Media Digital Sebagai Strategi Pengembangan Analisis Riset Sosial
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ekonomika dan Kemahasiswaan Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE UII) kembali menghadirkan webinar bertajuk “Cara Baru Menganalisis Gerakan Sosial Melalui Digital” sebagai salah satu rangkaian acara Leadership Camp 2020 pada Jumat (11/12) melalui kanal Zoom.
Menghadirkan Ismail Fahmi selaku Founder Drone Emprit sekaligus Founder dari PT Media Kernels Indonesia, webinar kali ini membahas tentang perkembangan sosial media serta bagaimana cara menganalisis gerakan sosial melalui media online. Dalam paparannya, Ismail menjelaskan bahwa Drone Emprit Academic sebagai sistem big data yang menangkap percakapan di media sosial khususnya Twitter, dapat digunakan sebagai Social Media Analytics for Special Purposes, Understanding Social Media Data Sources, Big Data Analytics Architecture, Analytics Workflow and Settings, Twitter Data Crawling, serta Crawling sumber data lain.
Dalam pengembangan teknologi dan informasi, sebuah sistem harus memperhatikan konsep kemudahan dan kecepatan akses internet, karena sumber informasi digital saat ini banyak tersebar di media internet. Tanpa sadar masyarakat telah mengikuti perkembangan tersebut seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan pengguna sosial media yang semakin meningkat. Adanya kemajuan media digital menjadi sarana bagi gerakan sosial di ruang digital dimana semua orang dapat beropini dan menyuarakan pendapatnya melalui media sosial. Media sosial sebagai salah satu platform untuk berinteraksi yang berupa pesan atau chatting, gambar, dan video, kepada khalayak. Semua platform media sosial (Youtube, Facebook, Instagram, dan Twitter) ini menjadi konsumsi hampir setiap hari, khususnya oleh generasi milenial.
Beliau menjelaskan bahwa Twitter salah satu jejaring sosial yang sudah menjadi bagian dari pola komunikasi masyarakat saat ini. Aplikasi ini sangat populer pada jumlah pengguna yang mengalami kenaikan dari 27% (2018) menjadi 56% (2020) dan postingan tweet yang tergolong besar setiap harinya, serta mengeluarkan trending topic setiap harinya. Dari Twitter bisa menangkap data percakapan berita dari media online yang membahas sebuah topik. Proses yang dilakukan ketika menganalisis adalah keyword, karena keyword itulah cara untuk mengenal percakapan cukup dengan memberi kata kunci. Sebagai contoh ketika akan menganalisis Twitter sebenarnya bisa menangkap informasi dari kanal Youtube atau informasi dari Facebook dan dari platform lainnya yang sedang menjadi bahasan terkini untuk kemudian dikirim ke Twitter dengan menambahkan tagar (hashtag) hingga menjadi ramai diperbincangkan.
Beliau juga menyampaikan bahwa banyak orang yang mengetahui suatu berita kadang-kadang setelah berita itu dibagikan ke sosial media. Sebab, asumsi mereka kalau sudah di-share, pasti berita itu menarik. Jadi, media sosial berperan sangat besar untuk menentukan apa yang akan dibaca dan apa yang akan dibahas oleh publik. “Di media sosial, apa yang kita tulis itu mencerminkan siapa diri kita. Apa yang kita tuliskan itu bisa berdampak kepada mereka yang membacanya,” tutur Ismail. (FN/ALS)