Beberapa waktu kebelakang, bisnis digital menjadi minat yang berkembang dan terus merambah di kalangan anak muda. Adanya platform dan media sosial menjadi pendukung bagi anak muda masa kini untuk memulai bisnis dengan satu genggam dimanapun kita berada. Namun, era digital menjadi problematika tersendiri bagi pengusaha muda untuk merintis bisnis. Penyesuaian diri tentu dibutuhkan di masa ini guna memahami bagaimana strategi yang harus dilakukan. Menanggapi hal tersebut, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan webinar dengan tema “Digital Business Transformation For Young Entrepreneur #02yang dilaksanakan pada Rabu, 29 Juli 2020. Pelaksanaan kegiatan secara daring tersebut tidak menghambat antusiasme peserta dengan materi yang dibawakan oleh alumni Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia yang telah merambah di dunia digital yaitu Rosa Akhirunnisa selaku pemilik dari Shiny Sunday dan founder Acuan Kreatif serta Lukman Abdhi Putra Novianto selaku owner Tyo.shoesandcare.

Rosa Akhirunnisa, menyatakan bahwa banyak sekali hal yang tidak dilihat secara kasat mata yang dilalui oleh seorang entreprenueur saat memulai bisnisnya seperti hutang, waktu lembur, hingga kehilangan waktu untuk bermain bersama rekan sejawat. Namun, jika kita berpikir lebih jauh lagi hal tersebut merupakan proses dari transformasi diri dalam hal investasi waktu untuk masa depan. Proses tersebut merupakan investasi terbaik di masa muda dengan mengelola waktu untuk mendapatkan kesuksesan yang lebih cepat.

Beliau menyampaikan bahwa hidup memang sesuai dengan istilah jawa yaitu Wang Sinawangyang artinya rumput tetangga memang kerap terlihat lebih hijau. Namun, kita pun perlu melihat bagaimana prosesnya rumput hijau tersebut tumbuh. “Jadilah orang yang tidak iri dengan hasil kebahagian orang lain, namun harus memaksimalkan apa yang kita punya karena dalam Islam pun telah diajarkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang lebih baik dari hari kemarin,” ujar Rosa Akhirunnisa.

Lain halnya dengan Rosa Akhirunnisa yang sudah menjadi alumni Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia, Lukman Abdhi Putra Novianto selaku owner Tyo.shoesandcare ini masih menjadi mahasiswa aktif Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia angkatan 2017. Beliau membagikan tips dan cara bagaimana kita merintis bisnis dengan modal yang kecil namun tetap menghasilkan keuntungan, salah satunya adalah membuka bisnis shoes and care seperti yang dilakukan beliau.

Usaha tersebut sudah dilakukan sejak januari 2017 hingga sekarang total memiliki empat store di Yogyakarta dan juga Tangerang. “Kok bisa sih anak SMA atau mahasiswa merintis sebuah bisnis? Ya jelas bisa dong, dalam membuka bisnis kita tidak perlu melihat berapa umur kita. Karena dimana ada kemauan disitu ada jalan,” ucap pria asal Yogyakarta tersebut. (AA/LZ)

Program studi Ilmu Ekonomi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mengadakan webinar dengan tema “Workshop Pedadogy Pembelajaran Daring” pada hari Selasa, 28 Juli 2020. Webinar tersebut dihadiri oleh Prof. Dr. Jaka Sriyana, SE., M.Si. selaku Dekan FBE UII, Dr. Sahabudin Sidiq, MA. selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Program Sarjana, Drs. Agus Widarjono, MA., Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, serta dosen-dosen FBE UII. Sedangkan pemateri webinar, Trini Prastati, M.Pd., merupakan Kepala Pusat Riset dan Inovasi Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh Universitas Terbuka. 

Pandemi Covid-19 menjadi tantangan baru yang harus dihadapi oleh bidang pendidikan. Berawal dari konsep tatap muka yang kerap digunakan, kini harus beralih konsep menjadi virtual. Universitas Terbuka (UT) adalah universitas yang sejak awal didedikasikan untuk pembelajaran jarak jauh. 

Webinar ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sudah sampai manakah kadar pendidikan virtual yang dilakukan oleh FBE UII. Dalam pembelajaran daring yang paling utama yaitu bahan ajarnya. Perubahan dari bahan ajar cetak menjadi bahan ajar digital serta sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi jarak jauh dan belajar secara mandiri. Dalam hal ini, dukungan peran dari teknologi, informasi, dan komunikasi merupakan hal yang sangat penting. 

Prinsip dasar pembelajaran virtual yang disampaikan dalam webinar kali ini meliputi ruang komunikasi antara peserta dan pengajar yang mana diberikan kesempatan untuk bertanya, ruang untuk kolaborasi dan kerjasama antar peserta didik, suasana belajar yang aktif, memberikan umpan balik yang cepat seperti hasil koreksi tugas mahasiswa, dan juga penghargaan atas perbedaan lokasi diantara peserta didik.

UT sendiri menggabungkan pembelajaran sinkronus dan asinkronus  yakni dengan dosen yang  menyelenggarakan webinar dengan materi yang sudah dilampirkan di moodle untuk bahan belajar mahasiswa dan selanjutnya diberikan jadwal webinar atau video tatap muka.

“Tatap muka maupun e-learning sama-sama baik, dan mempunyai kekuatan masing-masing,” ungkap Trini. Jalur belajar dan kecepatan belajar e-learning ditentukan oleh mahasiswa sendiri, jadi kekuatan jaringan yang tersedia sangat berarti dalam sistem pembelajaran ini. 

Dalam pengecekan tugas yang telah dikerjakan mahasiswa, UT mempunyai sistem sendiri yaitu dengan aplikasi yang mendeteksi retina mata, sidik jari, dan juga kode bar. Kode Bar sendiri merupakan sebuah identitas dan apabila tugas yang dikumpulkan mahasiswa merupakan hasil pekerjaan orang lain, maka akan langsung terdeteksi. Kontrol lain yang dilakukan UT yaitu menggunakan Zoom. Selain itu, penting untuk membuat perangkat lunak atau software guna mengontrol tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. (HLL/ARA)

Senin (27/7), Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (LPM FBE UII), membuka diskusi umum untuk mengevaluasi bersama mengenai dampak dari New Normal yang sudah berjalan satu bulan bersama Faisal Basri S.E., M.A. yang merupakan seorang Ekonom Senior di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).

Perekonomian Indonesia yang rencananya akan dibuka secara penuh pada Agustus 2020 menjadi poin penting dalam intervensi ekonomi. Namun, satu hal yang perlu diingat, jika pembukaan ekonomi tidak dibarengi dengan pelaksanaan protokol yang baik dan benar, maka hal tersebut akan menjadi bumerang bagi Indonesia. Selain ancaman gelombang kedua dari Covid-19, ancaman yang lain adalah resesi bagi perekonomian Indonesia.

“Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan segera diakhiri, apakah akan membuat Indonesia resesi seperti halnya Singapura dan Korea Selatan?” ujar Khairul Raziq selaku moderator.

Kabar resesi yang datangnya dari Singapura yang membuat negara lain untuk berjaga-jaga akan resesi yang serupa. Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto telah mengumumkan strategi lima fase New Normal untuk membangkitkan (membuka) perekonomian secara berkala. Strategi tersebut akan berakhir pada tanggal 27 Juli 2020.

“Resesi adalah suatu fenomena aktivitas ekonomi yang mengalami kelebihan supply karena demand-nya turun drastis, karena demandnya turun jadi supply (produk domestik) juga mengalami penurunan,“ ujar Faisal Basri.

Perlu disadari krisis yang sekarang dialami oleh dunia berbeda dengan krisis sebelumnya yang hanya krisis di bidang keuangan. Sedangkan sekarang krisis kesehatan dan keuangan. Wabah yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini membuat supply and demand shock yang mengakibatkan kurva agregat bergeser turun kekiri yang membuat aktivitas masyarakat terbatas.

“Kasus baru tumbuh lebih cepat daripada yang sembuh, sehingga yang masih terinfeksi (active cases) masih tinggi. Jika PSBB dibuka dan melakukan kegiatan seperti biasa yang hanya akan menambah kasus baru, maka syarat mutlak pelonggaran PSBB harus rapid test agar keamanan terjaga. Untuk masuk kerja dan lainnya, karena virus belum bisa kendalikan, jadi kunci nya adalah tes, tes, dan tes,” ujar Ekonom sekaligus Politikus kelahiran Bandung 1959.

Indonesia sudah berulang kali mengabaikan momentum emas penanganan Covid-19 ini. Contohnya pada momen lebaran, pemerintah tetap membuka akses bagi masyarakat untuk melakukan mudik di tengah maraknya kasus pandemi yang mengakibatkan terjadinya fase ke-2 dalam artian pergeseran penularan virus dari perkotaan ke pedesaan. Hal ini akan lebih susah untuk ditangani karena fasilitas kesehatan yang terbatas. Oleh karena itu, kita harus lebih berinisiatif dalam membantu mengurangi zona penyebaran virus Covid-19 ini demi menyelamatkan perekonomian Indonesia dari resesi. (NAP/MRF)

Pada masa pandemi ini, tampaknya banyak sekali anak muda yang memiliki ide-ide cemerlang untuk berbisnis di sosial media dan akhirnya berbisnis dari rumah. Namun, ternyata masih banyak dari kita yang tidak mempertimbangkan nilai daya saing saat melakukan transformasi digital. Akibatnya, transformasi digital yang seharusnya bisa menambah nilai daya saing bisnis justru menjadi beban anggaran bagi para young entrepreneur ini. Dalam menyikapi kondisi tersebut, Prodi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia pada tanggal 15 Juli 2020 mengadakan webinar bertajuk “Digital Business Transformation for Young Entrepreneur”.

Kegiatan ini dilaksanakan menggunakan zoom meeting dengan Asep Bagja Priandana sebagai pembicara yang merupakan Alumni Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia Jurusan Akuntansi tahun 2005. Beliau merupakan Founder dan Ceo di Tanibox, Co-founder dan Dirut PT Kutiva Agro Sejahtera, Co-founder dan Tech Directing di Cloe & Matt Business Development Studio, Eks Co-founder dan Eks CTO (Chief Technology Officer) di Froyo Story Digital Agency. Banyak yang tidak menyangka bahwa pebisnis muda yang meranah pada bidang digital ini karena latar belakang pendidikan yang beliau tempuh adalah akuntansi dan Asep Bagja Priandana memulai karir dalam digital dengan selalu mencoba secara autodidak.

Sekarang, Era Digital sangat berkembang baik dari segi apapun dan generasi milenial adalah saksi dari perubahan dari zaman analog ke zaman digital. Di setiap perbedaan generasi pasti mempunyai perbedaan yang sangat berbeda antara generasi milenial dengan generasi X inilah yang membedakan cara melihat teknologi, mengapa harus berbisnis digital di tahun 2020 sangat diuji karena adanya covid-19 yang membuat semua orang dituntut untuk menggunakan teknologi digital, serta strategi bisnis yang berubah. Namun, dari berbagai bidang yang sangat berdampak jatuh karena adanya covid-19, ada beberapa bidang yang terus tetap berkembang seperti ICT, dll.

Peluang bisnis digital di Indonesia akan sangat pesat. Hal tersebut diketahui dari data APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), yang mana pengguna internet dari tahun 1998 sampai tahun 2017 menunjukan angka yang semakin tinggi, dalam persentase kepemilikan perangkat tersebut banyak yang sudah menggunakan smartphone dan potensi yang sangat besar untuk berbisnis. Dalam membuka sebuah bisnis yang berbasis digital, kita juga harus jeli membaca pasar bahwa penggunaan internet tidak hanya pada masyarakat kelas atas namun juga  masyarakat kelas bawah, sehingga disini kita harus pintar dalam membuat ide dan konsep sebuah konten agar mudah dipahami oleh kelas mana saja. (DIN/LIN)

Pemberlakuan aturan WFH (Work From Home) atau pembelajaran daring bagi mahasiswa menyebabkan terjadinya hambatan pergerakan pada berbagai sektor. Salah satunya yaitu koperasi mahasiswa. Dalam menyikapi kondisi tersebut, Koperasi Mahasiswa Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (KOPMA FBE UII) pada tanggal 3 Juli 2020 mengadakan diskusi online yang bertajuk “Bagaimana Koperasi Bergerak di Tengah Pandemi”. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh anggota, pengurus, dan pengawas yang didampingi oleh Konsultan Sumber Daya Mahasiswa Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta (SDM PLUT KUMKM DIY), Wahyu Tri Atmojo.

Wahyu Tri Atmojo, pada sesi diskusi ini menyatakan bahwa pandemi bukanlah menjadi dampak buruk dan hambatan bagi koperasi. Namun, bisa menjadi lonjakan lebih baik lagi untuk ke depannya. Selain itu, Beliau juga yakin bahwa usaha dalam koperasi pada masa ini tidak akan memperburuk situasi. Tetapi, bisa menjadi batu loncatan dalam mencari berbagai potensi terbaik pada diri anggota untuk tetap berjalan dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi sekitar di masa yang sulit ini.

Potensi merupakan sebuah hal yang mampu diasah dari seseorang, pada hakikatnya perubahan ini dapat dijadikan wadah untuk menggali potensi di masa new normal dengan didukung oleh pengawas dan pengurus serta anggota dalam membangun penyesuaian strategi koperasi di masa kenormalan baru ini. Sebagai bagian dari koperasi, anggota dan pengurus maupun pengawas diharapkan mampu menghadapi situasi dan perubahaan yang tak terduga seperti saat ini.

“Pandemi bukan berarti tidak ada kegiatan, justru di masa inilah para pengurus koperasi dapat memberdayakan anggotanya dan membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dimulai dari membuat kegiatan yang bermanfaat seperti diskusi saat ini,” ujar Wahyu Tri Atmojo. Kegiatan seperti ini tentu dapat menimbulkan kesadaran dan minat anggota dalam mengembangkan Koperasi Mahasiswa (KOPMA).

Kualitas SDM pada masa pandemi tentu menjadi acuan, apakah koperasi dapat memasuki strategi baru dalam penyesuaiannya. Dua hal yang perlu diperhatikan dengan baik yaitu tujuan anggota bergabung dengan koperasi dan persepsi anggota terhadap koperasi. Tentunya, anggota merupakan sebuah sentral bagi koperasi yang dapat diilustrasikan pada orang yang melambai meminta bantuan dalam kontribusi. Peran anggota dalam koperasi sangatlah penting sebagai kader, segmen pasar, pendidikan keanggotaan, dan pembangunan koperasi di masa yang akan datang.

“Seseorang dididik untuk belajar dan pulang kembali ke tempatnya masing-masing. Pulang untuk membangun daerah dan koperasi unit desa di sekitar rumah, membantu pembangunan koperasi untuk lebih baik lagi,” tambah Konsultan SDM PLUT KUMKM DIY, Wahyu Tri Atmojo.(LZ/NNS)

Di tengah pandemi, semangat mahasiswa masih terus ada untuk tetap menuntut ilmu serta mengasah kemampuannya. Khususnya kemampuan dalam menulis. Hal tersebut tersalurkan dalam workshop jurnalistik yang diadakan melalui webinar pada Sabtu, 27 Juni 2020 dengan mengangkat tema “Upgrade your media knowledge and skill”. Workshop ini diadakan oleh Program Studi Akuntansi FBE UII untuk mahasiswa dan mahasiswi Prodi Akuntansi UII angkatan 2017, 2018, dan 2019.

Selaku ketua Prodi Akuntansi FBE UII, Dr. Mahmudi, SE., M.Si., CMA dan Prodi Akuntansi mengharapkan serta berpesan bahwa pelatihan jurnalistik  memiliki kemampuan komunikasi yang excellent, karena jurnalistik melatih kita untuk dapat berkomunikasi dengan baik, komunikasi secara lisan maupun tulisan dan juga dalam bentuk infografik yang akan berkaitan mengenai informasi bisnis. 

Sebagai seorang pelajar, memahami ilmu jurnalistik tentu menjadi sebuah kepentingan. Dengan mempelajari jurnalistik,  kita dapat menjadi agent of change dalam memberikan informasi positif kepada masyarakat dengan menggunakan tata bahasa yang baik dan jelas. Informasi yang kita berikan lewat berita, dapat memperluas cakrawala pemikiran.

Reren Indranila, pewarta berita dan pemimpin redaksi online Radar Yogyakarta mengatakan bahwa selain penulisan artikel itu harus menggunakan kalimat yang singkat, padat, jelas dan mudah dipahami oleh orang banyak. Selain itu, sebuah artikel berita juga harus memiliki beberapa susunan seperti adanya teras berita. Dalam menulis sebuah artikel, yang paling sulit dibuat adalah teras berita karena sering terjebak dengan banyaknya informasi yang  didapatkan dari narasumber. Oleh karena itu, seorang wartawan harus memiliki trik yang tepat untuk memasukkan informasi yang memang penting untuk dibaca oleh masyarakat yang membutuhkan informasi terkait.

Novan J. Andrea, seorang fotografer, freelancer, dan Dosen fotografi Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebagai pembicara kedua menjelaskan bagaimana seorang pewarta foto jurnalistik bekerja. Seseorang yang menjadi pewarta foto tetap harus berpedoman dan mengacu pada prinsip serta konsep jurnalisme. Terdapat elemen yang harus dikuasai oleh pewarta foto yaitu kemerdekaan atau independen, kemampuan teknis, kepekaan estetika, energi, daya, serta keingintahuan intelektual. Foto yang dihasilkan harus dilengkapi dengan caption untuk meminimalisir kesalahan dalam mempersepsikan foto. Dari hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya, diharapkan seorang pewarta foto tidak hanya bertugas mengambil sebuah foto saja. Namun, dapat memberikan informasi yang nyata dan berdasarkan fakta yang ada. Hal penting yang perlu diketahui juga, bahwa seorang pewarta foto tidak bekerja sendirian. Salah satu rekan kerja pewarta foto adalah editor. Dari sekian banyak foto yang dihasilkan oleh pewarta foto, hanya satu atau dua saja yang dipilih oleh editor untuk kemudian dijadikan bahan untuk ditayangkan.

“Fotografi identik dengan melihat. Fotografer harus dapat melakukan pengamatan dan perekaman untuk dapat menciptakan persepsi visual yang dapat di interpretasi,” ujar Novan J. Andrea. (ARS/KAYK)

Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan salah satu mata kuliah terbaik yang dimiliki oleh Prodi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Banyak perolehan prestasi yang diukir oleh mahasiswa Prodi Akuntansi FBE UII, baik dalam taraf nasional maupun internasional. Pada akhir pekan ini, Sabtu (27/06), ERP Competence Center dari Prodi Akuntansi FBE UII menggelar Final Game 3 Kompetisi Internal MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) 2020 secara daring yang diikuti mahasiswa Prodi Akuntansi dan Prodi Manajemen FBE UII. MonsoonSIM merupakan sebuah permainan simulasi bisnis berbasis web yang terdiri dari sepuluh tim dengan menggunakan konsep ERP, di mana setiap tim akan bersaing untuk mengelola perusahaannya masing-masing.

Kompetisi Internal ini bertujuan untuk menentukan dua tim yang akan mewakili Universitas Islam Indonesia dalam  berkompetisi di tingkat nasional pada bulan September 2020 nanti. Sebelumnya, kompetisi ini diikuti oleh tiga puluh tim pada pada babak penyisihan dan tersisa sepuluh tim pada babak Final Game 3 MonsoonSIM. Pada babak final, kompetisi dilaksanakan dengan tiga tahap di mana nilai dari ketiga game tersebut akan diakumulasikan sebagai nilai akhir untuk penentuan pemenang Kompetisi Internal MERMC 2020. Peraturan yang ditetapkan sama persis seperti ajang di tingkat nasional dan internasional guna membiasakan peserta untuk terbiasa dengan peraturan tersebut dan tidak melakukan kesalahan yang sama.

Hasil dari babak Final game 3 MonsoonSIM UII 2020 ini dimenangkan oleh tim Arsanta Widyadharma sebagai juara pertama dengan perolehan skor akhir 26, beranggotakan Muhammad Faiq Jauhar, Adin Ihtisyamuddin, Akhlis Faris Mushaffa, Ainun Jariyah, dan Sukma Putri Yulia. Kemudian juara kedua diraih oleh tim Frye dengan total skor akhir 25, beranggotakan Afiq Kamal Rizki, Imam Nur Fadilah, Rani Adilah K., Asaquita Sophie Premarci, dan Rafif Aldo Nugroho. Terakhir adalah tim Sangkuriang sebagai juara ketiga dengan perolehan skor akhir 23, beranggotakan Valdo Maggri A., Imerina Zuhara, Rizky Budi Tyaswarman, Agnes Aura A., dan Farhan Kamil. Maka, tim Arsanta Widyadharma dan Frye akan mewakili UII pada MERMC tingkat nasional pada bulan September 2020.

Ketua Prodi Akuntansi FBE UII, Dr. Mahmudi,SE., M.Si., Ak. yang turut menghadiri acara ini berharap agar tim yang menjadi perwakilan UII dalam MERMC tingkat nasional dapat meraih juara. “Semoga tradisi juara pada kompetisi Monsoon dapat diraih kembali oleh UII. Prodi Akuntansi akan mendukung semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari mahasiswa dan alumni UII,” ungkapnya. (AFM/ARA)

Tim Marketing Communications (Marcomm) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) terus berupaya dalam mengembangkan potensi anggotanya untuk menjadi garda terdepan fakultas. Salah satu usaha yang ditempuh adalah dengan mengadakan pelatihan jurnalistik secara daring pada Sabtu, (27/6).  

Pelatihan ini ditujukan agar anggota Marcomm dapat menjalankan tugas-tugasnya terutama pada tugas peliputan acara dan pembuatan artikel yang akan dimuat dalam laman digital FBE UII. “Jurnalistik merupakan salah satu hal yang erat kaitannya dengan kegiatan kehumasan, sehingga kegiatan ini diharapkan dapat membantu anggota Marcomm dalam menjalankan tugas,” tutur Manajer Marcomm FBE UII, Baziedy Aditya Darmawan dalam sambutannya.

Reren Indranila, pemateri yang juga merupakan Pemimpin Redaksi Radar Jogja membagikan pengalamannya dalam teknik peliputan. “Jurnalistik merupakan suatu seni, bagaimana kita bisa mengambil informasi dengan menambah nilai lebih instansi yang kita bawa,” Ujar Reren.  

Dalam acara ini, Reren berbagi hal-hal dasar jurnalistik seperti kriteria penulisan berita. Susunan berita yang baik dimulai dari teras berita, badan berita, dan ekor berita. Teras berita berisi pembahasan what, who, when, why, dan where. Badan berita berisi data-data yang mendukung teras berita. Sedangkan ekor berita merupakan pendukung dan pelengkap berita.

Ia juga memperkenalkan konsep baru dalam penulisan berita yaitu 6W+1H. “Saya menambahkan 1 konsep baru dalam unsur 5W+1H yang kita kenal. What’s next merupakan satu unsur yang dapat ditambahkan agar sebuah tulisan menjadi lebih menarik,” jelas Reren.

Selain itu, dalam menuliskan sebuah berita, wawancara juga merupakan hal yang penting. Pemilihan narasumber menjadi hal yang perlu diperhatikan karena akan menentukan pandangan yang diambil. Sehingga kita harus memilih narasumber yang tepat dan kredibel. Tidak hanya itu, adab dalam wawancara juga harus dijaga mulai dari sebelum sampai berakhirnya wawancara.

Umumnya, problematik yang kerap ditemukan anggota Marcomm adalah pemilihan judul yang menarik. Judul dan isi berita harus memiliki keterkaitan dan dapat memikat para pembaca. Dalam memilih judul berita memang dibutuhkan kreatifitas dan kemampuan berpikir yang baik. Bahkan Reren yang telah 12 tahun menyelami dunia jurnalistik mengaku bahwa memilih judul berita memang cukup sulit.

“Menulis judul harus sesuai dengan inti berita, jadi pembaca tidak merasa tertipu dengan judul dan isinya,” ujar Reren saat membagikan tipsnya. (DYH)

Menempuh pendidikan hingga keluar negeri tentu menjadi mimpi banyak orang dan tentu tidak semua mimpi dapat tercapai karena satu dan lainnya. Namun, untuk mahasiswa yang mempunyai harapan agar dapat melanjutkan pendidikannya sampai keluar negeri, pasti banyak hal yang bisa dilakukan, salah satunya beasiswa Australia Awards Scholarship  (AAS). Program beasiswa ini dapat digunakan mahasiswa untuk melanjutkan jenjang studi S2 maupun S3. Selain menambah pengetahuan, program beasiswa ini juga dapat membantu orang-orang yang membutuhkan. Sehingga untuk mendapatkan beasiswa cukup mengikuti persyaratan dengan baik dan benar.

Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan webinar yang bertemakan “Bedah Beasiswa” melalui kanal Google Meet pada Jumat (26/06). Webinar yang berfokus pada Australia Awards Scholarship atau AAS ini hadirkan Siti Mahdaria, Awardee of Australia Awards Scholarship, Master of Marketing Communication, University of Melbourne sebagai pemateri.

Muhammad Nidhom selaku moderator membuka acara tersebut, yang kemudian dilanjutkan oleh Siti Mahdaria. Selain menjelaskan tentang teknis dan proses seleksi, Ria juga menjelaskan mengenai keunggulan AAS, yang diantaranya adalah Pre-Departure Training and Briefing di Indonesia, Introductory Academic Program di kampus masing-masing saat di Australia, dan tersedianya Student Contact Officer saat sudah berkuliah di Australia.

Dalam paparannya, Ria menyebutkan, “Kalian harus membuat rencana. Tahun ini mau ngapain aja, tahun depan mau ngapain aja. Kalau kalian sudah tau mimpi kalian itu apa, kalian harus bikin stepping stone atau milestone yang berisi langkah-langkah apa saja yang kalian harus lakukan dari sekarang sampai menuju ke mimpi kalian tersebut”. Info webinar ini diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa FBE UII bahwa menempuh pendidikan tidak hanya sebatas di dalam negeri, tetapi dapat dilakukan ke luar negeri. Kuncinya, dalam menempuh pendidikan harus menerapkan strategi dan rencana kedepan agar mahasiswa memanfaatkan peluang-peluang yang ada, sehingga menjadi individu yang berguna baik bangsa, negara, dan agama.

Siti Mahdaria juga bercerita terkait dengan pengalamannya saat menempuh studi di Australia sekaligus berbagi pengalaman tentang bagaimana cara beradaptasi saat berkuliah di negara tetangga. “Kalau udah di sana, nggak akan takut kalau nggak punya temen. Karena nanti bakal ketemu sama awardee AAS dari seluruh dunia,” jelasnya.

Selain itu, Siti Mahdaria juga berpesan agar tidak mudah putus asa apabila surat aplikasi beasiswa yang diajukan belum diterima oleh pihak penyedia beasiswa. Dengan memperbanyak pengalaman organisasi serta meningkatkan kemampuan berbahasa asing, maka akan membantu memudahkan mahasiswa untuk memperoleh beasiswa luar negeri. (ALS/DH)

Bicara tentang tren teknologi dan transformasi digital, pemanfaatan teknologi mencakup di segala aspek. Tidak hanya ekonomi, tetapi dapat dimanfaatkan oleh pemerintah, organisasi bisnis, ataupun komunitas dan masyarakat sosial. Pemahaman teknologi berguna untuk perkembangan masa depan. Tren teknologi saat ini berkembang dengan sangat pesat dalam kurun waktu kurang lebih  sepuluh tahun terakhir ini.

Keadaan inilah yang melatarbelakangi kegiatan Kajian Tematik oleh Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia yang bertema “Ekonomi Digital: Tonggak Perekonomian pada Era Revolusi Industri 4.0” (23/06). Pembahasan ini dibawakan oleh Sigit Pamungkas, S.E., M.Com. yang merupakan seorang dosen Prodi Akuntansi bidang IT (Information Technology) di Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII. “Diharapkan setelah kegiatan ini, saya bisa berbagi pandangan dan pendapat kepada teman-teman, sehingga bisa memperoleh manfaat dan wawasan baru dalam hal perkembangan teknologi,” tutur Sigit Pamungkas dalam perkenalannya.

Sebelum membahas ekonomi digital, perlu adanya pemahaman mengenai hal-hal yang menjadi pemantik dalam kehadiran ekonomi digital. Ada suatu hukum yang disebut dengan hukum Moore, yang ditemukan pada tahun 1960 yang membahas banyaknya transistor di dalam suatu sirkuit. Namun, pada pembahasan kali ini kita tidak akan membahas tentang banyaknya transistor, tetapi hukum Moore banyak digunakan dalam ulasan bisnis untuk memotret bagaimana kemajuan teknologi itu terjadi dengan begitu cepat. Jika kita lihat ke belakang selama lima puluh tahun ini, apa yang dikatakan dalam hukum Moore terbukti benar, karena saat ini, dalam satu perangkat teknologi di dalamnya terdapat banyak transistor. Hal tersebut menyebabkan komputasi pada sebuah perangkat semakin canggih.

Dengan adanya dua fenomena tersebut, maka dapat mendorong adanya kemajuan teknologi yang dapat memunculkan digitalisasi yaitu perubahan perangkat yang sebelumnya analog dan sekarang berubah menjadi digital. Sedangkan miniaturisasi perangkat artinya yaitu ukuran perangkat semakin kecil dan compact dan mudah dibawa seperti saat ini. 

Dengan adanya perkembangan teknologi yang tidak bisa kita abaikan dan tentunya karena teknologi semakin masif digunakan oleh individu tadi, maka akan membentuk kebiasaan dan ketergantungan kita terhadap teknologi. Sehingga, dalam berbagai kegiatan sosial maupun ekonomi, kita akan semakin bergantung dengan teknologi.

Selain itu, ada juga hal lain yang menyebabkan meningkatnya tren perkembangan teknologi yaitu meningkatnya konektivitas dan bandwidth seiring dengan kemajuan infrastruktur teknologi. Seperti saat ini, banyak kota-kota besar di Indonesia yang jaringannya telah mendukung 4G dan bahkan di beberapa negara besar sudah mendukung 5G. Maka inilah bentuk terjadinya peningkatan konektivitas saat ini. Akan tetapi, akan menjadi kendala ketika kesenjangan pengguna teknologi belum merata di seluruh wilayah Indonesia yang mana mengakibatkan semua perkembangan yang terjadi belum dapat dimaksimalkan. Walaupun begitu, Indonesia memiliki kesiapan sumber daya manusia usia produktif yang banyak dan dapat dijadikan peluang yang baik dalam menghadapi revolusi industri yang semakin bertumbuh. Jiwa milenial yang mampu mengeksplorasi pengetahuan baru dan menghasilkan banyak inovasi baru dinilai sebagai bagian dari langkah positif bagi digitalisasi ini.

“Kalau ekonomi itu bertumbuh baik di negara kita dan kita punya kesempatan untuk bisa mengakselerasi itu lebih cepat, kita tentu bisa menggunakan salah satu modal tambahan lewat zaman dan itu memberikan kekuatan serta peluang yang lebih besar dibandingkan dengan negara lain,” ujar Sigit Pamungkas S.E., M.Com di akhir materinya. (AA/AWF)