,

Bawa Harum Nama UII, Tim Antares Juarai Kompetisi ERPsim Asia Pacific Japan 2022

Pada awal tahun 2022 tim mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia kembali menorehkan prestasi yang membanggakan dengan menjuarai Enterprise Resource Planning Simulation (ERPsim) International Competition Asia Pacific Japan 2022. Di tengah gelombang pandemi masih belum berakhir, tim mahasiswa UII, yaitu tim Antares, berhasil membawa pulang juara 1 pada kompetisi tahunan yang digelar oleh SAP University Alliance Asia Pacific Japan pada Jumat (01/04). 

Tim mahasiswa UII terdiri dari 5 mahasiswa Program Studi Akuntansi, yaitu Humam Naufal Tsuraya, Javier Erlandaffa Satria Dwikamba, Bayu Aji Faundra Pratama, Saphira Pricilia Estuarine, dan Dyah Ayu Puspaningrum. Dengan dedikasi yang tinggi, tanggung jawab atas komitmen serta fokus pada tujuan yang membawa tim Antares berhasil menyabet juara pada ajang bergengsi. Ke depannya, tim ini berencana untuk melanjutkan langkah ke International ERPsim Competition di pertengahan Juni. 

Chemistry antar satu tim juga kunci yang penting, kita bisa punya komitmen masing-masing dan strategi yang bagus. Namun, jika antar anggota tidak bisa bekerja sama dan tidak nyambung satu sama lain juga susah. Oleh karena itu, kita bangun (chemistry) tidak hanya saat diskusi tim namun juga saat di kelas maupun seusai perkuliahan, justru itu yang membuat chemistry jadi semakin bagus,” tutur Saphira.

Lebih dari itu, Tim Antares turut mengungkapkan rasa bangganya karena telah berhasil membawa nama baik kampus dengan memperoleh hasil yang maksimal. Selama mengikuti kompetisi tersebut, mereka merasa bersyukur dan beruntung karena telah difasilitasi oleh pihak prodi sehingga mereka tidak perlu memikirkan perihal dana.

ERPsim merupakan sebuah game simulasi bisnis menggunakan ERP-SAP. Kompetisi tersebut diikuti oleh beberapa negara Asia Pasifik. “ERPsim menentukan harga, banyak produksi, banyak pemesanan barang, dan marketing yang digunakan,” papar Dyah.

Mewakili Tim Antares, Javier mengungkapkan bahwa rintangan terbesar yang dihadapi oleh tim adalah dalam mengendalikan ego. “Kebetulan saya di bagian sales, mungkin egonya yang harus dikendalikan. Kita tidak bisa menuntut pasar untuk jual harga tinggi, disitu kita terpaksa nurunin ego,” ucapnya. Lebih lanjut disampaikan oleh Humam, kendala lain yang dihadapi tim yaitu perihal komunikasi. “Masalah komunikasi, kalau offline sama online itu feel-nya berbeda, karena kita tidak mengetahui perasaan orang lain seperti apa kalau online,” ucapnya. Namun hal tersebut mampu diatasi oleh tim dengan membangun chemistry dan menjalin komunikasi yang baik.

Tim Antares berharap kedepannya untuk adik tingkat yang akan dan mau mengikuti kompetisi ini, agar jangan takut untuk mencoba dan belajar hal baru, juga jangan mudah menyerah. “Setiap orang itu ada rezekinya, yang pasti harus tetap latihan, konsisten, dan perkuat chemistry, itu penting,” ungkap Javier. (ADC/NP)