Hendy Mustiko Aji, Dosen Manajemen Pemasaran, Prodi Manajemen, FBE UII

Kemajuan teknologi di era sekarang ini dapat memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk menjalankan berbagai macam aktivitas, salah satunya aktivitas berbelanja. Latte Factor yang sering kali dianggap sebagai penyebab kewaspadaan generasi Z dalam merancang anggaran pengeluarannya, membuat generasi tersebut harus lebih peka dengan latte factor ini, terlebih dengan adanya fasilitas dompet digital yang tersedia. 

Siapa itu generasi Z ?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai generasi z, kita harus mengerti dan mengenal apa yang dimaksud dengan generasi z sendiri. Generasi z adalah manusia yang lahir dari tahun 1995 – 2010. Dimana kategorisasi generasi berdasarkan kesamaan cohort atau perilaku, termasuk perilaku spending atau pengeluaran.

Apa itu Latte Factor?

Selanjutnya pembahasan mengenai latte factor yaitu suatu pengeluaran kecil yang memiliki sifat konsisten dan dilakukan dengan kebiasaan. Hal tersebut sangat tidak baik karena akan menyebabkan dampak buruk ketika hal kecil yang selalu dilakukan dan menjadi kebiasaan dalam jangka waktu yang lama akan menumpuk. “Istilah latte factor diperkenalkan dalam sebuah buku yang ditulis oleh David Bach & John Mann berpendapat bahwa jika setiap orang tersebut terbiasa mengeluarkan uang dengan jumlah yang kecil dan konsisten setiap hari maka akan membengkak di akhir,” jelas Hendy Mustiko Aji sebagai pembicara Ruang Gagasan kali ini.  “Contoh dari latte factor yang disebutkan oleh David Bach & John Mann adalah kopi. Latte factor juga dapat berupa hal apapun yang berbentuk dengan biaya yang dapat dikatakan kecil, contohnya seperti membayar admin bank,” imbuhnya.

Dompet Digital, Latte Factor dan Gen Z

Dompet digital merupakan suatu aplikasi elektronik yang dapat dipergunakan dalam pembayaran transaksi secara online. Di Indonesia sendiri dompet digital sudah menjadi alat pembayaran umum di masyarakat luas. Contoh dari Dompet digital ini seperti OVO, Shopee Pay, Dana, dan sebagainya. 

Dompet Digital Dapat Men-Trigger Pengeluaran Kecil (Latte Factor). 

“Berdasarkan Mobile Wallets Report 2021, e-wallets di Indonesia dikuasai OVO (38.2%), ShopeePay (15.6%), LinkAja (13.9%), Go-Pay (13.2%), DANA (12.2%). Total pengguna dompet digital ini sebanyak sebanyak 60 juta pengguna dalam satu tahun, dengan total transaksi per tahun kurang lebih USD 28 miliar dengan 1.7 miliar kali transaksi,” jelas Hendy Mustiko Aji.  Hal ini terlihat sangat berdampak, sehingga terdapat kaitan antara dompet digital dan pengeluaran.

Dompet Digital Membuat Gen Z Tidak Merasakan Pain of Paying

Kemudahan dalam bertransaksi dengan adanya dompet digital ini membuat Gen Z tidak merasakan Pain of Paying. Pada suatu literatur penelitian menyebutkan bahwa, apabila seseorang menggunakan alat pembayaran dengan sifat tidak berbentuk fisik, maka seseorang itu tidak akan merasakan pain of paying atau penderitaan dalam membayar.

Dompet Digital Membuat Gen Z Terjebak Ilusi Likuiditas

Ketidakdapatan wujud fisik dari alat pembayaran ini membuat Gen Z merasakan adanya konsep ilusi likuiditas. Ilusi likuiditas ini menimbulkan perasaan apabila seseorang memiliki uang yang likuid atau banyak, dimana operasi pembayaran muncul secara sederhana.

Solusi Agar Tidak Terjebak Dalam Latte Factor

Beberapa poin yang dapat dilakukan Gen Z tidak terjebak dalam pemborosan, yang pertama adalah Self-Control dimana seseorang dapat hidup secara sederhana dan merasa cukup. Yang kedua seseorang bisa membuat anggaran ketat, apabila anggaran tersebut bersifat fleksibel akan membuat pengeluaran kecil-kecil bisa menjadi meluap. Yang ketiga, jangan simpan banyak uang di dompet digital karena akan cenderung tidak merasakan pain of paying hingga ilusi likuiditas. (DLS/ZM)

Diskusi Halal Life style ini merupakan diskusi daring ketiga yang diselenggarakan oleh P3EI yang diadakan pada hari Jum’at (26/10) dengan mengundang dua pembicara yaitu Prof. Dr. M Suyanto, MM dan Dr. Hj. Marissa Grace Haque Fawzi, S.H, M.Hum. M.B.A., M.H, M.Si dan bapak Prof. Dr. M. Suyanto, M.M selaku Rektor Universitas Amikom yang dimoderatori oleh Ibu Istyakara Muslichah, SE., MBA.

Acara ini berbicara tentang pengembangan ekosistem syariah halal life syle. Halal life style tidak hanya ditujukan kepada orang mukmin saja, tetapi juga seluruh manusia. Cara yang dilakukan adalah dengan meningkatkan edukasi ekosistem yang humanis dan halal toyiban. Pada diskusi ini dimulai dengan berbicara tentang isu regulasi UMKM dan strategi UMKM untuk mencapai Halal Life Style oleh Prof. Dr. M Suyanto, MM dan Dr. Hj. Marissa Grace Haque Fawzi, S.H, M.Hum. M.B.A., M.H, M.Si.

Isu halal tidak hanya meliputi makanan atau minuman, tetapi juga mencakup kehidupan sehari-hari umat muslim. Peraturan tentang regulasi produk halal di indonesia diatur dalam PP No 39. Tahun 2021 yang mengatur tentang penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (JPH) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal dan pemisahan lokasi, tempat, dan alat Proses Produk Halal (PPH) yang wajib dipisahkan dari lokasi, tempat, dan alat proses tidak haIal. Berkaca dari negara tetangga seperti Malaysia, dimana halal tourism sudah menjadi Sebagian dari peraturan wajib yang dijalani. 

Bisnis Islami memiliki tiga proses dimulai dengan Iman menuju Allah, Rasul, dan berjihad di jalan Allah. Memulai gaya hidup/bisnis halal dengan strategi percepatan diawali dengan memiliki akhlak mulia, Begitu pula dengan mencari peluang pasar (niche) dengan menciptakan keunggulan. Dalam dunia digital, menjual konten seperti animasi dan gambar, dapat menghasilkan banyak keuntungan. “Sebagai pelaku usaha UKM khususnya yang islami, hendaknya berusaha tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi juga keuntungan yang mengandung berkah. Bisnis harus dianggap sebagai tindakan ibadah kepada Allah Swt.” Ucap Prof. Suyanto.

Dalam penutupnya, Ibu Marissa menyampaikan “Orang islam diseluruh dunia bisa bangkit apabila kita menggairahkan Industri serta ekonomi  halal dan syariah karena pasar kita ada disana”. Terakhir, Acara ini kemudian ditutup oleh ibu Istyakara mengatakan “Yang dinamakan halal life style adalah sebuah Obligation. Kita harus memiliki akhlak ini agar bisa membawa menjadi trend baik di nasional maupun internasional”. (AAR/SA)

 

Persiapan dan pengambilan keputusan dalam merintis karir menjadi perhatian penting untuk mencapai puncak karir yang cemerlang. Bagi mahasiswa, munculnya kekhawatiran seperti salah mengambil keputusan dalam berkarir merupakan hal yang umum dikarenakan minimnya pengetahuan seputar dunia kerja. Dalam virtual event yang bertajuk “Career Seminar “Explore Your International Career Opportunities and Take Your Chance (27/11), DPKA UII mengundang salah seorang alumni UII Syah Rizal Hamdallah, S.E, MSc-Eng yang sukses meniti karir hingga kancah internasional untuk berbagi pengalaman karirnya.

Ketika membahas karir, koneksi merupakan salah satu hal utama bagi mahasiswa untuk memulai membangun karir. Seperti yang disampaikan oleh Direktur DPKA UII Abdurrahman Alfaqiih, S.H., M.A., LLM., terkait hal yang relevan saat ini dalam membangun karir, “Banyak koneksi banyak rezeki,” ujarnya. Begitu pula melalui Career Seminar ini yang juga membuka koneksi antara mahasiswa dengan alumni untuk bertukar informasi seputar karir secara langsung melalui platform zoom.

Berdasarkan yang disampaikan Syah Rizal, perencanaan karir haruslah dimiliki untuk menuju puncak karir yang diinginkan. Sama halnya dengan dirinya yang sudah tertanam memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah di Amerika sejak masih SMA hingga akhirnya sekarang berhasil berkarir di sana. Selain rencana, diperlukan juga realisasi dengan berbagai hal yang menunjang karir di masa depan. Tidak hanya sekedar mengasah skill tetapi juga membantu menemukan passion yang sesuai, melalui realisasi tersebut dapat menambah nilai dari resume saat berhadapan dengan perusahaan yang melakukan rekrutmen kerja.

Saat membahas tentang proses rekrutmen kerja, Syah Rizal juga menyampaikan bahwa networking sangat berperan penting dalam proses tersebut. Tidak hanya mampu untuk memudahkan kita agar dapat terus berkembang dan meningkatkan skill, Networking juga membantu dalam memberikan akses ke lebih banyak peluang kerja nantinya. “Buat saya kuncinya, it’s not about the shortcut, but building the network,” ujar Syah Rizal saat membicarakan bagaimana hal ini dapat dikatakan sebagai sebuah jembatan dalam karirnya.

Dalam mengembangkan career opportunities, dibutuhkan juga kedisiplinan dalam berbagai hal seperti disiplin waktu, disiplin komunikasi, serta disiplin dalam mengatur keuangan. Dengan melakukan kebiasaan untuk selalu disiplin, kita tidak akan membuang-buang waktu dan merubah hidup kita menjadi lebih efektif dan efisien. Menjadi disiplin juga membantu kita dalam mengembangkan passion karena hal ini dapat membuat kita untuk fokus mengejar apa yang ingin kita raih. Syah Rizal juga meminta kepada para peserta Career Seminar untuk terus membangun passion mereka, “Learn about yourself, and define who you are. Once you define who you are, keep it and continue sharpening,” ujarnya. (AR/ADN)

Usaha Kecil Menengah atau yang disingkat dengan UKM merupakan sebuah istilah mengacu kepada jenis usaha kecil yang ada di Indonesia. UKM tentu memiliki peran yang cukup penting di masyarakat. Lalu bagaimana dengan perkembangan UKM yang ada di Indonesia? Apa yang harus dikembangkan dengan UKM yang ada di Indonesia? Untuk menjawab itu semua, Program Magister Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan diskusi Webinar Nasional yang membahas tentang Transformasi UKM di Indonesia yang bertemakan “Tahapan Transformasi Digital Pada UKM”. Diskusi kali ini dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom yang diadakan pada hari Senin (20/09) dan dibawakan oleh 4 pembicara, yaitu Saiful Islam selaku Praktisi Inbound Marketing dan Co-founder Evapora, Siska Noviaristanti selaku Dosen Universitas Telkom dan Pengurus APMMI, Dr. Halim Alamsyah selaku Praktisi Perbankan dan Fintech UKM, dan Bagus Panuntun, S.E., M.B.A. selaku Dosen FBE UII.

UKM di Indonesia sampai saat ini belum mendapatkan perhatian yang merata. “Masih banyak UKM yang tertinggal apalagi pada masa pandemi, sehingga perlu adanya transformasi digital pada UKM di Indonesia,” ujar Dr. Prito Agus Hartono, S.E., M.Si. dalam sambutannya. “Ketika berbicara tentang UKM ataupun UMKM, di dalamnya terdapat fungsi-fungsi marketing. Salah satu model marketing yang paling efektif dan efisien adalah fokus kepada customer experience,” tutur Saiful dalam penyampaian materinya. Marketing sendiri memiliki tujuan bagaimana pemilik UKM bisa mengembangkan dan menyebarkan idenya dengan cara menjadi yang paling cepat, paling luas dan paling murah dalam UKM nya.

Covid-19 menimbulkan urgensi dalam pengembangan usaha UKM 4.0. Disamping itu, terdapat juga peluang bagi UKM seperti dukungan luas dari platform digital, perubahan perilaku konsumen yang semakin digital dan ketersediaan sistem pembayaran digital yang handal. UKM 4.0 diharuskan Go-Digital dikarenakan banyak memiliki keuntungan seperti menjangkau pasar yang luas, memangkas biaya, tidak harus ada alokasi dan potensi pendapatan tidak terbatas. “UKM maupun UMKM yang sudah menggunakan internet merasa terbantu dalam usaha tetapi belum memiliki kemampuan secara optimal dan seringkali memiliki kendala dalam menjalankan usaha menggunakan teknologi digital,” ujar Halim.

Secara umum, UKM di Indonesia tidak memiliki mentor bisnis sehingga kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya. Jadi, butuhnya pelatihan untuk para pebisnis untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan inovasi terbaru. Permasalahan yang dihadapi oleh UKM terdapat dari sumber daya manusia dan produksi serta pemasaran. UKM di Indonesia mengalami kesulitan dalam mendistribusikan produk (barang dan jasa) serta masih banyak yang belum memaksimalkan pemasaran secara daring. Permodalan, pemasaran, bahan baku ketenagakerjaan dan distribusi serta transportasi termasuk kesulitan yang dihadapi oleh UKM. (MA/PRH)

Dalam rangka memfasilitasi mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam tentang wawasan bisnis dan ekonomi terkini untuk melahirkan ide-ide inovatif, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyelenggarakan Business Talk atau BizTalk yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan tahunan Business Festival for Z Generations (BizFEZ), (15/11). Tema BizTalk kali ini adalah “From Passion to Creation” yang secara umum mengangkat isu tentang langkah untuk terus berkreasi dengan passion yang dimiliki oleh masing-masing individu untuk tetap menoreh prestasi di tengah pandemi.

BizTalk 2021 turut mengundang pembicara Dinda Lourensia, seorang sociopreneur yang juga merupakan alumni FBE UII. Dinda membawakan topik “How to Know and Upgrade Your Passion and Creativity”. Agar mahasiswa dapat memanfaatkan passion mereka secara maksimal, Dinda membagikan tiga tips yang telah ia jalani, di antaranya: (1) Ketahui kelebihan dan kekurangan masing-masing individu, (2) Lakukan kebiasaan-kebiasaan baru yang dapat membantu individu untuk tumbuh secara positif, dan (3) Carilah teman yang akan selalu memberikan motivasi. Tak hanya itu, Dinda juga memberikan motivasi untuk para mahasiswa yang sedang berusaha untuk mencari passion mereka, “A step still count as progress”.

Selaras dengan hal tersebut, Gadis Rafidha yang juga hadir sebagai pembicara BizTalk 2021 turut membagikan pengalamannya. Gadis Rafidha merupakan seorang content creator dan millennial influencer. Pada sesi BizTalk kali ini, Gadis membawakan topik “Passion to Profit” yakni perjalanannya mendapatkan ladang income tambahan dengan memaksimalkan passion yang dimiliki.

Passion apapun yang kamu miliki berpotensi untuk menjadi tambahan sumber pendapatan jika kamu bisa memberikan added value. Pilih salah satu passion yang paling kamu minati, tekuni, dan jadilah profesional,” tuturnya. Gadis menekankan pentingnya menambahkan added value sebab hal ini menjadi nilai plus sekaligus pembeda antara kita dan rekan lainnya di bidang yang sama. “Untuk memaksimalkan passion yang kamu miliki agar menjadi profit, perlu diingat bahwa konsistensi menjadi kunci, sekecil apapun progress yang kamu lakukan setiap hari, yang terpenting tetap konsisten untuk terus mengasah passion dan menjadi profesional di bidang tersebut. Selain itu, jangan pernah menutup diri dan anti terhadap perubahan, belajarlah untuk cepat beradaptasi terhadap tren perubahan yang serba cepat, terlebih di era digital saat ini,” imbuh Gadis.

Sebagai penutup, kedua pembicara BizTalk kali ini berpesan bahwa sebagai mahasiswa, kita harus terus mengeksplorasi dan mengasah passion yang dimiliki. “Penting juga untuk diingat bahwa kegagalan adalah hal yang biasa dalam proses, tidak sepatutnya kita mudah menyerah, habiskan jatah gagal selagi masih muda, eksplorasi hal-hal positif selama duduk di bangku kuliah, dan berikan usaha terbaik dalam setiap kesempatan untuk memaksimalkan passion yang kamu miliki,” pungkas Gadis dan Dinda menutup acara. (DSN/DWI)

Pada era digital saat ini, kebutuhan akan desain grafis meningkat. Namun, kadang terhambat oleh fasilitas apps yang tersedia dan kurangnya skill terkait. Maka, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan, khususnya bagi para mahasiswa untuk mendesain suatu konten yang dapat bermanfaat tidak hanya sebagai konten branding di media sosial, melainkan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat tampilan visual tugas presentasi menjadi lebih menarik. Sejalan dengan hal ini, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan Bizfez 2021 dengan salah satu rangkaian acaranya yakni Workshop bertajuk “Creative Design with Canva”, (13/11).

Dengan pembicara utama yakni Syammas, seorang Content Creator Canva, kegiatan workshop akan dipandu mulai dari pengenalan aplikasi desain grafis Canva hingga praktik membuat desain grafis yang menarik. “Pada workshop kali ini akan banyak dijelaskan terkait dengan penggunaan Canva yang mudah untuk kegiatan sehari-hari. Harapan kami, dengan adanya acara ini teman-teman semua dapat mengambil manfaatnya,” ujar Baziedy Aditya, Ketua Humas FBE UII dalam sambutannya.

Canva pada dasarnya merupakan aplikasi desain grafis yang di dalamnya sudah terdapat banyak template yang dapat digunakan. Jadi, semua orang bahkan yang tidak memiliki latar belakang pendidikan desain pun dapat menggunakannya. “Perlu diketahui bahwa desain itu tidak hanya menggunakan template saja, melainkan kita juga perlu create ataupun modifikasi template yang telah ada. Begitulah yang namanya creative design,” tutur Syammas yang sering dijuluki dr.Canva. Menurutnya, di era ini kita bisa saja memiliki hobi lain, misalnya menulis buku ataupun memiliki skill storytelling yang bagus. Namun, hal itu juga tidak akan cukup jika tidak diseimbangkan dengan skill publikasi melalui desain visual. Itulah mengapa, kemampuan desain grafis saat ini sangat dibutuhkan.

Dalam membuat desain grafis yang menarik, perlu juga untuk memperhatikan isi konten yang akan ditampilkan. “Konten-konten yang berbau hiburan, informasi, dan edukasi akan sangat menarik karena sebagian besar audiens menyukai hal tersebut. Jadi, kontennya pasti akan ditunggu-tunggu oleh mereka,” ungkap Syammas. Begitu juga dengan konten untuk jualan. “Kita tidak dapat langsung memposting produk yang akan dijual. Buat story-nya terlebih dahulu. Sehingga, audiens nantinya dapat membayangkan bagaimana jika mereka memiliki atau memakai produk tersebut,” lengkapnya. Selain memperhatikan isi konten, sang dr.Canva juga menyampaikan tiga prinsip dasar desain yakni balance (keseimbangan), emphasis, dan repetition (pengulangan). Apabila ketiga prinsip tersebut diterapkan dalam desain, maka hasil visualnya akan terlihat lebih eye catching.

Pada dasarnya, desain itu bukan masalah aplikasi atau tools apa yang digunakan, melainkan bagaimana caranya menghasilkan desain yang menarik terlepas dari apapun tools-nya. “Jangan berkecil hati jika hanya bisa menggunakan aplikasi Canva, tapi kita tunjukkan dengan karya,” ujar Syammas menutup acara. (FSR/NNS)

Perubahan yang sangat cepat di lingkungan bisnis mengakibatkan harus cepat merespon perubahan-perubahan yang terjadi. Untuk mewujudkan kecepatan merespon perubahan lingkungan, banyak perusahaan memanfaatkan teknologi informasi (TI) untuk mengoptimalkan proses bisnis yang dimilikinya.

Infrastruktur teknologi informasi sebagai pondasi dari kapabilitas teknologi informasi yang mencakup seluruh perusahaan dalam bentuk pelayanan yang dapat dipercaya dan seringkali budgeted-for dan disediakan oleh divisi sistem informasi atau outsourced.

Internet pada awalnya dikembangkan untuk militer oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat hingga berkembang pesat sampai saat ini. Perusahaan besar seperti Google dan Apple terus bereksperimen lalu diuji coba menjadi sebuah standar yang baru.

Disampaikan Rommy Tosana Yuliawan, Customer Support Manager di Cloudflare, Inc (San Fransisco Bay Area, United States) selaku narasumber kuliah praktisi bisnis digital yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) baru-baru ini, bahwa Cloudflare memiliki slogan “Make Better Internet” yang secara tidak langsung berusaha untuk mengembangkan internet bersama perusahaan lainnya sehingga meningkatkan kenyamanan user. Salah satu hal yang dilakukan Cloudflare adalah memberikan layanan fitur secara gratis.

“Cloudflare menyediakan tiga produk dari grup pertama yaitu security, performance dan network services. Couldflare bekerja sama untuk improve job working untuk http 2.0. Couldflare berada di Jakarta dan ingin membuka cabang di Surabaya,” ujar Rommy.

Cloudflare memiliki pengguna di 200 kota, salah satunya ada di Jakarta. Selain itu, 90 persen populasi dengan 100ms. Cloudflare memiliki 9500 inter-connection. Hal ini meningkatkan kenyamanan karena langsung tertuju pada alamat yang diinginkan. Selain itu, memiliki kapasitas sebesar 67 Tbps. Cloudflare memiliki network di China karena melakukan kerja sama dengan perusahaan di China.

Lebih lanjut Rommy menjelaskan, komponen utama bisnis itu harus memiliki nama, sedangkan bisnis ditial harus memiliki domain yang membantu dalam menerjemahkan nama dari IP ke server. Ada konektivitas internet yang menyediakan hosting server provider (id web house). Oleh karena menyediakan layanan, harus menggunakan software dan hardware yang dapat menampung banyak pengunjung. Selain itu, penting adanya konten. Apabila kita tidak bisa membuat web sendiri, bisa pakai wordpress atau blog in atau bisa juga langsung membeli yang sudah jadi maupun memakai provider yang sudah siap dan terintegrasi.

Reliability, misalnya buka selama 24 jam maka harus konsisten buka 24 jam. Selain itu, tidak ada permasalahan (no intermittent issues) karena bisa mempengaruhi google ranking bahkan mempengaruhi perspektif customer. Hal ini memberi kesempatan buat competitor untuk mendapatkan visitor,” ungkap Rommy.

Cara untuk membuat website reliability adalah dengan memiliki double server sebagai cadangan. Performance dibagi ke dalam beberapa grup tergantung kegunaannya, seperti trading saham mengharapkan low latency dan throughput lebih ke volume yang mengarah pada video streaming, serta kapasitas pada banyak user. Performance sendiri bisa mempengaruhi visitor, security biasanya digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada dalam lingkungan bisnis, seperti menghindari virus, sensitive consumer data, dan high risk transaction.

“Melakukan monitoring terhadap semua yang terjadi serta melakukan partnership. Salah satu hal yang tak kalah penting untuk menunjang performance bisnis digital adalah mencari orang yang passionate serta mencari orang yang sudah professional di bidangnya. Mencari yang Comb-Shaped employee, seperti memiliki pengetahuan tentang akuntansi dan teknologi,” pungkas Rommy.

Dalam sambutannya Rifqi Muhammad, S.E., S.H., M.Sc., Ph.D., SAS., ASPM selaku Sekretaris Prodi Akuntansi UII menyampaikan bahwa Akuntansi tidak dapat lepas dari bidang keilmuan lainnya khususnya bisnis dan teknologi. Materi kuliah praktisi ini akan membantu Prodi Akuntansi UII dalam mengembangkan konsentrasi di sistem dan teknologi.

“Kuliah praktisi ini juga akan menambah wawasan bagi mahasiswa bahwa digitalisasi bisnis sudah berkembang dengan pesat dan telah mengubah lanskap dari berbagai macam hal. Wawasan dan hal baru nantinya akan kita dapatkan dari mas Rommy ini,” ujar Rifqi. (A/RH).

Sumber: uii.ac.id

Di tengah pandemi Covid-19, dengan segala keterbatasan yang ada, tak menyurutkan semangat mahasiswa untuk terus berprestasi. Di tahun 2021 ini, tim mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII), menorehkan prestasi meraih juara 1 ajang tahunan MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) Grand Final Indonesia 2021.

Kompetisi tersebut digelar secara daring (online) pada 11 September hingga 9 Oktober 2021. Tim UII terdiri dari 5 mahasiswa Prodi Akuntansi yaitu Valdo Manggiri Alani, Nicho Kurniawan, Farhan Kamil Rabbani, Agnes Aura Ainisha, dan Immerina Zuhara yang tergabung dalam tim Muzzafar Zayn berhasil unggul dari perwakilan universitas di Indonesia.

Selain berhasil meraih Juara 1, Tim mahasiswa UII lainnya yaitu Tim Jakal Atas berhasil meraih Juara 4. Tim ini beranggotakan Afiq Kamal Rizki, Imam Nur Fadhilah, Rafif Aldo Nugroho, Asaquita Sophie Premarci, dan Rani Adillah Kusumaningrum. Jalannya kompetisi terbagi dalam 3 tahap, yakni tahap penyisihan, submit video, dan tahap grand final.

Atas raihan tersebut, tim mahasiswa Akuntansi UII mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp3.000.000 untuk Juara 1 dan Rp1.000.000 untuk Juara 4. Kedua tim UII ini juga akan menjadi perwakilan Indonesia mengikuti MERM e-Competition International Final 2021 pada bulan November mendatang.

Direktur ERP Competence Center Prodi Akuntansi Fakultas Bisnis Ekonomika UII, Dra. Isti Rahayu, M.Si., Ak., CA., Cert.SAP menyatakan sangat bersyukur atas capaian tim Muzzafar Zayn dan Jakal Atas pada kompetisi nasional MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition 2021.

Ia berharap sebagai wakil Indonesia, kedua tim dapat memenangkan kompetisi internasional yang akan diselenggarakan pada bulan November 2021, dan memperoleh prestasi terbaik pada event tersebut, sebagaimana tahun lalu juga berhasil dimenangkan oleh tim dari Prodi Akuntansi UII.

“Keberhasilan memenangkan kompetisi nasional ini menunjukkan di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir, mahasiswa Prodi Akuntansi UII tetap mampu berprestasi, dengan memanfaatkan teknologi,” ujar Isti Rahayu.

Lebih lanjut Isti Rahayu menjelaskan bahwa MonsoonSIM merupakan game simulasi bisnis, sebuah platform pembelajaran berbasis experient dengan menggunakan artificial intelligent yang dipergunakan Prodi Akuntansi UII sebagai salah satu alat untuk belajar bisnis. Dengan pembelajaran berbasis game, maka mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori namun juga memiliki kesempatan mengeksplore, serta bereksperimen menjalankan bisnis. Keberhasilan tim memenangkan kompetisi sangat didukung oleh kompetensi ERP yang mereka miliki.

“Untuk memberikan pemahaman ERP yang saat ini dipergunakan di hampir semua perusahaan, prodi akuntansi UII mengajarkan mata kuliah berbasis SAP dalam kurikulum, dan para alumni Prodi Akuntansi UII saat ini banyak yang memilih profesi di bidang teknologi sebagai konsultan SAP,” ungkap Isti Rahayu.

MonsoonSIM Indonesia akan mengirimkan lima Tim juara untuk mengikuti MERM e-Competition International Final 2021 pada bulan November mendatang yang akan diikuti oleh tim dari beberapa negara seperti Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand, Philippines, Hong Kong, dan Australia.

Dalam memilih perwakilan tim untuk dikirim kompetisi tingkat nasional, Prodi Akuntansi UII sendiri melaksanakan kompetisi internal melalui ERP Competence Center. Dalam kompetisi ini, mahasiswa bebas menentukan tim sendiri dengan ketentuan anggota berjumlah 5 orang dalam satu tim. Kemudian didapatkan 2 tim terbaik untuk mewakili UII dalam Kompetisi Monsoon SIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) 2021.

Waktu persiapan yang dilakukan sebelum kompetisi kurang lebih selama sembilan bulan dan dilakukan secara daring, dimulai sejak bulan Desember tahun 2020. Valdo Manggiri Alani, perwakilan Tim mahasiswa Akuntansi FBE UII menjelaskan bagaimana proses latihan yang dihadapi olehnya dan anggota tim.

“Saat latihan kami sering ditegur dinasihati sampai dimarahin juga karna masih banyak kesalahan sebelum lomba oleh coach. Hal itu juga yang membuat kita makin semangat buat latihan terus, karena menjadi juara di tingkat internasional adalah target dari tim kita,” ujar valdo Valdo Manggiri.

Dalam perjalanannya, mahasiswa Akuntansi UII sudah berkali-kali memenangkan kompetisi ERP tingkat dunia. Seperti pada tahun 2017 menjadi Juara 1 World Champion ERP-SIM yang diikuti oleh berbagai universitas di dunia, seperti University of Melbourne (Australia), Dalhousie University (Kanada), University of Arkansas (Amerika Serikat), dan Northwest University (China).

Selain itu, Akuntansi UII juga kembali mendominasi di ajang ERPsim SAP Asia Pacific Japan (APJ) Cup 2018 dengan memborong juara 1 dan 2 the ERPsim SAP APJ Cup 2018, Juara Runner Up MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (ERMC) International Grand Final 2019 di Hong Kong, Juara 1 MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (ERMC) International Grand Final 2020, dan terbaru berhasil menjadi Juara 1 ERPsim Competition Asia Pasific Japan Cup 2020.

 

Sumber: uii.ac.id

Dalam rangka mempererat tali silaturahmi di antara kedua belah pihak, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia menyambut kunjungan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pekalongan dalam rangka berdiskusi mengenai penerapan Kampus Merdeka, Jumat (22/10).

Mengenai pemakaian Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dalam kegiatan pembelajaran, FBE UII telah melakukan revisi kurikulum sejak awal tahun 2021. “Dalam proses pembelajaran, kami baru saja melakukan revisi kurikulum dimulai dari awal 2021, dalam rangka untuk mengadopsi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dan perkembangan-perkembangannya,” kata Dekan, Prof. Dr. Jaka Sriyana, SE., M.Si.

Sementara untuk kurikulum prodi ekonomi pembangunan telah melakukan evaluasi serta telah disesuaikan dengan MBKM. “Terkait dengan MBKM, kita mengakomodasi 20 SKS tetapi saat ini belum ideal karena masih disesuaikan dengan kondisi di prodi,” ujar Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Program Sarjana, Moh. Bekti Hendrie Anto, SE., M.Sc.

Profil lulusan dari FBE UII ada tiga, di antaranya, analis kebijakan ekonomi, praktisi keuangan dan perbankan, dan wirausahawan. “Karena adanya tiga profil yang telah disebutkan tadi, kami membuat konsentrasi atau peminatan yang dinamakan seperti, konsentrasi analis kebijakan ekonomi, konsentrasi keuangan dan perbankan, dan konsentrasi wirausahawan,” ucap Dekan.

Terkait dengan penyusunan kurikulum, ada dua hal yang ditekankan, yaitu yang berkaitan dengan evolusi industri 4.0 dan MBKM. “Dalam pengambilan keputusan dan penyusunan kurikulum ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu evolusi industri 4.0 dan MBKM serta beberapa hal yang lain sebagai sesuatu yang wajar saat dilakukan evaluasi kurikulum,” tambah Dekan.

Di IAIN Pekalongan, mahasiswa yang mengikuti Kampus Merdeka sangat antusias, namun pihak IAIN Pekalongan belum mengetahui standar dan harus melewati negosiasi. Ada tiga jalur kelulusan, yaitu jalur riset atau skripsi, kemudian ada jalur kewirausahaan yaitu merintis bisnis. Namun Ada kendala dari petinggi IAIN Pekalongan karena tahun ini baru saja diterapkan. Kemudian ada jalur merdeka, yaitu membuat laporan seperti skripsi. Adapun masa studi yang diberlakukan yaitu 3,5 tahun dan dapat dikatakan kemunduran. Jadi diterapkan lagi empat tahun sesuai peraturan pemerintah.

Dalam Program Studi Manajemen, Kurikulum MBKM, termasuk ada pencapaian pembelajaran, hanya saja ada perbedaan di struktur kurikulum. Mata kuliah bisa diambil prodi lain dalam satu perguruan tinggi yang sama. Ada delapan aktivitas yang bisa dikonversi ke dalam mata kuliah yang ada di MBKM ini. Ada beberapa aktivitas, yaitu pemagangan, implementasi bisnis, pertukaran pelajar, dan lain sebagainya.

Adapun hambatan yang dihadapi oleh petinggi fakultas yaitu tugas akhir yang dikerjakan mahasiswa dan sarana PJJ karena pandemi. (SAR/MID)

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, institusi pendidikan perlu menyesuaikan kembali agar memiliki sistem pembelajaran yang semakin berkualitas. Sejalan dengan hal tersebut, Universitas Indo Global Mandiri melakukan kunjungan Universitas demi mendapatkan insight baru terkait dengan kegiatan perkuliahan. Pada sesi kunjungan kali ini yang bertempat di Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) banyak pembahasan mengenai sistem perkuliahan, akreditasi, serta kesempatan mahasiswa untuk study abroad, Jumat (22/10).

UIGM menganggap bahwa pembelajaran dari satu universitas ke universitas lain adalah hal yang penting. “Pada penerapan kurikulum, harus ada link and match antara mahasiswa, industri, dan pekerjanya. Maka dari itu, kami kesini bertujuan untuk mendapatkan ilmu baru terkait dengan pengembangan keilmuan universitas. Karena kami tahu bahwa UII adalah Universitas tertua di Indonesia. Tentu akan banyak pengalaman dan pembelajaran yang bisa diambil,” ujar Endah Dwi, Dekan Fakultas Ekonomi UIGM. 

Bersamaan dengan itu, kini menteri pendidikan juga telah menerapkan program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang ternyata sejalan dengan sistem yang sedang dikembangkan oleh UII. “Saat ini kami sedang berusaha untuk mengembangkan profil mahasiswa sesuai dengan portofolionya. Adapun kerja sama yang dilakukan bersama dengan alumni dan lembaga lain untuk mendukung pelaksanaan MBKM di FBE UII saat ini,” tutur Siti Nursyamsiyah, Dosen Manajemen FBE UII. Sedangkan agenda terdekat kali ini bagi FBE UII yaitu memberangkatkan mahasiswanya ke Turki untuk melaksanakan program Student Mobility pada pertengahan November nanti.

Mempertegas profil lulusan, FBE UII menyatakan adanya tiga profil yang akan menjadi output setelah lulus kuliah. “Ada tiga profil, yakni manajer dengan tugas akhir magang, wirausaha dengan tugas akhir Rancang Bangun Bisnis, dan Akademisi dengan tugas akhir skripsi,” jelas Suhartini. Terdapat banyak program yang dimiliki FBE UII untuk mendukung terciptanya tiga profil lulusan ini. “Kami terus mendongkrak mahasiswa untuk semangat berwirausaha. Tidak hanya dengan pemberian hibah. Namun, juga pemberian bimbingan dan juga berbagai lomba yang diselenggarakan,” tambahnya. 

Suhartini kembali menjelaskan bahwa tahun ini tingkat minat mahasiswa untuk melakukan magang itu melonjak. Namun, butuh waktu hingga semester ketiga agar mahasiswa dapat melakukan magang karena di semester sebelumnya mahasiswa akan dibina karakternya terlebih dahulu. “Dengan pembinaan karakter selama tiga semester ini diharapkan, dalam kegiatan magang selanjutnya dapat dijalankan dengan memegang teguh nilai-nilai Insan  Ulil Albab UII,” pungkasnya. (FSR/AAM)