Cara Jitu Menyeimbangkan Dinamika Perkuliahan dan Kehidupan Sosial Mahasiswa
Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia adakan talkshow melalui kanal Instagram Live pada Rabu, (16/09). Kegiatan ini merupakan salah satu dari berbagai rangkaian acara Semangat Ta’aruf (Semata) 2020. Dengan menghadirkan Idznila Sabrina sebagai pembicara, acara ini mengusung tema “Tips from Expert: How to Balance our Academics and Social Life” dan diikuti oleh para mahasiswa baru Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII).
Acara dibuka oleh Haniyyah Aziz selaku moderator, lalu dilanjutkan dengan diskusi. Dalam paparannya, Idznila menyebutkan bahwa salah satu hal yang membuatnya aktif berkegiatan di luar akademik adalah dengan mengikuti akun-akun lomba maupun akun motivasi di Instagram. Selain itu ia juga menjelaskan, “Jangan takut untuk ngomong ke dosen kalau punya keahlian di luar kelas karena dosen pasti mau mendukung dan memfasilitasi. UII pasti juga akan mendukung kalian untuk menjadi the best version of yourself”.
Idznila juga bercerita terkait dengan pengalaman organisasi dan pengalamannya saat berkuliah. “Supaya bisa balance antara akademik dan kegiatan non akademik, kita kuliah di UII jangan biasa-biasa aja. Harus aktif dan harus terus melangkah, apapun itu. Lakukan apa yang kamu suka dan tinggalkan apa yang kamu nggak suka. Tapi kuncinya kamu harus aktif,” jelasnya.
Ia pun turut berbagi cerita tentang masa kecilnya. Sejak kecil ia kerap mengikuti berbagai lomba seperti speech dan news reading. Karena kegemarannya dalam dunia public speaking, semasa kuliahnya pun ia bergabung dengan MUN (Model United Nation).
Sejak awal menjajaki dunia perkuliahan, Idznila terus membiasakan diri untuk selalu menjadi lebih baik. Perempuan yang baru saja lulus ini mengaku, suksesnya tidak lepas dari peran serta kedua orangtuanya yang selalu mendukung. Merekalah yang selalu menjadi pengingatnya di kala keadaan sedang tidak bersahabat.
Memiliki nilai yang baik dan kehidupan sosial yang seimbang ternyata diikuti dengan trade-off atau konsekuensi yang tidak terlalu mudah. “Ada hari-hari dimana kamu harus bangun lebih pagi untuk pergi kuliah dan ada juga hari-hari dimana kamu harus pulang lebih malam karena kegiatan organisasi yang juga tidak kalah penting,” sambung Idznila.
Pada akhirnya, semua potensi yang akan diraih itu tergantung dari seberapa kuat keyakinan yang ada di dalam diri. Idznila berpesan, “Suporter terbesarmu adalah dirimu sendiri. Kamu harus yakin. Kalau kamu nggak yakin, gimana orang lain bisa yakin?”. (DHK/ALS)