Badan Wakaf Dalam Islam, wakaf merupakan amalan utama di mana seorang muslim menyerahkan harta bendanya guna dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan umat. Seringkali harta yang diwakafkan identik dengan benda-benda yang berwujud, baik itu benda bergerak ataupun benda tidak bergerak, seperti tanah, rumah, bangunan, dan uang. Namun seiring dengan perkembangan zaman, definisi objek wakaf dapat pula menjangkau harta benda yang tidak berwujud. Salah satunya yakni hak kekayaan intelektual (HAKI).

Di masa sekarang, HAKI merupakan bentuk kekayaan tidak berwujud sebagai hasil pemikiran manusia. HAKI yang telah dipatenkan dapat mendatangkan manfaat finansial bagi pemiliknya. Oleh karena itu, seyogyanya HAKI pun dapat pula diusulkan masuk ke dalam objek wakaf. Sebab HAKI yang diwakafkan dapat mendatangkan manfaat bagi umat dan masyarakat, di samping juga memberi nilai ibadah bagi ahli wakaf.

Sebagaimana tergambar dalam seminar nasional “Hak Kekayaan Intelektual Sebagai Objek Wakaf” yang berlangsung di Auditorium UII, Jalan Cik Di Tiro No. 1, Yogyakarta pada Selasa (13/10). Seminar diselenggarakan oleh Fakultas Hukum UII. Tema seminar yang cukup menarik dan tergolong baru ini mengundang antusiasme yang tinggi dari peserta. Para peserta yang terdiri dari berbagai kalangan seperti akademisi, mahasiswa, birokrat, praktisi hukum, dan agamawan memadati ruang auditorium hingga penuh.

Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam perspektif Islam, ilmu yang sifatnya baru ataupun sebuah penemuan, jika memiliki nilai kemanfaatan bagi umat manusia, hendaknya disebarluaskan. Sebab hal itu juga akan memberi nilai lebih bagi si penemu di mana ini akan dinilai sebagai ibadah yang tidak terputus amalnya. Konsep semacam ini tentunya berbeda dengan sudut pandang Barat. HAKI dapat disebarluaskan namun dengan membayar royalti yang cukup tinggi bagi penemunya.

Sementara itu, Direktur Kerjasama dan Promosi Dirjend HAKI, Kementerian Hukum dan HAM RI, Parlagutan Lubis, SH, MH menyambut positif diadakannya seminar oleh FH UII. Menurutnya, meski Indonesia sebagai negara besar di ASEAN, namun perkembangan HAKI dinilainya masih butuh banyak perbaikan. Negara tetangga seperti Singapura yang wilayahnya kecil justru sangat produktif dalam pengembangan HAKI.

“Tantangan Indonesia semakin berat, apalagi seiring dengan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kesadaran masyarakat tentang HAKI perlu semakin ditingkatkan”, ujarnya. Ia berharap kalangan akademik di kampus juga berperan dalam mendorong kesadaran itu lewat seminar maupun sosialisasi.

Penandatanganan Nota Kesepahaman

Badan Wakaf2 Pada waktu yang bersamaan juga dilangsungkan penandatanganan memorandum of understanding di antara UII dan Dirjend HAKI, Kemenkumham RI. Kedua pihak sepakat untuk melakukan kerjasama, khususnya di bidang pengembangan HAKI. Kontribusi UII dalam kerjasama ini diarahkan sesuai dengan kapasitas UII sebagai lembaga pendidikan tinggi, yakni lewat aktifitas di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

sumber: www.uii.ac.id

SINDO Ratusan mahasiswa UII nampak antusias memadati Auditorium Kahar Muzakkir, kampus terpadu UII sejak Kamis pagi (10/8). Para mahasiswa ini tertarik untuk mengikuti berbagai acara dalam SINDO Goes to Campus (SGTC) yang digelar oleh Koran SINDO bekerjasama dengan Direktorat Humas UII. SGTC yang pada kali ini mengangkat tema “Konvergensi Media di Era Digital” mampu menyedot animo peserta di sekitar kampus UII karena di dalamnya juga terdapat even coaching clinic presenter dan fotografi. Even tersebut mengajak peserta untuk menyelami dunia presenter televisi dan belajar fotografi jurnalistik. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika sebelum acara dimulai pun kuota pendaftaran telah terisi penuh.

Menanggapi acara ini, Wakil Rektor III UII, Dr. Abdul Jamil, SH, MH mengatakan bahwa di era digital seperti sekarang, kebutuhan masyarakat terhadap arus informasi sudah sangat tinggi. “Terlebih sekarang informasi dapat diakses dengan mudah lewat perangkat digital, seperti smartphone dan komputer jinjing sehingga mempengaruhi pola perilaku masyarakat”, ujarnya. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi bagaimana masyarakat dapat menyikapi perubahan ini dengan tepat.

Sementara Kepala Biro Koran SINDO DIY, Rio Saptono mengatakan digitalisasi informasi menghadirkan perubahan dan tantangan baru bagi media-media konvensional yang telah lama eksis. Menurutnya, dengan adanya era digital tidak lantas menyebabkan media konvensional, seperti koran dan radio lantas kehilangan pasar, namun menuntut adanya inovasi untuk terus bertahan.

SINDO 2

Direktur Humas UII, Karina Utami Dewi, S.IP., MA menuturkan bahwa pihaknya menyambut baik jalinan kerjasama yang ditawarkan SINDO Media lewat gelaran SGTC. “Kami tentu mendukung segala aktivitas positif yang diselenggarakan dalam rangka mengikuti perkembangan zaman”, katanya. Menurutnya, mahasiswa dan sivitas akademika kampus perlu lebih jauh mengenal tentang dunia m

Salah seorang pemateri seminar, Wakil Pemimpin Redaksi Koran SINDO, Dwi Sasongko optimis jika media cetak dapat terus bertahan di tengah era digital. “Selalu ada peluang untuk tetap eksis di tengah perubahan zaman asal kita terus berinovasi dan melakukan terobosan. Pertumbuhan internet bukan ancaman melainkan peluang untuk melakukan konvergensi”, jelasnya. Pada sesi akhir acara, 20 orang peserta terpilih berkesempatan mengikuti coaching clinic presenter bersama iNews TV.edia massa karena hal ini dekat dengan kehidupan manusia.

sumber : www.uii.ac.id

LEM UII Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) UII terus berbenah dalam melakukan regenerasi organisasi. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan melangsungkan pergantian kepengurusan dalam struktur organisasi. Upaya ini meski berlangsung secara rutin setiap tahun namun merupakan bagian penting yang dapat membawa semangat baru dalam berorganisasi.

Dengan ini LEM UII dapat terus membawa nilai-nilai aktivisme dalam kampus UII yang dikenal sebagai kampus perjuangan. Seperti nampak dalam pelantikan Pengurus LEM UII Periode 2015-2016 yang diadakan di Auditorium Kahar Muzakkir, kampus terpadu UII pada Jum’at sore (2/10). Kepengurusan LEM diserahterimakan oleh Ketua LEM UII 2014-2015, Edi Subagyo kepada Ketua LEM UII 2015-2016, Dhimas Panji Wira Atmaja. Dhimas merupakan mahasiswa UII jurusan Ekonomi Islam yang berasal dari Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Wakil Rektor III UII, Dr. Abdul Jamil, SH, MH dalam sambutannya menekankan bahwa LEM merupakan organisasi kemahasiswaan yang merepresentasikan semangat UII sebagai kampus perjuangan sekaligus pemersatu lembaga kemahasiswaan lainnya.

“Aktif di lembaga bukan sekedar untuk meningkatkan eksistensi, tapi bagaimana berlatih mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang baik bagi bangsa ini di masa depan”, terang Abdul Jamil.

Selain itu, ia juga berpesan agar para anggota kepengurusan LEM yang baru dapat bekerja dengan hati nurani yang membawa makna kepedulian terhadap permasalahan sosial di dalam masyarakat. “LEM lahir adalah untuk berjuang bagi bangsa ini. Peran saudara tentunya sangat ditunggu oleh masyarakat sehingga harus belajar untuk peka terhadap situasi sosial di masyarakat”, pungkasnya.

sumber: www.uii.ac.id

foto artikel Simposium Nasional Akuntansi (SNA) merupakan forum kajian ilmiah yang memberi kesempatan bagi para akademisi, praktisi, dan mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk mempresentasikan hasil penelitian terbaiknya di bidang akuntansi. Kegiatan tahunan ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sejak tahun 1997 yang dilaksanakan di Yogyakarta, dan pada tahun-tahun selanjutnya diselenggarakan secara bergantian oleh Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia.

SNA XVIII dilaksanakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU) di Medan pada tanggal (16-19/09). Kegiatan ilmiah ini dihadiri oleh 39 narasumber, 108 pemakalah dan para audience. Beberapa peserta SNA XVIII merupakan mahasiswa dan dosen dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) yang diwakili oleh Hanif F. Rahadian (mahasiswa), Laila Tiffani (mahasiswa), Eke Ayu (mahasiswa), Muamar Nur Kholid (dosen), dan Muqodim, Drs. MBA, Ak., CA. (dosen). Salah satu pemakalah yaitu Hanif F. Rahadian membahas tugas akhirnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pengumpulan data business intelegence.

Selain paparan hasil penelitian akuntansi dari para pemakalah, dalam kegiatan SNA XVIII yang mengusung tema “Peluang dan Tantangan ASEAN ECONOMIC COMUNITY (AEC) terhadap Profesi Akuntan di Indonesia” juga dilaksanakan kuliah umum bersama narasumber terdiri dari 39 orang pakar, praktisi dan regulator. Tujuannya untuk memberikan pandangan tentang kesiapan profesi akuntan di Indonesia untuk menghadapi era AEC.

Kegiatan SNA diharapkan selain mendorong para peneliti untuk selalu melakukan penelitian yang berkualitas, juga membuka kesempatan bagi para peserta untuk mengikuti perkembangan keilmuan terkini di bidang akuntansi. Kegiatan SNA juga dapat memperluas jaringan kerjasama antar berbagai perguruan tinggi di Indonesia maupun di luar negeri. Disamping itu, dalam kegiatan tersebut akan terjadi komunikasi ilmiah, bisnis dan budaya secara nasional dan internasional yang tentunya mempunyai dampak ekonomi bagi masyarakat Indonesia.

PKM Gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke XXVIII kembali diadakan. Kali ini PIMNAS yang memasuki tahun penyelenggaraan ke-28 digelar di Universitas Halu Oleo, Kendari pada 5-9 Oktober 2015. Masing-masing universitas dari seluruh penjuru Indonesia mengirimkan tim-tim terbaiknya untuk memetik medali dalam PIMNAS. Tak terkecuali bagi Universitas Islam Indonesia yang juga mengirimkan mahasiswanya untuk berpartisipasi dalam ajang bergengsi tersebut.

Tahun ini, setidaknya UII memberangkatkan 2 tim program kreativitas mahasiswa (PKM) yang terdiri dari 14 orang mahasiswa. Para mahasiswa UII ini mengaku siap membawa nama kampus dan tampil maksimal untuk memperoleh medali dalam PIMNAS XXVIII. Sebagaimana tergambar dalam acara pelepasan tim PKM UII menuju PIMNAS XXVIII yang berlangsung di Gedung Rektorat GBPH Prabuningrat, kampus terpadu UII, Jum’at (2/10).

Direktur Kemahasiswaan UII, Beny Suranto, ST,. M.Soft.Eng dalam acara tersebut menyampaikan apresiasinya atas kerja keras tim PKM UII yang telah lolos ke PIMNAS. “Atas nama pimpinan, saya ucapkan selamat pada adik-adik mahasiswa dan dosen pembimbing yang telah mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk PIMNAS ini. Semoga kalian dapat mengukir prestasi yang membanggakan dalam ajang ini”, ujarnya.

Beny Suranto juga berharap apapun hasil yang diraih dari PIMNAS nantinya, para mahasiswa yang terlibat dalam PKM UII dapat terus aktif dalam komunitas PKM yang telah digagas oleh Direktorat Kemahasiswaan. “Yang paling penting adalah pengalaman dan pelajaran, tularkan semangat dan kreativitas yang kalian dapat kepada adik-adik angkatan sehingga tahun depan kita dapat tampil lebih baik di PIMNAS”, harapnya.

Sementara itu, Hikmat Ramdhani dan Jumardin Rua, mahasiswa PKM UII yang lolos PIMNAS, mengaku timnya siap bertanding dan bersaing dengan ratusan peserta PKM lainnya. “Kami sudah berlatih presentasi dan menyiapkan segalanya sejak ada pengumuman tim kami lolos PIMNAS”, ujarnya. Mereka mengusung PKM bidang penelitian yang fokus meneliti konversi biodisel dari minyak jelantah.

Senada, Adam Ikhya Alfarokhi, mahasiswa PKM UII yang terjun di bidang pengabdian masyarakat, mengatakan timnya telah menyiapkan amunisi khusus untuk menarik perhatian juri PIMNAS. “Program pengabdian masyarakat kami bergerak di bidang penyelamatan lingkungan khususnya hutan mangrove di pesisir pantai. Saat ini kami telah memiliki mitra yang dapat mendukung program tersebut agar terus berjalan secara berkelanjutan. Harapannya ini dapat menjadi poin plus bagi tim kami”, tuturnya.

sumber: www.uii.ac.id

uii Sehubungan makin maraknya penipuan menggunakan media short message service (SMS) mengatasnamakan pimpinan UII, ataupun konfirmasi melalui telepon dengan sasaran Tenaga Kependidikan UII, dengan modus;

Memberitahukan bahwa penerima SMS ditunjuk untuk mendampingi Pimpinan Universitas pada RakerNas Peningkatan Mutu dan Kinerja Tenaga Kependidikan dari Ditjend Dikti Kemendiknas, yang akan dilaksanakan pada Tgl. 3-4 Oktober 2015, di Hotel Grand Cempaka Jakarta,

Maka dengan ini dihimbau agar para Tenaga Kependidikan UII untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi dengan memverifikasi ulang terlebih dahulu tentang kebenaran informasi yang didapat kepada pemegang otoritas baik universitas maupun fakultas.

sumber: www.uii.ac.id

Jurnal Upaya peningkatan kualitas dosen pengajar di Universitas Islam Indonesia (UII) terus dilakukan, salah satunya adalah dengan mendorong dosen-dosen untuk meningkatkan publikasi ilmiah pada jurnal internasional. Dalam rangka realisasi dari upaya tersebut, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII hari ini (25/09) menggelar workshop dengan tema penulisan artikel Ilmiah untuk jurnal internasional bertempat di Ruang Sidang Lantai 2 Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Sardjito UII.

Turut hadir membuka acara tersebut Wakil Rektor I UII Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI., dan Direktur DPPM UII Prof. Akhmad Fauzy, Ph.D., selain itu juga mengundang pemateri Prof. Dr. M. Aris Marfai, M.Sc., dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan Jaka Sriyana, Ph.D. dari UII.

Dalam sambutannya, Ilya Fadjar menyampaikan bahwa penyelenggaraan workshop kali ini sangat relevan dengan cita-cita UII untuk menjadi research university, dalam rangka mewujudkancita-cita tersebut dosen-dosen di UII perlu didorong untuk melakukan penelitian dan publikasi ilmiah di jurnal-jurnal Internasional.

“Namun demikian UII tetap harus mempertahankan budaya teaching university karena pada dasarnya ruh dari sebuah instansi pendidikan terutama perguruan tinggi adalah pengajarannya”, imbuh Ilya Fadjar

Selanjutnya Akhmad Fauzy memaparkan dalam laporannya bahwa selain dari dosen UII workshop kali ini juga diikuti oleh dosen-dosen dari 14 perguruan tinggi di DIY dan Jateng. Sementara tujuan dari gelaran workshop ini adalah untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman dosen-dosen terkait dengan pedoman serta trik-trik penulisan artikel ilmiah agar bisa tembus di jurnal internasional.

sumber: www.uii.ac.id

Keutamaan dalam kurban merupakan sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasullullah SAW, apakah qurban itu?” Rasullullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?” Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan,” (HR. Ahmad dan ibn Majah)

Setiap umat beragama pastinya selalu merayakan hari raya mereka setiap tahunnya. Begitu pula umat muslim. Dalam memperingati hari raya Idul Adha, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) bersama Jama’ah Al Muqtasidin melaksanakan kurban untuk mengisi perayaan Idul Adha 1436 H. Disamping itu juga  melangsungkan shalat Idul Adha (24/09) bersama di FE UII yang diimami oleh Lanjar Kurniawan, S.T dan khotib Priyonggo Suseno, S.E,. M.Sc. Setelah itu dilanjutkan dengan pelaksanaa kurban di Bantul. Pemilihan lokasi penyenbelihan binatang kurban ini dengan meihat kondisi masyarakat setempat dan pembagian daging kurban lebih diprioritaskan ke daerah-daerah terpencil.

Menurut pengakuan Briandana Oktavian salah satu anggota JAM FE UII dan pengurus hari raya Idul Adha “tahun ini hewan qurbannya di salurkan ke tiga desa di Bantul” alasan disalurkan ke Bantul karena pihak kampus tidak mengizinkan hewan kurban disembelih di lingkungan FE UII. Briandana menambahkan bahwa berbeda dengan tahun sebelumnya dimana perayaan Idul Adha dilaksanakan di lingkungan FE UII. Lebih tepatnya dilaksanakan di depan area gedung Internasional Program (IP) FE UII dengan total qurban 2 ekor kambing. Banyaknya jumlah hewan kurban membuat proses penyembelihannya dapat dilakukan di lingkungan FE UII.

Pada Idul Adha 1436 H kali ini, FE UII berkurban lebih banyak dari tahun lalu yaitu 6 ekor kambing. Minimnya tempat di FE UII untuk proses penyembelihan 6 ekor hewan kurban menjadi alasan pihak kampus tidak mengizinkan penyembelihan hewan kurban di lingkungan FE UII. Disisi lain, penyembelihan hewan kurban di Bantul agar dapat berbagi kepada saudara-saudara yang lebih membutuhkan dan berbagi kebaikan dihari yang suci.

Public Speaking Dalam sebuah acara, kehadiran seorang pembawa acara atau master of ceremony (MC) dinilai sangat penting. MC tidak sekedar membacakan susunan acara, namun juga turut merancang, mengarahkan, dan mengendalikan acara. Tujuan dari peran MC adalah menyukseskan berlangsungnya acara dengan tertib lancar, tepat waktu, dan sesuai dengan temanya. Untuk dapat menjalankan perannya tersebut, tentunya MC perlu menguasai beberapa kecakapan khusus. Salah satu kecakapan yang penting dimiliki MC adalah kemampuan berbicara di depan publik (public speaking). Kemampuan public speaking selain dibangun lewat pengalaman juga dapat dipelajari lewat pelatihan atau workshop.

“Public speaking meliputi pengetahuan, seni, dan keterampilan menyampaikan pesan di depan umum dengan lancar, runtut, menarik, dan berpengaruh”, terang Drs. Imam Mujiono, M.Ag ketika menyampaikan pelatihan Public Speaking dan MC di hadapan para pembawa acara di lingkungan UII. Training yang diprakarsai oleh Direktorat Humas UII ini diadakan di GKU Prof. dr. Sardjito, kampus terpadu UII pada Kamis (17/9). Peserta dari training ini meliputi tenaga kependidikan, perwakilan lembaga kemahasiswaan, dan mahasiswa marketing communication di lingkungan UII.

Disampaikan oleh Imam Mudjiono, seorang yang tertarik menjadi pembawa acara harus memiliki passion yang tinggi, kepribadian menarik dan simpatik, dan ditunjang dengan keinginan kuat untuk terus belajar. “Profesi MC harus dijalani dengan profesional dan sungguh-sungguh sebab kredibilitas dan reputasi MC seringkali menyebar dengan cepat lewat penilaian para hadirin yang mendatangi suatu acara”, tambah dosen yang telah malang melintang sebagai MC di tingkat nasional ini. Seringkali MC tampil kurang maksimal padahal ia tengah banyak dinilai oleh para hadirin.

Selain itu, Imam Mudjiono juga menambahkan bahwa MC harus memiliki komunikasi verbal dan non verbal yang baik. Komunikasi verbal menyangkut kemampuan MC dalam mengolah kata, seperti durasi, tempo, diksi, intonasi, dan penekanan kata. Sedangkan komunikasi non verbal meliputi bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan antusiasme.

Di akhir acara, Imam Mudjiono mengajak para peserta untuk mempraktekkan kemampuannya sebagai pembawa acara kemudian dievaluasi oleh para peserta lainnya. Para peserta nampak antusias dan sangat tertarik mengikuti setiap sesi materi yang terlihat dari banyaknya pertanyaan yang ditujukan kepada pembicara.

sumber: www.uii.ac.id

Radhar Panca Dahana Pancasila sebagai dasar Negara bangsa Indonesia hingga sekarang telah mengalami  perjalanan waktu yang tidak sebentar, dalam rentang waktu tersebut banyak hal atau peristiwa yang terjadi menemani perjalanan pancasila, sehingga berdirilah pancasila seperti sekarang ini di depan semua bangsa Indonesia. Begitu juga dengan ekonomi yang merupakan hal yang sangat erat dengan kehidupan kita. Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini jauh dari dasar pancasila yaitu dari landasan negara kita. Pancasila bukan berarti hanya terkait dengan pasal-pasal yang dijabarkan dalam Undang Undang Dasar 1945, tetapi juga menjadi implementasi dari kehidupan kita.

Ekonomi cukup kritik budaya pada kapitalisme merupakan sebuah buku yang sangat menarik ditulis oleh Radhar Panca Dahana yang merupakan seorang sastrawan, jurnalis sekaligus pegiat teater. Radar menyelesaikan studi sosiologi di FISIP Universitas Indonesia  dan Program Pasca Sarjana di EHESS Paris, Prancis. “Tentu saja bukan karena saya menganggap diri ekonomi atau pengamat ekonomi, sekurangnya memiliki sedikit formasi akademik di bidang ekonomi, lalu saya berani menyusun buku yang berfokus pada perihal ekonomi dari seluruh isinya” ungkap penulis dalam kata pengantar bukunya.

Acara diskusi dan bedah buku Ekonomi Cukup Kritik Budaya pada Kapitalisme berlangsung pada hari (18/09) pukul 15.30 WIB yang bertempat di ruang P1/2 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII). Acara bedah buku ini dihadiri oleh beberapa dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi UII. Sambutan pertama oleh Dekan Fakultas Ekonomi Drs. D. Agus Hardjito M.Si., Ph.D., CFP dan GKR Hemas yang secara resmi membuka acara ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kita harus memperjuangkan ekonomi sesuai dengan harapan masyarakat karena sampai saat ini belum bisa, sehingga setiap daerah harus bisa menjadi satu forum agar tujuan tersebut tercapai.

Diskusi ini diadakan dengan tujuan agar masyarakat sadar bahwa kita sudah berlari jauh dari ekonomi yang dikibarkan besar-besaran oleh para leluhur kita yaitu ekonomi yang berakarkan budaya ekonomi cukup. Handoyo Wibisono sebagai pembicara kedua dalam acara bedah buku kali ini mengatakan, “Buku ini merupakan suatu penyadaran bagi kita bagaimana ekonomi negara kita perlu diperbaiki dan diluruskan kembali jangan sampai di jajah kembali oleh pihak asing”. Buku ini dilahirkan dengan sebuah keresahan dan kepedulian akan sebuah fenomena kehidupan ekonomi Indonesia saat ini. Dalam bukunya, penulis ingin membongkar seluruh pemikiran ekonomi saat ini yang dianggap normal. Kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dianggap sebagai hal yang tidak normal dan keserakahan menjadi hal yang dianggap normal.