IBSI 2022: Pemulihan Ekonomi untuk Pengembangan yang Berkelanjutan
Pemulihan ekonomi di negara Indonesia tentu tidak lepas dengan adanya strategi pertumbuhan ekonomi dan juga pembangunan berkelanjutan. Berbicara mengenai hal tersebut, tentu akan tertuju pada upaya pembentukan modal serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan terpusat.
Saat ini, bagaimana nasib pemulihan ekonomi di Indonesia terlebih lagi pada masa pandemi seperti ini? Apakah perekonomian Indonesia semakin terpuruk? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, Program Internasional Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan International Business Sustainability Initiative 2022 dengan tema “Economic Recovery in Using Growth Strategies for Sustainable Development”. Acara ini juga dihadiri oleh dua dewan juri yaitu Abdul Hakim, S.E., M.Ec., Ph.D. sebagai Sekretaris dari International Development Economics Study Program dan Dr. Ozge Dinc Cavlak sebagai Dosen di Universitas Ankara Haci Bayram, Turkey. (24/3)
Sampah rumah tangga merupakan salah satu hal yang berdampak dalam proses pemulihan ekonomi. “Penggunaan plastik rumah tangga hingga saat ini sudah terhitung terlalu banyak dan hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem air serta laut dan juga ancaman polusi,” tutur Nadhira dalam penyampaian diskusinya. Diketahui saat ini bahwa Covid-19 juga menjadi faktor dalam peningkatan sampah rumah tangga, karena dengan adanya aktivitas yang hampir seluruhnya dilakukan dari rumah atau biasa disebut dengan Work From Home tentu akan menjadi peningkatan tersendiri dalam segi sampah rumah tangga. “Oleh karena peningkatan jumlah sampah rumah tangga, maka yang harus dilakukan yaitu dengan mengolah sampah tersebut menjadi sesuatu hal yang lebih berguna dan juga sustainable, salah satunya yaitu dengan mengolah PET menjadi Polyester Fabric yang mana akan mengurangi CHS Emissions,” tambah Baiduri, anggota Tim 1 Call for Paper IBSI 2022. Dengan adanya pengelolaan sampah rumah tangga ini, nantinya juga akan mengurangi pembuangan sampah dan justru akan meningkatkan peningkatan permintaan barang olahan yang mana juga akan membantu meningkatkan ekonomi negara.
Di sisi lain, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga harus memerhatikan kondisi pengangguran yang semakin meningkat selama pandemi. “Dalam sebuah survei di United States, diketahui bahwa terdapat 6,5% peningkatan pengangguran di negara mereka. Diprediksikan sekitar 33 juta orang kehilangan pekerjaannya,” ujar Amalia, anggota Tim 1 Business Plan IBSI 2022. Oleh karena masalah tersebut, perlu adanya media digital yang dapat membantu dalam proses mengurangi pengangguran. “Future Job merupakan aplikasi mobile yang akan mengarahkan dan mengkoneksikan perusahaan dengan para mahasiswa dalam mencari program internship,” jelasnya. Dengan platform ini tentunya juga akan melatih para mahasiswa untuk nantinya dapat terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya. Pekerja yang terlatih itu juga akan berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran di suatu negara. (MAH/FSR)