Pandemi Bukanlah Penghalang Menyelesaikan Skripsi
Walaupun pandemi Covid-19 sedang melanda saat ini, mahasiswa tingkat akhir tetap berkewajiban menyelesaikan tugas akhirnya dengan tepat waktu. Penyusunan skripsi harus direncanakan dengan matang. Para mahasiswa harus memunculkan motivasi yang tinggi mengingat kondisi yang mungkin kurang mendukung dalam menyusun tugas akhir secara optimal.
Menjawab permasalahan tersebut dan untuk menanggulangi ketidak-tepatan waktu mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan sesi Talkcounting#3 yang mengangkat tema “Skripsi: Lekas Mulai, Lekas Selesai” yang diselenggarakan secara daring via Zoom. Narasumber pada diskusi ini yaitu alumni Program Studi Akuntansi angkatan 2017, Dhiandra Rahmadani Yurmal dan Abiarditya Tyasaddie. (19/08)
Dhiandra dan Abiarditya mengenal bentuk dan tahapan proses skripsi sendiri berawal dari mata kuliah Metopel (Metodologi Penelitian) dimana mata kuliah ini mengajarkan mahasiswa dalam penulisan skripsi. Meskipun mata kuliah Metopel ini tidak jauh berbeda dari penulisan skripsi, kedua narasumber tetap membuat ulang topik untuk tugas akhir mereka. Hal ini dikarenakan topik yang mereka ambil saat Metopel masih belum sesuai dengan apa yang mereka inginkan saat skripsi.
“Saya tidak mengerjakan skripsi setiap hari, namun saya fokus melakukan skripsi saat tiga bulan pertama selama seharian,” jelas Abiarditya ketika ditanya terkait waktu dalam pengerjaan skripsi. “Saya juga tidak mengerjakan setiap hari, saya cenderung mengerjakannya ketika saya mood. Saat itulah saya bisa fokus mengerjakan,” imbuh Dhiandra.
Dalam penyusunan skripsi, selalu ada yang namanya bosan. “Jenuh pasti ada, disini saya menyisihkan satu hari dalam satu minggu untuk hari istirahat agar tidak bosan.” Ujar Dhiandra. Tidak jauh berbeda dari Dhiandra, Abiarditya juga menambahkan, “Sangat memungkinkan rasa bosan itu ada, tetapi balik lagi ke motivasi saya untuk mengembalikan semangat dalam menyelesaikan skripsi tersebut.”
Ada banyak pengalaman positif yang dapat diambil selama proses penyelesaian skripsi seperti mendapatkan ilmu baru, memahami ilmu penulisan, dan masih banyak lagi. Pengalaman yang dialami oleh Dhiandra dan Abiarditya yaitu pada saat revisi skripsi. Meskipun revisi memang sulit, tetapi ia mencoba menggunakannya untuk meningkatkan kualitas diri. Begitu pula dengan Abiarditya, dengan melakukan revisi ia mendapatkan pandangan baru, insight baru dan mengambil sisi positif lainnya.
Tips untuk mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi adalah banyak membaca buku yang berkualitas, mengatur waktu dengan baik, memilih jurnal yang sesuai dan mengerti paraphrase agar menghindari plagiarism. “Mau tidak mau skripsi harus diselesaikan dan menunda-nunda waktu bukan hal yang baik.” imbuh Dhiandra. Dalam pembahasan ini, Abiarditya turut menyampaikan, “Skripsi yang baik bukan skripsi yang cepat, tetapi skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai.” (AFA/HELSI)