Mendesain Strategi Pemulihan Ekonomi ASEAN
Salah satu permasalahan Green Economy yang terjadi pada tahun ini yaitu isu mengenai Omnibus Law yang didalamnya terdapat aturan yang memperluas kesempatan eksploitasi dan kerusakan alam. Namun, hal lain yang juga harus diperhatikan pada saat ini adalah perekonomian yang menurun akibat Covid-19 yang mempengaruhi kondisi perekonomian di tahun 2020. Hal ini disampaikan oleh Agus Widarjono, Drs.,M.A.,Ph.D selaku Head of Department of Economics Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) dan Faaza Fakhrunnas, S.E,M.Sc. selaku moderator dalam kegiatan webinar yang diselenggarakan oleh Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII dengan tajuk “A Green Economy Post Covid – 19 : Designing ASEAN’s Economic Recovery Strategy” pada Senin (8/12).
Covid-19 sangat mempengaruhi penurunan perekonomian di Indonesia dan kondisi ini salah satunya menimbulkan adanya supply and demand shock. Agus Widarjono menjelaskan bahwa, “Jika kita berbicara mengenai krisis ekonomi, faktor yang mempengaruhi adalah supply shock atau demand shock. Kasus Covid-19 yang terjadi saat ini mencangkup keduanya. Konsumen menahan kegiatan konsumsinya dan produsen tidak bisa memasok suatu produk karena tidak bisa bekerja di pabrik sehingga menyebabkan adanya gangguan pada proses produksi terutama pada supply chain”.
Agus juga menambahkan, “Pada bulan April 2020, hampir semua sektor terjadi shock decomposition of hours worked, kecuali utilities menunjukkan hasil yang negatif atau menurun. Data penurunan terbesar dari sektor tersebut yaitu leisure and hospitality karena semua orang tidak bisa bebas keluar rumah jika tidak ada keperluan yang penting”. Covid-19 memang telah memberikan dampak yang cukup signifikan di hampir semua sektor. Krisis ini tidak diragukan lagi akan menyebabkan kerugian yang besar bagi perekonomian.
“Seperti yang kita tau, indikator penurunan perekonomian pada ekonomi makro yang paling mempengaruhi yaitu pengangguran dan kemiskinan. Covid-19 menyebabkan kedua hal tersebut. Pengangguran dan kemiskinan yang ada di Indonesia menjadi semakin banyak. Saat menghadapi kondisi seperti ini, kontribusi pemerintah sangat dibutuhkan karena satu-satunya sektor yang bisa mengendalikan keuangan adalah pemerintah,” ujar Agus. Pemerintah berperan sangat besar dan memiliki andil dalam hal ini, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dan pengeluaran aset untuk mengatasi resesi ekonomi yang sedang terjadi. Perekonomian diharapkan akan terus tumbuh dan mengalami kenaikan di berbagai sektor.
“Hal terpenting untuk memulihkan perekonomian bagi seluruh negara sebenarnya bukan hanya bagaimana kita mengantisipasi dampak dari Covid-19, tetapi juga harus proaktif menemukan vaksin karena jika Covid-19 masih ada disuatu negara, kita tidak bisa membentuk ulang perekonomian yang baik, penawaran dan permintaan akan tetap berpengaruh dan perekonomian tetap tidak akan membaik,” ujar Agus sekaligus menutup webinar pada hari ini. (NNS/AAR)