gambar 2Penerima doorprize dan merchandise bersama (dari kiri ke kanan) ketua panitia KSPM Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Goes to School (Hananta Wiratama), Ketua KSPM FE UII (Bayu Sadewa), Guru SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta (Umi), Kepala Pengawas Bank 1 OJK Yogyakarta (Heru Prasetyo), Kepala PT Bursa Efek Indonesia kantor perwakilan Yogyakarta (Irfan Noor Riza), Analis PT Mandiri Sekuritas cabang Yogyakarta (Yogiswara).

Maraknya investasi bodong beberapa tahun ini menandakan masih kurangnya pengetahuan tentang cara berinvestasi yang baik dan benar. Dalam rangka menambah pengetahuan  tentang investasi yang baik tersebut,  Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (KSPM FE UII) mengadakan roadshow kegiatan KSPM FE UII Goes to School, bekerjasama dengan stakeholder pasar modal yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dan PT. Mandiri Sekuritas ke beberapa SMA Negeri di Yogyakarta.

Acara ini dimulai tanggal 22 Oktober 2014 hingga Januari 2015, dimulai dari SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta. Dalam kesempatan ini acara dibuka oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Teladan yaitu Bapak Rudy Prakanto dan dilanjutkan dengan pemaparan narasumber dari OJK , BEI Perwakilan Yogyakarta dan PT. Mandiri Sekuritas . Kepala pengawas bank 1 OJK wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Heru Prasetyo mengatakan “Sosialisasi ini sangat dibutuhkan agar masyarakat mengetahui tempat berinvestasi yang benar berada di bawah pengawasan OJK”. Dalam kesempatan ini OJK juga menguji coba layanan pengaduan nasabah di call center OJK dengan memberi kesempatan peserta yang hadir yaitu saudara Ilham untuk menanyakan perihal perusahaan yang dianggap melakukan penipuan melalui sambungan tersebut.

Sementara kepala PT Bursa Efek Indonesia kantor perwakilan Yogyakarta, Irfan Noor Riza memaparkan “Indonesia adalah negara yang sangat potensial di masa mendatang dalam perkembangan Investasi langsung di Pasar Modal, terbukti dengan meningkatnya nilai IHSG di BEI”. Hal senada juga diungkapkan melalui data online yang disampaikan Yogiswara, perwakilan dari PT. Mandiri Sekuritas cabang Yogyakarta.

Ketua panitia penyelenggara Hananta Wiratama menyatakan “karena masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak paham mengenai pasar modal, maka diperlukan edukasi dan sosialisasi pasar modal sejak dini. Bandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang 10% dari jumlah penduduknya berinvestasi di pasar modal” lanjutnya.

Kegiatan KSPM FE UII Goes to School yang berlangsung pada hari Rabu, 22 Oktober 2014 di SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta sekaligus menjadi launching KSPM FE UII Goes to School yang menargetkan lebih dari 6 SMA Negeri di Yogyakarta yang terbagi menjadi 2 tahap. Dengan acara seperti ini diharapkan nantinya masyarakat akan lebih memahami investasi yang baik dan benar. Khusus bagi para pelajar, untuk meraih sukses di usia muda, kenapa tidak? Asal tahu caranya. Pahami resikonya, nikmati keuntungannya.

Seminar MEA 2 Kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) akan mulai diberlakukan pada 2015. Walaupun sudah sangat dekat, namun persiapan masyarakat Indonesia mengahadapi MEA masih sangat minim. Indonesia layak khawatir mengingat belum adanya antisipasi atau mengambil langkah-langkah dikarenakanan terbatasnya sosialisasi serta pemahaman mengenai MEA di kalangan masyarakat. Survei Litbang KOMPAS pada awal tahun 2014 di 10 kota besar ternyata menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan. Hanya 42,5% masyarakat yang pernah mendengar apa itu MEA.

Hal ini mengemuka dalam seminar “Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Problem Pengangguran Terdidik di Indonesia” yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi UII, di Gedung Prof. Dr. Ace Parta diredja Fakultas Ekonomi UII, Selasa (28/10). Hadir sebagai pembicara Pakar Ekonomi UII, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec dan Dosen Ilmu Ekonomi UII Rokhedi Priyo Santoso, SE, MIDEc. Seminar diselenggarakan dengan tujuan untuk membuka pandangan mahasiswa selaku benih bangsa yang akan bersaing langsung pada MEA 2015.

Disampaikan Prof. Edy Suandi Hamid yang juga Dosen Ilmu Ekonomi UII, visi MEA adalah mewujudkan pasar tunggal dan berbasis produksi, mewujudkan wilayah ekonomi yang kompetitif dengan pertumbuhan ekonomi tinggi serta terintegrasi dengan ekonomi global.

Menurut Prof Edy Suandi Hamid yang saat ini juga sebagai Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia, terdapat lima elemen inti pasar tunggal dan berbasis produksi yaitu pergerakan arus barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja. “Secara teknis pencapaian MEA 2015 menggunakan mekanisme dan inisiatif yang telah dibentuk oleh ASEAN selama ini yang diperkuat dengan penguatan institusi dalam kerjasama ASEAN,” paparnya.

Dikutip dari data Bappenas 2013, kesiapan tenaga kerja Indonesia menurut Asian Productivity Organization (APD) menunjukkan dari setiap 1.000 tenaga kerja Indonesia hanya sekitar 4,3% yang terampil, sedangkan Filipina 8,3%, Malaysia 32,6% dan Singpura 34,7%. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk bersaing 2015 mendatang.

Sementara Rokhedi Priyo Santoso dalam paparannya menyampaikan, dampak positif MEA terhadap tenaga kerja yaitu meningkatkan kesempatan kerja sehingga penyerapan tenaga kerja naik dan pengangguran turun serta dapat mendorong perkembangan ekonomi kreatif melalui terbukanya pasar domestik maupun asing. “Jika tenaga kerja Indonesia kompetitif, maka nilai tambah naik sehingga meningkatkan kesejahteraan pekerja,” ungkapnya.

Sumber Artikel: Humas UII

26Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham, reksadana dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan. Pada saat ini investasi sangat penting bagi kehidupan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan di masa mendatang, dan investasi juga berguna untuk pertumbahan ekonomi khususnya menurunkan inflasi.

Mengingat pentingnya kesadaran untuk berinvestasi, APRDI (Asosisasi Pengelola Reksa Dana Indonesia), ABAPERDI (Asosiasi Bank Agen Pejual Efek Reksa Dana Indonesia), bersama OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mengadakan sosialisasi tentang Investasi khususnya Reksa Dana dengan acara Talkshow dan pameran Reksa Dana dengan tema “AYO INVESTASI”. Acara ini dilaksanakan tanggal 23 Oktober 2014 di Aula Utara (Talkshow) dan Hall tengah (Pameran Reksa Dana) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Acara ini merupakan rangkaian edukasi dan sosialisasi untuk memperkenalkan investasi kepada mahasiswa atau disebut sebagai investor cadangan.

Acara ini dibuka oleh sambutan Agus Harjito selaku dekan Fakultas Ekonomi UII, beliau mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam acara dan beliau berkata untuk para peserta talkshow “ selagi masih muda mulailah untuk berinvestasi”. Talkshow Reksa Dana diisi oleh 4 pemateri dimana pembicara 1 dan 2 yaitu Halim Haryono dan Agus Maiyo dari OJK, sedangkan pembicara 3 yaitu Hendra Gunawan dari Mandiri Investasi, dan pembicara terakhir yaitu P.Rudiyanto dari Panin Asset Management. Pameran Reksa Dana diikuti oleh BAHANA, BNI Investasi, Mandiri Investasi, Danareksa, Schroders, Trimegah, Panin Asset Management dan Agen penjual dan pengelola reksa dana lainnya. Pameran memfasilitasi mahasiswa yang berminat untuk bertanya seputar Reksa Dana.

Pembicara 1 yaitu Halim Haryono memberikan materi berupa tugas OJK dan tujuan OJK dengan maksud memperkanalkan OJK kepada mahasiswa. Beliau juga membahas mengenai produk investasi Reksa Dana adalah salah satu wadah menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portfolio efek oleh manager investasi. Pembicara 2 yaitu Agus Maiyo mengupas lebih dalam tentang reksa dana syariah, beliau menghimbau untuk lebih peka dengan dunia syariah mengingat diri bahwaa adalah seorang muslim, beliau juga menyampaikan bahwa OJK siap membantu masyarakat yang kesulitan dalam berinvestasi. Pembicara 3 yaitu Hendra Gunawan membahas pentingnya berinvestasi yang dimulai dengan reksa dana guna untuk kemajuan ekonomi Indonesia dan untuk kehidupan jangka panjang, dan pembicara 4 yaitu P.Rudiyanto berbagi cerita mengenai kurangnya investor di Indonesia, bagaimana sistem pengelolaan investasi khususnya reksa dana, dan diakhir materi nya beliau berpesan “Yang membuat investasi gagal adalah karena selalu menunda untuk berinvestasi.

Acara ini diikuti dengan sangat antusias oleh mahasiswa sebagai calon investor cadanagan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan pada sesi question and answer diakhir rangkaian acara. Pertanyaan sangat beragam dari seputar OJK sampai dengan keterkaitan investasi dengan isu yang hangat saai ini yaiutu Masyarakat Ekonomi Asean. Setalah sesi question and answer , talkshow ditutup dengan satu pesan singkat dari moderator yaitu “Anda tidak perlu kaya untuk berinvestasi, tapi anda perlu berinvestasi untuk jadi kaya”.

talkshow reksadana fePopulasi penduduk Indonesia sudah mencapai 230 juta orang, namun paradigma masyarakat untuk berinvestasi masih sangat kecil, padahal investasi merupakan salah satu alternatif yang bisa dipakai untuk memperoleh keuntungan. Masyarakat saat ini masih lebih memilih menabung dari pada menaruh uangnya di investasi, termasuk didalamnya juga investasi reksadana, sehingga pasarnya menjadi sangat kecil, terhitung dari total populasi penduduk Indonesia hanya sekitar 0,1 persen yang termasuk sebagai investor reksadana. Begitulah gambaran yang disampaikan oleh Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sujanto, siang ini (23/10) di Fakultas Ekonomi (FE) UII dalam acara “Pameran dan Talkshow Investasi Reksadana”

Selain Sujanto, turut juga hadir dalam acara tersebut Dekan FE UII Dr. Dwiprapto Agus Hardjito, M.Si., para pemateri dari OJK yaitu Kepala Bagian Kepatuhan Pengelolaan Investasi Halim Haryono (Alumni UII), dan Kepala Bagian Pengembangan Kebijakan Pasar Modal Syariah Agus Maiyo, serta pemateri dari Senior Manager Wealth Management Group Bank Mandiri Hendra Gunawan dan Kepala Bagian Operasional dan Pengembangan Bisnis Panin Asset Management Rudiyanto.

Dalam sambutan pembukaannya, Agus Harjito menyampaikan ucapan terimakasih kepada OJK atas diikutsertakannya UII pada rangkaian edukasi dan publikasi kepada masyarakat terkait dengan investasi reksadana, Beliau juga berharap kerjasama dengan OJK seperti yang selama ini telah dilaksanakan bisa terus ditingkatkan.

Seperti yang disampaikan oleh Sujanto, bahwa pameran dan talkshow ini bertujuan untuk melakukan edukasi dan menarik minat masyarakat untuk berinvestasi di reksadana. “Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari beberapa acara yang telah dilakukan dibeberapa kota yang berbeda” Ungkapnya.

Sebelum Talkshow dilaksanakan terlebih dahulu acara diawali dengan pameran investasi reksadana yang diikuti oleh beberapa pelaku dan pengelola baik dari perbankan maupun lembaga investasi, seperti Bahana, Bank BNI, BNI Supermarket Investment, Bank Mandiri, Mandiri Investasi, Manulife Asset Management, Panin Asset Management, Trimegah dan Schroders

Wisuda PPAK Progam Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Fakultas Ekonomi Universitas islam Indonesia (FE UII) kembali meluluskan akuntan baru. Wisuda kali ini diikuti oleh 40 mahasiswa PPAk FE UII Angkatan V dan VI. Bertempat di Auditorium Gedung Prof. Ace Partadiredja, Fakultas Ekonomi (FE) UII, Condong Catur. Lulusan dengan IPK tertinggi dari Angkatan V diraih oleh Muamar Nur Khalid dengan IPK 3,92, sedangkan dari Angkatan VI diraih oleh Gladi Rosida, SE.,Ak., dengan IPK 3,81.

Rektor UII Dr. ir. Harsoyo, M.Sc. dalam sambutannya menyoroti pesatnya perkembangan perbankan syariah di Indonesia di mana semakin besar jumlah perbankan syariah maka semakin besar pula kebutuhan akan akuntan keuangan syariah.  “Profesi akuntansi merupakan profesi yang banyak dibutuhkan oleh hampir semua lini pekerjaan, tidak terkecuali juga pada perbankan syariah. Pesatnya perkembangan perbankan syariah ini tentunya berbanding lurus dengan kebutuhan pasar akan praktisi profesional, terutama kebutuhan untuk akuntansi keuangan syariah.”

Menyambut hal itu, UII sebagai salah satu universitas yang memperoleh ijin untuk menyelenggarakan pendidikan profesi akuntansi telah merancang kurikulum dan sistem pembelajaran yang berbeda dengan universitas lain. “Lulusan PPAk FE UII telah dibekali keahlian spesifik yaitu akuntansi keuangan syariah, sehingga selain menjadi akuntan profesional diharapkan lulusannya juga mampu menjawab kebutuhan permintaan terhadap akuntan pada perbankan syariah tersebut.” Demikian disampaikan Dr. Harsoyo

Sedangkan Dr. Kumala Hadi, Ak.,MS. Mewakili Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) berpesan agar setiap penyandang gelar profesi akuntan dapat menjadi seorang Chartered Accountant (CA) dengan memenuhi ketentuan-ketentuan kompetensi baik umum maupun khusus yang telah diatur, dengan demikian maka ia akan diakui sebagai akuntan handal dan terkemuka dengan kekuatan profesionalisme.

Dijelaskan Dr. Kumala, “Seorang CA harus memiliki kapabilitas dalam mengelola sistem pelaporan yang menghasilkan laporan keuangan dan laporan lainnya yang bernilai tinggi sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola, etika profesional dan integritas. Di samping itu, CA juga dituntut memiliki kapabilitas dalam pengambilan keputusan bisnis dengan mempertimbangkan dinamika lingkungan bisnis global.”

Selain kompetensi-kompetensi tersebut, masih banyak kompetensi khusus lain yang ditentukan jika seseorang ingin diakui sebagai Chartered Accountant (CA), akuntan yang memilki integritas dan profesional. Namun jika tidak mampu memehuni kompetensi-kompetensi tersebut, maka gelar profesi yang dimiliki akan secara otomatis hilang dan tidak diakui.

Berdasarkan Peraturan Rektor No : 31/PR/Rek/XII/2012 tentang Pemberian Beasiswa Hafidz al-Qur’an bagi mahasiswa UII, sehubungan dengan hal tersebut kami himbau kepada seluruh mahasiswa Universitas Islam Indonesia untuk dapat mengikuti seleksi Beasiswa Hafidz Al-Qur’an tersebut.

Jadwal Pendaftaran dan Persyaratan dapat didownload disini . Demikian Infomasi ini kami sampaikan semoga dapat bermanfaat

2014.09.24.workshop dppm uiiDalam dunia akademis dikenal ungkapan yang mengatakan bahwa penelitian yang baik adalah penelitian yang dipublikasikan. Sedangkan publikasi yang baik hendaknya publikasi yang dilakukan di dalam jurnal ilmiah terakreditasi, baik secara nasional maupun internasional. Hal ini dinilai sangat penting, sebab publikasi tidak hanya sebagai bentuk tanggungjawab ilmiah seorang peneliti, namun juga sebagai indikator untuk mengukur kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (ipteks) sebuah bangsa. Untuk melihat kemajuan ipteks, satu hal yang lazim dilihat adalah seberapa banyak karya ilmiah yang dipublikasikan oleh para peneliti dan akademisi di negara tersebut di tingkat internasional.

Seperti disampaikan oleh Dr. Abdul Rohman M.Si., Apt di dalam Workshop Penulisan Ilmiah dan Publikasi Jurnal Internasional yang digelar oleh DPPM UII di Gedung Prof. Dr. Sardjito, kampus terpadu UII, Rabu (24/9). Workshop dihadiri oleh para dosen dan peneliti dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Yogya dan Jawa Tengah.

“Suatu penelitian akan lebih bernilai jika penelitian itu bisa dipublikasikan, tidak hanya di dalam jurnal nasional namun juga internasional. Para peneliti harus pandai-pandai memetakan di jurnal mana ia akan mempublikasikan karya ilmiahnya”, terang Dr. Abdul Rohman.

Menurut Dr. Abdul Rohman, sebelum mempublikasikan karyanya peneliti dapat melihat beberapa parameter seperti apakah jurnal tersebut telah terindeks oleh Scopus, sifatnya gratis/berbayar, dan sejauh mana reputasi jurnal itu di tingkat internasional. “Hal ini memberi manfaat tambahan bagi peneliti sebab karyanya akan banyak dilihat dan dikutip oleh komunitas akademis internasional sehingga ia memperoleh feedback untuk terus meningkatkan kualitas karyanya”, ungkap dosen yang pernah mendapat penghargaan sebagai Peneliti Muda Terbaik Se-Asia Pasifik ini.

Penelitian yang banyak dikutip tentunya juga mengangkat reputasi si peneliti itu sendiri. Namun demikian, tantangan yang dihadapi juga meningkat sebab tidak mudah menembus persyaratan publikasi jurnal ilmiah internasional.

Oleh karena itu, ia juga membeberkan beberapa kiat khusus untuk dapat mengalahkan tantangan tersebut. “Salah satu kendala terbesar adalah penggunaan Bahasa Inggris, namun sekarang peneliti dapat memanfaatkan jasa language editing untuk memperbaiki kesalahan tata bahasa dalam karyanya”, jelasnya. Selain itu, hal lain yang sangat krusial adalah peneliti harus mampu meyakinkan editor jurnal bahwa penelitiannya memiliki nilai inovasi yang unik sehingga layak dipublikasikan.

Dr. Abdul Rohman juga menyayangkan masih rendahnya publikasi ilmiah Indonesia yang tertinggal dibanding negara-negara lain. Menurut situs SCImago Journal and Country Rank, pada tahun 2013 Indonesia berada di ranking 55 dengan jumlah publikasi ilmiah sebanyak 4.175 dokumen. Ranking ini jauh tertinggal jika dibanding dengan negara ASEAN lain seperti Malaysia yang berada di peringkat 23 (23.190 dokumen) dan Singapura di peringkat 30 (17.052 dokumen).

Sementara Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc yang hadir dalam pembukaan acara menyampaikan bahwa penelitian merupakan bagian penting dari tugas perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan. Ia menekankan agar para dosen dalam menyampaikan materi di kelas juga berdasarkan riset-riset yang dilakukannya sehingga turut memotivasi mahasiswa. Sedangkan Direktur PPM UII, Prof. Ahmad Fauzy, Ph.D berharap even yang telah kali ke-5 diselenggarakan oleh UII ini dapat memotivasi para dosen UII untuk mempublikasikan karya mereka di jurnal internasional.

Sumber: Direktorat Humas UII

UII dan Ataneo Philipines Sistem keuangan syariah dari hari ke hari terus berkembang dan semakin diminati perekonomian dunia, bahkan negara-negara di Eropa yang mayoritas penduduknya bukan beragama Islam mulai gencar mengembangan sistem keuangan syariah. Mereka telah mengakui bahwa sistem keuangan syariah memiliki prospek baik ke depan, sehingga mereka banyak mempelajarinya. Demikian disampaikan Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., saat menyambut kedatangan delegasi dari Ateneo The Davao University Of Philipines di Gedung Prof. Dr. Ace Partadiredja Fakultas Ekonomi (FE) UII, Senin (22/9).

Disampaikan Dr. Harsoyo, salah satu lembaga keuangan yang berkembang paling menonjol dalam dinamika keuangan syariah di Indonesia adalah Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Bahkan dalam sebuah seminar bertajuk Poverty Alleviation Through Islamic Microfinance: The BMT Model in Indonesia yang diselenggarakan di Singapura, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang dikenal dengan BMT ini dinilai sebagai yang terbaik di dunia. Hingga saat ini sudah ada lebih dari 4000 unit BMT yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan total aset mencapai Rp. 15 Triliun lebih.

Dr. Harsoyo Menegaskan “UII sebagai perguruan tinggi Islam dan tertua di indonesia sangat mendukung dan ikut serta mengembangkan penerapan sistem keuangan syariah di Indonesia bahkan di Dunia. BMT Immersion Program yang diselenggrakan oleh P3EI FE UII adalah salah satu bentuk kontribusi kami agar sistem keuangan syariah khususnya BMT semakin maju dengan pengelolaan yang professional.”

Executive Director of Al-Qalam Institute Ateneo de Davao University of Philipines, Mr. Mussolini Sinsuat Lidasan, LLB.,MA. menyampaikan di daerah Mindanao terdapat sekitar 2 juta penduduk muslim yang memerlukan sistem keuangan yang sesuai dengan syariat Islam. “Dengan semakin kuatnya kerjasama antara Al-Qalam Institute Ateneo de Davao University of Philipines dangan UII diharapkan dapat semakin memberikan pemahaman tentang bagaimana kondisi Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia dan selanjutnya bisa juga diterapkan bagi penduduk Philipines khususnya penduduk Mindanao,” ungkapnya.

Perwakilan dari Perhimpunan Baitul Mal Wat Tamwil Indonesia (PBMTI) yang juga Direktur BMT Beringharjo Mursida Rambe menyampaikan bahwa terdapat 580 BMT yang tersebar di 8 provinsi yang merupakan anggota dari PBMTI, sekitar 2 juta nasabah merupakan pelaku ekonomi mikro, sehingga diharapkan bisa meningkatkan perekonomian dari kaum dhuafa menjadi pelaku ekonomi mikro menengah.

Guna memperdalam pemahaman dan pengetahuan mengenai kondisi BMT di Indonesia, usai melakukan Penandatangan MoU dan mengikuti Workshop BMT Immersion, delegasi dari Al-Qalam Institute Ateneo de Davao University of Philipines diajak menyaksikan secara langsung proses pengelolaan dan kegiatan di beberapa BMT yang ada di wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Sumber Berita: Direktorat Humas UII

2014.09.18.p2a mahasiswa uii Universitas Islam Indonesia (UII) memang terus mendorong mahasiswanya agar tidak hanya aktif dalam pergaulan akademis di level nasional namun juga di level internasional. Hal ini dipandang strategis sebagai salah satu langkah UII guna bertransformasi menjadi World Class University. Selain itu, kegiatan semacam ini tentunya menjadi added value yang berharga bagi mahasiswa karena menambah pengalaman mereka tentang pergaulan akademis internasional.

Seperti tergambar dalam kegiatan 12 mahasiswa UII yang tengah mengikuti program P2A (Passage to ASEAN) ke tiga negara ASEAN, yaitu Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Dalam program tersebut, mahasiswa UII tidak hanya banyak menjalin relasi dengan komunitas akademik di ketiga negara, namun mereka juga aktif memperkenalkan budaya Indonesia di sana.

P2A sendiri merupakan program kerjasama di antara universitas-universitas di ASEAN untuk meningkatkan mobilitas para pelajar ke berbagai negara ASEAN dengan biaya yang minimal. Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang negara-negara ASEAN demi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015.

Di Thailand, rombongan mahasiswa UII dan mahasiswa Indonesia lain peserta P2A berkunjung ke Institute of Technolohy Ladkrabang (KMITL) dan King Mongkut’s University. Selama empat hari (1-4/9), mereka mengunjungi berbagai fakultas di universitas tersebut guna saling berbagi ilmu dan persiapan menjelang MEA 2015. Selain itu, dalam kegiatan pertukaran budaya, mahasiswa UII menampilkan tarian Radap Rahayu dari daerah Banjar yang dibawakan oleh mahasiswa Fakultas Hukum UII, Larasati Praniasari.

Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan ke Kamboja dengan mengunjungi AIC (Asian Institute Cambodia) yang berlokasi di Provinsi Kratie pada (7/9). Pada hari pertama, peserta P2A sudah terjun melakukan kerja bakti dan kampanye lingkungan dengan membersihkan pasar tradisional di Kota Kratie untuk lebih mengenal masyarakat Kamboja dan mengakrabkan mahasiswa Indonesia dan Kamboja. Selain itu, mereka juga bertukar pikiran dan berbagi ilmu dengan mahasiswa Kamboja tentang konsep MEA 2015 dan Land Concession.

Di hari berikutnya, mahasiswa UII kembali memperkenalkan budaya Indonesia dengan menampilkan beberapa pakaian adat Indonesia seperti busana Jawi Jangkep dari Jawa Tengah, Baju Betawi, dan baju tradisional Lampung.

Perjalanan ditutup dengan mengunjungi FPT University yang terletak di kota Ho Chi Minh, Vietnam. Pertukaran budaya di universitas ini diisi dengan kegiatan menyanyikan lagu nasional Indonesia, Indonesia Pusaka dan menarikan Poco-Poco bersama-sama.

Salah satu mahasiswa UII, Danies Yudha Pradana mengaku banyak memetik manfaat ketika mengikuti kegiatan P2A ini. “Banyak yang bisa kita dapatkan dari orang-orang Vietnam yang sudah mengembangkan teknologi sofware untuk menghadapi MEA 2015. Selain itu, saya juga mendapatkan banyak teman berbagi dan bertukar pikiran. Hal ini penting untuk membangun sebuah jaringan ketika bekerja kelak”, ujarnya.

Sumber Berita: Direktorat Humas UII

Penulisan artikel ilmiah DPPM UIISebagai upaya meningkatkan kemampuan dosen muda di lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII) dalam menghasilkan karya ilmiah berupa terbitan jurnal baik berkala nasional maupun internasional, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) UII menggelar “Workshop Penulisan Artikel Ilmiah untuk Publikasi di Jurnal Nasional”, di Kampus Terpadu UII, Jl. Kaliurang Km.14,5, pada Rabu (11/9).

Wakil Rektor I UII, Dr. Ing. Ir. Ilya Fajar Maharika, MA dalam sambutannya menyampaikan bahwa maksud kegiatan workshop penulisan artikel  ilmiah ini merupakan salah satu bentuk fasilitasi UII dalam programearly career development. Dalam mengembangkan awal karirnya, para dosen muda UII diperlukan adanya pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya dalam membuat karya akademik, salah satu karya ilmiah yang menjadi tuntutan dalam mengembangkan karir akademiknya adalah dengan membuat artikel ilmiah yang kemudian dipublikasikan ke dalam Jurnal.

Selain itu, guna menunjang karir dosen UII Dr. Ing. Ir. Ilya Fajar Maharika, MA menghimbau kepada seluruh dosen untuk dapat berpartisipasi aktif di pusat-pusat studi sesuai dengan prodi masing-masing. Menurutnya, Pusat studi merupakan salah satu wadah yang tepat dalam mengembangkan karir sebagai tenaga pendidik di lingkungan UII. Hal ini dilakukan supaya adanya kerjasama yang tersistem dan tidak individual.

Sebagai pembicara pada workshop kali ini adalah Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UII yaitu Prof. Akhmad Fauzy, S.Si., M.Si., Ph.D dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Bidang Ilmu Sosial Humaniora yaitu bapak Dr. Jaka Sriyana. Sebagai pembicara pertama, Prof. Akhmad Fauzy,S.Si., M.Si., Ph.D menyampaikan tentang teknis penyiapan dan penyusunan artikel pada jurnal terakreditasi. Sedangkan Dr. Jaka Sriyana banyak menajelaskan tentang sistematika penulisan artikel ilmiah Jurnal terakreditasi. Kedua pembicara secara langsung mendorong kepada semua dosen untuk segera melakukan penelitian dan kemudian mempublikasikannya dalam bentuk artikel untuk dimuat dalam jurnal.

Kegiatan workshop berlangsung aktif dengan banyaknya dosen yang bertanya dalam forum diskusi. Direktorat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat selaku lembaga yang banyak berkecimpung dalam hal penelitian memiliki optimisme yang tinggi dengan potensi yang dimiliki para dosen muda UII. Dengan diselenggarakannya Workshop penulisan artikel ilmiah ini diharapkan para dosen UII dapat lebih banyak membuat karya dengan cara meneliti dan kemudian dapat dipublikasikan dalam Jurnal.

Sumber Berita: Direktorat Humas UII