Perumpamaan saudara semuslim bagaikan satu tubuh, jika ada satu bagian tubuh yang terluka, maka bagian lainnya turut merasakan nestapa. Hal tersebut telah tercantum dalam Hadits Bukhari dan Muslim, yang kemudian secara langsung dijabarkan oleh Ustaz Ransi Al Indragiri. “Seorang manusia dapat diakui sebagai saudara sesama muslim, yaitu apabila seseorang tersebut bersyahadat, melaksanakan salat, dan membayarkan zakat. Kendati seseorang tersebut malas, sekalipun melakukan ketiga hal tersebut namun masih mengakui, maka dia masih dapat kita akui sebagai sesama saudara muslim,” jelasnya mengawali tausiyah pada pengajian syawalan 1442 H yang diselenggarakan oleh Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) pada Rabu (19/5).

Sesuai dengan tema yang diusung, penyelenggaraan acara ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan menegaskan pentingnya mengukuhkan iman dalam ikatan persaudaraan. Lebih lanjut, ketika seseorang telah mengucapkan syahadat, melakukan salat, dan juga membayar zakat, mereka telah layak kita sebut sebagai saudara sesama muslim. Tidak hanya itu, saudara sesama muslim itu bukan hanya status, melainkan juga menjadi tanggung jawab kita untuk bisa peduli terhadap apa yang menimpanya.

Ransi kemudian menjelaskan lebih lanjut terkait dengan status dan pengukuran keimanan sesama saudara muslim. “Bila kita ingin mengukur kadar iman seseorang, maka dapat dilihat dari seberapa care atau peduli kita terhadap saudara sesama muslim,” tutur Ustaz Ransi Al-Indragiri. Dijelaskan oleh Ustaz Ransi dalam buku Pandangan Hidup Muslim yang ditulis Prof. Dr. Buya Hamka,  bahwa orang yang benar imannya, amalannya, ilmunya, dan diterima di sisi Allah SWT, adalah orang yang dekat kepada persaudaraan. Ransi juga mengingatkan bahwa ada enam hak sesama muslim, yaitu memberi salam jika bertemu, membalas hamdalah setelah bersin dengan mengucapkan yarhamukallah, menghadiri undangan sebagai bentuk kepedulian, memberi nasihat ketika diminta, dan bertakziah kala saudara sesama muslim ada yang wafat.

Namun, dalam melakukan amal, perlu juga diketahui bahwa semua harus diniatkan dan dilakukan secara totalitas. “Allah tidak menerima yang setengah-setengah. Oleh karena itu, kita harus totalitas peduli dengan sesama, niscaya mereka juga akan totalitas dalam memberikan kepedulian terhadap kita,” pesan Ustaz Ransi di akhir tausiahnya.(AR/SAR)

Terpilih sebagai mahasiswa berprestasi bukanlah hasil yang diraih melalui proses yang singkat. Memprioritaskan persoalan akademik, namun tetap mampu mengedepankan perihal non-akademik tentunya menjadi tantangan tersendiri. Kriteria tertentu yang harus dipenuhi untuk terpilih menjadi mahasiswa berprestasi dan proses seleksi yang ketat tentunya bukan hal yang mudah untuk dilalui. Mulai dari seleksi berkas, hingga presentasi di hadapan para juri. Demikian proses yang harus dilalui Nur Azizah dalam perjalanannya meraih predikat mahasiswa berprestasi.

Nur Azizah (20) yang akrab disapa Azizah merupakan mahasiswi semester enam yang sedang menempuh pendidikan sarjana di program studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Selain sibuk menjalani aktivitas perkuliahan, ia juga aktif menjalani organisasi dan terlibat dalam berbagai ajang perlombaan. Bahkan, tak jarang ia menjadi pemenang dalam berbagai kompetisi nasional berbasis essay dan karya tulis ilmiah. Karakternya yang tidak pernah bosan untuk belajar hal baru menjadikannya selalu berkembang dan gemar melakukan observasi lingkungan sekitar. Tak jarang, hasil observasi ini menjadi ide baru baginya dan ia tuangkan dalam bentuk tulisan untuk nantinya menjadi bahan penulisan karya ilmiah yang inovatif dan bermanfaat.

Azizah berhasil mengharumkan nama FBE UII dan menyabet juara satu dalam National Business Case Competition pada Oktober 2020. Ia juga berhasil meraih penghargaan Best Paper Award dari Southeast Asia Millennial Conference 2020 yang diorganisir oleh Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Berbagai prestasi membanggakan ini tentunya tidak diraih melalui proses yang singkat. “Tentu saja tidak langsung menjadi juara, pernah kalah di kompetisi sebelumnya dan tidak menyerah, justru akhirnya belajar letak kesalahannya dimana. Kesalahan menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan kualitas selanjutnya,” tuturnya. Azizah juga menyampaikan bahwa selama mengikuti berbagai perlombaan karya tulis, keberhasilannya tak terlepas dari peran fakultas yang begitu mendukung prestasi mahasiswanya.

Berbagai prestasi yang didapatkan Azizah sedikit banyak dipengaruhi oleh dukungan dan doa dari orang tua dan teman-temannya. Lingkungan sekitarnya sangat berpengaruh pada proses pembelajaran dirinya hingga sekarang menjadi mahasiswa berprestasi. Menurut Azizah, selama masih di dunia perkuliahan kita harus memiliki semangat untuk belajar dan mengeksplorasi hal-hal diluar kampus, memilih teman dengan ambisi yang sama, serta menerapkan DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal). Kedepannya, ia akan lebih fokus ke tugas akhir dan mendapatkan sertifikasi agar nantinya setelah lulus ia dapat meniti karier yang sesuai dengan harapannya. (DWI/MZH)

Ramadan merupakan bulan yang dinantikan oleh semua umat beragama Islam. Pasalnya, pada bulan ini segala amal kebaikan yang kita kerjakan akan dilipatgandakan. Namun, sayangnya di bulan yang mulia ini kita masih terjebak dalam wabah yang tak kunjung berakhir.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah demi memerangi Covid-19, tetapi angka kasus terjangkit masih tinggi. Terkait dengan fakta yang ada, pemerintah mengambil langkah serius untuk mengurangi kasus yang terjadi, salah satunya dengan pembatasan sosial melalui kampanye di rumah saja. Adanya imbauan tersebut justru tidak menghalangi niat untuk tetap produktif selama Ramadan. Di bulan mulia ini, kita dianjurkan untuk melakukan banyak amalan kebaikan agar memperoleh keutamaan. Seperti halnya kegiatan amal yang dilakukan oleh Masjid Al Muqtashidin Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII).

Bermula dari keresahan seorang kakak tingkat akan kurangnya penjagaan protokol Covid-19 ketika melihat program pembagian takjil di banyak masjid yang masih dilakukan secara konvensional, sehingga dianggap kurang efektif. Saat itu juga, beliau terinspirasi untuk menerapkan metode baru pembagian takjil demi meminimalisir terjadinya kerumunan. Lalu, ditemukannya konsep yang memberi solusi atas permasalahan tersebut, yaitu konsep pembagian takjil secara drive thru. Konsep ini juga telah diterapkan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, porsi takjil yang dibagikan panitia jauh lebih rendah dibandingkan porsi yang disediakan untuk tahun ini. Hal ini disebabkan oleh banyaknya mahasiswa yang memutuskan untuk pulang akibat pandemi yang tidak kunjung membaik.

Penyelenggaraan kegiatan ini mendapat dukungan dari pihak internal maupun eksternal. Meskipun demikian, bukan berarti kegiatan ini berjalan tanpa kendala. “Kesulitan yang kita alami terletak pada pelaksanaan teknis di lapangan karena kita tidak bisa mengontrol kuota kendaraan yang masuk setiap harinya. Ketika kita memperkirakan hari ini akan ramai, eh rupanya justru menurun. Namun, Alhamdulillah kegiatan tetap berjalan dengan kondusif,” jelas Aldy Maulana Ibrahim, Koordinator Lapangan, Senin (19/4). Dalam kegiatan ini disediakan takjil dengan kuota sebesar 250 untuk masyarakat umum dan 75 untuk mahasiswa dengan bermodalkan dana dari donasi umum serta bantuan dari dosen-dosen setempat. Untuk perolehan SDM, Takmir Masjid Al Muqtashidin bekerja sama dengan LDF-JAM (Lembaga Dakwah Fakultas Jamaah Al Muqtashidin). Selain itu, mereka juga membuka open volunteer bagi mahasiswa FBE UII yang berdomisili Jogja untuk berpartisipasi dalam event Ramadan di setiap tahunnya.

Kegiatan pembagian takjil dengan konsep drive thru yang dilakukan oleh Masjid Al Muqtashidin FBE UII merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama, terutama selama masa pandemi di bulan Ramadan. Penerapan protokol kesehatan selama kegiatan berlangsung menjadi wujud komitmen Masjid Al Muqtashidin FBE UII agar pandemi segera berakhir dan keadaan kembali pulih. (YNZ/MID)

Perjuangan melawan kejahatan keuangan merupakan sebuah tindakan yang sangat penting. Kejahatan keuangan ini dapat melanda siapa pun mulai dari internasional, nasional, dan bahkan daerah. Untuk mengatasi masalah tersebut maka beberapa pihak seperti lembaga keuangan, pembuat kebijakan, regulator, dan otoritas penegak hukum melakukan tindakan eksplorasi secara lebih mendalam.

Saat ini, keuangan gelap sudah menjadi perhatian yang sangat serius bagi banyak pihak seperti komunitas bisnis dan juga regulator, bahkan masyarakat umum. Setelah terjadinya krisis keuangan selama satu dekade lalu, berbagai macam cara telah dilakukan agar sistem keuangan menjadi lebih aman dan mudah diakses.

Tentu banyak permasalahan yang muncul dengan adanya kejahatan keuangan. Oleh karena itu, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) bekerjasama dengan Accounting Research Institute (ARI) Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, dan IAI Wilayah D.I Yogyakarta menyelenggarakan International Webinar on Forensic Audit dengan tema “Elevating Competencies of Enforcement Agents to Fight Financial Crimes”.

Webinar yang dilangsungkan pada hari Rabu (07/04) ini dibawakan oleh tiga pemateri yaitu Prof. Dr. Zuraidah Mohd-Sanusi selaku Professor on Financial Criminology Accounting Research Institute (ARI) UiTM Malaysia, Deni R. Tama selaku EY Indonesia Forensic & Integrity Service Partner dan Hendi Yogi Prabowo, SE., MFor.Accy., PhD., CFrA, CAMS selaku Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik (PSAF) UII Yogyakarta.

Prof. Dr. Zuraidah Mohd-Sanusi selaku Professor on Financial Criminology Accounting Research Institute (ARI) UiTM Malaysia menyampaikan bahwa, “Resiko penggelapan uang akan berkurang apabila menyediakan program investigasi yang dilakukan penegak hukum”. Program investigasi yang dilakukan seperti halnya mengarah pada prosedur dan praktik investigasi yang konsisten agar penggelapan uang semakin berkurang.

Menurut Hendi Yogi Prabowo, M.For.Accy., Ph.D., CfrA, CAMS selaku Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik UII Yogyakarta dalam sesi ini menyampaikan, “Terdapat data yang menyatakan fraud yang paling merugikan di Indonesia adalah korupsi dengan persentase sebesar 69,9% dengan urutan keduanya yaitu penyalahgunaan aset atau kekayaan negara dengan persentase 20,9%  dan di urutan ketiga adalah fraud pada laporan keuangan dengan persentase 9,2%”. Hal ini terjadi karena karyawan memiliki kesempatan mengakses sehingga terjadi fraud. “Perusahaan di berbagai industri saat ini mengalami kerugian pendapatan dan manipulasi keuangan akibat pandemi Covid-19 karena adanya tekanan dalam hal ekonomi,” ujarnya.

Adanya kelemahan internal dan normalisasi korupsi menjadi alasan kegiatan penggelapan uang. Pihak yang peduli anti-fraud seperti penegak hukum, pemerintah serta pendidikan dapat membantu untuk mengurangi fraud. Hendi Prabowo menambahkan, “Meningkatkan kinerja audit internal digunakan sebagai cara untuk pencegahan fraud agar perusahaan terkendali dengan baik”. (DH/AA)

Revolusi industri 4.0 saat ini memberikan dampak perubahan yang sangat signifikan di berbagai sektor kehidupan terlebih disaat pandemi. Saat ini, perilaku konsumen mengalami perubahan yang sangat drastis, dimana mayoritas akhirnya terbiasa melakukan berbagai aktivitas digital. Kondisi ini seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal khususnya bagi mereka yang bergerak dalam sektor ekonomi, terutama koperasi maupun pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Hal tersebut disampaikan Anis Saadah selaku Co-founder & CEO of Innocircle Board of ICCI dalam webinar bertajuk “Strategi menumbuhkan semangat dan kreativitas berwirausaha dengan digital marketing dalam perkoperasian” sebagai salah satu rangkaian acara Methamorfosa XXVI pada Sabtu (3/4).

Untuk bertahan di era digital ini, koperasi sejak tahun 2018 melakukan transformasi dengan menginisiasikan penggabungan start-up dan koperasi yang disebut dengan start-up coop. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk mengubah koperasi yang dijalankan secara digital, namun juga bertujuan untuk melakukan efisiensi struktur biaya. Anis menilai, dengan kondisi saat ini, dimana orang-orang sudah sangat familiar dengan teknologi, start-up coop maupun start-up adalah hal yang paling rasional yang dapat dikembangkan.

Ketika membangun sebuah brand, marketing menjadi ujung tombak untuk menyampaikan value yang ditawarkan perusahaan kepada masyarakat. Marketing sendiri telah mengalami perubahan dengan mengikuti perubahan perilaku konsumen atas tren yang terjadi. 

Jeffry Jouw selaku Founder & CMO dari USS Feeds , Urban Sneaker Society dan Kick Avenue turut memaparkan bahwa pengguna sosial media akan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga strategi marketing pun terus mengalami transformasi dan adaptasi. Digital marketing bukan suatu hal yang baru di era digital saat ini. Pemasaran secara digital merupakan angin segar bagi perusahaan untuk menggali dan menciptakan ide-ide kreatif. Saat ini, digital marketing dinilai sangat efektif dan lebih hemat dibandingkan dengan strategi pemasaran yang lalu. Salah satu keuntungan melakukan pemasaran secara digital adalah terciptanya lower cost bagi perusahaan.

Digital marketing pun tidak hanya digunakan untuk sekedar menjual produk, tetapi juga diiringi dengan konten yang memiliki story dan value atas produk tersebut, yang nantinya akan meningkatkan awareness dari masyarakat. Awareness inilah yang mampu menentukan tertarik atau tidaknya konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

Pada akhir kesempatan, Jeffry membuat kesimpulan bahwa sosial media akan terus berubah setiap harinya, sehingga belajar terkait perkembangan sosial media perlu terus dilakukan agar digital marketing di dalam diri tetap melekat dan tidak tertinggal oleh tren yang ada. (ATE/SAR)

 

Universitas Islam Indonesia (UII) memasuki babak baru dalam merespon pandemi Covid-19. Sejumlah 1939 orang yang terdiri dari Dosen, Tenaga Kependidikan, serta Purna Tugas di lingkungan UII telah diberikan vaksin dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Kesehatan

Sejumlah 300 orang lansia yang berdomisili di sekitar kampus UII juga diberikan vaksin guna mendukung Dinas Kesehatan Sleman mencapai target pemberian vaksin lansia di wilayah D.I. Yogyakarta. Pelaksanaan vaksinasi massal yang melibatkan vaksinator dari dosen Fakultas Kedokteran UII, Rumah Sakit JIH dan Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI ini diselenggarakan di di Auditorium K.H. Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, pada Selasa 30 Maret 2021.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Pengembangan Karier UII Dr. Zaenal Arifin, M.Si. mengemukakan, sebagai keluarga besar, UII sangat peduli dengan kesehatan bersama dan sekitar. Selain Dosen, Tenaga Kependidikan, serta Purna Tugas ada juga warga sekitar yang dilibatkan pada program vaksinasi. “Kita ingin berkontribusi sebagai universitas yang rahmatan lil alamin, jadi warga sekitar UII juga punya kesempatan untuk ikut dalam vaksin, dengan memenuhi ketentuan dan prasyarat dari Dinas Kesehatan Sleman,” tuturnya.

Aktivitas luring yang telah direncanakan nampaknya semakin nyata seusai program vaksinasi massal dilakukan. “Persiapan sudah kita mulai seperti rencana tahun 2021 yang ada di rencana kerja dan anggaran tahunan, kemungkinan kita akan buka semester depan beberapa yang semestinya memang luring atau diharuskan luring. Itu akan kita fasilitasi. Jadi secara fisik kita akan siapkan. Meskipun tidak mungkin luringnya seperti sebelum pandemi, mungkin kita akan coba dulu 20% yang memang wajib di sana,” jelas Zaenal Arifin.

Zaenal Arifin menegaskan, pembukaan aktivitas luring ini nantinya akan dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang sesuai standar. Hal ini untuk tetap menekan angka penyebaran virus Covid-19, meskipun sebagian dari civitas akademika UII telah mendapat vaksin. “Mungkin sedikit lebih aman karena mayoritas warga UII sudah divaksin, yang jadi masalah adalah mahasiswa yang belum divaksin, ini akan kita perhatikan dengan baik agar tidak menjadi masalah,” tandasnya.

Dekan Fakultas Kedokteran UII dr. Linda Rosita, M.Kes, Sp.PK. (K) mengatakan meskipun mengikuti vaksinasi protokol kesehatan harus tetap memperhatikan 5M yaitu Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan, Menghindari kerumunan, dan Mengurangi bepergian. Menurut Linda Rosita, menghindari kerumunan pada saat pelaksanaan program vaksinasi UII sangat lah penting. “Poin ini harus ditegakkan karena potensi penularan bisa sangat tinggi pada lingkungan yang berkerumun,” tuturnya.

Linda Rosita menjelaskan, Program Vaksinasi UII diatur melalui lima meja secara berurutan. Pada meja pertama, penerima vaksin diukur suhu dan tensinya. Suhu yang diperbolehkan adalah 37,5͒C, dan tekanan darah 180/100. Selanjutnya penerima vaksin melakukan verifikasi data NIK di meja 2, kemudian pada meja 3 petugas kesehatan memberikan pertanyaan seputar riwayat kesehatan penerima vaksin. “Dalam tahap ini sangat memungkinkan untuk tidak melanjutkan ke proses selanjutnya karena tidak sesuai dengan standar penerima vaksin,” sebutnya.

Disampaikan oleh dr. Linda Rosita, ketika penerima dinyatakan layak, maka penerima vaksin diarahkan ke meja selanjutnya untuk dilakukan proses injeksi vaksin. Terakhir, penerima vaksin tidak langsung diperbolehkan pulang namun harus diobservasi selama 30 menit untuk melihat tanda-tanda setelah vaksin. “Apabila tanda vitalnya baik, maka penerima vaksin diperbolehkan pulang,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan dr. Linda Rosita, bahwa proses pasca vaksin akan berlangsung selama 2 minggu pertama. Penerima vaksin diwajibkan memperhatikan kondisi fisiknya selama kurung waktu tersebut. Apabila ada tanda-tanda reaksi vaksin yang mengganggu seperti; bengkak, kemerahan, pendarahan di area penyuntikan, muntah, diare, pingsan, kejang, sesak napas, demam tinggi lebih dari satu hari, pembesaran kelenjar di ketiak atau bagian tubuh lain, lemah otot, penurunan kesadaran, serta gejala lain yang sebelumnya tidak ada, maka penerima vaksin disarankan untuk dapat menghubungi fasilitas kesehatan terkait untuk dapat menyampaikan keluhannya.

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UII dr. Erlina Marfianti, M.Sc., Sp.PD. menambahkan, pada kasus-kasus penyakit kronis sebenarnya tetap boleh mendapatkan vaksin, selama saat hari H penerima vaksin dalam keadaan stabil dan tidak akut. Namun dr. Erlina Marfianti tetap menyarankan untuk berkonsultasi pada dokter yang biasa menangani nya terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar penerima vaksin dapat memastikan dirinya layak divaksin setelah mendapat persetujuan dari dokternya, “Kalau sudah biasa ke dokter lebih baik dikonsulkan dulu, karena dokternya yang tau perjalanan penyakitnya. Selain itu, bagi penderita alergi terhadap bahan-bahan kimia seperti obat-obatan, disarankan untuk dapat melaksanakan vaksinasi di fasilitas kesehatan,” jelasnya. (DIN/DHK) 

Sumber: uii.ac.id

Pandemi Covid-19 mendadak mengubah budaya kerja sekaligus mengganggu roda bisnis hampir di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, Badan Pusat Statistik mencatat lebih dari 82 persen bisnis yang terkena dampak. Hal ini menyebabkan perusahaan harus kembali beradaptasi dengan kebiasaan baru di masyarakat, dan ini berlaku untuk semua sektor. 

Berbagai jenis pekerjaan mulai dari sales, purchasing, akuntansi, inventaris, dan kolaborasi kini harus saling koordinasi demi mencapai hasil pekerjaan yang maksimal. Teknologi Enterprise Resource Planning (ERP) dipercaya bisa menjadi solusi dari kepemilikan yang melanda perusahaan. Layanan tersebut mampu menyuguhkan laporan bisnis dari interaksi secara real time sehingga koordinasi antar departemen bisa berjalan lebih efektif dan efisien.

Kamis (25/3) Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia mengadakan webinar bersama RUN System. Dengan tema “Peluang Magang dan Karir di bidang Enterprise Resources Planning (ERP)” dan dimoderatori oleh Istyakara Muslichah, S.E., MBA selaku dosen FBE UII.

RUN System merupakan perusahaan rintisan atau kita kenal dengan startup yang bergerak dibidang penyedia perangkat lunak yang berfokus pada pengembangan perencanaan sumber daya perusahaan (ERP). Di tahun 2021, Run System menargetkan peningkatan pendapatan hingga 300% sebagai bagian dari rencana strategis perusahaan untuk memperkuat posisinya di industri ERP tanah air.

Badlin isnan selaku alumni Prodi manajemen FBE UII 2012 menawarkan program magang yang tidak seperti biasanya, yaitu apprenticeship program.

“Jangan bayangkan kalian magang hanya fotocopy-fotocopy saja, tapi ini akan sangat padat dan terstruktur.” ujar academy manager Run System.

Ketika para mahasiswa yang mengikuti program magang, maka tidak langsung disuruh untuk melaksanakan pekerjaan, karena RUN System ini merupakan sebuah software atau sistem sehingga untuk terjun ke dalamnya perlu dilakukan training dengan diberikan beberapa modul untuk dipelajari. Dengan mengikuti program magang kita juga bisa mendapatkan sertifikat sebagai bonus dari modul-modul yang sudah dipelajari, sehingga bisa mendapatkan nilai lebih didalamnya.

Selama mengikuti magang mahasiswa perlu mengeluarkan sedikit biaya, walaupun biaya tersebut akan kembali kepada mahasiswa seperti mendapatkan fasilitas, seragam, modul dan lain segalanya. Menanggapi hal tersebut, maka Prodi Manajemen dan Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mendukung mahasiswa sepenuhnya dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswa manajemen dan akuntansi yang berminat untuk mengikuti program magang di RUN System. (AA/NAP)

Proses audit merupakan suatu kewajiban yang harus dijalani di setiap organisasi atau perusahaan. Seiring dengan perkembangan proses audit yang dilakukan, mulai bermunculan pendekatan- pendekatan dengan melakukan audit. Pendekatan – pendekatan ini muncul untuk menyesuaikan keadaan atau organisasi klien yang berbeda-beda, sehingga hal ini akan meningkatkan kualitas, hasil, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit. 

Audit berbasis risiko adalah metodologi pemeriksaan yang dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko yang ada sudah dikelola dengan baik serta ada batasan yang telah ditetapkan manajemen yang tidak berdampak terhadap tujuan perusahaan. Dilihat dari sisi internal, manajemen lebih memahami prioritas risiko yang akan dihadapi serta bagaimana mengatasi agar efisien dan efektif sehingga dapat mengurangi terjadinya kesalahan pada audit.

Untuk mengenali lebih dekat konsep dan praktik Risk Based Audit atau Audit Berbasis Risiko ini, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan kuliah umum dengan mengusung tema “Risk Based Audit” pada Jumat, 26 Maret 2021 melalui media daring yang dimoderatori Riana Mahfuroh, SE., M.Acc., CFrA selaku dosen FBE UII. Diawali dengan sambutan oleh Ketua Jurusan Akuntansi FBE UII Johan Arifin, SE., M.Si., Ph.D., dan Sekretaris IAI wilayah Yogyakarta Lita Kusumasari, SE., MSA., Ak., CA.  Kuliah umum kali ini menghadirkan narasumber utama Dr. Eko Yulianto, M.Sc., CA., CFE selaku auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

Eko Yulianto memberikan tips untuk cepat mengidentifikasi risiko.“Jika kalian ingin cepat mengenali risikonya, berpikirlah seperti pelaku kecurangan. Kalau kalian diberikan uang untuk suatu pengolahan, kira-kira bagaimana akan terjadinya kecurangan? pendekatan inilah yang efektif dan mempermudah auditor dalam mengidentifikasi risiko.” ujarnya. 

Risked based audit dilakukan dengan identifikasi risiko terlebih dahulu. Untuk bisa mengetahui risikonya kita harus mengenali siapa kliennya, prosesnya bisnisnya seperti apa, dan mencari risiko salah sajinya berada dimana, oleh karena itu hal ini butuh pengetahuan dan pengalaman yang lebih. Ketika sudah menemukan risikonya, kita akan melihat terkait dengan kuat atau lemahnya task control yang diketahui akan berpengaruh terhadap substantifnya. 

“Mempelajari audit itu tidaklah mudah. Butuh waktu bertahun-tahun belajar dan mempraktikan nya.” tambah Eko Yulianto

Kuliah umum yang diikuti oleh 530 peserta diantaranya dosen, praktisi, entity, dan mahasiswa baik dalam maupun luar FBE UII ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan membangun guidance bagi peserta yang hadir.(AAM/FNL)

Masa pandemi yang hingga kini tak kunjung usai tidak menghalangi mahasiswa untuk tak henti-hentinya mencari peluang demi dapat terus berkarya. Menanggapi hal tersebut, Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJIE) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan webinar dengan mengusung tema “Entrepreneurship di Masa Pandemi” pada Sabtu, 20 Maret 2021 melalui media daring. Webinar kali ini menghadirkan Roni Mulkatra selaku alumni program studi Ilmu Ekonomi angkatan 2015 dan dr. Gamal Albinsaid, M. Biomed., selaku inovator kesehatan, sekaligus social entrepreneur sebagai pembicara.

Dalam penyampaian materi pada sesi pertama, Roni membagikan pengalamannya tentang usaha konveksi dan sablon “Mulkatra” yang telah digelutinya semenjak masih duduk di bangku kuliah. Dirinya yang mempunyai keinginan kuat untuk dapat memulai bisnis itu mulai mempelajari pengetahuan tentang sablon sejak tahun 2017.

“Ketika ingin memulai bisnis, teman-teman paling tidak harus tahu, harus mulai memikirkan, hari ini apa yang harus saya lakukan, satu minggu kedepan apa yang harus saya lakukan, satu bulan kedepan saya harus berbuat apa, atau bahkan hingga satu tahun, sehingga waktu yang kita miliki dapat bermanfaat dan tidak terbuang sia-sia. Meskipun kondisi saat ini masih pandemi, paling tidak teman-teman harus tahu bagaimana cara saya untuk mengembangkan aset dan kualitas yang kita miliki untuk dapat terjun ke dunia bisnis,” ujar Roni.

Pada kondisi sekarang ini kita harus siap bermain dengan aturan baru. Kita harus bisa menangkap peluang bisnis, apapun kondisi yang sedang dihadapi jangan takut untuk terus mencoba. Di era sekarang, keterlibatan teknologi digital sangat meningkat sehingga beragam media telah banyak tercipta. Sehingga harus bisa fleksibel untuk mencari peluang tersebut.

Sebagai Socio Entrepreneur, dr. Gamal Albinsaid, M. Biomed. telah menciptakan berbagai media untuk membantu masyarakat, seperti garbage clinical insurance, siapa peduli, homedika, dan Indonesia Medika. Tidak hanya membangun sebuah bisnis semata, melalui bisnisnya dr. Gamal ingin memberikan dampak positif kepada masyarakat, membantu masyarakat, dan meringankan beban mereka. 

Melalui pengalamannya, dr. Gamal membagikan bahwa dalam membangun sebuah bisnis kita harus mengetahui apa saja kebutuhan pasar, sehingga produk yang sedang kita buat dapat diterima masyarakat dan membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. 

Untuk memulai bisnis kita harus menjadi makhluk yang tangguh. Jangan pernah berpikir semuanya bisa didapatkan dengan instan. Kalau mau tumbuh kita harus merasakan ketidaknyamanan. Bekerja keras untuk mencapai keinginan untuk membangun bisnis yang sukses. 

“Jika kamu tidak mengejar mimpimu, maka orang lain akan membayarmu untuk mengejar mimpi mereka,” ujar dr. Gamal. (NFF/ARS)

Selasa (15/02), Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan “Pembekalan Akademik Mahasiswa 2021 dan Anugerah Prestasi Mahasiswa.” Acara ini dilangsungkan dalam rangka menerapkan kurikulum baru 2021 yang mengakomodasi konsep “Stratejik Kampus Merdeka, Merdeka Belajar.” Kegiatan tersebut diselenggarakan secara daring dan diikuti oleh seluruh mahasiswa Prodi Akuntansi FBE UII.

Letak perbedaan kurikulum 2021 dengan sebelumnya yaitu adanya tambahan beberapa mata kuliah baru dan syarat kelulusan baru. Selanjutnya, Prodi Akuntansi akan terus memberikandorongan dan motivasi sebagai bentuk pembinaan prestasi mahasiswa.

“Kami akan terus memberikan dukungan dan membantu para mahasiswa sekalian untuk menggali dan mengembangkan potensi diri, sehingga dapat menorehkan prestasi baik dalam tingkat nasional maupun internasional,” ucap Dr. Mahmudi., S.E., M.Si., AK., CMA., Ketua Program Studi Akuntansi FBE UII.

Berbagai capaian prestasi sudah ditorehkan oleh mahasiswa Prodi Akuntansi baik ditingkat nasional maupun internasional. Namun, hal ini masih sangat perlu ditingkatkan guna membentuk mahasiswa yang berkualitas dan menjembatani kariernya di masa depan. Sebagai bentuk dukungan terhadap mahasiswa, Prodi Akuntansi berupaya untuk memberikan anugerah kepada mahasiswanya yang telah menorehkan prestasi barunya. Hal ini juga bertujuan untuk mendorong mahasiswa lain dalam mengembangkan potensi dirinya.

Arif Fajar Wibisono, S.E., M.Sc. menambahkan bahwa di tingkat universitas upaya pengelolaan terhadap peningkatan capaian prestasi mahasiswa juga terus dilakukan. “Kami di Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan selalu menggelorakan tagline bahwa Mahasiswa UII harus meraih prestasi, dan menciptakan inovasi, sekaligus menebar inspirasi” jelasnya.

Selain mencerminkan kualitas mahasiswa, prestasi juga bertujuan untuk diseminasi karya mahasiswa dan mendorong tingkat prestasi perguruan tinggi. Sehingga mahasiswa diharapkan mampu berkompetisi meningkatkan dan mengoptimalkan kualitas mahasiswa.

Lebih lanjut,Rifqi Muhammad, S.E., M.Sc., Ph.D., menyampaikan bahwa secara umum perubahan kurikulum baru yang dikelompokkan menjadi 3 jalur pilihan, yaitu jalur reguler (MK Wajib 129 SKS dan MK Pilihan 15 SKS), jalur magang (MK Wajib 144 SKS dan MK Magang 19 SKS) dan jalur kewirausahaan (MK Wajib 144 SKS dan MK Kewirausahaan 19 SKS).

Selain itu, terdapat perubahan profil lulusan dengan menggunakan tagline baru, yaitu I-Technopreneur Accountant yang diharapkan mampu menghasilkan lulusan akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan sektor publik, akuntan pajak, dan wirausaha yang menjalankan tugasnya sesuai nilai keislaman dan adaptif dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga dapat diterima pasar tenaga kerja di tingkat nasional dan global. (MSD/ERF).