Belajar Menyusun Cita-cita dari Penjelajah Tiga Benua
Kegiatan orientasi dan pengenalan kampus Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) atau yang dikenal juga dengan Semangat Ta’aruf (Semata) mengadakan kegiatan SemaTalks 4.0 dengan tema “UII Alumni: How the World Sees Us” yang diadakan secara online via live Youtube bersama salah satu alumni Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia Bapak Restu Satriotomo, SE, MBA.
Restu Satriotomo menjelaskan bahwa, mahasiswa harus selalu haus akan ilmu dan kegagalan bukan berarti akhir dari segalanya, “Jangan sampai adik-adik membatasi kemampuan adik-adik sendiri. Sebenarnya UII menjadi tempat untuk menutup segala kekurangan itu”. Restu Satriotomo yang merupakan mahasiswa Program Studi Manajemen angkatan 2000 memiliki semangat yang tinggi untuk kuliah di luar negeri meski tantangan yang harus dihadapi sangatlah berat. Restu Satriotomo menjelaskan bahwa dia menjalani ujian TOEFL (Test of English as a Foreign Language) sampai tujuh kali. Tetapi tidak pernah merasa gagal dan tetap terus mencoba sampai akhirnya diterima di Cleveland States University, USA.
Banker yang juga merupakan pianis ini menceritakan tapak tilasnya mencapai cita-citanya. Restu menyampaikan, “Wajar bila kita cenderung lambat dalam mempelajari bahasa asing, tetapi karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang fleksibel, maka jika ada keinginan yang kuat untuk mempelajari bahasa asing maka kita pasti bisa”.
Pada saat Restu berkuliah di FBE UII, ia sangat tertarik di bidang saham sehingga bergabung dalam anggota Pojok BEI (Bursa Efek Indonesia) adalah langkah awalnya untuk mengejar passion-nya. Salah satu ilmu investasi yang masih ia terapkan hingga saat ini yaitu value investing yang merupakan ilmu investasi jangka panjang.
Restu memberikan tips untuk para mahasiswa baru menentukan cita-cita mereka sejak semester pertama, karena pada saat lulus, kebimbangan akan karir selanjutnya pasti terjadi. Sembari menunggu pengumuman kelulusannya di USA, ia magang di BNI Securities untuk mendapatkan berbagai ilmu finance. Setelah ia diterima menjadi mahasiswa MBA (Master of Business Administration) di Cleveland States, perjuangannya masih belum berakhir karena kemampuan bahasa inggrisnya yang belum sesuai dengan standar universitas tersebut, serta tingginya biaya hidup di Negeri Paman Sam juga menuntutnya untuk mencari pekerjaan tambahan.
Pengalaman mengelilingi benua dari Amerika hingga Eropa ini, membuat Restu tidak hanya mempelajari ilmu teoritis dan akademik dari negara-negara yang pernah ia singgahi. Dalam salah satu kalimatnya ia menerangkan, “Pola pikir kita karena exchange knowledge akhirnya otomatis terbawa. Tidak lagi narrow minded, tetapi mulai open minded yang tidak secara teori lagi tapi by experiences, ini bermanfaat dalam bisnis internasional karena setiap kita bernegosiasi bisnis kita harus tahu pendekatan culture–nya seperti apa”.