Prestasi yang Kembali Ditorehkan Dalam 10th ERPsim International Competition
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) kembali menorehkan prestasi pada kompetisi 10th ERPsim International Competition. Walaupun tidak memiliki latar belakang dalam bidang Information Technology (IT) seperti Universitas lainnya, Tim Zhafran Ashin berhasil meraih posisi ketiga. Tim Zhafran Afshin yang beranggotakan 4 orang dengan diketuai oleh Akmal Abdi yang beranggotakan Muhammad Fadhly Rizky Octavio, Muhammad Nur Hidayatsyah, dan Farida Nailil Muna terbentuk dengan memakan waktu yang cukup panjang karena awalnya tim ini beranggotakan lima orang, namun ada beberapa anggota yang harus digantikan sebab terdapat anggota yang tidak memungkinkan untuk lanjut lagi dengan alasan pribadi dan akhirnya digantikan oleh orang lain, setelah terpilihnya anggota baru kemudian mereka mendapatkan pelatihan dengan didampingi oleh anggota yang lama.
Negara – negara yang ikut serta dalam 5th Annual ERPsim Asian Pasific Japan Cup 2018 yaitu Indonesia, Australia, India, Thailand, dan Hongkong. Dalam Asian Pasific Japan Cup 2018 tim Zhafran Afshin dan tim Brave yang mewakili UII berhasil mendapatkan juara 1 dan 2, namun karena persyaratan yang ada maka dalam satu Universitas hanya boleh diwakili oleh satu tim untuk lanjut dalam kompetisi 10th ERPsim International Competition. Maka dari itu dipilih tim Zhafran Afshin untuk bersaing dengan tim dari Melbourne University yang mendapatkan peringkat 4 karena tim dari India yang mendapatkan peringkat 3 tidak mendaftarkan diri pada kompetisi selanjutnya.
Setelah memenangkan juara 1 pada kompetisi tim Zhafran Afshin mengikuti kompetisi yang diselenggarakan oleh HEC Montreal. Terdapat 8 tim dari 7 negara yang mengikuti kompetisi yaitu Sichuan Technology and Business University, Central Michigan University, UII, Nanjing Audit University, University of Melbourne, University of Arkansas, Missouri University of Science and Technology, dan University of Cincinnati. Karena tahun lalu dalam kompetisi tersebut UII meraih juara 1 maka target untuk kompetisi tahun ini juga diharap mendapatkan juara satu dunia. Usaha – usaha yang dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah dengan mengkaji strategi yang tepat untuk melawan tim yang lain. Namun tidak hanya terpaku dengan strategi yang dibuat, tim Zhafran Afshin juga melihat situasi lawan dalam latihan yang dilakukan. Dalam latihan pertama dan kedua, tim Zhafran Afshin dapat mengimbangi namun pada latihan ketiga kinerja tim mulai menurun dan tereliminasi, hal ini justru dijadikan dorongan bagi tim Zhafran Afshin untuk bangkit dan mengevaluasi kesalahan sebelumnya.
Tahap permainan pada HEC Montreal terdapat tiga ronde, dalam setiap ronde dua tim akan tereliminasi. Pada ronde pertama tim yang tereliminasi berasal dari Amerika lalu saat ronde kedua, dua tim kembali tereleminasi dan tersisa empat tim yang masuk di ronde ketiga. Namun ternyata tiga tim memiliki strategi yang sama dan pemilihan produk yang hampir sama. Dalam kompetisi tersebut juara satu ditempati oleh Sichuan Technology Business University yang berasal dari Cina kemudian juara kedua ditempati oleh Central Michigan University yang berasal dari Amerika Serikat, Universitas Islam Indonesia menempati posisi ketiga , dan posisi keempat berasal dari Nanjing Audit University China.
“Alhamdulillah sih kita masih diberikan kesempatan, kita sebenernya gak nyangka bisa sampai sini, bisa berprestasi buat UII.”
Ucap Muhammad Fadhly Rizky Octavio yang merupakan salah satu anggota tim. Banyak sekali yang bisa diambil selama persiapan untuk mengikuti kompetisi tersebut yaitu mengurangi ego diri sendiri, membagi waktu selama kuliah, dan hal lainnya. Selain itu menurut mereka doa orang tua merupakan faktor utama dalam keberhasilan mereka