,

BuKuy: Aplikasi Pinjam-Meminjam Buku yang Kembali Menorehkan Prestasi

Tim BuKuy Kembali Sumbangkan Prestasi - Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII

Torehan prestasi kembali diraih oleh Tim ‘BuKuy’ dari Program Studi Manajemen UII. Tim ‘BuKuy’ terdiri dari Idznila Shabrina selaku Chief Excekutive Officier (CEO), Ery Dwi Pantari selaku Chief Operating Officier (COO), Hana Nafita Fella selaku Chief Financial Officier (CFO), dan Kunti Saptasari selaku Chief Markething Officier (CMO). Perstasi ini menjadi satu-satunya finalis dari Perguruan Tinggi di Yogyakarta pada kompetisi Ide Bisnis dan Inovasi Teknologi I3E 2019.

Tim ‘BuKuy’ yang dibimbing oleh Istyakara Muslichah S.E., MBA, berhasil meraih juara kedua pada kompetisi ini setelah mengalahkan sebelas finalis lainnya. Pameran startup Teknologi dan Inovasi Industri Anak Negeri ini berlangsung pada tanggal 3-6 Oktober 2019 di Hall B Jakarta Convention Center (JCC), dengan mengangkat tema “Startup Teknologi dan Inovasi Industri Meningkatkan Daya Saing Bangsa”.

‘BuKuy’ berdiri pada tahun 2018, sempat beberapa kali gagal mengikuti ajang kompetisi, namun hal itu tak membuat Idznila dan tim berhenti berusaha. ‘BuKuy’ merupakan sebuah platform berbasis online dimana terdapat aplikasi dan website yang harapannya dapat lebih memudahkan masyarakat, khususnya mahasiswa dalam pinjam-meminjam buku. ‘BuKuy’ dilengkapi dengan market place, dimana bisa melakukan sistem jual-beli buku bekas dan juga menyewa dengan sistem bagi hasil.

“Pihak kampus FE UII sangat mendukung langkah kami sejauh ini sejak dari Mentoring dan Evaluasi (Monev) penugasan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan cara memberikan dukungan penuh untuk tim kami dalam mengikuti setiap lomba-lomba startup, serta dukungan secara material,” ungkap Idznila.

Dalam kompetisi ini, Tim ‘BuKuy’ melalui berbagai tahap dimulai dari seleksi poster dan video. Dari 178 diambil 30 tim dengan poster terbaik untuk di dipamerkan di JCC. Selanjutnya, Juri memilih 12 finalis untuk presentasi. “Presentasi pertama kami berkompetisi melawan 11 universitas lain untuk diambil 6 terbaik untuk masuk final. Sistem penilaiannya menggunakan voting dari penonton dengan cara memindai QR code dan mengisi google form,” jelas Kunti.

Untuk bisa berhasil meraih juara 2 tidaklah mudah. Kunti menjelaskan persaingan sangat ketat dan terdapat kesulitan yang dihadapi oleh Tim. Mereka hanya diberikan waktu semalam untuk mengubah konsep presentasi mereka setelah mendapatkan saran dari juri.

Dalam presentasi kedua di final, dengan 6 finalis penilaian menggunakan sistem lelang atau bidding untuk investor. Selaku CMO, Kunti menjelaskan, “Tim kami mempunyai kunci yang dapat menarik penonton dan juri dengan cara menggunakan konsep presentasi yang berbeda dan unik. Kami menggunakan E-WOM (electronic Word of Mouth) dengan cara giveaway yang berhadiah saldo OVO. Langkah ini berhasil membuat presentasi kami lebih interaktif,” tuturnya.

“Kedepannya kami masih ingin memperbaiki sistem kami dengan menambahkan anggota dari Tim IT untuk mengembangkan sistem kami yang masih sederhana. Oleh karena itu, kami masih membutuhkan investor untuk pendanaan. Dalam perlombaan ini, kami juga bersyukur karena ada salah satu juri ada yang tertarik untuk menginvestasikan dananya ke ‘BuKuy’. Sekarang masih dalam proses pengajuan proposal dan semoga berhasil,” tandas Idznila.

Idznila selaku CEO dari BuKuy berharap kedepannya banyak mahasiswa FE UII bisa mengharumkan nama UII dengan mengikuti berbagai lomba seperti ini. “Sebagai mahasiswa harus banyak bereksplorasi karena banyak sekali opportunity yang ada diluar sana yang tidak bisa didapatkan dari kampus. Kunci kesuksesan dari ‘BuKuy’ sendiri adalah menghargai waktu, banyak evaluasi dan sabar karena kesuksesan itu tidak bisa secara instan banyak perjuangan yang harus kami lalui untuk mencapai kesuksesan saat ini,” tutupnya. (SDI/VRS)