,

Audit Berbasis Risiko, Relevan dengan Kondisi saat ini

artikel 1 - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Proses audit merupakan suatu kewajiban yang harus dijalani di setiap organisasi atau perusahaan. Seiring dengan perkembangan proses audit yang dilakukan, mulai bermunculan pendekatan- pendekatan dengan melakukan audit. Pendekatan – pendekatan ini muncul untuk menyesuaikan keadaan atau organisasi klien yang berbeda-beda, sehingga hal ini akan meningkatkan kualitas, hasil, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit. 

Audit berbasis risiko adalah metodologi pemeriksaan yang dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko yang ada sudah dikelola dengan baik serta ada batasan yang telah ditetapkan manajemen yang tidak berdampak terhadap tujuan perusahaan. Dilihat dari sisi internal, manajemen lebih memahami prioritas risiko yang akan dihadapi serta bagaimana mengatasi agar efisien dan efektif sehingga dapat mengurangi terjadinya kesalahan pada audit.

Untuk mengenali lebih dekat konsep dan praktik Risk Based Audit atau Audit Berbasis Risiko ini, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan kuliah umum dengan mengusung tema “Risk Based Audit” pada Jumat, 26 Maret 2021 melalui media daring yang dimoderatori Riana Mahfuroh, SE., M.Acc., CFrA selaku dosen FBE UII. Diawali dengan sambutan oleh Ketua Jurusan Akuntansi FBE UII Johan Arifin, SE., M.Si., Ph.D., dan Sekretaris IAI wilayah Yogyakarta Lita Kusumasari, SE., MSA., Ak., CA.  Kuliah umum kali ini menghadirkan narasumber utama Dr. Eko Yulianto, M.Sc., CA., CFE selaku auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

Eko Yulianto memberikan tips untuk cepat mengidentifikasi risiko.“Jika kalian ingin cepat mengenali risikonya, berpikirlah seperti pelaku kecurangan. Kalau kalian diberikan uang untuk suatu pengolahan, kira-kira bagaimana akan terjadinya kecurangan? pendekatan inilah yang efektif dan mempermudah auditor dalam mengidentifikasi risiko.” ujarnya. 

Risked based audit dilakukan dengan identifikasi risiko terlebih dahulu. Untuk bisa mengetahui risikonya kita harus mengenali siapa kliennya, prosesnya bisnisnya seperti apa, dan mencari risiko salah sajinya berada dimana, oleh karena itu hal ini butuh pengetahuan dan pengalaman yang lebih. Ketika sudah menemukan risikonya, kita akan melihat terkait dengan kuat atau lemahnya task control yang diketahui akan berpengaruh terhadap substantifnya. 

“Mempelajari audit itu tidaklah mudah. Butuh waktu bertahun-tahun belajar dan mempraktikan nya.” tambah Eko Yulianto

Kuliah umum yang diikuti oleh 530 peserta diantaranya dosen, praktisi, entity, dan mahasiswa baik dalam maupun luar FBE UII ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan membangun guidance bagi peserta yang hadir.(AAM/FNL)