Studium Generale: Relasi Big Data & Blockchain, Teknologi Penunjang Masa Depan
Dampak pandemi COVID-19 begitu terasa di sektor bisnis. Pola marketing perusahaan juga ikut berubah mengikuti perubahan perilaku konsumen.
Dalam kondisi ini, strategi bisnis menjadi krusial bagi para pebisnis agar tetap berjalan stabil dan berkembang.
“Sekarang kita memasuki revolusi industri 4.0. Segala sesuatu dituntut untuk dilakukan secara online karena pandemi,”ujar Heru Sutadi, ST., M.I.Kom sebagai Direktur Eksekutif – Indonesia ICT Institute pada acara Webinar “Stadium Generale: Tantangan Optimalisasi Big Data-Driven Business & Marketing Strategy di kala Pandemi” yang diadakan oleh Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (28/06).
Tren pemanfaatan internet atau digital meningkat seiring dengan pembatasan aktivitas karena pandemi. Big data merupakan hal khusus untuk mengolah data agar dapat bermanfaat bagi marketing suatu bisnis. Big Data memiliki kemampuan diatas software biasa untuk menangkap, menyimpan, mengatur dan menganalisa suatu data dengan jumlah yang besar.
“Pada era pandemi ini, big data cenderung digunakan dalam konsep mikro. Sedangkan, perusahaan makro masih kaget dan mau tidak mau harus lebih siap berperang dalam menggunakan big data,” imbuh Dr. Endi Gunanto Marsasi, SE., MM. selaku dosen Jurusan Manajemen FBE UII.
Dengan Big data konsumen sendiri yang akan memberikan data secara real dan fair. Sehingga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan sesuai keinginan konsumen. Big data juga meningkatkan pengetahuan terkait pengalaman konsumen terhadap merek melalui skema testimoni yang dikumpulkan dan disegmentasikan. Hal tersebut, membantu recalling konsumen untuk repeat order. Serta membantu perusahaan dalam efisiensi dan penghematan biaya.
Pada webinar sesi 2 yang berjudul Blockchain: Tantangan Implementasi di Bisnis Digital & UMKM Indonesia.
“Era digital adalah era yang tidak lagi terelakkan saat ini, Mahasiswa sebagai penerus bangsa tentunya harus paham akan perkembangan digital saat ini karena sebentar lagi, teknologi akan menjadi suatu kebiasaan kita sebagai umat manusia,” ucap Arif Hartono selaku Ketua Jurusan Manajemen FBE UII.
Blockchain adalah Distributed Ledger Technology, memungkinkan kita memindahkan data secara peer-to-peer dengan mendistribusikan database ke beberapa titik sehingga tidak perlu bergantung pada satu buah server.
“Teknologi Blockchain mengeliminasi adanya sistem terpusat menjadi sistem yang desentralisasi. Artinya, server yang sebelumnya hanya berpusat pada satu titik akan terdistribusi menjadi banyak dan dimiliki oleh masing-masing pengguna,” tambah Muhammad Deivito Dunggio, ST. yang merupakan Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia.
Ada beberapa alasan mengapa Blockchain lebih baik jika dibandingkan dengan Central Database. Central Database mengumpulkan seluruh data dalam satu lokasi dimana hal tersebut akan menjadi sasaran empuk bagi hacker untuk meretas sistem yang ada dalam satu perusahaan. Berbanding terbalik dengan sistem blockchain yang mana mendistribusikan server kepada masing-masing pengguna. (ARA/MRF)