
Menanggapi hal tersebut, program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia bekerjasama dengan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Certified Public Accountant (CPA). Sosialisasi ini diselenggarakan di Aula Utara Gedung Prof. Dr. Ace Partidiredja, Kampus Fakultas Ekonomi UII pada hari Rabu (28/4) dan dihadiri oleh mahasiswa FE UII serta mahasiswa dari perguruan tinggi lain. Sosialisasi ini dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomi UII, Dr. Drs. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si. Dalam sambutannya Agus Hardjito menekankan tentang pentingnya kegiatan ini bagi para mahasiswa yang ingin berkarir sebagai akuntan publik. Terlebih lagi karena FE UII saat ini menjadi salah satu tempat ujian sertifikasi CPA di wilayah Yogyakarta.
Sosialisasi yang bertema Sosialisasi CPA dan New CPA Program 2015 ini menghadirkan narasumber Tarkosunaryo, MBA, CPA, yang saat ini menjabat sebagai Ketua IAPI. Tarkosunaryo menyampaikan berbagai informasi penting tentang CPA yang merupakan sertifikasi untuk profesi akuntan publik yang akan diberikan kepada calon akuntan publik setelah menjalani sebuah pelatihan dan ujian sertifikasi. “Sertifikasi tersebut juga merupakan tanda perizinan bagi seorang akuntan publik untuk dapat memberikan layanan jasa assurance”, paparnya. IAPI sebagai organisasi akuntan publik di Indonesia membantu para calon akuntan publik yang ingin menjalani ujian sertifikasi CPA.
Selain menyampaikan mengenai sertifikasi CPA, Tarkosunaryo juga berbagi strategi kepada para mahasiswa untuk menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015. “AEC juga membuka peluang kepada para akuntan publik untuk berkesempatan kerja di negara-negara ASEAN, dan sebaliknya. Sehingga akuntan publik di Indonesia harus siap dan mampu bersaing,” tegasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, Tarko mengatakan bahwa mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan teknis mereka tentang akuntansi, auditing, keuangan, dan bisnis sesuai dengan standar internasional.

Kegiatan kuliah umum ini bertempat di Aula Utara FE UII pada Sabtu (17/04) dan dibuka oleh Ketua Prodi Manajemen, Dr. Drs. Sutrisno, MM. Peserta pada kegiatan ini adalah mahasiswa prodi manajemen, khususnya yang mengambil konsentrasi studi di bidang manajemen sumber daya manusia. Acara ini menghadirkan narasumber Bernadina Okti Adiyanti, S.Psi, P.Si, Human Resource Director, GoodYear dan dipandu oleh moderator, Drs. Arif Hartono, MHRM., Ph.D, dosen Prodi Manajemen.
Bernadina memaparkan tentang perkembangan manajemen SDM dari masa revolusi industri hingga saat ini. Dalam perkembangannya, dunia pengelolaan SDM telah mengalami perluasan fungsi pada tubuh perusahaan. “Saat ini HRM (human resource management –red) berlomba-lomba membangun SDM tidak hanya untuk menjadi pegawai biasa tetapi untuk menjadi talent yang dapat menggerakkan perusahaan”, ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa peranan manajemen SDM kini menjadi semakin penting terutama dalam memastikan keberhasilan pengelolaan perubahan yang dibutuhkan perusahaan, khususnya untuk mengelola bakat-bakat yang berpotensi memimpin perusahaan, agar tetap bertahan dan terus meningkatkan kinerjanya.
Diskusi dalam acara ini berlangsung komunikatif dengan banyaknya pertanyaan dari peserta yang antusias untuk mendapatkan cerita pengalaman dari narasumber sebagai praktisi profesional di bidang manajemen SDM. Dengan adanya acara ini diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai manajemen SDM dan mampu meningkatkan pemahamannya terkait teori yang telah didapat di bangku perkuliahan dengan implementasi di dunia nyata.

Dengan jumlah perguruan tinggi dalam negeri yang begitu banyak dan di tambah semakin gencarnya promosi perguruan tinggi asing yang masuk ke Indonesia, maka setiap perguruan tinggi baik PTN maupun PTS semuanya memiliki tantangan dan peluang yang sama. Kompetisi tidak lagi hanya ditentukan dari rekam jejak institusi melalui akreditasi maupun ragam prestasi lainnya.
Dijelaskan Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., dalam arus globalisasi yang semakin tidak mengenal batas antarnegara, keunggulan dalam kompetisi saat ini setidaknya ditentukan oleh tiga hal: lebih cepat, lebih murah, lebih baik – faster, better, cheaper. “Kalau yang mahal lebih baik itu banyak, tapi kita berusaha dengan biaya yang lebih murah namun dapat memberika pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik.” Ujar Dr. Harsoyo.
Dr. Harsoyo melanjutkan bahwa kualitas pelayanan akan menentukan keberhasilan sebuah perguruan tinggi dalam bersaing, “Keunggulan dalam kompetisi antarperguruan tinggi ke depan juga akan ditentukan oleh kualitas layanan di luar kelas. Pelayanan di dalam kelas seperti kualitas mengajar seorang dosen sudah menjadi sebuah keharusan, dan di saat yang sama, kualitas pelayanan di luar kelas seperti layanan informasi akademik, layanan kemahasiswaan, dan layanan terkait lainnya semakin bermakna penting untuk menunjang pelayanan prima universitas.” Papar Dr. Harsoyo.
Pelayanan prima menurutnya harus diwujudkan oleh seluruh unit yang ada di UII dengan memperhatikan kebutuhan stake holder mulai dari internal kemudian kepada pihak ekternal dari waktu ke waktu. “Pelayanan prima bagi eksternal tidak mungkin dapat berhasil jika di kalangan internal UII saja pelayanan tersebut masih belum terlaksana dengan baik.” Tegas Dr. Harsoyo
Drs. H. Syafaruddin Alwi, M.S. yang merupakan Ketua Pembina Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII mengungkapkan bahwa faktor utama mengapa customer meninggalkan sebuah perusahaan atau lembaga adalah buruknya pelayanan perusahaan tersebut terhadap customer. “75% disebabkan oleh pelayanan yang buruk, 11% ketidakpuasan terhadap produk, 7% harga di tempat lain lebih murah, dan 7% sisanya faktor lain-lain.” Papar Drs. Syafar.
Ia menjelaskan bahwa setiap staf dan karyawan UII perlu memahami kunci-kunci penggerak perubahan sistem pelayanan di antaranya adalah perubahan lingkungan global, penggunaan teknologi informasi yang semakin luas dalam multi dimensi kegiatan masyarakat, perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan terbaik yang semakin tinggi, reaksi kritikal dan emosional dari pelanggan, serta derivasi dan konsekuensi dari visi organisasi.
Sumber : www.uii.ac.id
Salah satu tujuan berdirinya UII adalah untuk membentuk cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa yang bermanfaat bagi masyarakat serta mampu menerapkan nilai-nilai Islam. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Fakultas Ekonomi UII secara konsisten selalu melaksanakan kegiatan Pendampingan Agama Islam (PAI) dalam beberapa tahun terakhir. Kegiatan PAI akan diikuti secara wajib oleh seluruh mahasiswa baru pada setiap tahunnya selama 1 semester dan terintegrasi dengan kurikulum. Selama mengikuti kegiatan PAI, mahasiswa akan didampingi oleh mentor untuk meningkatkan ilmu keIslaman, terutama ibadah dan akhlak.

Turut hadir dalam acara ini, Dekan FE UII, Dr. D. Agus Hardjito, M.Si untuk memberi sambutan sekaligus membuka acara. Menurut Agus, kegiatan PAI merupakan bentuk keturutsertaan Fakultas dalam memberikan pembinaan keagamaan kepada mahasiswa-mahasiswi baru FE UII sebagai tanggungjawab dalam mencetak para cendekiawan muslim tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga ilmu agama. “Kegiatan PAI diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya ilmu agama untuk memperbaiki akhlak serta meningkatkan kesadaran untuk selalu rajin beribadah”, terang Agus.
Acara kuliah umum diisi oleh Ustadz Fadly Noor yang memaparkan materi dan sekaligus memberikan motivasi kepada para peserta. Menurut Fadly, terdapat 2 jenis motivasi yakni push atau dari luar diri sendiri dan pull atau visi dari dalam diri sendiri. Fadly menambahkan bahwa motivasi push adalah seluruh kejadian yang berasal dari luar diri sendiri, bisa berupa ancaman, keterdesakan, dan lain-lain, sedangkan motivasi yang lebih baik adalah motivasi pull yang berasal dari dalam diri sendiri yang keberadaanya akan terus terjaga. “Sebagai manusia kita harus punya visi untuk mendapatkan yang terbaik dan mendapatkan yang lebih baik lagi”, pungkas Fadly.
Usai kuliah umum, kegiatan dilanjutkan dengan pertemuan antara mentor dengan mentee untuk menjalankan kegiatan mentoring selama PAI yang berisi penyampaian materi keIslaman, baca-tulis Al-Qur’an, dan materi ibadah lainnya. Mentoring akan dijadwalkan secara rutin sesuai kesepakatan mentor dan mentee. Mentor PAI merupakan kakak-kakak angkatan dari para mahasiswa-mahasiswi baru. Kegiatan PAI diharapkan tidak hanya meningkatkan ilmu keIslaman melainkan juga mempererat silaturrahmi sesama mahasiswa FE UII.

Profesi ini dinilai belum banyak dilirik oleh para akuntan Indonesia. Padahal dalam sistem ekonomi global khususnya di Amerika atau Eropa, profesi appraisal bagi akuntan termasuk dalam jajaran posisi penting yang banyak diminati. Hal ini dikarenakan profesi tersebut juga memiliki peran yang tak kalah penting dibanding akuntan untuk menilai aset atau keuangan perusahaan.
Demikian gambaran yang muncul dalam penyelenggaraan seminar bertajuk “Peluang dan Eksistensi Profesi Akuntan sebagai Appraisal dalam Implementasi Konvergensi IFRS 2015”. Seminar nasional yang digelar oleh mahasiswa Prodi Akuntansi UII ini menghadirkan pembicara level nasional yang relevan dengan isu tersebut. Bertempat di Ballroom Amarta, Hotel Melia Purosani pada Sabtu (28/3), para peserta diajak memahami tema yang diusung lewat paparan mendalam para pembicara.
Seminar dibuka dengan penyampaian materi oleh pembicara pertama, Rosita Uli Sinaga, SE, Ak, MM, CPA, CA yang mengangkat tema perkembangan konvergensi IFRS di Indonesia. Disampaikan Rosita Uli yang juga sebagai Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bahwa saat ini Indonesia tengah melakukan penyesuaian standar akuntansi keuangan dengan standar yang berlaku secara global. “Standar yang dikenal dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) semakin mendesak untuk diadopsi karena tuntutan perekonomian nasional yang semakin banyak bersinggungan dengan perekonomian global”, ujarnya.
Ditambahkan oleh bahwa implikasi adanya konvergensi IFRS tersebut juga berpengaruh pada penentuan konsep nilai wajar yang selama ini berlaku dalam PSAK. “Tantangan penggunaan nilai wajar yang sering kita hadapi, seperti kondisi pasar Indonesia yang relatif tidak liquid dan pemahaman konsep nilai wajar, serta kesiapan akuntan publik itu sendiri”, jelas wanita yang telah lama berkarir sebagai akuntan tersebut.
Diharapkan melalui penyelenggaraan seminar nasional ini, para mahasiswa akuntansi UII dapat lebih adaptif dan responsif dalam melihat tren perkembangan profesi akuntansi yang sangat beragam. Dengan demikian mereka dapat segera memanfaatkan peluang perubahan tersebut sehingga berhasil memenangkan kompetisi dan eksis dalam dunia lapangan kerja.

Arief Rahman melanjutkan, pada pelaksanaan seleksi PBT Reguler III TA 2015/2016 masih didominasi oleh pendaftar Program Studi Pendidikan Dokter. Seperti diketahui, selain melalui jalur seleksi Penelusuran Siswa Berprestasi (PSB), pendaftar pada Program Studi Pendidikan Dokter UII hanya dapat ditempuh melalui jalur seleksi PBT. Berbeda dengan program studi lain yang ditawarkan oleh UII, dimana proses seleksi bisa melalui jalur seleksi Computer-Based Test (CBT) yang pelaksanaannya dilakukan 6 hari dalam satu minggunya. Terlebih model jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru UII jalur CBT juga bisa diikuti di lebih dari 20 titik di berbagai provinsi di Indonesia.
Kenaikan pendaftar mahasiswa baru UII juga terlihat pada jumlah pendaftar jalur seleksi lainnya. Dilaporkan, total pendaftar dari seluruh jalur seleksi mahasiswa baru TA 2015/2016 hingga gelombang ke III adalah mencapai 7.815, jumlah tersebut meningkat sebanyak 21,77% dari gelombang yang sama di tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah pendaftar jalur PBT pada gelombang ke III sendiri diluar dugaan karena pada bulan Maret dan April adalah saat di mana para siswa SMA sedang sibuk mempersiapkan Ujian Nasional. Namun demikian, pada pelaksanaan seleksi gelombang ke III ini berjalan lancar tanpa adanya masalah yang menghambat bahkan jumlah pendaftar meningkan secara signifikan. “Di luar dugaan kami, kami mengantisipasi bahwa di Periode III akan menurun biasanya, tapi ternyata meningkat”. Ujar Arief Rahman.
Arief Rahman menambahkan, saat ini adalah masa-masa verifikasi dokumen, para pendaftar periode sebelumnya yang berjumlah sekitar 900 calon mahasiswa yang telah melakukan registrasi diharapkan dapat datang langsung ke Kampus UII untuk melakukan verifikasi dokumen sampai batas waktu yang ditentukan yaitu minggu depan dengan menyerahkan fotocopy dokumen lengkap, foto serta melakukan sidik jari. “Ketika verifikasi dokumen, seluruh mahasiswa baru juga akan sekaligus memperolah Jas Almamater, Al-Qur’an, dan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).” Papar Arief Rahman.
Pada pelaksanaan seleksi PBT Reguler III ini, Wakil Rektor III UII Bidang Kemahasiswaan, Dr. Abdul Jamil, S.H.,M.H., berkesempatan meninjau langsung pelaksanaan ujian. Dr. Jamil menyampaikan apresiasinya kepada Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) terutama Tim Promosi yang telah melakukan berbagai kegiatan dan juga promosi yang gencar sehingga walaupun saat ini para siswa SMA sedang sibuk mempersiapkan Ujian Nasional (UN) namun pendaftar UII dapat terus meningkat.
“Ini bisa jadi adalah pertanda kebaikan bagi UII. Biasanya di gelombang 3 menurun tapi untuk kali ini justru naik. Alhamdulillah untuk PBT pada gelombang ini ada kenaikan. Terima kasih karena telah melakukan promo dengan gencar, dan kegiatan-kegiatan civitas akdemika UII lainnya, sehingga ada kenaikan yang signifikan.” Jelas Dr. Jamil.

Selain tagline diatas, AEC 2015 juga akan melakukan proses implementasi beberapa poin terkait dengan perdagangan bebas untuk barang dan jasa, aliran tenaga kerja antar negara, aliran investasi antar negara, dan aliran modal antar negara ASEAN.
Demikian itu kiranya materi yang disampaikan oleh Dr. Bagian Aleyssa A. Abdulkarim, RSW ketika memberikan kuliah umum didepan mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) siang ini (18/3). Kuliah umum yang diisi oleh Dekan dari Collage of Social Work amd Community Development Western Mindanao State University, Zamboanga City, Filipina ini bertempat di Aula Utara Lantai 3 Gedung Prof. Ace Partadiredja Fakultas Ekonomi UII.
Kuliah umum yang diselenggarakan oleh Pusat Pengkajian Ekonomi (PPE) FE UII juga dihadiri oleh Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Akhsyim Afandi MA, Ph.D., Kepala PPE UII Awan Setiawan Dewanta, dan beberapa dosen Ilmu Ekonomi serta mahasiswa yang tampak antusias mengikuti acara tersebut.
Disampaikan oleh Akhsyim Afandi bahwa kuliah ini sangat bermanfaat terutama untuk menyiapkan mahasiswa dalam rangka menghadapi AEC 2015, karena siap ataupun tidak kesepakatan integrasi negara-negara ASEAN tetap harus dilakukan.
Selanjutnya, Dr. Bagiann Aleyysa menyampaikan beberapa materi terkait dengan kesiapan negara ASEAN dalam menghadapi imlementasi AEC 2015, khususnya Filipina dan Indonesia, serta apa saja yang harus disiapkan oleh masing-masing negara tersebut untuk bisa bertahan dalam persaingan yang harus dihadapi.

Demikian disampaikan Presiden Universitas Rangsit, Dr. Arthit Ourairat, dalam seremoni penandatanganan nota kesepahaman antara Universitas Islam Indonesia (UII) dengan Universitas Rangsit, Thailand di Gedung Administrasi Universitas Rangsit, Selasa (10/3). Hadir dalam seremoni tersebut, Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc.
Dr. Arthit yang pernah menjabat Menteri Luar Negeri Kerajaan Thailand tersebut menegaskan pentingnya kerjasama antarlembaga perguruan tinggi di kawasan Asia Tenggara sebagai media dalam membangun kesadaran akan pentingnya pemahaman lintas budaya. “Dalam dunia yang semakin global dan tidak berbatas, saya berharap kerjasama UII-Rangsit mampu menciptakan kesempatan bagi mahasiswa untuk tidak hanya belajar secara akademik, namun juga saling memahami keragaman budaya satu sama lain,” tegasnya.
Pemahaman lintas budaya menjadi salah satu penekanan misi Universitas Rangsit. Saat ini Universitas Rangsit memiliki lebih dari 35.000 mahasiswa dengan profil 1.000 mahasiswa di antaranya adalah mahasiswa internasional. Universitas ini juga berperan sebagai penggagas Passage to ASEAN (P2A), dimana UII turut berkontribusi aktif hingga saat ini.
Senada dengan Dr. Arthit, Rektor UII dalam sambutan balasan mengungkapkan pentingnya kerjasama UII-Rangsit sebagai penguat internasionalisasi kedua universitas. “Kerjasama komprehensif yang mencakup pengembangan program akademik, pertukaran staf & mahasiswa, hingga penelitian bersama ini perlu dipahami sebagai upaya perguruan tinggi untuk turut berperan meningkatkan daya saing Asia Tenggara,” ungkap Dr. Harsoyo.
Ditambahkan, potensi kerjasama UII-Rangsit saat ini telah direspon positif oleh sejumlah program studi dari kedua universitas. Beberapa di antaranya adalah program studi Hubungan Internasional dan Farmasi yang juga dikenal sebagai kajian unggulan di Universitas Rangsit.

Acara pelantikan dihadiri oleh perwakilan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) UII dari berbagai kota di Indonesia, segenap jajaran pimpinan di lingkungan UII serta para alumni UII. Tampak hadir diantaranya Bupati Sleman, Drs. Sri Purnomo, M.Si., Wakil Bupati Gunung Kidul, Drs. Immawan Wahyudi, MH., Hakim Agung RI, Dr. Salman Luthan, SH., MH., Ketua Dewan Pembina Yayasan Badan Wakaf UII, Drs. Syafaruddin Alwi, MS., Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Dr. Ir. Lutfi Hasan, MS. dan Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc.
Dalam sambutannya, Prof. Mahfud MD mengajak para alumni UII untuk ikut memberikan pelayanan dan penguatan dalam menjaga kelangsungan bangsa dan negara Indonesia dengan memberikan nafas Islam sebagai rahmat bagai semesta alam. “IKA UII bertugas meng-IndonesIakan Islam, bukan meng-Islamkan Indonesia sebagai pengemban rahmatan lil ‘alamin,” ungkapnya.
Dikatakan Prof. Mahfud MD, terdapat minimal dua prinsip dalam pengembangan dari rahmatan lil ‘alamin, pertama dengan menjaga kesatuan dan keutuhan negara Republik Indonesia sebagai pijakan utama dalam menjalankan perjuangan. “Kita boleh melakukan kritik terhadap pemerintah yang sah tetapi tidak boleh sampai merusak negara. Boleh saja mengkritik polisi sampai presiden tetapi jangan sampai merusak,” paparnya.
Selain itu, prinsip yang kedua menurut Prof. Mahfud MD yakni alumni UII dapat dimana saja dalam upaya mencapai tujuan rahmatan lil ‘alamin. Alumni UII menurutnya dapat aktif dimana saja, baik di Eksekutif, Legislatif, Yudikatif maupun diberbagai bidang profesi yang lain. Namun demikian, para alumni UII hendaknya tetap mempunyai tujuan yang sama.
Lebih lanjut Prof. Mahfud MD mengajak IKA UII untuk dapat lebih keras lagi dalam berjuang membawa nama UII. Menurutnya tantatangan kedepan akan berbeda bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yang mana akan semakin ketat.
Salah satu alumni UII yang juga Bupati Kabupaten Sleman, Drs. Sripurnomo, MSi. beharap kerjasama antara UII dan Kabupaten Sleman dapat terus terjalin. “Kami berharap kerjasama antara UII dan Kabupaten Sleman dalam rangka memajukan dan mengembangkan dunia pendidikan, dunia kesehatan sekaligus juga pemberdayaan masyarakat dapat senantiasa terjalin,” ungkapnya.
Rasa trimkasih juga disampaikan Sri Purnomo kepada para alumni UII yang selama ini dinilainya telah ikut berperan membangun Kabupaten Sleman. Dicontohkan seperti dalam pembangunan sejumlah masjid di lingkungan Kabupaten Sleman yang sering memperoleh pendampingan dari para teknisi dari UII.

“Para alumni ini tentunya membutuhkan banyak bekal non akademik yang kami berharap para alumni yang telah berhasil dapat membantu mereka dengan memberikan dan membagikan pengalaman sehingga nantinya juga mampu berprestasi dan berk
Acara pelantikan DPP IKA UII Periode 2014-2019 ditutup dengan launching Buku Jejak Aktivis yang ditulis oleh sejumlah alumni UII, diantaranya Zaenal Wafa dan Sholeh UG. Buku ini menyoroti betapa berpengaruhnya pendidikan, tauladan dan ketokohan yang diberikan para pendidik hingga mempengaruhi sikap dan perilaku mahasiswa hingga mereka meniti karir baik sebagai professional, akademisi, politisi, wirausahawan maupun sebgai tokoh masyarakat.ontribusi di masyarakat,” ungkapnya.

Dijelaskan Dr. Harsoyo bahwa hal tersebut bisa terjadi karena salah satu profesi yang akan dibuka bebas pasarnya pertama kali adalah profesi akuntan, maka akuntan di Indonesia harus mampu bersaing dengan akuntan dari negara lain. “Jadikan kesempatan ini bukan sebagai tantangan yang akan menghambat kita, namun lebih baik kesempatan ini bisa kita manfaatkan sebagai peluang yang terbuka lebih lebar.” Papar Dr. Harsoyo.
Menyambut hal itu, UII sebagai salah satu universitas yang memperoleh ijin untuk menyelenggarakan pendidikan profesi akuntansi telah merancang kurikulum dan sistem pembelajaran yang berbeda dengan universitas lain. “Lulusan PPAk FE UII telah dibekali keahlian spesifik yaitu akuntansi keuangan syariah. Sehingga selain menjadi akuntan profesional, diharapkan lulusannya juga mampu menjawab kebutuhan perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah, baik di Indonesia maupun di negara lain.” Lanjut Dr. Harsoyo.
Walaupun program ini relatif baru, namun minat untuk masuk PPAk UII yang berasal dari alumni Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UII dan alumni Sarjana Akuntansi dari berbagai universitas lain relatif tinggi. Hingga saat ini, PPAk FE UII telah meluluskan 136 Akuntan yang kini tersebar di berbagai lembaga mulai dari pusat sampai ke daerah. Pada wisuda kali ini, predikat lulusan terbaik diraih oleh Wisudawati bernama Selfira Salsabila dengan Indeks Prestasi Komulatif 3,81 disusul oleh wisudawati atas nama Dian Okviana dengan Indeks Prestasi komulatif 3,78.
Fakultas Bisnis dan Ekonomika
Universitas Islam Indonesia
Gedung Ace Partadiredja
Jl. Pawirokuat, Ring Road Utara, Condongcatur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55283
INDONESIA
Telepon: +62 274 881546
Faksimile: +62 274 882589
Email: fbe[at]uii.ac.id

