Sebagai langkah awal untuk memperkenalkan betapa pentingnya The Association of Chartered Certified Accountants (ACCA), Prodi Akuntansi FE UII mengadakan acara UII-ACCA Appreciation Day untuk mahasiswa yang telah lulus dua modul dan berhak menyandang gelar Advanced Diploma in Accounting and Business. Acara ini diselenggarakan di Aula Utara pada hari Minggu (14/07), dengan dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik & Riset UII, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc., Dr. Mahmudi, SE., M.Si., Ak., CA., CMA selaku Ketua Program Studi Akuntansi FE UII , serta Conny Siahaan selaku Country Head of ACCA Indonesia dan orang tua mahasiswa akuntansi FE UII.

Sertifikasi Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) adalah wadah global bagi akuntan profesional. Ujian kualifikasi ACCA sendiri merupakan ujian bertaraf internasional yang menyediakan kesempatan untuk memiliki karir di luar negeri dalam bidang akuntansi maupun bisnis. Perusahaan akan mengakui kualifikasi ACCA, karena keterampilan dan kompetensi yang dimiliki sangat relevan dengan setiap area akuntansi dan finansial. Acara ini dimulai dengan upacara pemberian sertifikat kepada tiga alumni FE UII yang telah berhak menyandang gelar Advanced Diploma in Accounting and Business yaitu Lyanda Pasadhini, Mudi Waning Utami, dan Tiyas Kurnia Sari. Mereka adalah mahasiswa yang telah lulus memperoleh gelar ACCA setelah sebelumnya menempuh dua ujian kualifikasi ACCA yaitu modul F5 (Performance Management) dan F8 (Auditing & Assurance) dan sekarang ini sedang bekerja di perusahaan Big Four. Setelahnya, tiga mahasiswa UII diberikan kehormatan untuk menjadi pembicara dalam acara ini.

Selanjutnya, pemberian apresiasi juga diberikan kepada dua mahasiswa yang berhasil lulus satu ujian ACCA yaitu Fira Fimanila lulus modul F8 (Auditing & Assurance) dan Nadhira Fitriani lulus modul F5 (Performance Management). Acara ini diadakan untuk memberikan apresiasi sekaligus memberikan motivasi kepada mahasiswa baru untuk bisa seperti alumni-alumni mereka yang telah sukses. Dalam sambutannya, Mahmudi menyampaikan bahwa untuk memperoleh gelar ini diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan kedepannya diharapkan banyak dari mahasiswa akuntansi dapat memperoleh gelar advance diploma bahkan nanti bisa professional level. Beliau mengatakan “Program ACCA ini levelnya Internasional yang dapat mempersiapkan mahasiswa UII dengan kualifikasi dan kompetensi pada level Internasional.”

Dalam kompetisi global ini, Imam Djati juga mengatakan bahwa persaingan merebutkan dunia pekerjaan sangat ketat dan diharapkan mahasiswa UII berbekal kompetensi yang dibutuhkan perusahaan besar global seperti dengan sertifikasi-sertifikasi yang diakui oleh global. Dengan sertifikasi ini diharapkan mahasiswa UII dapat bersaing di dunia Internasional. Lyanda Pasadhini, salah satu penerima gelar advance diploma dari ACCA mengatakan bahwa sebuah kelulusan dari ACCA itu bukanlah point utamanya, “ Point utama adalah kalian akan mempunyai  yang membuat kalian menjadi professional dan akan membedakan kalian dari teman-teman kalian yang hanya S.Ak.,” tandasnya. Dengan adanya acara ini, prodi Akuntansi berharap bahwa kedepannya mahasiswa prodi Akuntansi FE UII dapat termotivasi untuk mengikuti jejak penerima gelar ACCA agar bisa menjadi akuntan ataupun professional keuangan yang dapat bersaing dengan dunia global. (VRS)

Pada kamis malam (5/07), Manifest menggelar acara dengan mengundang Cak Nun sebagai pengisinya. Manifest merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen atau yang biasa dikenal dengan Management Community ( MC) FE UII. Manifest terdiri dari beberapa rangkaian acara yakni sosial, sport, entertainment, dan edukasi. Acara yang dikemas dalam tajuk “Sinau Bareng Cak Nun Dan Kiai Kanjeng” merupakan salah satu rangkaian acara dalam bidang edukasi. Pengajian tersebut digelar di Balai Padukuhan Dero, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta telah mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat.

Salah satu pendakwah terkenal di Indonesia adalah Emha Ainun Nadjib atau yang biasa dikenal dengan Cak Nun, beliau merupakan seorang tokoh intelektual muslim dan budayawan asal Jombang, Jawa Timur. Acara pengajian ini dihadiri pula oleh Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag selaku Wakil Rektor UII bidang kemahasiswaan, keagamaan dan alumni serta Faaza Fakhrunnas, SE., M.Sc selaku perwakilan dari Dekan Fakultas Ekonomi UII.

Luasnya padukuhan Dero nyatanya tidak mampu membendung antusias dari para jamaah yang hadir. Jemaah terlihat memenuhi lokasi bahkan hingga memenuhi jalanan yang aksesnya sengaja ditutup oleh panitia, karena sebelumnya telah memprediksi besarnya animo masyarakat yang datang. Sudah menjadi rahasia umum ketika Cak Nun menjadi pengisi pengajian maka banyak sekali jemaah yang akan mengikuti kajiannya. Andre selaku Liaison Officer Cak Nun menyampaikan “Lebih dari 2.500 jemaah datang untuk menghadiri acara ini”.

Manifest sendiri mengusung tema “Inclusive Society” yang merupakan sebuah lingkup sosial yang terdiri dari masyarakat dengan perbedaan ras, suku bangsa, kepercayaan, sudut pandang, status sosial dan ekonomi dimana mereka merasa diterima, tanpa memperdulikan perbedaan yang dimiliki. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan rasa menghargai perbedaan antar sesama serta membentuk dan mendorong terbentuknya suatu masyarakat inklusif. Tujuan meningkatkan rasa menghargai perbedaan antar sesama sangat tercerminkan pada malam itu, pasalnya Cak Nun mengajak salah satu temannya untuk menjadi personil pada malam itu. Seorang wanita yang berasal dari Amerika biasa disapa “Bu Ann” yang saat ini tengah mempelajari musikologi etnik di Indonesia. Bu Ann pandai berbahasa Indonesia, bahkan ia dapat melantunkan Sholawat.

Cak Nun selalu memiliki bahasan yang menarik, menyisipkan guyonan, serta menggunakan bahasa yang terkesan santai yaitu campuran Bahasa Indonesia dan Jawa. Ia sangat pintar dalam membawa suasana, serta berdakwah dengan sederhana. Menerapkan bentuk duduk lesehan dengan tikar menciptakan kedekatan antar jemaah yang melebur bersama tanpa adanya perbedaan status, ras, bahkan agama.

Para petinggi universitas pun turut duduk bersama di tikar tersebut. Beliau meminta 3 kelompok berisi 5 orang untuk berdiskusi mengenai sistem hukum yang hidup berdampingan dengan kita. Mayoritas berpendapat sama, yaitu keluarga, masyarakat, negara, agama dan alam. Dan menurut mereka yang paling mengikat adalah hukum agama, namun sebagian menjawab adat adalah yang paling mengikat. Beliau juga memberikan pertanyaan mengenai apa sumber utama kepantasan dalam hidup. Akhlak atau moral, cinta, filosofi, nurani, ruh dan lain-lain berada di level diatas hukum, namun tidak ada jawaban yang benar. Menurut Cak Nun semua dikatakan ‘dinamis’, semua berdampingan.

Cak Nun menyampaikan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita  melekat pada dua hukum yaitu hukum negara dan agama, akan tetapi hukum yang lebih terikat dengan kita adalah hukum negara. Kepandaian Cak Nun dalam menyampaikan kajian melalui kata demi kata serta diselingi sholawat menggema bersama jemaah, membuat acara yang di mulai dari lepas isya hingga tengah malam menjadi terasa singkat. Rangkaian acara tersebut ditutup dengan bersalaman antara Cak Nun dan jamaah. (LN/DMR)

Senin, (8/7), Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia menerima tamu dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus yang sekaligus melakukan studi banding tentang program kelas internasional. Dalam kunjungannya, Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Muria Kudus langsung diterima oleh Dekan Fakultas Ekonomi UII, Jaka Sriyana, SE., M.Si., Ph.D. di ruang sidang p 1.1. Didalam acara studi banding tersebut dijelaskan bahwa program kelas internasional Fakultas Ekonomi UII dimulai pada tahun 1996. Dalam pelaksanaannya, kelas internasional memiliki kurikulum yang sama dengan program studi reguler dan juga memiliki akreditasi yang sama juga dengan program studi kelas reguler. Untuk struktur kepemimpinan mulai tahun 2018 kepala program studi sarjana dibantu oleh dua sekretaris program, yaitu sekretaris program studi reguler dan sekretaris program studi internasional program.

Untuk masuk ke dalam kelas internasional, calon mahasiswaharus memiliki TOEFL minimal sebesar 500 dan memerlukan nilai TOEFL minimal 550 untuk lulus sebagai sarjana dari Program Internasional Fakultas Ekonomi UII. Dalam hal ini, terdapat dua cara untuk masuk kelas internasional, yaitu dengan mengikuti tes khusus untuk masuk program internasional dan juga bisa transfer mahasiswa dari program reguler ke program internasional yang tentunya harus mengikuti tes tambahan berbahasa inggris.

 Dijelaskan juga bahwa pembayaran SPP di program internasional sama seperti kelas regular. Yang membedakan adalah adanya additional fee yang akan berguna untuk mahasiswa nya kembali. Contoh dari additional fee tersebut adalah ketika terdapat mahasiswa yang melakukan perlombaan di luar negeri maka akan ditanggung oleh Fakultas Ekonomi UII. Lalu, untuk di Ijazah kelulusan maka hanya akan ada perbedaan di SKPI saja.

Untuk sertifikasi Program Studi Akuntansi Internasional Program, Fakulta Ekonomi UII bekerja sama dengan SAP ERP. Sedangkan untuk Program Studi Manajemen berkoordinasi sesuai penjurusan di Prodi Manajemen yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Operasi, Manajemen Keuangan dan Manajemen Pemasaran . Untuk Manajemen Operasi sertifikasi yang dipilih adalah CMPM. Sedangkan untuk Prodi Akuntansi terdapat penjurusan yaitu keuangan, audit forensik. Dengan adanya konsentrasi atau penjurusan maka diharapkan mahasiswa akan menjadi saksi ahli apabila terdapat kasus. Mahasiswa dari luar negeri ada juga yang terdapat di kelas internasional di fakultas ekonomi.

Selain itu, di Fakultas Ekonomi  UII terdapat mata kuliah Enterprise Resource Planning  (ERP) yang bekerja sama dengan SAP yang wajib diikuti oleh mahasiswa Akuntansi dan Manajemen yang nanti akan ada sertifikasi bagi mahasiswa yang berkompentensi. Salah satu yang menjadi keunggulan di Fakultas Ekonomi adalah mata kuliah yang memiliki muatan teknologi seperti Sistem Informasi, ERP dan lain-lain. Hal unik lainnya adalah di Fakultas Ekonomi UII  juga memiliki materi yang terdapat nilai- nilai islami di setiap mata kuliahnya. Harapannya seluruh mahasiswa UII dapat menjadi insan rahmatan lil ‘alamin. Untuk lulusan sarjana dan magister di Fakultas Ekonomi sudah bergelar sesuai dengan jurusannya, untuk jurusan Akuntansi bergelar Sarjana Akuntansi (S,Ak.) Sedangkan Manajemen memiliki gelar Sarjana Manajemen (S,M.) dan untuk program studi Ilmu Ekonomi masih tetap bergelar (S.E.)

Selain bertukar ilmu, harapannya dengan adanya studi banding ini Fakultas Ekonomi UII dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus dapat menjalin hubungan dengan baik. (MRG)

Pada hari Selasa (02/7), Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Islam Indonesia kembali mengadakan kuliah umum yang bertajuk “Isu-isu Ekonomi Kontemporer : Memahami Dinamika Perekonomian Global”. Kuliah umum ini diselenggarakan di ruang P1/2 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia pada pukul 09.00 – 12.00 WIB. Tema kuliah umum yang sangat menarik ini akan dibahas oleh dua pembicara yang merupakan dosen Universiti Teknologi Mara (UiTM). Kedua pembicara tersebut adalah Zarul Azhar Nasir dan Nor Zarina Mohd Salim. Universiti Teknologi Mara sendiri merupakan Universitas ternama di Malaysia yang didirikan pada tahun 1956.

Setelah lantunan ayat suci Al-qur’an, nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu Hymne Universitas Islam Indonesia acara selanjutnya adalah sambutan dari Sahabudin Sidiq, SE., M.A. selaku Ketua Prodi Ilmu Ekonomi dan penyerahan cendera mata kepada kedua pembicara.

Memasuki acara inti, moderator dari kuliah umum kali ini adalah Faaza Fakhrunnas, SE., M.Sc yang merupakan dosen dari program studi Ilmu Ekonomi. Pembicara pertama dari kuliah umum ini adalah sir Zarul Azhar Nasir yang akan membawakan topik tentang real property yang berkaitan dengan isu-isu ekonomi kontemporer, selain isu perekonomian global mengenai perang dagang Amerika Serikat dan China. Isu lain yang tidak kalah menarik adalah mengenai Purchasing Power, hal ini merupakan salah satu isu ekonomi kontemporer perekonomian global. Isu mengenai real estate ini bukan hanya terjadi di Malaysia saja namun, merupakan suatu isu yang menyeluruh dari semua negara. Dilihat dari data yang ditampilkan tersebut bersumber dari International Monetary Funds mengenai Global House Price Index nilainya semakin tinggi bersama dengan bertambahnya tahun.

Pembicara kedua yaitu madam Nor Zarina Mohd Salim yang berbicara mengenai Micro Economy yaitu “Factor Affecting Property Value in Malaysia”  yang terbagi menjadi lima yaitu Residential, Industrial, Agriculture, Commercial, Land Development. Pada data yang berjudul volume dari transaksi (unit) tahun 2017 dan 2018 perumahan memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya, yaitu pada tahun 2017 senilai 194.684 dan pada tahun 2018 senilai 197.789 sedangkan yang paling rendah yaitu pada industrial pada tahun 2017 senilai 5.729 dan pada tahun 2018 senila 6.032. Pengertian dari nilai properti mengacu pada nilai sebidang real estate berdasarkan harga yang disepakati oleh pembeli dan penjual.

Selanjutnya, membahas tentang tingkat pertumbuhan dan populasi tahunan di Malaysia. Pada saat population naik, seharusnya demand naik, sedangkan residential transaction (demand) pada grafik yang ditampilkan menurun dari tahun ke tahun, hal tersebut dikarenakan harga rumah atau tanah semakin mahal. Pada faktor inflasi, efek inflasi terhadap harga adalah positif. Apabila inflasi naik maka harga barang naik. Dengan naiknya harga barang akan menyebabkan daya beli terhadap rumah menurun. Harga rumah di Malaysia pada tahun 2009-2017 semakin mahal. Hal ini dikarenakan rumah yang tidak terjual (unsold) semakin meningkat. Apabila pengangguran naik maka semakin banyak rumah yang tidak terjual, karena pengangguran tidak memiliki pendapatan. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi pembelian rumah dan tanah adalah lokasi. Pusat lokasi yang termasuk ke dalam kawasan strategis akan meningkatkan harga jual rumah. Kesimpulannya adalah terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai rumah atau properti di Malaysia, seperti populasi, faktor pendapatan, lokasi, serta pengangguran dan inflasi. (ARS/WEM)

Sebagai langkah mewujudkan visi menjadi world class university, Universitas Islam Indonesia telah membangun banyak relasi dan kerjasama dengan universitas di dunia, salah satu diantaranya yaitu dengan Universiti Teknologi MARA Malaysia (UiTM). Kedua universitas ini membangun kerjasama yang baik, salah satu bentuknya yaitu dengan saling bertukar konsep dan berbagi pikiran melalui program seminar dan kuliah umum yang diselenggarakan keduanya.

Beberapa waktu yang lalu, Universitas Islam Indonesia mengirimkan perwakilannya menjadi pembicara dalam kuliah umum yang diselenggarakan di UiTM. Kali ini, giliran senior lecturer UiTM yang hadir menjadi pembicara dalam kuliah umum bertema “Importance of Human Resource Management in the Working Place” yang diselenggarakan FE UII pada Selasa pagi, 2 Juli 2019. Kuliah umum ini berlangsung selama 150 menit yang bertempat di Aula Utara FE UII.

Kuliah umum dibuka dengan sambutan dari Ketua Program Studi Manajemen Program Sarjana, Anjar Priyono, S.E., M.Si., Ph.D. Beliau berpesan kepada peserta agar menggali ilmu sebanyak-banyaknya dan memanfaatkan kesempatan ini untuk banyak bertanya kepada narasumber. Peserta terlihat antusias dan bersemangat menyambut kedatangan senior lecturer UiTM, Nursaadatun Nisak Ahmad. Kedatangan Nisak disambut dengan tepuk tangan meriah seisi ruangan.

Antusiasme peserta membuat Nisak semakin bersemangat. Ketua Jabatan Pengurusan Sumber Manusia UiTM tersebut mengambil alih seisi ruangan dan membakar semangat peserta. Di awal acara, beliau menayangkan profil UiTM dan menyampai kan perjalanan kariernya selama 13 tahun menjadi lecturer di UiTM. Perjalanan kariernya terbukti menginspirasi banyak peserta. Banyak peserta yang berdecak kagum dan bertepuk tangan. Kegigihan dan kecintaannya dalam dunia pendidikan telah menghantarkannya melewati proses panjang dan sampai pada titik ini. Beliau bahkan menyampai kan, “Nobody can push you unless yourself. Just do it and face it!”

Semangat peserta semakin membara memasuki inti acara. Karena keingintahuan mereka yang tinggi, kuliah umum berlangsung secara interaktif dan menyenangkan. Perbedaan bahasa tidak menjadi halangan untuk mereka berkomunikasi dan saling bertukar pikiran. Justru itulah, mereka semakin mengerti dan menghargai konsep keberagaman bahwa perbedaan itu indah dan menyenangkan serta semakin memperluas wawasan kita. Nisak banyak sekali memberi ilmu dan informasi baru yang kepada peserta, tidak terkecuali perspektif dan pandangan baru. Latar belakang negara yang berbeda, Indonesia dan Malaysia, tidak membuat Nisak sungkan berbagi informasi dan pandangan. Perbedaan ini malah semakin memperluas wawasan peserta akan international human resources management.

Lama berkecimpung di bidang human resources, Nisak pun banyak berbagi tips tentang interview kerja. Beliau menyampaikan bagaimana cara duduk yang baik, cara membawa tas, bahkan mempraktekkannya di depan. Peserta semakin paham dan berlatih mempraktekannya. Nisak menyampaikan bahwa cara duduk kita secara tidak langsung mendeskripsikan kesiapan kita dalam menjalani interview. Jangan sampai, kesalahan sikap kita menghilangkan peluang kita ke depannya. Ia menegaskan bahwa kita harus berani mengambil dan memanfaatkan peluang. “Don’t waste your time and grab your opportunity for your  future!”

Di akhir acara, Nisak memuji dan mengapresiasi antusiasme peserta. Tak hanya itu, beliau pun berterima kasih atas kesempatan yang telah diberikan padanya sebagai pembicara pada kuliah umum tersebut. “Saya sangat senang dapat hadir di sini dan berbagi ilmu dengan kalian. Merupakan sebuah kehormatan luar biasa karena saya sudah diberi kesempatan untuk berdiri di sini. Sampai jumpa di lain waktu!” ujarnya. Sebelum berpamitan, beliau pun menyempatkan mengambil foto bersama peserta sebagai kenang-kenangan. (DHK/NFF)

Read more

Adanya perkembangan teknologi informasi dalam revolusi industri 4.0, Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan berbagai inovasi untuk merespon tantangan ini. Salah satunya dengan mengintegrasikan kompetensi mengenai sistem informasi seperti program SAP dalam kurikulum pendidikan yang diberikan untuk mahasiswa. MonsoonSIM Enterprise Resource Planning Competition adalah kompetisi yang bertujuan untuk memaparkan konsep perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) melalui permainan simulasi yang menyenangkan dan menarik. Untuk itu prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UII mengadakan Kompetisi Internal MonsoonSim Enterprise Resource Planning Competition 2019, hari Sabtu (22/6) diadakan di hall tengah FE UII. Program Studi Akuntansi melalui koordinator ERP, Isti Rahayu, Dra., Msi, Ak, memutuskan untuk menyelenggarakan suatu kompetisi Business Simulation yang diharapkan dapat lebih memacu mahasiswa untuk memperdalam ilmu serta mempraktekkan konsep ERP di dunia nyata. Kompetisi MonsoonSim tersebut merupakan salah satu cara untuk mengenalkan mahasiswa kepada sistem informasi agar mampu melakukan perencanaan yang lebih matang dengan menggunakan sistem informasi. Kompetisi ini juga diharapkan dapat memberikan pengalaman dan kemampuan analisis dari data serta informasi yang diberikan secara real time agar dapat mengambil keputusan dengan baik. Kompetisi tersebut diikuti oleh 20 tim dengan jumlah peserta 100 orang dari 3 coach berbeda yang di dampingi oleh Aditya Pandu Wicaksono, Rizki Hamdani dan Ari Santoso. Dari 20 tim itu, dibagi menjadi empat sesi yang setiap sesinya akan bermain lima (5) tim yang nantinya akan diambil dua (2) yang akan memasuki final game di minggu depan. Dalam setiap tim terdiri dari lima (5) akan ditugaskan untuk menjalankan perusahaan virtual untuk bersaing dengan perusahaan virtual lainnya. Pemain dalam game ini akan menjalankan Business Simulation dan bersaing dengan tim lain untuk mencapai serangkaian target bisnis yang ditentukan. Kompetisi internal MonsoonSim ini pertama kali diselenggarakan di FE UII yang diharapkan prodi Akuntansi nantinya dapat mengirimkan tim terbaiknya untuk mewakili UII di tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Jakarta. Dalam kompetisi yang berlangsung cukup menegangkan akhirnya dimenangkan oleh tim Hammam Ghanim sebagai juara pertama, posisi selanjutnya diikuti oleh tim Mober yang sebagai juara kedua, dan di posisi ketiga diduduki oleh tim yang bernama Wanderlust. Juara pertama berhasil direbut oleh tim Hammam Ghanim karena berhasil mengumpulkan total point sejumlah 83,13. Selanjutnya diikuti oleh tim Mober yang memiliki total point sebesar 74,68. (29/6) Dengan hasil ini maka dua tim yang mewakili UII di tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Jakarta adalah tim pertama yaitu Hammam Ghanim yang beranggotakan Muhammad Nur Hidayatsyah, Farida Nailil Muna, Akhlis Faris Mushaffa, Akmal Abdi dan Muhammad Fadhly Rizky Octavio. Tim selanjutnya adalah Mober yang memiliki 5 anggota sebagai berikut, Sitti Juliarti Lalisu, Anisha Oktania, Kharis Maulana, Nur Amalia Andini Hidayati serta Alifiya Miftahul Jannah. Hasil ini merupakan tim terbaik yang akan mewakili UII  yang diharapkan akan memberikan hasil terbaik di kompetisi nasional nanti yang akan berlangsung di Jakarta.(VRS/MRG)

Sebuah kebanggaan bagi sebuah kampus apabila meraih sebuah penghargaan baik untuk kampus itu sendiri maupun prestasi yang diraih oleh mahasiswanya di ajang nasional maupun internasional. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) sangat sadar akan hal tersebut, sehingga bertekad untuk menjajaki dunia internasional untuk terus meningkatkan kualitasnya. Salah satu usaha yang dilakukan yaitu dengan menjalin kerja sama dengan Universiti Teknologi Mara Malaysia. Dengan berkunjungnya UTM Malaysia ke FE UII pada hari Senin (01/7) pukul 14.00 WIB di ruang sidang dekanat Gedung Ace Partadireja, FE UII menambah daftar kerja sama dengan pihak luar negeri.

Universiti Teknologi Mara Malaysia yang kampus utamanya terletak di Shah Alam, Selangor, Malaysia. Universiti Teknologi Mara bermula sebagai Dewan Latehan Rural an Indstrial Development Authority (RIDA) yang beroperasi mulai dari tahun 1956 hingga 1965. Dewan Latehan RIDA didirikan dengan tujuan sebagai pusat percobaan yang menawarkan kursus persediaan untuk remaja luar kota aliran Inggris. RIDA dibentuk pada tahun 1950 untuk membantu meningkat kan taraf ekonomi penduduk bumiputera (pribumi di Malaysia)

Delegasi Universiti Teknologi Mara, Malaysia, Nor Zarina Mohd Salim selaku Head of Department Business Management mengatakan, “Kunjungan kami ke FE UII adalah untuk berkolaborasi atau bekerja sama dengan universitas lainnya yang ada di Asia khususnya. Universitas Islam Indonesia adalah kampus pertama yang menjadi tujuan pertama kami untuk dikunjungi.” Kemudian mereka juga menyatakan bahwa kunjungan ini dilaksanakan sekaligus sebagai kegiatan promosi intens dari Universiti Teknologi Mara, Malaysia.

Acara yang dibuka langsung oleh Dekan FE UII, Bapak Jaka Sriyana, SE., M.Si., Ph.D. Dalam sambutannya, Beliau menyampaikan sekaligus memperkenalkan UII secara garis besar mulai dari kapan didirikannya kampus UII hingga program-program yang ditawarkan UII dan juga prestasi yang didapat oleh kampus maupun mahasiswanya.  Diskusi yang dipimpin langsung oleh Bapak Baziedy Aditya Darmawan, SE., MM. selaku moderator dalam diskusi tersebut. Setelah itu, sampailah ke tujuan utama mereka melakukan pertemuan pada siang hari itu.

Yang menjadi tujuan pembahasan kedua pihak dalam diskusi tersebut ingin membangun kerja sama dengan cara membuat Innovation, Invention, And Design Competition (INDES), International conference on accounting research and education (ICARE) dan Guest Lecture. Diskusi diawali dengan pengenalan kedua universitas, sebab ini merupakan pertemuan pertama. Pertemuan ini dilaksanakan dengan format informal sehingga alur diskusi yang dilakukan tidak terpaku pada naskah yang telah dibuat. UII merupakan perguruan tinggi pertama di Indonesia yang disinggahi oleh tim akademisi dari negeri Jiran tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya penyesuaian baik dari segi pemahaman budaya universitas, hingga perbedaan tata kelola pengajaran. Perbincangan yang berlangsung cukup lama itu, membahas banyak hal baru yang mampu menambah pengetahuan terkait kerjasama antar universitas.

Namun, dalam diskusi yang sangat hangat tersebut belum ada keputusan yang diambil. Karena ini baru pertemuan pertama kedua pihak dan butuh proses pemikiran yang matang demi tercapainya tujuan bersama. Pertemuan pada hari ini menjadi langkah awal yang cukup besar. Terlihat dari masing-masing peserta yang sangat antusias menjalani proses jalannya acara. Begitupun ketika akhir diskusi. Semoga kerjasama yang akan dibangun sangat membantu dalam pengembangan masing-masing kampus. (NVZ/MAR)

Sebagai bentuk upaya meningkatkan kualitas sistem pendidikan, Fakultas Ekonomi UII berkomitmen untuk terus mengembangkan mutu agar selalu menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Upaya ini diimplementasikan dalam kegiatan kunjungan yang dilakukan pada hari Jumat, 28 Juni 2019. Pada kesempatan kali ini, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia menerima kunjungan dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. “Kegiatan ini bukan hanya sebagai ajang silaturrahmi, tapi juga diharapkan untuk saling belajar dan bertukar ilmu.” ujar Dr. Sahabudin Siddiq, S.E., M.A. selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Program Sarjana Fakultas Ekonomi UII.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dihadiri oleh tiga perwakilan, yaitu Arief Fitrijanto, S.Si., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan, Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., M.B.A. selaku Ketua Prodi Studi Perbankan Syariah, dan Ela Patriana, M.M. selaku Sekretaris Program Studi Manajemen. Berasal dari latar belakang yang sama yaitu pendidikan ekonomi, mereka bertiga berharap mendapat pengetahuan yang lebih luas lagi tentang bagaimana mereka belajar dari tempat yang memiliki wawasan yang sama di bidang mereka.

Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB, dibuka dengan sambutan oleh Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Dr. Sahabudin Siddiq, S.E., M.A. dan dilanjutkan dengan penjelasan singkat tentang Fakultas Ekonomi UII. Beliau menjelaskan tentang sistem pengajaran dan pendidikan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi UII. Tidak hanya itu, beliau juga menjelaskan tentang fasilitas akademik dan kemahasiswaan yang disediakan dengan baik di kampus ini. Mulai dari tenaga pengajar, kurikulum,  kerjasama, alumni, dan lain-lain.

Diskusi pagi itu diawali dengan membicarakan perihal perbedaan kurikulum yang diterapkan kedua universitas, terutama pada Program Studi Manajemen dan Akuntansi. Keduanya memiliki program sertifikasi SAP yang tidak dimiliki Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. Sehingga hal tersebut menjadi inspirasi bagi mereka untuk dapat mengembangkan kedua program studi tersebut. Selain itu, pelaksanaan tugas akhir yang bervariasi dengan adanya tiga pilihan yang dapat ditawarkan pada mahasiswa menjadi karakteristik tersendiri bagi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UII. Topik selanjutnya yang menjadi pembicaraan hangat yaitu adanya isu bahwa pemerintah digadang-gadang akan menghapus program D3 dan menggantinya dengan D4 atau sarjana terapan. Akan tetapi, isu tersebut masih menjadi perkara yang harus dikaji lebih lanjut terutama bagi civitas akademika di tingkat universitas.

Bukan hanya prodi Manajemen, prodi akuntansi pun memiliki berbagai akreditasi ACCA yang menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, kerja sama dengan berbagai universitas di dalam maupun luar negeri, membuka banyak kesempatan bagi mahasiswanya untuk menerbangkan sayap pengetahuannya lebih lebar lagi. Prodi yang terakhir dibahas pada kesempatan tersebut adalah Ilmu Ekonomi. Tamu dari ibukota tersebut menanyakan perihal adanya Prodi Ekonomi Islam di FE UII, hal ini langsung dijawab lugas oleh tuan rumah bahwa prodi tersebut menjadi bagian dari FIAI UII.

Pertemuan yang dilaksanakan oleh kedua perguruan tinggi islam terbaik ini, tentu tidak lepas dari penerapan nilai keislaman yang diterapkan oleh keduanya. Berkaitan dengan kegiatan  keagamaan wajib yang harus menjadi bagian dari pembelajaran di kampus, UII mengatur SKS kegiatan keagamaan dengan memasukkannya dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Sehingga, SKS akademik yang diwajibkan mahasiswanya tetap berjumlah 144. Tidak hanya itu, terdapat banyak pembahasan lain baik yang formal hingga informal. Salah satu contohnya seperti lahan parkir yang tersedia di UII.

Kegiatan hari itu ditutup dengan tour campus oleh delegasi FEB UIN. Mereka mengunjungi beberapa tempat yang menjadi icon dari kampus UII sendiri seperti Laboratorium Komputer, Laboratorium SAP, dan Pojok BEI. Mempererat silaturahmi menjadi salah satu harapan dari adanya kunjungan ini. (NFF)

 

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia kembali mengadakan sosialisasi yang bertemakan Fungsi dan Peran LPS, dengan judul yang sangat menarik bagi para millenials yaitu “Meningkatkan Kepercayaan untuk Berinvestasi di Bank bagi Mahasiswa”. LPS merupakan lembaga independen yang berfungsi untuk menjamin pinjaman nasabah di perbankan. Sosialisasi tersebut menghadirkan dua pembicara yaitu Danu Febrianto yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Sumber Daya Manusia dan Administrasi dan Bagus Panuntun, SE., MBA yang menjabat sebagai Certified Financial Planner, Wealth Manager, Dosen Fakultas Ekonomi UII. Kegiatan yang terbuka bagi seluruh mahasiswa FE UII tersebut diselenggarakan pada Kamis, 27 Juni 2019 di Aula Utara Fakultas Ekonomi UII.

Pada kesempatan tersebut, Danu Febrianto menjelaskan mengenai kasus-kasus seperti apa saja yang dihadapi oleh LPS. Beliau mengatakan bahwa apabila suatu bank ditutup bukan berarti bank tersebut kalah bersaing, tetapi dikarenakan banyak pengurus bank yang ‘nakal’ sehingga bank mengalami kesulitan. Kasusnya seperti kredit fiktif dan korupsi. LPS sendiri mempunyai metode Least Cost Test yang merupakan tes uji biaya paling murah dengan cara mempertimbangkan apakah bank tersebut layak diselamatkan atau ditutup. Contohnya apabila pada bank tersebut sudah tidak ada nasabah lagi dan tidak ada sesuatu hal yang positif yang harus dipertahankan seperti tidak adanya produk unggulan, maka sebaiknya bank ditutup karena biaya penyelamatan yang akan dikeluarkan besar. Apabila bank tersebut diselamatkan dapat dilakukan dengan cara injeksi modal atau promosi. Namun berbeda halnya dengan nasabah yang ‘lari’ karena permasalahan riba, LPS tidak punya fungsi itu. Tetapi itu merupakan wewenang OJK untuk melakukan sosialisasi. Mengenai kasus bank century menurut beliau Bank Century bermasalah sebelum masuk ke LPS selain itu mengenai permasalahan kasus antaboga, antaboga bukan produk perbankan tetapi produk reksadana. Nasabah di bank iming-imingi produk antaboga, setelah nasabah mengambil uang di bank kemudian di investasikan di antaboga namun uang justru dibawa lari oleh pihak antaboga. Oleh karena itu, Sosialisasi mengenai peran dan fungsi LPS ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan bagi mahasiswa untuk berinvestasi di bank.

Pembicara yang kedua bapak Bagus Panuntun membicarakan tentang ekonomi mikro berbeda dengan pak Danu Febrianto yang membicarakan tentang ekonomi makro. Di era sekarang akses informasi paling tinggi diperoleh melalui internet yang dapat di akses secara bebas melalui smartphone. Melalui internet kita dapat memperoleh barang yang diinginkan secara mudah dan cepat. Menurut beliau keinginan hanya merupakan kenyamanan dan kesenangan semata. Masalah yang dihadapi adalah kelangkaan, maksudnya adalah keinginan yang tidak terbatas namun modal yang terbata. Sehingga di era sekarang penting untuk mengetahu tips mengatur keuangan. Tips pertama yang dibagikan adalah pada saat kita shopping maka kita harus membuat decision making. Apakah barang tersebut worth it untuk dibeli atau tidak, kita juga harus memikirkan apakah kita hanya sekedar ingin atau butuh atas barang tersebut. Tips yang kedua yaitu sharing, dengan cara berbagi maka kita dapat mengerti bahwa uang yang dimiliki bernilai tinggi, contohnya di dalam Islam yaitu zakat. Tips yang ketiga yaitu saving atau menabung, maksudnya adalah kita harus memiliki kontrol terhadap diri kita sendiri untuk menyisihkan uang agar tidak kita gunakan semua untuk hal-hal yang belum kita butuhkan. Tips yang keempat yaitu selling dengan cara menjual barang. Setelah itu kita membaca tips ini dibalik urutannya dari saving.dan yang terakhir beliau mengatakan bahwa kita jangan langsung percaya terhadap sesuatu (Financial check up), tentukan keinginan dan prioritas, rencana anggaran dan alokasi tabungan untuk masa depan. Oleh karena itu, diharapkan para millenials dapat mengatur keuangannya sebaik mungkin. (ASD/ARS)