,

Kemampuan Fotografi Sebagai Penunjang Pemasaran Digital

Indonesian Business Carnival (IBC) kembali hadir dengan memberikan harapan kepada pemilik UMKM untuk memulai langkah baru guna pemulihan ekonomi setelah adanya pandemi Covid-19. Acara IBC tahun ini merupakan gelaran yang ke-9 dan diselenggarakan dengan tiga rangkaian acara, salah satu acaranya yaitu workshop dengan topik Art of Composition in Photography yang diadakan pada hari Sabtu, (25/9) pukul 15.00 WIB.

Hadir sebagai pembicara workshop, Ardy Pratama sebagai Digital Marketing Specialist menyampaikan bahwa adanya pandemi mempercepat apa yang akan terjadi di masa depan. “Semua serba digital, serba online. Istilahnya kita semua sudah mulai terdorong lebih cepat untuk bisa terjun ke dunia digital dari pada yang seharusnya,” jelas Ardy.

Terdapat tiga platform sosial media yang saat ini menjadi senjata utama para digital marketing yaitu Facebook Ads, Instagram Ads, Youtube Ads, serta Google Ads. Adanya digital marketing akan mempermudah penyebaran jangkauan target market serta tracking data guna mengevaluasi kegiatan digital marketing dengan harga yang murah dan efektif.

Fotografi dapat berfungsi penunjang dalam dunia digital marketing karena dengan menampilkan gambar produk yang bagus, pemasar akan lebih mudah menarik perhatian target konsumen mereka. Dalam pemaparan materi fotografi, Irvando Purbaningrat menjelaskan soal teknis dari fotografi seperti hal dasar dalam pengoperasian kamera, yaitu segitiga exposure. “Segitiga exposure terdiri dari shutter speed yang merupakan kecepatan motorik dari suatu kamera untuk menangkap sebuah gambar, aperture yang merupakan diafragma dari sebuah lensa yang berfungsi mengatur gelap-terang dan buramnya suatu gambar serta ISO yang berfungsi mengatur gelap-terang suatu objek dalam gambar,” jelas Irvando. Irvando menjelaskan bahwa ketiga hal ini harus seimbang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh fotografer. “Cukup kuasai tiga hal ini, maka kita akan memahami pengaturan yang tepat untuk mengabadikan suatu gambar,” jelas Irvando.

Irvando juga menjelaskan tentang Rule of Third yang merupakan bantuan agar fotografer dapat mengabadikan suatu gambar dengan komposisi yang sesuai. “Rule of Third bukan merupakan aturan baku dalam fotografi, akan tetapi dengan menerapkan Rule of Third fotografer akan lebih mudah dalam menentukan komposisi suatu gambar dan memposisikan suatu objek,” ujar Irvando. Irvando juga menjelaskan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk menghasilkan suatu gambar yang bagus. “Dengan budget seadanya, kita tetap bisa menghasilkan foto yang tidak kalah bagus dengan foto di studio, asalkan dapat memaksimalkan komposisinya,” tambahnya. “Fotografi tidak selalu berkaitan dengan seberapa banyak ilmu yang kita kuasai secara teori, melainkan lebih kepada praktik di lapangan (jam terbang),” tegas Irvando. (SLS/HAN)