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI), Nury Effendi, SE, MA, Ph.D.
Sebuah kehormatan bagi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Dr. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi berkesempatan untuk menghadiri acara Jamuan Makan Siang yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta. (7/09). Melalui acara tersebut pandangan akademisi diharapkan dapat berkontribusi dalam pemulihan kondisi ekonomi Indonesia.
Acara yang berlangsung secara informal tersebut, Jokowi membuka jamuan dengan menampilkan data mengenai keadaan perekonomian di Indonesia di tahun 1998, 2008, dan 2015. Jika dibandingkan, keadaan ekonomi di Indonesia tahun 2015 tidak separah seperti yang terjadi di tahun 1998 dan 2008. Saat ini Indonesia memang mengalami perlambatan ekonomi. Namun, hal tersebut dapat segera diatasi dengan berbagai paket kebijakan yang akan mengakomodasi banyak aspek perekonomian. Diharapkan paket kebijakan tersebut dapat meningkatkan nilai investasi di dalam negeri . Paket kebijakan ini rencananya akan diumunkan pada 9 September mendatang.
“Acara berjalan santai dan lebih menekankan terhadap perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti waduk, jalan tol, dan irigasi. Terutama di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB), agar dapat dibangun waduk untuk mengatasi masalah kesulitan air”, ungkapnya. Tidak hanya masalah pembangunan infrastruktur, tapi juga membahas sistem moneter di Indonesia, kaitannya dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Nilai tukar Rupiah akan terus dipantau agar tidak sampai menembus angka Rp 15.000.
Selain iu, Jokowi juga membahas masalah perlambatan ekonomi di Indonesia yang di akibatkan karena dampak dari krisis ekonomi global. Diharapkan dari pertemuan ini dapat meredam isu ekonomi yang beredar di masyarakat yang tidak sesuai dengan data konkritnya. Diharapkan paket kebijakan yang diambil dapat tepat sasaran. Sehingga perekonomian di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!