,

Inspiring Management Gathering 2023: Membangun Resiliensi di Awal Perjalanan Mahasiswa Manajemen FBE UII

22 - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Minggu (17/09), Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menggelar acara Inspiring Management Gathering (IMAGE). Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan motivasi sekaligus memperkenalakan mahasiswa baru S1 Manajemen kepada Dosen Pembimbing Akademik (DPA).

Arif Hartono, Kepala Jurusan Manajemen dalam sambutannya menegaskan kepada mahasiswa baru Manajemen angkatan 2023 bahwa “Your future is on your hand. Kesuksesan ada ditangan kalian sendiri.”

“Selama kuliah selalu bekali diri sendiri dengan berbagai essensial yang dapat berguna bagi langkah Anda berikutnya. Awal masa perkuliahan ini akan menentukan langkah kedepan,” tutur Arif.

Arif turut berpesan bahwa “Manfaatkan waktu sekitar 3-4 tahun kedepan yang singkat ini untuk fight. Harapannya Anda setelah lulus dari Program Studi Manjemen dapat menjadi orang yang berkarakter dan kompetitif.”

Kegiatan ini diselenggarakan di Sheraton Hotel, Yogyakarta menghadirkan pembicara Analisa Widyaningrum, Motivator dan Psychologist sekaligus Director dan Founder Analisa Personality Development Center dan dimoderatori oleh Nadia Wasta Utami S.I.Kom., M.A., Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya UII.

Analisa dalam penyampaian sesinya yang bertajuk “Memanfaatkan Potensi Membangun Resiliensi,” menjelaskan bagaimana kita memiliki flesibilitas dalam berfikir. “Orang yang resilien punya pilihan yang berbeda. Dalam menghadapi permasalahan mereka atau orang yang resilien ini selalu memilih untuk fight,” ucap Analisa.

“Melalui fight membuat sadar, bahwa kita sedang melatih pola pikir untuk menghadapi masalah sampai tersadar bahwa kita berhasil melewatinya,” tegas Analisa.

Untuk dapat melakukan hal tersebut perlu melakukan review perspektif. Hal ini dapat dilakukan dengan merefleksikan diri. Seperti bertanya tentang kesiapan diri tentang pilihan yang dijalani saat ini yaitu sebagai mahasiswa.

“Coba tanyakan kembali tentang kesiapan diri menjalani kehidupan sebagai mahasiswa. Jangan sampai ternyata belum siap. Hal itu justru akan membuat pola pikir menjadi negatif dan terjebak dalam fixed mindset,” tambah Analisa.

Senada dengan hal tersebut, maka perlu menumbuhkan growth mindset dalam diri. Growth mindset tidak serta merta dimiliki oleh seseorang. “Jangan pernah terjebak kepada fikiran-fikiran yang merendahkan diri, merasa tidak bisa dan tidak memiliki apa-apa. Hal itu hanya membuat insecure,” jelas Analisa.

Ketika merasa tidak memiliki apa-apa dan tidak dapat melakukan suatu hal, maka kompetisi itulah yang perlu di-upgrade. Oleh karenanya, Analisa mengajak untuk memulai menumbuhkan growth mindset dengan  merubah pola pikir ‘saya gagal’ diganti dengan ‘saya belom berhasil’ selanjutnya ‘saya harus apa?’.

Analisa dalam sesinya juga menambahkan bahwa orang yang sukses adalah ketika dapat mengkombinasikan antara passion yang tidak lahir begitu saja dan tumbuh dari ketertarikan lalu dengan tekun dijalani.

Di masa yang dinamis ini menuntut untuk memiliki banyak keahlian. Hal ini karena skill yang kita miliki sekarang belum tentu relevan dengan 10 tahun lagi. Analisa berpesan bahwa  “Jika temen-temen masih berada di zona nyaman dengan anggapan kuliah yang penting lulus aja, itu salah. Buatlah diri kalian memiliki banyak kompetensi dan skill. Berada di zona nyaman akhirnya akan tumbuh rasa ketakutan yang membuat tidak relevan. Sehingga disitulah kita akan belajar dan memiliki keinginan bertumbuh.”

“Jadi orang yang resilien adalah ketika tau kapan zona nyaman terasa tidak aman. Zona nyaman itu tidak salah tapi bahaya karena perubahan,” sambungnya. (ERF)