Era pandemi Covid-19 yang tak berujung semakin menjadikan banyak golongan masyarakat terdampak. Akibat dari pandemi mempengaruhi masyarakat secara ekonomi, sosial, dan budaya. Allah SWT menciptakan manusia yang beragam untuk dapat membantu dan bermanfaat bagi manusia lain. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni). Pengabdian sosial kepada masyarakat merupakan salah satu tindakan untuk membantu golongan masyarakat yang terdampak pandemi sekarang ini. Bantuan secara sosial untuk meringankan beban manusia lain merupakan tindakan yang mulia. Pengabdian masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan positif. Dengan melakukan kegiatan positif, diharapkan pengabdian masyarakat menjadi awal proses menyambung tali silaturahmi dan menambah jumlah saudara. Mahasiswa memiliki peran penting dalam kehidupan sosial bermasyarakat, penting untuk dapat bersosialisasi secara aktif dengan harapan mengetahui lebih mendalam tentang kebutuhan sebenarnya dari masyarakat.

Umumnya, pengabdian masyarakat menjadi program yang dirancang oleh universitas untuk dapat memberikan dampak dan kontribusi positif secara nyata bagi masyarakat bangsa Indonesia. Universitas tidak hanya sebagai sarana pembelajaran, tetapi dapat mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Sebagai bagian dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, pengabdian menjadi tanggung jawab yang perlu dilaksanakan secara efektif. “Terdapat 4 kegiatan penting bagi Universitas Islam Indonesia, pertama adalah kegiatan pendidikan dan pengajaran, yang kedua kegiatan penelitian, ketiga pengabdian masyarakat, dan terakhir dakwah islamiah,” ujar Dwipraptono Agus Hardjito, Dr., M.Si.

Selasa, 22 Desember 2020, Program Studi Magister dan Doktor (PMD) Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE UII) menggelar kegiatan pengabdian sosial kepada masyarakat. Program studi meliputi Program Doktor Ilmu Ekonomi, Magister Akuntansi, Magister Ekonomi dan Keuangan, dan Magister Manajemen. Selain pendidikan dan perkuliahan, kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu program rutin yang diselenggarakan.  Kegiatan pengabdian sosial masyarakat berlokasi di Desa Sendangarum, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dengan koordinator oleh Umi Sulistiyanti, SE., M.Acc, Ak. selaku dosen Program Akuntansi. Meskipun pandemi masih berlangsung, ini tidak menjadi penghambat dalam melakukan pengabdian terhadap masyarakat. Program Studi Magister dan Doktor berupaya agar kegiatan dapat terbangun secara optimal dan tetap melakukan pembatasan kerumunan dan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Dalam sambutannya, Dwipraptono Agus Hardjito, Dr., M.Si. selaku dosen Program Manajemen memaparkan bahwa selain melakukan kegiatan pengabdian masyarakat, kegiatan ini juga tentu melakukan dakwah islami, tujuan utama kegiatan ini adalah bersilaturahmi yang merupakan ibadah yang sangat mulia, mudah dan membawa berkah. Hasil yang diharapkan dengan adanya pengabdian kepada masyarakat dapat memupuk sebuah kecintaan terhadap sesama manusia. Tentu dikala pandemi seperti sekarang ini, peran gotong royong sangat diperlukan. Salah satu ciri khas yang melekat pada masyarakat Indonesia dan tidak dapat dihilangkan yaitu semangat gotong royong dalam membantu sesama. (KYK/AAP)

 

Penghujung tahun 2020 menjadi saksi sejarah lahirnya majalah elektronik Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) yaitu UII Business & Economic Insights. Peluncuran UII Business & Economic Insights dengan judul Pandemi dan Krisis Ekonomi ini berlaku mulai 15 Desember 2020. Peluncuran majalah elektronik tersebut sudah direncanakan sejak beberapa waktu yang lalu. Berawal dari ide ingin membuat sesuatu forum yang terbatas namun bisa dipublikasikan secara luas, sampai akhirnya menemukan majalah elektronik tersebut sebagai medianya.

Acara ini dihadiri Drs. Suwarsono Muhammad, M.A. selaku Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UII, Dekan, para Wakil Dekan, para Ketua Jurusan, Ketua Program Studi, Sekretaris Program Studi, para dosen, tenaga kependidikan, dan pengurus lembaga kemahasiswaan FBE UII. Selain itu, hadir pula perwakilan dari beberapa alumni Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) yang semakin memeriahkan acara peresmian UII Business & Economic Insight.

Dekan FBE UII, Jaka Sriyana, SE., M. Si., Ph. D. menyampaikan bahwa ide pembuatan majalah elektronik ini sudah muncul sejak beberapa tahun terakhir. “Tugas kita yang pertama adalah bagaimana majalah kita dapat diterima secara eksponensial oleh pembaca, dan tentu kita harus mengolah dan menyajikan isi majalah ini secara tepat terhadap target pembaca,” terang Jaka.

Pada kegiatan ini juga ada pemaparan dari beberapa kontributor UII Business & Economic Insight yang menjelaskan gambaran serta membedah artikel yang sudah ditulis yaitu Drs. Suwarsono Muhammad, M.A dan Adib Zaidani Abdurrochman selaku Diplomat Indonesia di Komite 5 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Permanent Mission of the Republic of Indonesia to the United Nations yang juga Alumni FBE UII tahun 2002.

Menurut Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., hal penting dan perlu diperhatikan yaitu gaya bahasa yang menarik dan mudah dipahami serta isi yang terperinci, menginspirasi, dan lestari. “Gaya bahasa yang sedikit jenaka agar menarik dan mudah dipahami, dengan harapan dapat dibaca bukan hanya mahasiswa saja, tetapi pelaku usaha, industri, dan bisnis lainnya,” jelas Fathul Wahid. Majalah elektronik UII Business & Economic Insights saat ini juga sudah bisa dibaca dan diunduh pada fbe.uii.ac.id/be-insights. (AA/AAM)

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ekonomika dan Kemahasiswaan Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE UII) kembali menghadirkan webinar bertajuk “Cara Baru Menganalisis Gerakan Sosial Melalui Digital” sebagai salah satu rangkaian acara Leadership Camp 2020 pada Jumat (11/12) melalui kanal Zoom.

Menghadirkan Ismail Fahmi selaku Founder Drone Emprit sekaligus Founder dari PT Media Kernels Indonesia, webinar kali ini membahas tentang perkembangan sosial media serta bagaimana cara menganalisis gerakan sosial melalui media online. Dalam paparannya, Ismail menjelaskan bahwa Drone Emprit Academic sebagai sistem big data yang menangkap percakapan di media sosial khususnya Twitter, dapat digunakan sebagai Social Media Analytics for Special Purposes, Understanding Social Media Data Sources, Big Data Analytics Architecture, Analytics Workflow and Settings, Twitter Data Crawling, serta Crawling sumber data lain. 

Dalam pengembangan teknologi dan informasi, sebuah sistem harus memperhatikan konsep kemudahan dan kecepatan akses internet, karena sumber informasi digital saat ini banyak tersebar di media internet. Tanpa sadar masyarakat telah mengikuti perkembangan tersebut seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan pengguna sosial media yang semakin meningkat. Adanya kemajuan media digital menjadi sarana bagi gerakan sosial di ruang digital dimana semua orang dapat beropini dan menyuarakan pendapatnya melalui media sosial. Media sosial sebagai salah satu platform untuk berinteraksi yang berupa pesan atau chatting, gambar, dan video, kepada khalayak. Semua platform media sosial (Youtube, Facebook, Instagram, dan Twitter) ini menjadi konsumsi hampir setiap hari, khususnya oleh generasi milenial.

Beliau menjelaskan bahwa Twitter salah satu jejaring sosial yang sudah menjadi bagian dari pola komunikasi masyarakat saat ini. Aplikasi ini sangat populer pada jumlah pengguna yang mengalami kenaikan dari 27% (2018) menjadi 56% (2020) dan postingan tweet yang tergolong besar setiap harinya, serta mengeluarkan trending topic setiap harinya. Dari Twitter bisa menangkap data percakapan berita dari media online yang membahas sebuah topik. Proses yang dilakukan ketika menganalisis adalah keyword, karena keyword itulah cara untuk mengenal percakapan cukup dengan memberi kata kunci. Sebagai contoh ketika akan menganalisis Twitter sebenarnya bisa menangkap informasi dari kanal Youtube atau informasi dari Facebook dan dari platform lainnya  yang sedang menjadi bahasan terkini untuk kemudian dikirim ke Twitter dengan menambahkan tagar (hashtag) hingga menjadi ramai diperbincangkan. 

Beliau juga menyampaikan bahwa banyak orang yang mengetahui suatu berita kadang-kadang setelah berita itu dibagikan ke sosial media. Sebab, asumsi mereka kalau sudah di-share, pasti berita itu menarik. Jadi, media sosial berperan sangat besar untuk menentukan apa yang akan dibaca dan apa yang akan dibahas oleh publik.  “Di media sosial, apa yang kita tulis itu mencerminkan siapa diri kita. Apa yang kita tuliskan itu bisa berdampak kepada mereka yang membacanya,” tutur Ismail. (FN/ALS)

Sektor keuangan merupakan suatu hal yang penting dalam suatu negara. Secara tidak langsung, sektor keuangan akan menjadi penopang perekonomian pada suatu negara, terlebih pada masa pandemi seperti saat ini.

“Di waktu pandemi inilah tantangan dan peluang bagi perbankan syariah untuk mampu menunjukkan kualitasnya,” ujar Mahmudi selaku Ketua Program Studi Akuntansi Program Sarjana FBE UII dalam sambutannya. 

Bank Syariah merupakan satu-satunya bank yang mampu bertahan bahkan berkembang pada era krisis 1998. Keadaan pandemi ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi bank Syariah untuk membuktikan kembali kejayaan Bank Syariah.

Tentu banyak stigma yang muncul terhadap perbankan syariah. Oleh karena itu, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mengadakan webinar yang bertemakan perbankan syariah. Serial webinar ke-11 ini berjudul “Peluang dan Tantangan Bank Syariah di Tahun 2021”. 

Webinar yang berlangsung pada hari Jumat (11/12) ini dibawakan oleh lima pemateri yaitu Budi Saptono selaku Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan KOJK D.I. Yogyakarta, Dr. Kumala Hadi, M.Si., Ak., CA., CPA. selaku Dosen Prodi Akuntansi FBE UII, Drs. Syafaruddin Alwi, M.M. selaku Ketua Dewan Pengawas Syariah BPRS UII, Khabib Sholeh selaku Direktur BPRS UII, dan Rifqi Muhammad, S.E., M.Sc. selaku Dosen Prodi Akuntansi FBE UII.

Market share perbankan syariah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah rekening DPK pun meningkat 3,15 juta rekening sejak Desember 2019.  Perbankan Syariah juga tumbuh positif baik dari sisi aset, pembiayaan yang disalurkan (PYD), maupun dana pihak ketiga (DPK). Itu merupakan bukti bahwa perkembangan Perbankan Syariah terus meningkat.

Namun walaupun perbankan syariah terus berkembang, Perbankan syariah harus terus bertransformasi untuk menjadi perbankan yang kuat dan stabil. Kondisi perbankan syariah saat ini masih kurang untuk menjadi perbankan yang terdepan. Terbukti bahwa perbankan syariah belum memiliki diferensiasi model bisnis yang signifikan, indeks literasi perbankan syariah yang masih rendah, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah, dan teknologi informasi perbankan Syariah yang masih tertinggal dibanding perbankan konvensional.

Perbankan syariah di Indonesia harus menjadi perbankan yang terdepan dalam menjalankan layanan keuangan yang berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs) dan Creative Shared Value (CSV). Keuangan syariah juga harus mampu menguasai teknologi-teknologi sehingga tidak kalah tertinggal oleh perbankan lainnya pada masa pandemi seperti saat ini. “Banyak sumber daya manusia yang melarikan dirinya ke bank yang besar sehingga terdapat kekurangan sumber daya manusia pada bank yang kecil. Ini tentu membuat sumber daya manusia pada sektor perbankan tidak merata”, ungkap Kumala Hadi selaku selaku Dosen Prodi Akuntansi FBE UII. (MA/DYH)

Program Studi Magister dan Doktor Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan webinar terkait Penulisan Artikel Ilmiah Program Magister dan Doktor Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII melalui kanal Zoom. Webinar kali ini diselenggarakan pada Rabu (9/12). Menghadirkan Prof. Dr. Abdul Ghafar Ismail dari Universiti Islam Malaysia dan Prof. Dr. Jaka Sriyana dari Universitas Islam Indonesia serta Drs. Achmad Tohirin M.A. sebagai pembicara.

Dalam sambutannya, Drs. Achmad Tohirin M.A. menyampaikan bahwa tujuan pelaksanaan webinar kali ini tidak lain yaitu untuk memfasilitasi mahasiswa agar dapat menjadi scholar yang memiliki bahasa tersendiri dalam hal komunikasi tulisan. Salah satunya adalah artikel ilmiah , sehingga mahasiswa program Magister dan Doktor Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII mampu menguasainya dengan baik.

Dalam penyampaian materi oleh Prof. Dr. Abdul Ghafar Ismail, beliau menjelaskan terkait metode Systematic Literature Review (SLR). “Metode SLR digunakan untuk mengidentifikasi, mengkaji, mengevaluasi, dan menafsirkan semua penelitian yang tersedia dengan bidang topik fenomena yang menarik, dengan pertanyaan penelitian tertentu yang relevan,” ujar Abdul Ghafar Ismail.

Menurut Abdul Ghafar Ismail, terdapat lima kriteria penilaian literatur. Diantaranya yaitu Theory, Methodology and Methods, Analysis, Relevance, dan Contribution. Setiap kriteria memiliki penilaian yang berbeda, Theory didasarkan pada literature review yang baik, Methodology and Methods didasarkan pada penjelasan yang jelas dan record yang baik untuk Audit Trail, Analysis didasarkan pada sampel data yang memadai dan mendukung argumen dengan baik, Relevance didasarkan pada integrasi temuan, teori, dan metode. Serta yang terakhir adalah Contribution yang berdasarkan pada kontribusi yang baik terhadap Body of Knowledge.

“Jangan mengubah fokus review anda hanya karena anda menemukan beberapa paper yang dinilai sangat berguna dan menarik di area fokus alternatif. Tetap fokus dan pertahankan fokus anda, sehingga anda tidak terdistraksi oleh hal-hal yang dianggap menarik, tetapi periferal, ” ucapnya membagikan strategi.

Senada dengan hal tersebut, Prof. Dr. Jaka Sriyana juga memaparkan beberapa hal terkait klasifikasi jurnal ilmiah, penyiapan manuskrip, struktur artikel ilmiah, etika penulisan karya ilmiah dan publikasi, serta rambu-rambu dalam artikel ilmiah.

Dengan diselenggarakannya webinar pelatihan penulisan artikel ilmiah ini, diharapkan mampu membantu mahasiswa program Magister dan Doktor untuk menguasai keterampilan dalam menulis artikel ilmiah serta publikasi jurnal. (NFF/MRF )

Salah satu permasalahan Green Economy yang terjadi pada tahun ini yaitu isu mengenai Omnibus Law yang didalamnya terdapat aturan yang memperluas kesempatan eksploitasi dan kerusakan alam. Namun, hal lain yang juga harus diperhatikan pada saat ini adalah perekonomian yang menurun akibat Covid-19 yang mempengaruhi kondisi perekonomian di tahun 2020. Hal ini disampaikan oleh Agus Widarjono, Drs.,M.A.,Ph.D selaku Head of Department of Economics Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) dan Faaza Fakhrunnas, S.E,M.Sc. selaku moderator dalam kegiatan webinar yang diselenggarakan oleh Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII dengan tajuk “A Green Economy Post Covid – 19 : Designing ASEAN’s Economic Recovery Strategy” pada Senin (8/12).

Covid-19 sangat mempengaruhi penurunan perekonomian di Indonesia dan kondisi ini salah satunya menimbulkan adanya supply and demand shock. Agus Widarjono menjelaskan bahwa, “Jika kita berbicara mengenai krisis ekonomi, faktor yang mempengaruhi adalah supply shock atau demand shock. Kasus Covid-19 yang terjadi saat ini mencangkup keduanya. Konsumen menahan kegiatan konsumsinya dan produsen tidak bisa memasok suatu produk karena tidak bisa bekerja di pabrik sehingga menyebabkan adanya gangguan pada proses produksi terutama pada supply chain”.

Agus juga menambahkan, “Pada bulan April 2020, hampir semua sektor terjadi shock decomposition of hours worked, kecuali utilities menunjukkan hasil yang negatif atau menurun. Data penurunan terbesar dari sektor tersebut yaitu leisure and hospitality karena semua orang tidak bisa bebas keluar rumah jika tidak ada keperluan yang penting”. Covid-19 memang telah memberikan dampak yang cukup signifikan di hampir semua sektor. Krisis ini tidak diragukan lagi akan menyebabkan kerugian yang besar bagi perekonomian. 

“Seperti yang kita tau, indikator penurunan perekonomian pada ekonomi makro yang paling mempengaruhi yaitu pengangguran dan kemiskinan. Covid-19 menyebabkan kedua hal tersebut. Pengangguran dan kemiskinan yang ada di Indonesia menjadi semakin banyak. Saat menghadapi kondisi seperti ini, kontribusi pemerintah sangat dibutuhkan karena satu-satunya sektor yang bisa mengendalikan keuangan adalah pemerintah,” ujar Agus. Pemerintah berperan sangat besar dan memiliki andil dalam hal ini, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dan pengeluaran aset untuk mengatasi resesi ekonomi yang sedang terjadi. Perekonomian diharapkan akan terus tumbuh dan mengalami kenaikan di berbagai sektor. 

“Hal terpenting untuk memulihkan perekonomian bagi seluruh negara sebenarnya bukan hanya bagaimana kita mengantisipasi dampak dari Covid-19, tetapi juga harus proaktif menemukan vaksin karena jika Covid-19 masih ada disuatu negara, kita tidak bisa membentuk ulang perekonomian yang baik, penawaran dan permintaan akan tetap berpengaruh dan perekonomian tetap tidak akan membaik,” ujar Agus sekaligus menutup webinar pada hari ini. (NNS/AAR)

Senin (07/12), Program Magister dan Doktor Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan serial webinar yang disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube dan Zoom. Dengan topik “Audit Forensik”, mengulik bersama mengenai kerangka litigasi dan pemberian keterangan ahli atas perhitungan kerugian keuangan negara dengan pembicara seorang praktisi LSP Audit Forensik, Mulia Ardi, S.E., Ak., MM., CFrA dan Dr. Mudzakkir, S.H., M.H. yang merupakan seorang dosen Fakultas Hukum UII.

Korupsi sudah menjadi rahasia publik bagi orang Indonesia, beberapa waktu lalu dua menteri sekaligus terseret kasus korupsi. Hal inilah yang menjadikan webinar kali ini sangat menarik untuk dikulik bersama. Praktisi Lembaga Sertifikasi Profesi Audit Forensik (LSP-AF) ahli level 7 menjelaskan mengenai Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN), bahwa kerugian keuangan negara yang dimaksudkan merupakan kerugian yang sudah dapat dihitung jumlahnya berdasarkan hasil temuan instansi yang berwenang atau akuntan publik yang ditunjuk.

Sesuai dengan putusan MK No.31/PUU-X/2012 bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bukan hanya dapat berkoordinasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam rangka pembuktian suatu tindak pidana korupsi, melainkan dapat juga berkoordinasi dengan instansi lain, misalnya dengan mengundang ahli atau dengan meminta bahan dari inspektorat jenderal atau badan yang mempunyai fungsi yang sama dengan itu dari masing-masing instansi pemerintah.

“Dinyatakan kerugian pada keuangan negara, apabila sudah ditemukan hasil auditnya oleh instansi yang berwenang (Badan Pemeriksa Keuangan dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan),” ujar seorang auditor forensik sekaligus dosen Magister Akuntansi FEB Universitas Trisakti.

Audit investigatif memiliki ciri khusus dari cara mengerjakannya dan cara pemeriksaanya, audit ini masuk dalam kategori pemeriksaan kecurangan atau fraud audit. Fraud audit merupakan gabungan antara audit forensik dengan teknik internal audit untuk mendapatkan hasil investigasi yang menyeluruh. Kemudian dengan adanya kerugian negara pada sebuah perkara dan besaran nilai kerugian merupakan hal yang sangat krusial, sehingga tindak pidana korupsi dinyatakan dari kerugian negara.

“Korupsi itu musabab dari segala sebab, gaji besar korupsi juga besar, gaji kecil korupsi juga kecil,” ujar pakar hukum pidana sekaligus alumni FH UII.

Kemudian beliau memaparkan, “Pemberantasan korupsi harus dari sebabnya bukan dari akibatnya. Namun, yang kita jumpai sekarang hanya diberantas dari akibatnya, sebabnya tidak pernah disentuh. Padahal itulah sumbernya korupsi,” (AAP/NAP)

Menguasai soft skill seperti menjadi keharusan di era saat ini. Soft skill sendiri berkaitan dengan kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada dalam diri setiap manusia. Salah satu bentuk dari soft skill adalah cara berkomunikasi. Employment Research Institute pada tahun 2005 mendapati bahwa hard skill hanya berperan 18% terhadap kesuksesan seseorang dalam karir. Sementara soft skill yang salah satunya adalah keterampilan komunikasi  lisan atau public speaking berperan sebesar 82% terhadap kesuksesan seseorang dalam meniti karir.

Dirasa dengan pentingnya memahami soft skill, Marketing and Communications (Marcomm) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mengadakan kegiatan Pelatihan Public Speaking pada tanggal 6 Desember 2020. Pelatihan ini ditujukan kepada anggota Marcomm FBE UII agar dapat mengasah keahlian dan menambah ilmu serta wawasan mengenai public speaking. Kegiatan ini mendatangkan Stefanus Firman Adi Saputra sebagai narasumber yang merupakan presenter dari Redjo Buntung Radio Announcer dan RBTV.

Firman menekankan, “Public speaking adalah seni berbicara di depan umum sesuai dengan karakter masing-masing, karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda. Public speaking itu bukan hanya tentang berkomunikasi dengan lisan. Namun, bagaimana attitude kita terhadap lawan bicara kita, salah satu contohnya berkaitan dengan body language. Kita harus memberikan body language dan kemampuan komunikasi lisan kita secara maksimal agar pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan”.

Adapun peran penting public speaking untuk dikuasai, khususnya oleh anak milenial, antara lain yaitu public speaking dapat menjadi pendukung dominan demi mencapai kesuksesan karir saat ini. Tidak hanya itu, Firman pun menyampaikan bahwa sebelum melakukan public speaking, tentunya terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan, seperti persiapan mental akan tekanan-tekanan yang mungkin terjadi saat perform, persiapan fisik agar terlihat fresh di depan audiens, dan juga persiapan materi yang akan disampaikan kepada audiens.

Sembari menjelaskan struktur dari public speaking, Firman menuturkan, “Dalam tahap opening, pasti ada first impression. Maksudnya yaitu kesan pertama yang dinilai oleh orang lain terhadap diri kita”. Firman juga menambahkan bahwa untuk mendapatkan first impression yang baik, maka perlu juga didukung oleh beberapa hal, yakni penampilan, attitude, cara berbicara, body language, ataupun dengan pandangan mata.

Public speaking itu tidak hanya berdasarkan teori, melainkan bagaimana kita dapat peka terhadap suasana/kondisi yang sedang terjadi. Dengan begitu, kita dapat menyesuaikan gaya berbicara ataupun cara kita menyambut seseorang,” jelas Firman di penghujung acara. (AFM/AMA)  

Pembelajaran dengan metode studi kasus dianggap dapat membantu dosen dan mahasiswa saat pembelajaran agar lebih mudah dalam memahami teori-teori yang akan diimplementasikan. Oleh karena itu, Program Magister Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan workshop tentang pembelajaran dengan metode kasus (5/12). Acara ini dibersamai oleh narasumber yaitu Aries Heru Prasetyo, SE., MM., Ph.D, CER, CAC, dosen senior PPM School of Management (PPM SoM), dan dipandu oleh RR. Ratna Roostika, S.E., MAC., Ph.D, selaku moderator, serta dihadiri oleh seluruh dosen Sarjana dan Magister Manajemen FBE UII.

Dwipraptono Agus Hardjito, Dr., M.Si., selaku Kepala Program Studi Magister Manajemen FBE UII, dalam sambutannya menjelaskan tujuan diadakannya kegiatan ini, “Pembelajaran dengan metode kasus di FBE UII sangatlah diperlukan, karena dengan belajar kasus dalam organisasi atau perusahaan maka kita akan lebih memahami apa yang harus dilakukandi dalam perusahaan”.

“Pembelajaran dalam sebuah kasus bisa melihat sisi positif dan negatif yang terjadi dan tentunya pembelajaran akan dibangun dengan baik,” jelas Aries Heru Prasetyo. Menurut pengalaman beliau, metode pembelajaran studi kasus dapat digunakan sebagai pengantar agar mahasiswa yang belum memiliki pengalaman kerja di perusahaan untuk mengetahui realitas bisnis melalui studi kasus sehingga mereka dapat mengimplementasikan solusi berbasis teori secara tepat.

Aries berpendapat, “Dengan  menggunakan kasus, kita selaku dosen bisa membantu mempercepat mahasiswa untuk belajar ilmu dan mempraktikannya di dunia nyata dengan realisasi di perusahaan”. Didukung oleh penyataan beliau, “Kasus membuat orang belajar terus”. Selain itu, studi kasus juga bisa ditawarkan ke perusahaan untuk keperluan memperoleh pengetahuan dalam proses kenaikan jabatan. 

Setiap kasus tentu memiliki ciri khas masing-masing dalam penulisannya. Aries Heru Prasetyo menyampaikan, “Saya belajar penulisan kasus yang berbeda di Indonesia, dimana kita belajar lebih dalam dalam penulisan kasus dengan standar Harvard University yang dibumbui cerita khas kasus Indonesia yang sedikit hiburan yang didukung oleh teori agar mahasiswa mampu membacanya dengan mudah”. Beliau menambahkan, hal tersebut dapat didukung dengan praktek langsung dengan bermain peran saat di kelas agar mahasiswa masuk secara langsung menjadi pihak dalam kasus yang dibahas.

Penulisan studi kasus oleh mahasiswa yang dibimbing oleh dosen menjadi salah satu nilai lebih dalam pembelajaran di tingkat Magister Manajemen. Aries Heru Prasetyo menambahkan bahwa dosen perlu memahami kategori penulisan kasus yang ingin dibahas, dimana setiap kategori tentunya memiliki tahapannya masing-masing dengan penyesuaian yang lebih kompleks untuk tujuan penulisannya. 

“Pembelajaran dengan metode studi kasus dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa khususnya dalam proses penyelesaian masalah atau problem solving,” ujar Aries Heru Prasetyo meyimpulkan pembahasan. (BIL/LZ)

Terhitung sejak Maret 2020, telah sembilan bulan lamanya Indonesia terdampak pandemi Covid-19. Dampak dari krisis kesehatan ini juga dirasakan oleh sektor perbankan dan keuangan mikro. Selaku moderator serial webinar, Dr. Eko Atmadji S.E., M.Ec mengatakan, “Bank saat ini mengkaji strategi karena pada masa pandemi terjadi kontraksi yang sangat besar di setiap kuarter”. Inilah yang melatarbelakangi diadakannya serial webinar yang bertema “Tantangan Perbankan dan Keuangan Mikro Syariah di Masa Pandemi”, dengan pembicara Dr. Ahmad Soekro Tratmono, seorang Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bidang Pengawasan Perbankan IV.

Di tahun yang berbeda ini memberi dampak pada sektor jasa keuangan, OJK sebagai pengawas dan regulator bertugas untuk menjaga sektor keuangan dapat bertahan dan memberikan yang terbaik untuk nasabah di sektor keuangan. OJK mengambil satu kebijakan yaitu melakukan pendekatan dini yang membolehkan bank – bank melakukan restrukturisasi pendanaan atau kredit, dengan tujuan agar usaha nasabah tetap berjalan. Hal ini sudah dilakukan selama satu tahun dan telah diperpanjang. Selain itu, hal ini dilakukan untuk memberikan ruang gerak kepada nasabah.

Pada perbankan syariah, terdapat banyak sekali macam keuangan syariah, kinerja perbankan syariah juga memiliki karakter di Indonesia dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang sama seperti bank konvensional. Bank syariah berperan penting bagi Indonesia. Diketahui pada September 2020, terdapat 8,28% DPK (Dana Pihak Ketiga) dan pendanaan 5,35% PYD (Dana yang Disalurkan). Dengan ini, maka bank syariah di Indonesia telah menempati posisi ke-4 dari Global Islamic Economy Indicator Score Rank.

Ahmad Soekro Tratmono menjelaskan, “Operasional jasa keuangan syariah harus berinovasi untuk bisa terdepan dalam pelayanan berbasis digital. Kemudian juga harus mampu melayani ekosistem keuangan syariah, sehingga diperlukan dukungan induk usaha melalui konsep platform sharing”.

Adapun Bank Wakaf Mikro (BMW) yang merupakan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang mana telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tujuan lembaga ini yaitu menyediakan akses permodalan bagi masyarakat kecil yang belum memiliki akses pada lembaga keuangan formal. Tidak hanya itu, Bank Wakaf Mikro juga berperan untuk memberdayakan komunitas di sekitar pesantren dengan pola pendampingan pesantren yang terletak di wilayah pedesaan.

Kehadiran Bank Wakaf Mikro (BMW) telah mampu meningkatkan akses masyarakat unbankable di sekitar pesantren terhadap keuangan formal sehingga dapat membantu masyarakat dalam lepas dari keuangan non-tunai. Bank mikro juga mempunyai pengembangan dan adaptasi tersendiri di masa pandemi yaitu “BMW Mobile” yaitu aplikasi digital nasabah untuk kegiatan secara online berbasis digital yang digunakan untuk melakukan transaksi, cek saldo, melihat riwayat mutasi dari transaksi, dropping pembiayaan,  pembayaran, pembelian, dan transfer. (DIN/DHK)