,

Workshop BMC: Penguatan Bekal Kewirausahaan Mahasiswa

Workshop BMC Penguatan Bekal Kewirausahakan Mahasiswa 1 - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Tren dunia bisnis yang berkembang saat ini semakin masif dari segi persaingan antar pengusaha maupun pergeseran nilai yang dianut oleh beragam customer dalam pemenuhan kebutuhannya. Tren ini menuntut adanya competitive advantage terkait penciptaan nilai, adanya keterkaitan teknologi yang efektif dan efisien, produk yang ramah terhadap lingkungan, tercapainya kepuasan konsumen serta perlu upaya keras perusahaan untuk meningkatkan nilai relevansi agar senantiasa bertahan dan berkembang dalam proses bisnisnya.

Guna menguatkan bekal kewirausahaan pada mahasiswa, Program Studi Manajemen Program Sarjana Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII Workshop Business Model Canvas (BMC) pada Jumat (28/5). Ketua Program Studi, Anjar Priyono SE., M.Si., Ph.D. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pembentukan salah satu profil lulusan, yakni wirausahawan. “Workshop ini juga bertujuan untuk menguatkan bekal kewirausahaan kepada mahasiswa melalui pengenalan poin-poin penting yang harus dikenali dan dikendalikan di awal rintisan usaha yang akan mereka jalankan”, terang Anjar. Menurut Anjar, mahasiswa yang akan mendirikan perusahaan rintisan (start-up) perlu memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam mendesain model bisnis agar mendukung keberlangsungan usaha yang dirintisnya.

Salah satu pemateri yang juga merupakan pendiri dan pemilik NDJ Tenun & Batik, Nabila Nur Dwijayanti menyampaikan bahwa kesesuaian antara nilai produk dengan pasar sasaran, merupakan hal yang penting dalam bisnis. Pebisnis yang juga merupakan mahasiswa tingkat akhir ini mencontohkan bahwa usaha yang dijalankannya memiliki pasar sasaran yang sesuai dengan nilai produk yang ia tawarkan. “NDJ Tenun & Batik membidik kawula muda dengan misi mengenalkan budaya melalui kain batik sebagai produk fashion yang tidak hanya ditujukan untuk orang tua, atau hanya digunakan dalam acara-acara seremonial resmi. Namun, juga dengan leluasa dapat dikenakan oleh generasi muda dalam segala suasana”, jelas Nabila.

Hadir selaku pemateri kedua, Bagus Panuntun, SE., MBA., Dosen Jurusan Manajemen FBE UII menyampaikan pentingnya pemahaman sembilan blok BMC dalam membangun model bisnis. Menurut Bagus, usaha rintisan seringkali terkendala oleh sumber modal, sehingga pemilik usaha rintisan perlu membangun model bisnis yang menarik pasar agar mampu bertahan meski dengan modal yang terbatas. “Pebisnis pemula itu bisa jadi memiliki modal yang minim, oleh karenanya perlu memanfaatkan peluang dengan baik dan mendesain model bisnis yang mampu mengeksekusi peluang tersebut secara efektif dan efisien”, pungkasnya. (BZD)