Tidak sedikit lulusan sarjana akuntansi yang mengidamkan karier di perusahaan besar yang reputable secara internasional dan termasuk dalam jajaran big four company. Big Four Company merupakan empat Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdiri dari Deloitte, PwC, EY, dan KPMG. Keempat KAP ini biasa disebut sebagai worldwide company karena mempunyai partner lokal di berbagai negara, termasuk Indonesia. Suatu perusahaan akuntan membutuhkan seorang auditor untuk melaporkan hasil keuangannya kepada client sehingga pasti memiliki tanggung jawab yang besar. Segala bentuk persiapan untuk bergabung di suatu perusahaan, khususnya Deloitte tidaklah mudah. 

Menanggapi tingginya animo mahasiswa dan alumni yang ingin berkarier di KAP Big Four, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia kembali mengadakan diskusi talkcounting alumni series episode #2  dengan mengusung tema “Menjadi Auditor di KAP Big Four” yang dilakukan secara daring via zoom. Diskusi ini berlangsung pada hari Kamis (09/12) dengan sesi pemaparan materi oleh Ikhsan Saputra, alumni Prodi Akuntansi UII Angkatan 2009 yang menduduki posisi manager di Deloitte Touche Tohmatsu LCC Indonesia. 

Ikhsan bergabung di Deloitte sejak Januari 2013. Saat ditanya mengenai level karier yang harus dilalui ketika bergabung di Deloitte, Ikhsan menjelaskan, “Di awal gabung itu ada training, kemudian associate 1 – associate 2 (staff level), senior 1 – senior 2 (senior level), assistant manager, manager 1 – manager 3, senior manager, director, kemudian partner”. Di posisinya saat ini sebagai manager, Ikhsan menerangkan bahwa ia bertugas sebagai mediator antara client dan partner serta berwenang dalam hal negotiation fee and staffing. 

Ikhsan juga menerangkan tahapan tes yang dahulu ia lalui ketika mengikuti proses recruitment di Deloitte. “Jadi awalnya itu daftar, kemudian berangkat ke Jakarta untuk mengikuti tes tertulis. Nah di tes tertulis ini waktu zaman saya dulu ada tiga, yaitu accounting, audit, dan bahasa inggris. Setelah dinyatakan lulus tes tertulis, dilanjutkan dengan tahap wawancara dan alhamdulilah diterima”,  tuturnya. Selain itu, ia juga menceritakan kisah perjalanannya ketika awal bergabung ke Deloitte. “Saya merasa waktu yang challenging itu ketika menjalani masa training. Di masa ini, diperlukan adaptasi dari transisi dunia perkuliahan ke dunia karier yang ternyata pressure nya jelas berbeda dan membutuhkan kemampuan resiliensi dari masing-masing individu”, ujarnya.

Sebagai penutup, Ikhsan Saputra juga menyampaikan bahwa profesi audit ini tidak bisa digantikan oleh sistem, karena untuk membaca Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) harus dari seorang yang benar-benar mengetahui bagaimana keadaan suatu perusahaan. (DWI/PIO)

Seseorang yang berani berinovasi, bisa melihat peluang bisnis dan berani mengambil risiko yang tinggi adalah inti dari seorang entrepreneur. Bekerja dengan mengikuti passion dan memiliki tujuan untuk memberikan kepuasan bagi dirinya maupun di lingkungan sekitarnya merupakan tujuan dari entrepreneur. Sayangnya, jumlah entrepreneur di Indonesia masih terbilang sangat sedikit dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

Oleh karena itu, untuk mendorong lahirnya para entrepreneur muda di Indonesia, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan diskusi talkcounting yang mengangkat tema “Sociopreneur: Creating Value and Empowering People” yang dilakukan secara daring menggunakan aplikasi Zoom. Diskusi ini menghadirkan seorang pembicara yang merupakan salah satu Alumni Program Studi Akuntansi UII angkatan 2009 sekaligus CO-Founder & COO Nares Essential Oil, Cahyaningrum yang biasa dipanggil Arum. (05/08)

Arum merintis Nares Essential Oil dengan suaminya sejak 2012. Ia melihat banyaknya sampah daun cengkeh kering yang tidak dimanfaatkan di Desa Ngargosari, Jawa Tengah. Masyarakat Desa Ngargosari yang mayoritas buruh tani juga banyak sekali yang hidup di bawah garis kemiskinan. “Padahal sampah daun cengkeh kering jika dimanfaatkan dan diolah dengan baik dapat menjadi berlian dan emas, seperti menemukan harta karun,” ujar Arum. Sampah daun cengkeh kering ini, Arum olah menjadi 19 jenis esessetial oil dengan harga Rp. 130.000,- sampai Rp. 2.500.000,- yang tersedia dengan botol ukuran 5 ml dan 10 ml. 

Arum juga menjelaskan, “Para petani tidak hanya memasok bahan baku dan menjadi supplier saja tetapi Nares juga mengajarkan cara membuat essential oil dengan kualitas Grade “A” atau kualitas siap ekspor.” Sampai saat ini, Nares sudah memberdayakan 20.250 petani yang meliputi 12 daerah di Indonesia.

Sebagai seorang entrepreneur pasti mengalami naik dan turunnya bisnis. Saat down, Arum selalu mengingat tujuan awal bisnisnya, “Ketika saya menjalankan bisnis ini dan ternyata di sisi lain juga membantu banyak orang, hal yang membuat saya kembali bersemangat adalah percaya bahwa semua bisnis yang saya lakukan ini adalah amanah yang harus saya pegang sekuat tenaga sampai akhir,” jelas Arum.

Di tengah pandemi ini, sebagian besar orang mengalami banyak kesulitan. Pantang menyerah dan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh adalah kunci utama seseorang bisa bertahan dalam keadaan apapun. “Saya percaya di dunia ini tidak ada orang yang 100% beruntung, karena keberuntungan itu datang ketika kita sudah siap menerima keberuntungan itu sendiri,” tambahnya. (MID/AAM)

Sabtu (11/7), Faaza Fakhrunnas, selaku dosen Universitas Islam Indonesia, berbicara mengenai UMKM di Indonesia pada saat masa pandemi. Dalam sambutannya, beliau menuturkan bahwa UMKM yang ada di Indonesia tidak bisa dipukul sama rata karena UMKM memiliki klasifikasinya masing-masing.

Berdasarkan survei BPS pada tahun 2017, UMKM berkontribusi pada 60,34% dari PDB Indonesia, ini menandakan bahwa UMKM berpengaruh besar dalam perekonomian Indonesia dan menjadi sektor yang harus diprioritaskan oleh pemerintahan Indonesia.

“Besarnya UMKM, banyaknya masyarakat dan tenaga kerja, sekaligus pengaruh dan jumlahnya, tentu harus menjadi perhatian pemerintah apalagi pada masa pademi seperti ini”, ujar Faaza Fakhrunnas. 

Pada masa awal Covid-19, Indonesia sudah mulai diuji dari berbagai macam sektor, salah satunya yaitu sektor ekonomi. Covid-19 menerjang perekonomian Indonesia sangat drastis. Banyak sektor perekonomian yang terganggu dan tidak bisa berjalan karena saling bergantung dengan lainnya. Faaza menambahkan, “Tak bisa dipungkiri bahwa penurunan angka pertumbuhan perekonomian Indonesia pada Kuartal I ke Kuartal II Covid-19 lebih buruk daripada krisis tahun 1997”.

Fokus pemerintah melakukan recovery economy dinilai cukup bagus. Upaya tersebut menolong jatuhnya perekonomian Indonesia agar kembali tumbuh. Pemerintah mengalokasikan dana pemberdayaan UMKM pada tahun 2020 sebesar 123,46 triliun dari total anggaran bantuan sosial yang mencapai 695 triliun. Tujuan utamanya restrukturisasi kredit UMKM untuk memberikan kemudahan akses kredit dan penalangan bunga bagi para UMKM. 

Tahun 2021, upaya recovery economy dilanjutkan dengan Program Pemulihan Ekonomi Nasional. Pemerintah menggelontorkan dana bantuan sosial yang lebih besar menjadi 699,4 triliun. Alokasi dana bantuan kepada UMKM di tahun 2021 meningkat sebesar 191,13 triliun. Penambahan tersebut tak lepas dari kontribusi besar UMKM bagi perekonomian. Sayangnya, penyerapan dana pada UMKM masih tergolong rendah di angka 26,3% atau setara dengan 50,23 triliun terhitung pada Juni 2021.

Faaza mengusulkan beberapa hal yang harus pemerintah lakukan untuk memaksimalkan penyerapan dana UMKM terutama saat PPKM Darurat. Pemerintah perlu melibatkan UMKM dalam program bantuan sosial, seperti pengadaan barang bantuan. Kemudian memberikan dukungan digitalisasi UMKM dengan pemberian insentif, memperbaiki akurasi data penerimaan dana bantuan yang tepat sasaran, memiliki konsistensi dalam melaksanakan kebijakan, gerakan moral dengan pemotongan gaji di kalangan aparatur pemerintahan sebagai bentuk gerakan sosial yang dialami semua kalangan, perlunya revolusi birokrasi, lalu yang terpenting adalah pemerintah harus fokus pada kebijakan kesehatan. “Pada hakekatnya kebijakan kesehatan itu sendiri adalah kebijakan ekonomi” tegas Faaza. (MA/AR)

Masa pandemi tidak menghalangi Nabila, pemilik NDJ Tenun Batik untuk terus mengembangkan usahanya. Hingga pada akhirnya melahirkan inovasi baru bagi yang membuat bisnisnya semakin berkembang. Sifat adaptif dan inovatif ini yang kemudian  menyebabkan minat pasar semakin bertambah. “Bisa menjadikan omzet yang turun dan naik sampai saat ini stabil,” ungkap Nabila.

Disamping itu, usahanya dalam membangun bisnis batik ini pun tidak hanya demi meraup keuntungan, melainkan juga bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap kain batik. Telah diketahui pula sebelumnya bahwa batik merupakan kain khas bangsa Indonesia yang telah dikenal oleh kalangan lokal maupun internasional. Namun, dibalik ketenarannya, batik di Indonesia sendiri masih memiliki sedikit peminat dari generasi muda. Hal tersebut mendasari keinginan Nabila untuk terus menumbuhkan kembali rasa cinta anak muda terhadap batik. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya sebuah bisnis kain batik yang bernama NDJ Tenun Batik yang mana didalamnya terjual beraneka ragam produk yang biasa digunakan oleh anak muda dan dilengkapi juga dengan corak batik khas Indonesia.

NDJ Tenun Batik ini pada awalnya berhasil ia tekuni semasa berkuliah di Universitas Islam Indponesia (UII), yang kemudian terus berlanjut hingga sekarang. Berbagai ajang kompetisi telah ia ikuti, bahkan hingga mendapatkan dana hibah, salah satunya dari Kementrian Koperasi dan UMKM RI. Nabila juga menuturkan kiatnya dalam menjalani bisnis, “Kita harus mempunyai desain atau produk yang betul-betul diminati oleh anak muda,” jelasnya.

Tidak hanya dari UMKM RI, bisnis NDJ Tenun Batik milik Nabila ini juga didukung penuh oleh Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) UII. Dukungan yang diberikan pun tidak hanya dalam bentuk nominal uang saja, melainkan juga bimbingan mengenai pembuatan strategi bisnis. “Bagaimana teknik pemasaran yang baik, merealisasikan rencana, dan juga diajarkan banyak cara agar produk yang dijalankan dapat dikenal oleh masyarakat luas dan lebih berkembang lagi,” tutur Nabila.

Satu persatu penghargaan telah ia raih, salah satunya penghargaan sebagai desainer muda pada acara peragaan busana Jogja International Batik Biennale 2018. Adapun penghargaan lainnya, yakni berupa pendampingan eksklusif pada program miliki UNESCO dan juga City Foundation. Nabila tidak hanya memberikan inspirasi sebagai desainer muda yang produktif, melainkan juga sebagai salah satu penggerak home industry yang mayoritas diinisiasi oleh kaum wanita Indonesia, khususnya di Jepara dan Jogja. “Jadi, kita memberdayakan beberapa pengrajin yang ada di daerah-daerah,” pungkasnya. Tentu, hal ini juga menjadi nilai tambah bagi kain batik itu sendiri, karena keindahannya telah dipertahankan selama ratusan tahun oleh tangan-tangan yang terampil. (KR/ESP/AMA)

Terdapat perubahan yang terjadi dalam rangka mempersiapkan penerapan kurikulum baru, salah satunya yaitu pengabdian kepada masyarakat dalam era Kampus Merdeka yang merupakan format baru dalam desain perguruan tinggi yang di-launching oleh Menteri Pendidikan. Menyikapi hal tersebut, Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan acara “Sosialisasi Program Pengabdian kepada Masyarakat dalam era Kampus Merdeka”. Sosialisasi yang diadakan pada hari Jumat (23/07) ini dilakukan melalui zoom dengan sesi pemaparan materi oleh Dr. R. Wisnu Nurcahyo, DVM.

Pengabdian kepada masyarakat sudah tertera dalam Undang-undang (UU) yang mana Dosen berkewajiban melaksanakan Tridharma. Indikator Kinerja Utama (IKU) mencakup Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Perbedaan pada tahun sebelumnya meliputi adanya klasifikasi indikator kinerja yang dijadikan bahan untuk klasterisasi perguruan tinggi.

Adapun manfaat pengabdian kepada masyarakat yaitu dapat berbuat baik kepada lingkungan sekitar seperti yang dianjurkan dalam hadits, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Ath-Thabrani). Hal ini merupakan landasan pemberlakuan pengabdian kepada masyarakat. Beberapa manfaat lainnya yaitu dapat meningkatkan kinerja dan ranking institusi, inspirasi pelaksanaan Tri Dharma PT, membantu memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat, meningkatkan jejaring kerjasama dan menerapkan hasil IPTEKS.

“Ada tiga kegiatan yang dilaksanakan oleh Dikti yaitu Insentif berdasarkan capaian IKU (Untuk PTN), Matching Fund untuk kerja sama dengan Mitra (untuk PTN & PTS), dan Competitive Fund Program Kompetisi Kampus Merdeka (untuk PTN & PTS),” ujar Dr. R. Wisnu Nurcahyo, DVM.

Wisnu Nurcahyo juga menjelaskan, “Terdapat program baru riset keilmuan PT Akademik yaitu hibah riset bagi dosen di perguruan tinggi akademik untuk mengakselerasikan pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)”. Sasaran dari program baru ini adalah agar dosen tetap berada di ruang lingkup koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan yang memiliki NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional) dan NIDK (Nomor Induk Dosen Khusus). Skema yang tersedia dalam program ini meliputi hibah riset mandiri dosen, hibah riset kewirausahaan, hibah riset desa dan hibah riset kegiatan kemanusiaan. “Tim yang disusun harus multidisiplin, sesuai dengan bidang ilmu yang diusulkan dengan minimal dua kompetensi,” tambah Wisnu.

Pelaksanaan program ini dapat memakan waktu paling lama delapan bulan sejak penandatanganan kontrak kerja di mana waktu ini masih bersifat tentatif. Kegiatan pengabdian masyarakat saat ini mengalami pergeseran akibat munculnya adaptasi kebiasaan baru atau yang lebih dikenal dengan istilah less contact economy yang ditandai dengan banyaknya kegiatan yang menggunakan teknologi digital seperti kuliah daring, munculnya e-commerce, e-logistic dan masih banyak lagi. Dengan begitu diharapkan proposal yang diajukan berkaitan dengan pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) berbasis digital. (YNZ/HAN)

Perkembangan dunia bisnis yang semakin dinamis menjadi tantangan bagi pengusaha untuk terus berkembang dan tidak boleh lengah akan setiap perubahan yang terjadi. Hal ini dimaksudkan agar bisnis yang dijalankan tetap relevan dengan perkembangan zaman. Menanggapi hal tersebut, Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan Studium Generale dengan topik Enterprise Resources Planning (ERP) for SMES yang digelar pada Sabtu (10/7) secara daring. Ketua Program Studi Manajemen, Anjar Priyono dalam kata sambutannya berharap melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat memahami ERP lebih dalam sehingga tidak hanya belajar secara teknis tetapi juga dapat menjadi bayangan untuk merancang karir kedepannya.

Enterprise Resources Planning (ERP) merupakan sebuah sistem informasi yang mengelola serta mengintegrasikan seluruh sumber daya, baik sumber daya manusia, material, pengetahuan keuangan, maupun sumber daya lainnya. Integrasi dari seluruh sumber daya tersebut yang akan menjadikan sebuah perubahan,” ujar Sony Rachmadi, President of RUN System selaku pembicara pada kegiatan ini.

Implementasi ERP dinilai sebagai kunci keberhasilan karena dapat menjadi investasi perusahaan guna mengembangkan bisnis dan meningkatkan efisiensi kinerja. Sony menambahkan, “Menjadi penting untuk kita dalam mengetahui kondisi perusahaan yang akan di implementasi ERP seperti apa tetapi faktanya bahwa 80% perusahaan kurang mengerti masalah yang sedang mereka hadapi.” Dari hasil Business Process Mapping, Sony dan rekannya membandingkan serta menganalisis current state dan future state yang nantinya akan digunakan manajer perusahaan untuk memutuskan solusi masalah yang mereka hadapi. Hal tersebut juga tentunya dibarengi dengan training. Selanjutnya, dalam proses implementasi ERP perlu adanya upaya menjaga konsistensi pada saat transformasi yang dilakukan karena dapat mempengaruhi kondisi dan budaya yang ada.

Tantangan dalam implementasi ERP menjadi penting karena umumnya Small Medium Enterprise (SME) kurang begitu mengerti apa yang terjadi di luar perusahaan. “Masalah yang sering ditemui baik di perusahaan besar maupun kecil  yaitu biasanya mereka merasa bahwa apa yang dilakukan sudah paling benar, tanpa mempertimbangkan apa yang sebenarnya dibutuhkan pasar,” ungkap Sony. Tantangan lain yang sering ditemui saat implementasi ERP adalah kesulitan dalam mengintegrasikan kemampuan dan kapabilitas perusahaan. Banyak perusahaan yang ingin sempurna tetapi anggaran yang dimiliki sangat kecil.

Hal inilah yang perlu menjadi perhatian bagi para pelaku bisnis. Penting untuk mengetahui seperti apa kondisi perusahaan yang sebenarnya, masalah utama yang dihadapi serta mempertimbangkan kebutuhan pasar. Perusahaan juga perlu memahami target yang ingin dicapai dengan kemampuan yang mereka miliki. (NFF/MZH)

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan  International Student Mobility dengan tema International Business Sustainability Initiative (IBSI) melalui media zoom. Acara ini merupakan kerjasama antara FBE UII dengan Mapua University, Filipina; Malayan Colleges Laguna, Filipina; Ankara Hacı Bayram Veli Üniversitesi, Turki; dan Universiti Sains Islam Malaysia. (07/07)

Dilaksanakan secara virtual, event collaboration ini mengusung topik The Implication for Business Practice to Attain Sustainable Development. Sesi pertama diawali  dengan presentasi Paper Competition. Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Program Internasional FBE UII, Abdul Hakim SE., M.Ec., Ph.D. dan juga Jose Paolo Y Mack, DBA, REB dari Filipina telah ditunjuk sebagai juri Call for Paper Competition. Dalam kategori ini, 5 kelompok dari terbaik telah lolos babak “Desk Review” dan berkesempatan lanjut ke babak selanjutnya untuk mempresentasikan paper mereka kepada juri dan audience lainnya.  

Lima tim tersebut merupakan kolaborasi antara mahasiswa FBE UII dan juga Mapua University. Tim 7 yang beranggotakan Retno Puspito Sari dan Rifa Husniyah mengusung tema “Slow Fashion: An Alternative Tool to Build Fashion Sustainability” akhirnya keluar menjadi peringkat pertama. Tim 3 yang terdiri dari Ayu Dyah Chaerani, Amelia Rahmita Johar, dan Chrysta Mae F. Amplayo dengan tema paper Digitization for the Recovery and Development of SMEs Post Pandemic” mampu meraih peringkat kedua. Serta, tim 4 dengan anggota Rachma Nur Anggita, Dindalika Rajiyah Ariestani, dan Muhammad Khalifah Al Hakim yang mengangkat tema “The Analysis of How ESG Maintains Sustainable Development in Financial Crisis during Covid-19” berhasil mendapatkan peringkat ketiga dalam kategori Paper Competition.

Pada sesi kedua Sekretaris Program Studi Akuntansi Program Sarjana FBE UII, Rifqi Muhammad, SE., SH., M.Sc., PhD., SAS., dan Evangeline A. Balboa, CPA, MBA dari Filipina yang ditunjuk sebagai sebagai juri Business Plan Competition. Dengan mengusung tema Gaining Profit with Considering ESG Aspect, terdapat lima kelompok terbaik terpilih untuk memaparkan materi mereka selama 10 menit.

Tim 26 yang beranggotakan Christelle Eve F. Taclass, Patricia Ella F. Gubatan dan Melanie Zandra M.Olaza dengan tema Business Plan ANI-HATID-HAIN: A Mobile Market Delivery Service” meraih sebagai juara pertama. Tim 6 yang beranggotakan Therese C. Ed los Santos, Daffaliska Azaria N. dan Abdul Hardia Amin dengan tema Eco-Tiles meraih juara kedua. Serta Tim 16 yang beranggotakan Nabilah Suyu Wardhani dan Jemmia Mukhlisa Fadila yang bertemakan “MATSA: Instant Traditional Drink Products meraih juara ke tiga. (AWH/EL)

 

Mempersiapkan diri untuk mengoptimalkan minat dan bakat merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja. Minat dan bakat tersebut  harus disesuaikan dengan passion yang dimiliki agar dapat mencapai karier yang dituju. “Banyak orang yang memiliki karier. Namun, tidak cocok dengan passionnya,” ujar Teguh Widodo, S. Psi, CHRPE sebagai HC Associate Consultant – PT LPP Agro Nusantara pada acara Webinar “Career Counseling & Preparation: Optimize Self-Interest, Talent & Strength to Your Careeryang diadakan oleh Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (07/07).

Pembicara pertama, Teguh Widodo pada Webinar kali ini membahas tentang bagaimana cara mendesain sebuah strategi kemenangan untuk mendapatkan karier yang pas dengan melihat faktor internal analysis (kompetensi dan passion yang ada pada diri kita) serta faktor external analysis (apa yang dibutuhkan oleh perusahaan). 

Tantangan yang akan dihadapi pada dunia kerja saat ini adalah kemajuan teknologi yaitu mesin atau robot. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang tidak dilakukan oleh mesin tetapi bisa dilakukan oleh manusia. “Apabila sudah di capture dan menjadikan itu (kelemahan robot) sebagai skills,  Inshaa Allah pekerjaan yang dimiliki tidak dapat digantikan dengan robot,” imbuh Teguh.

Adapun pembicara kedua, Arie Nand Jaya, S.Psi., M.Ps., menjelaskan tentang optimize self interest to your career, tentang bagaimana kita harus bisa bersaing dengan manusia lainnya maupun dengan robot. Kita bukan hanya menganalisa SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat) pada diri kita saja. Namun, kita harus tau apa yang akan kita lakukan untuk kedepannya. Kemudian, ada lima elemen passion yang harus kita ketahui, yaitu adanya self-awareness atau kesadaran diri, encouragement for skill mastery atau meningkatkan skill yang kita punya, independence atau mampu melakukan sendiri, self-discipline atau disiplin dalam memulai skill nya, dan relatedness atau rela menerima ujian dalam passion nya. “Passion akan menjadi nikmat karena anda benar-benar menikmati,” ujar Arie Nand Jaya, S.Psi., M.Ps.

Arie Nand Jaya menjelaskan bahwa potensi harus disesuaikan dengan kemampuan dan personalitas diri kita sendiri. Selain itu, kita juga dapat melihat profile personality untuk mengukur sejauh mana kepribadian seseorang. “Curriculum vitae (CV) harus dibuat sebagus mungkin, dan juga kita harus berhati-hati saat bermain media sosial karena akan menjadi tolak ukur personalitas dalam pencocokan terhadap CV yang kita buat,” ungkap Arie.(SAR/SLP)

Situasi pandemi seperti sekarang, pembelajaran secara internasional dianggap sangat diperlukan untuk mahasiswa. Oleh karena itu, International Program Forum (IPF) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan International Student Mobility dengan tema International Business Sustainability Initiative (IBSI) yang berlangsung pada tanggal 6-8 Juli 2021. Acara ini dihadiri oleh Marites De Guzman Feliciano sebagai perwakilan Universitas Mapua Filipina dan Kepala Prodi Ilmu Ekonomi, Agus Widarjono, M.A., Ph.D. sebagai perwakilan Universitas Islam Indonesia. 

Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FBE UII, Arief Rahman, S.E., M.Com., Ph.D. dalam sambutannya menjelaskan tujuan diadakannya acara ini adalah sebagai wadah untuk mahasiswa agar dapat berinteraksi secara internasional, khususnya di situasi pandemi ini. Beliau juga berpendapat tentang bisnis di era sekarang, “Bisnis di jaman sekarang tidak hanya mementingkan perkara keuntungan tetapi juga tentang bagaimana bisnis tersebut dapat berkontribusi sosial kepada lingkungan sekitarnya,”.

Marites De Guzman Feliciano sebagai Licensed Chemical Engineer Mapua University, menceritakan kisahnya yang terjun ke dunia bisnis tanpa modal yang kuat dan latar belakang bisnis. “Tidak ada kata terlambat untuk melakukan sesuatu,” imbuh Marites.

Dalam perjalanan bisnisnya terdapat tiga tantangan dan peluang yaitu at the start – from scratch, in the middle, and pandemic.  Berawal dari tidak adanya sumber daya untuk membangun bisnis hingga beliau menemukan peluang dan tantangan saat pandemi. Pandemi ini adalah cara alam memberitahu untuk berhenti sejenak dan mengubah gerakan seperti menggunakan metode baru dan platform elektronik untuk tetap bisa menjalankan pemasaran bisnis. Sehingga, beliau mengatakan, “Setiap pengalaman maupun setiap situasi yang kita hadapi adalah potongan teka-teki dan fondasi dasar bahwa siapa kita suatu hari nanti,”.

Agus Widarjono, menjelaskan bahwa Environmental, Social and Corporate Governance (ESG) merupakan bagian dari keputusan investasi terkait lingkungan, sosial dan tata kelola untuk menghasilkan manfaat dan keberlanjutan baik perusahaan maupun masyarakat secara bersamaan dan secara keseluruhan. Mengapa mesti ESG? karena ESG bisa menarik investor untuk berinvestasi dalam jangka panjang serta dapat memberikan wawasan yang tidak berwujud aktiva dan mengungguli kinerja yang lebih baik dari bisnis tradisional. ESG juga telah dilaksanakan di beberapa negara ASEAN, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.

Terdapat tiga aspek tantangan dalam melakukan ESG di Indonesia yaitu aspek lingkungan, sosial dan pemerintah. Dalam bisnis, pilar lingkungan sering mendapat perhatian paling besar. Perusahaan fokus pada pengurangan jejak karbon, limbah kemasan, pengguna air dan efek keseluruhannya terhadap lingkungan. (DIN/PIKA)

Revolusi industri 4.0 menyebabkan persaingan menjadi semakin ketat di antara pebisnis satu dengan lainnya di era serba teknologi ini. Para pemilik bisnis perlu paham bahwa strategi berperan penting dalam penentuan konten iklan digital untuk keberhasilan mendatangkan pelanggan. Itu sebabnya, penting menentukan strategi yang sesuai dengan pemasaran produk yang akan ditawarkan.

“Dalam kondisi yang serba digital ini, penguasaan teknologi digital sangat diperlukan, terutama dalam sektor pemasaran bisnis. Karenanya, melalui workshop digital marketing ini diharapkan dapat menjadikan mahasiswa lebih knowledgeable dan memahami strategi periklanan dengan konsep pemasaran digital”, ujar Anjar Priyono SE., M.Si., Ph.D dalam sambutannya mengawali acara Workshop Digital Marketing bertajuk “Strategi Membuat Iklan yang Mendatangkan Banyak Pelanggan” pada Senin (5/7). 

Tren pemasaran digital meningkat seiring dengan kemajuan teknologi. Dengan maraknya tren pemasaran digital berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan terkait konten yang edukatif, atraktif, dan efektif untuk mendatangkan pelanggan. Kualitas konten nantinya akan berperan signifikan dalam strategi pemasaran. Konten yang digunakan bisa sangat bervariatif.

“Terdapat dua mazhab pada dunia per kontenan secara online: Pertama, secara gratis (organik), yang kedua berbayar. Kedua pilihan ini tidak ada salahnya, sesuai dengan kondisi pebisnis. Banyak pula platform yang bisa digunakan untuk pemasaran ini,” jelas Soryadin Laoddang selaku narasumber pada workshop kali ini. 

Berbagai macam sosial media yang bisa digunakan saat ini sangat variatif seperti instagram, Tiktok, hingga story whatsapp. Adanya berbagai macam media akan memudahkan pebisnis dalam menjalankan marketing. Kemudahan ini bisa dikembangkan oleh pebisnis untuk memaksimalkan marketing suatu produk kepada calon pelanggan.

“Perlu adanya perencanaan dan manajemen konten agar timbul optimalisasi saat materi akan diterbitkan. Fenomena yang sering terjadi ketika kebingungan melanda pelaku usaha yang sudah mempunyai media digital untuk pemasarannya, tetapi bingung terkait konten apa yang harus dipublikasikan. Hal seperti ini dapat diminimalisasi dengan melakukan perencanaan konten yang terstruktur,” imbuh Soryadin Laoddang.

Kejenuhan pada konten yang monoton dapat diselingi dengan kampanye hiburan yang bisa menggaet pelanggan untuk datang. Salah satu konten hiburan yang dilakukan oleh Soryadin Laoddang dengan membuat materi yang berisikan meme hingga caption clickbait yang sedang hype di masyarakat saat ini. Penargetan pada konsumen pun juga harus diatur ketika pebisnis akan menerbitkan suatu kampanye. Segmentasi ini bertujuan agar materi yang akan kita post bisa tepat sasaran dan sesuai dengan apa yang konsumen butuhkan. (AFA/DWI)