,

Tingkatkan Peluang Karier di KAP Big Four

pict 1 talkcounting - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Tidak sedikit lulusan sarjana akuntansi yang mengidamkan karier di perusahaan besar yang reputable secara internasional dan termasuk dalam jajaran big four company. Big Four Company merupakan empat Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdiri dari Deloitte, PwC, EY, dan KPMG. Keempat KAP ini biasa disebut sebagai worldwide company karena mempunyai partner lokal di berbagai negara, termasuk Indonesia. Suatu perusahaan akuntan membutuhkan seorang auditor untuk melaporkan hasil keuangannya kepada client sehingga pasti memiliki tanggung jawab yang besar. Segala bentuk persiapan untuk bergabung di suatu perusahaan, khususnya Deloitte tidaklah mudah. 

Menanggapi tingginya animo mahasiswa dan alumni yang ingin berkarier di KAP Big Four, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia kembali mengadakan diskusi talkcounting alumni series episode #2  dengan mengusung tema “Menjadi Auditor di KAP Big Four” yang dilakukan secara daring via zoom. Diskusi ini berlangsung pada hari Kamis (09/12) dengan sesi pemaparan materi oleh Ikhsan Saputra, alumni Prodi Akuntansi UII Angkatan 2009 yang menduduki posisi manager di Deloitte Touche Tohmatsu LCC Indonesia. 

Ikhsan bergabung di Deloitte sejak Januari 2013. Saat ditanya mengenai level karier yang harus dilalui ketika bergabung di Deloitte, Ikhsan menjelaskan, “Di awal gabung itu ada training, kemudian associate 1 – associate 2 (staff level), senior 1 – senior 2 (senior level), assistant manager, manager 1 – manager 3, senior manager, director, kemudian partner”. Di posisinya saat ini sebagai manager, Ikhsan menerangkan bahwa ia bertugas sebagai mediator antara client dan partner serta berwenang dalam hal negotiation fee and staffing. 

Ikhsan juga menerangkan tahapan tes yang dahulu ia lalui ketika mengikuti proses recruitment di Deloitte. “Jadi awalnya itu daftar, kemudian berangkat ke Jakarta untuk mengikuti tes tertulis. Nah di tes tertulis ini waktu zaman saya dulu ada tiga, yaitu accounting, audit, dan bahasa inggris. Setelah dinyatakan lulus tes tertulis, dilanjutkan dengan tahap wawancara dan alhamdulilah diterima”,  tuturnya. Selain itu, ia juga menceritakan kisah perjalanannya ketika awal bergabung ke Deloitte. “Saya merasa waktu yang challenging itu ketika menjalani masa training. Di masa ini, diperlukan adaptasi dari transisi dunia perkuliahan ke dunia karier yang ternyata pressure nya jelas berbeda dan membutuhkan kemampuan resiliensi dari masing-masing individu”, ujarnya.

Sebagai penutup, Ikhsan Saputra juga menyampaikan bahwa profesi audit ini tidak bisa digantikan oleh sistem, karena untuk membaca Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) harus dari seorang yang benar-benar mengetahui bagaimana keadaan suatu perusahaan. (DWI/PIO)