Indonesia Business Carnival (IBC) merupakan salah satu acara tahunan Entrepreneur Community (EC) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) yang kembali hadir di tahun 2021 ini dengan mengusung tema “Sorak, Sorai, Jingga”(25/9). IBC sendiri diselenggarakan dengan tujuan untuk membantu para pebisnis lokal dalam mengenalkan produk-produknya.

Menyesuaikan dengan keresahan UKM di tengah pandemi, IBC menyelenggarakan Talkpreneur yang menghadirkan pembicara Head of Marketing & Business Development Cold ‘n Brew, Arwin Prio Utomo yang membahas topik “Pengembangan Bisnis di Saat Pandemi dan Setelahnya”.(25/9)

Cold ‘n Brew merupakan salah satu bisnis lokal yang mampu bertahan di tengah pandemi. Adanya pandemi bukanlah halangan untuk berbisnis, justru kreativitas perlu dibangun untuk terus mencari celah di keadaan ekonomi yang sulit. Hal serupa yang dihadapi Cold ‘n Brew yang awalnya hanyalah bisnis kecil tanpa disangka kini bisnis tersebut  kian melesat di tengah pandemi.

”Kondisi ini tentu tidak ada pengusaha yang akan menduganya, dan juga tentu kita semua tidak ada yang menduganya,” tutur Arwin. Namun, jauh sebelum adanya pandemi, Cold ‘n Brew sudah mempersiapkan semuanya dari awal. “Sebelumnya kita sudah membuat konsep, sistem, manajemen, dan membangun tim sehingga jika adanya gangguan dari luar kita hanya tinggal  menyesuaikan dengan kondisi yang ada,” jelasnya.

Dari penjelasan Arwin, perubahan lifestyle merupakan salah satu hal yang  menjadi pendorong Cold ‘n Brew untuk terus berinovasi dan menyesuaikan selera pasar, terutama anak muda agar terus dapat bersaing. Selain fokus pada kopi sebagai menu andalan mereka, Cold ‘n Brew juga memperhatikan detail lain sebagai pendukung kelancaran bisnis. Detail tersebut seperti tempat yang nyaman untuk nongkrong anak muda, pelayanan dalam transaksi pembayaran non fisik hingga take away service, serta pemilihan menu non coffee yang dihadirkan Cold ‘n Brew. Khusus menu makanan  Cold ‘n Brew sengaja tidak menghadirkan makanan berbumbu rempah karena aroma kuat rempah dianggap dapat mengalahkan aroma khas kopi yang sengaja Cold ‘n Brew hadirkan kepada pelanggan.

Dengan menghadirkan Cold ‘n Brew,  Hal yang diharapkan dari  acara Talkpreneur ini adalah memotivasi para pelaku UKM agar bangkit dan tidak menyerah dalam menjalankan bisnis mereka di tengah pandemi seperti halnya yang dilakukan oleh Cold ‘n Brew. Dari diskusi yang disampaikan, ada beberapa hal kunci kesuksesan Cold ‘n Brew yang dapat dicontoh. Hal pertama adalah kualitas, ciri khas, konsep dan strategi matang, dan juga harus adaptif terutama di masa pandemi. (MID/AR).

Perkembangan teknologi di era yang semakin dinamis ini tumbuh begitu masif, yang tentu mempengaruhi berbagai sektor, termasuk keuangan. Keunggulan kompetitif semakin dibutuhkan untuk berkarir di bidang keuangan. Melalui Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) memberikan kesempatan bagi para sarjana untuk dapat merepresentasikan integritas, mengembangkan kemampuan bisnis yang andal serta mendalami pengetahuan mengenai akuntansi dan keuangan. ACCA sendiri merupakan program pendidikan kualifikasi yang akan menghasilkan akuntan profesional, untuk meniti karir dalam bidang akuntansi, keuangan dan manajemen.

Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia menghadirkan secara langsung Manish Gidwani, Msc., ACCA selaku Ketua Panel Anggota ACCA Indonesia, Dra. Yuni Nustini, Ak., CA., MAFIS., Ph.D selaku Direktur Program ACCA – UII, Hani Karunia, MBA, MSC. selaku Country Head ACCA Indonesia, Novita Hasibuan, ACCA. selaku ACCA IMP Employability Committe Lead pada webinar yang dilaksanakan secara daring pada Rabu (23/09) dan dimoderatori oleh Frans Elyan selaku ACCA BRM.

“Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia menjalin kerja sama dengan ACCA UK bertujuan untuk memberikan kualifikasi yang besar saat mahasiswa lulus nantinya,” ujar Dra. Yuni Nustini. Hal ini juga diperjelas oleh Manish Gidwani “ACCA memberikan kesempatan bagi anggota untuk bekerja secara internasional bersama mitra dan berkolaborasi dengan universitas terkemuka dan penyedia pendidikan lainnya di seluruh dunia.”

Ujian kualifikasi ACCA memberikan peluang kepada setiap individu untuk menjadi seorang akuntan yang memiliki kualifikasi internasional. Kualifikasi ACCA sendiri diakui oleh perusahaan karena kompetensi dan keterampilan yang nantinya dikantongi sangat relevan dengan tiap bidang akuntansi. Oleh karena itu, pemilik gelar ACCA dapat memiliki kesempatan berkarir dalam bidang keuangan yang lebih luas dan beragam untuk berperan dalam perusahaan, dengan jaringan internasional yang tersebar di lebih dari 180 negara.

Seperti yang disampaikan juga oleh Novita Hasibuan, “Ada banyak keuntungan yang didapat apabila bergabung dengan ACCA. Mulai dari jaringan lokal dan global, kualifikasi global, fleksibilitas belajar bahkan be the expert ditawarkan oleh ACCA untuk para anggotanya,”.

Hani Karunia membagikan kutipan dari Colin Bezant, “Fungsi keuangan harus memahami peran pentingnya ke depan dalam membangun kepercayaan keuangan, sehingga robot, AI, dan bookchain masa depan dapat memberikan bisnis keuntungan komersial yang nyata dan langgeng.” Pada akhir acara, Frans Elyan selaku moderator berharap webinar ini mampu memupuk semangat akuntan muda untuk meraih impiannya dalam berkarir di bidang keuangan secara global. (SA/NF)

Memasuki tahun ajaran baru, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menyambut para mahasiswa baru dengan mengadakan Semangat Ta’aruf (SEMATA) 2021 yang mengangkat tema “Inklusif, Transformatif, dan Progresif” pada Selasa, (21/9). Acara ini dilakukan melalui media Zoom yang diikuti oleh seluruh mahasiswa baru FBE UII.

Dalam kesempatan ini, Drs. H. Sri Purnomo, M.S.i. selaku Bupati Sleman 2010-2021 juga memberikan sambutannya dan bekal kepada para mahasiswa baru FBE UII. Beliau juga menyebutkan, “Sebagai insan cendekiawan mahasiswa dituntut untuk memiliki beberapa peran seperti agen perubahan atau agent of change, kekuatan moral, penerus bangsa, dan pengontrol sosial. Dimana keempat hal tersebut akan berguna bagi masa depan bangsa dan negara,”. Dilanjutkan dengan agenda pertama yaitu Upacara Pembukaan (opening ceremony) yang dipandu oleh Lutfi dan Muzhaffar sebagai Pembawa Acara. Acara ini juga dimeriahkan dengan persembahan tarian tradisional Tari Kreasi Mandala Sena oleh Xaviera UNISI.

SEMATA Day 1 juga dihadiri oleh Prof. Dr. Jaka Sriyana, SE., M.Si. selaku Dekan FBE UII yang memberikan sambutan dan petuahnya. Beliau menuturkan, “Dengan ikhtiar dan doa, Insya Allah kami akan mengantarkan saudara-saudara sekalian meraih masa depan yang lebih baik,”. Sesi sambutan diakhiri dengan sambutan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc. Beliau mencoba mengupas tema SEMATA, bahwa inklusif digambarkan dengan none left behind yaitu semua menjadi bagian dari semangat kebersamaan, transformatif artinya memiliki jiwa-jiwa perubahan, dan progresif artinya membawa ke arah kemajuan.

Pada rangkaian acara Stadium General 1 mengusung tema “Enhancing Your Personal Branding in Digital Era” menghadirkan Dewi Haroen yang merupakan seorang psikolog politik dan juga pakar personal branding sebagai pembicara dengan Hendy Mustiko Aji, BIBM., SE., M.Sc sebagai moderator. Pada sesi ini, Dewi Haroen memberikan penjelasan mengenai apa keuntungan personal branding, apa arti dari personal branding dan juga bagaimana cara membangun personal branding di era digital melalui media sosial. Dewi Haroen mengatakan, “Personal branding adalah bagaimana cara kita dapat stand out, stand out yang dimaksud disini adalah berbeda sendiri dan dapat menonjolkan diri kita,”. Selanjutnya rangkaian acara SEMATA Day 1 ditutup dengan Focus Group Discussion (FGD) dengan pembahasan “Peran Mahasiswa Sebagai Pelaku Ekonomi Kreatif di Tengah Pandemi Covid-19”. (AD/AWH)

Seiring dengan berkembangnya sistem digital, istilah cashless kini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat pelaku ekonomi. Namun, yang kerap menjadi persoalan adalah apakah sistem cashless ini halal untuk digunakan atau justru sebaliknya? Berkaitan dengan isu tersebut, P3EI FBE UII (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia) mengangkat masalah ini sebagai bahan diskusi bertajuk “Disrupsi Covid-19: Menuju Sistem Pembayaran Cashless Halal di Indonesia” sehingga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap isu ekonomi syariah dengan benar. (19/09)

“Tendensi peran digital sangat pesat. Dengan ini, Bank Indonesia akan fokus untuk menaungi sistem keuangan digital yang dapat berdampak positif bagi masyarakat. Jika sebelumnya telah dibahas mengenai cryptocurrency yang ternyata dilarang untuk digunakan, kini beralih fokus ke digital asset yang dapat digunakan sebagai alat penyimpanan portofolio masyarakat,” ujar Dudi Dermawan Saputra, Ph.D., DKSP Bank Indonesia. Menghadapi isu digitalisasi ini, Bank Indonesia juga gerak cepat dalam mengembangkan digital rupiah yang nantinya dapat digunakan secara luas oleh masyarakat umum. Berbeda dengan cryptocurrency, digital currency ini dimungkinkan untuk tidak memiliki resiko akan harga yang naik turun secara signifikan. Adapun inovasi lain yang dilakukan BI. Dudi mengatakan, “Akan ada reformasi regulasi yang murah dan mudah agar semua industri dapat masuk ke Bank Indonesia. Adapun diciptakannya kode QRIS yang berfungsi untuk memudahkan dalam melakukan transaksi pada offline commerce, e-commerce, dan conversational commerce”.

Potensi penerapan sistem ekonomi islam juga dikemukakan secara gamblang oleh Chief Operating Officer Link Aja, Widjyanto Djaenudin, MBA, “Kontribusi consumer spending Indonesia mencapai 10% dari spending global, yang terdiri dari makanan halal, kosmetik halal, serta media dan rekreasi. Didukung dengan data yang menyatakan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang paling dermawan dilihat dari pertumbuhan zakat, infak, dan sedekah itu meningkat sebesar 36%, belum lagi adanya fenomena Covid-19 yang membuat masyarakat Indonesia memiliki empati lebih tinggi. Di samping itu, adanya gerakan stay at home juga sangat mempengaruhi consumer behavior masyarakat Indonesia dari konvensional menuju serba digital”. Dari pembahasan tersebut, maka uang elektronik menjadi salah satu hal yang relevan untuk digunakan saat ini.

Kemudian, jika ditinjau dari hukum Islam, Prof. Dr. H. Jaih Mubarok, SE.,M.H.,M.Ag berpendapat bahwa hukum asal muamalah itu boleh, hingga ada yang melarangnya, sehingga sistem cashless ini dihalalkan. “Pembayaran harga baik secara tunai atau ditangguhkan itu termasuk transaksi yang dihalalkan asalkan transaksi sah dan tidak menyeleweng dari perundang-undangan. Maka, transaksi cashless pada prinsipnya adalah halal, yang terpenting yaitu terpenuhi rukun dan syaratnya,” pungkasnya. (AMA/DWI)

Peran pemuda pada saat ini tentu menjadi faktor yang sangat berpengaruh untuk bangsa dan negara pada masa yang akan datang. Dalam ruang lingkup kecil, pemuda juga mengambil peran yang sangat penting, seperti memimpin keluarga, masyarakat, dan sebagainya. Apa yang membuat pemuda berpengaruh besar terhadap masyarakat? Lalu bagaimana dengan peran yang diambil oleh pemuda terkhusus para pemuda muslim? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, Panitia penyelenggara pengenalan kampus kepada mahasiswa baru Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia dalam acara SEMATA 2021 atau Semangat Ta’aruf tahun 2021 mengadakan pembahasan diskusi tentang Peran Pemuda dan Aktivis Muslim dalam Kemajuan Bangsa dengan tema “Islam Activist”. Diskusi ini dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom yang diadakan pada hari Senin (20/09/2021). Pembahasan diskusi ini dibawakan oleh Sherly Annavita Rahmi sebagai seorang Dosen sekaligus Pengusaha.

“Pemuda saat ini merupakan pemimpin di masa depan,” ujar Sherly membuka diskusi pada kegiatan kali ini. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pemuda merupakan sosok penting dan merupakan aset bagi bangsa dan negara di masa mendatang. Bagi pemuda dan aktivis muslim, tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi mereka, mengapa demikian? Mereka hidup dan tinggal di negara dengan penduduk yang mayoritas memeluk agama Islam yaitu negara Indonesia. Hal tersebut tentu akan menjadi suatu tantangan bagi mereka untuk memajukan bangsa dan negaranya.

Perubahan yang akan terjadi di masa mendatang akan berkaitan erat dengan apa yang dilakukan dan diperjuangkan oleh pemuda masa kini. “Bukan seberapa besar kita ingin berubah, tetapi seberapa besar kita ingin membangun perubahan,” tutur Sherly. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pemuda yang ada di masa sekarang harus mampu untuk meneruskan tongkat estafet perjuangan bangsanya di masa mendatang yaitu dengan cara berjuang dan terus mempelajari apa yang harus dihadapi kedepannya.

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya akan selalu memiliki perasaan terhadap satu sama lain dengan memperhatikan norma-norma yang berlaku di lingkungan mereka. “Norma sosial pada setiap kelompok masyarakat tentunya berbeda-beda. Norma sosial mereka yang tinggal di timur tengah berbeda dengan mereka yang tinggal di eropa. Norma sosial mereka yang tinggal di Eropa berbeda pula dengan mereka yang tinggal di Amerika. Manusia memang hidup dengan berbagai aturan, justru aturan itu yang membuat kita tetap di track kita,” tambah Sherly sekaligus menutup webinar kali ini. (MRF/MA)

Pada era perkembangan teknologi yang begitu masif, banyak sekali pekerjaan yang memiliki tren penurunan yang menajam, termasuk Auditor dan Akuntan. Pekerjaan tersebut diprediksi tidak lagi relevan dengan kebutuhan industri pada 20 tahun yang akan datang. Maka dari itu, tumbuhlah keresahan yang dirasakan Akuntan masa kini pada pilihan dan jenjang karier mereka. Ngobrol Daring ERP #1 yang diselenggarakan oleh Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia menjawab wacana tersebut dengan menghadirkan secara langsung Rian Heryudhanto selaku Managing Consultant; Senior SAP Finance & Central Finance Consultant di IBM SINGAPORE dan Bagus Priyonugroho selaku Delivery 1 & Support 1 Manager di PT. EQUINE GLOBAL. (18/09)

Sebagai praktisi pada bidang akuntansi khususnya Enterprise Resource Planning (ERP), Rian dan Bagus sama-sama menemukan fakta yang kurang menggembirakan. Nyatanya, banyak sekali konsultan keuangan yang latar belakang kuliahnya bukan dari akuntansi. Padahal, saat ini merupakan situasi dimana industri berlomba-lomba mengkonversi pencatatan keuangan dari konvensional menuju digital. “Menurut saya, akan lebih mudah proses belajar dari seorang Akuntan yang lumayan handal menggunakan teknologi, ketimbang seorang yang sangat ahli dalam teknologi namun tidak berlatar belakang akuntansi,” jelas Rian.

Lebih lanjut, Bagus menghimbau untuk para calon Akuntan agar lebih mendengarkan kebutuhan perusahaan dan memposisikan diri layaknya seorang Dokter. “Ya, bedanya hanya produknya saja. Kalau Dokter membantu aspek kesehatan, maka konsultan membantu dari aspek bisnis perusahaan. Konsultan pada akhirnya akan membantu menyelesaikan masalah sekaligus memberikan rekomendasi untuk klien,” jelas Bagus.

Di era seperti saat ini, kita sebagai mahasiswa maupun Akuntan muda harus memiliki rasa penasaran dalam artian positif. “Dari pemikiran itu, bisa membuat kita belajar dan memperluas wawasan,” tutur Rian. Meskipun teknologi sudah maju dan masyarakat sudah mengetahui standar-standar profesi akuntansi yang akan diganti dengan robot, perlu digaris bawahi perihal bagaimana caranya membuat robot tersebut? yaitu dengan meningkatkan kemampuan serta pengetahuan yang berkaitan dengan akuntansi. “Dibalik kerja robot itu ada manusia yang menggerakan nya karena robot hanya alat penggerak, itulah peran seorang Akuntan,” tambah Rian.

Kini, dunia sudah memasuki perkembangan teknologi informasi yang luar biasa cepat. Tidak hanya mempengaruhi profesi Akuntan tetapi juga mempengaruhi keseluruhan pekerjaan, sehingga pengetahuan menjadi bekal yang sangat penting. Akuntansi merupakan bahasa bisnis (language of business), pilihan tersebut terbuka lebar bagi profesi Akuntan. “Pengetahuan akuntansi itu sangat relevan dan dibutuhkan. Jadi, tidak perlu ragu dan khawatir untuk keadaan profesi Akuntan di masa depan karena peluang masa depan akuntansi sangat banyak dan luas,” ujar Arif Rahman selaku moderator untuk menutup kegiatan kali ini. (DHK/HLSI)

Kompetensi mahasiswa tidak hanya berulang pada lingkup perkuliahan saja, ada banyak peluang untuk mengembangkan bakat mahasiswa dengan mengikuti kegiatan di luar perkuliahan. Salah satu hal yang dapat meningkatkan kemampuan tersebut yaitu dengan mengikuti kompetisi. Untuk menumbuhkan minat dan motivasi bagi mahasiswa, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) kembali menyelenggarakan Talkcounting #5 bertajuk “Simulasi Akuntansi & Bisnis Digital: Bermain, Belajar, Juara 1” dengan mendatangkan narasumber yaitu Muhammad Shohibul Mabruri, pemenang kompetisi ERPsim SAP Asia Pacific Japan 2020 dan Ainun Jariyah, pemenang International Champion MonsoonSIM 2020. (16/09)

Dalam kegiatan ini, kedua narasumber menceritakan pengalamanya menjadi juara dalam kompetisi simulasi yang melibatkan ilmu akuntansi serta bisnis digital. “Berawal dari ketertarikan dengan mata kuliah Enterprise Resource Planning (ERP), membuat saya melanjutkan untuk berkomitmen dalam kompetisi MonsoonSIM,” ujar Ainun. Mata kuliah ERP merupakan salah satu mata kuliah wajib yang memiliki keterkaitan secara teknis dengan kompetisi ERPsim SAP  maupun MonsoonSIM. Muhammad menambahkan, “Awal mula saya bisa mengikuti kompetisi karena diajak oleh teman. Tetapi pada tahun pertama tim saya belum berhasil mewakili UII dan hanya sampai enam besar saja, namun di tahun kedua saya mencoba lagi dan akhirnya bisa mewakili UII ke ajang kompetisi internasional.”

Persiapan sebelum mengikuti kompetisi memiliki banyak tantangan, terlebih harus bekerja dalam tim. Salah satu tantangan terberatnya yaitu bagaimana cara menyatukan pendapat setiap individu. “Ketika berlatih bersama tim, setiap anggota harus mengeluarkan pendapatnya masing-masing setelah itu kami akan menyaring kira-kira pendapat mana yang cocok untuk diterapkan menjadi strategi,” ujar Muhammad. Ainun juga menuturkan, “Setelah mengeluarkan pendapat masing-masing, kami akan berdiskusi mempertimbangkan baik dan buruknya. Lalu dikarenakan kami berlatih setiap hari, kami mencoba untuk menerapkan masing-masing strategi tersebut secara bergantian dan hasilnya akan kami evaluasi.”

Pengalaman yang ditemui oleh kedua narasumber membantu meningkatkan tidak hanya dalam hard skill atau kemampuan akuntansi yang didapatkan selama di kelas tetapi juga mendapatkan pengetahuan soft skill seperti teamwork, time management dan lain sebagainya. Terakhir, untuk menutup kegiatan kali ini Ainun berpesan kepada para mahasiswa, “Selagi kita masih muda, cobalah untuk banyak belajar hal baru serta aktif di berbagai kegiatan. Belajar bukan hanya sebatas mendengarkan dosen menjelaskan materi di kelas tetapi kita bisa belajar banyak hal di luar kelas.” Kemudian ditambahkan oleh Muhammad, “Daripada waktu yang ada digunakan untuk hal-hal yang tidak berguna, lebih baik kita berusaha untuk produktif dengan mengikuti salah satunya kompetisi atau mencoba hal baru yang belum pernah dicoba.” (NNS/AFA)

 

Kompetensi profesional merupakan salah satu penjamin mutu dan kualitas layanan dari seorang profesional di suatu bidang. Setiap individu yang menginginkan untuk menjadi sarjana akuntansi profesional harus memiliki salah satu kompetensi yang bersertifikat. Melalui Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) memungkinkan seorang sarjana akuntansi profesional untuk menyelesaikan masalah, membuat keputusan dan memakai judgement yang tepat pada setiap kondisi organisasi yang bersifat kompleks. 

“Saat ini kompetensi bagi lulusan menjadi sangat penting untuk memenangkan persaingan dalam dunia kerja. Kami di Program Studi Akuntansi memberikan pembekalan sertifikasi kompetensi yang diakui secara internasional bekerja sama dengan ACCA menyelenggarakan program kelas khusus ACCA,” ujar Dr. Mahmudi, SE., M.Si., Ak., CA., CMA., saat menyampaikan sambutan dalam webinar “Membangun Kompetensi Profesional Akuntansi bersama ACCA UII” yang diadakan oleh Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) yang bertujuan untuk berbagi informasi dan mengajak mahasiswa untuk mengikuti kelas khusus ACCA (14/09).

Kualifikasi ACCA diakui di seluruh dunia dan bertujuan untuk menawarkan sebuah pendidikan kualifikasi yang relevan dengan perkembangan kebutuhan bisnis kepada orang-orang di seluruh dunia yang selalu berambisi untuk memiliki kemampuan dan meniti karir yang melejit di bidang akuntansi, keuangan, dan manajemen.

“ACCA juga menyediakan professional insight dimana dari tim ACCA seluruh dunia melakukan berbagai macam penelitian dan juga report mengenai apa saja perubahan yang terjadi di bidang akuntansi dan keuangan,” imbuh Frans Elyan selaku Business Relationship Manager ACCA Indonesia. 

Melalui Program ACCA, mahasiswa mendapatkan keuntungan yang tidak terbatas secara global karena semua industri membutuhkan profesional di keuangan. Terbukti  pada beberapa lowongan pekerjaan baik akuntansi maupun keuangan mencantumkan membutuhkan sertifikat accounting sehingga akan memiliki daya saing yang lebih tinggi dibanding yang lain.

FBE UII membangun kompetensi profesional melalui kelas akselerasi ACCA. “Akselerasi yang dimaksud adalah mahasiswa menempuh kurikulum yang di desain oleh Program Studi Akuntansi UII dan pada waktu yang bersamaan juga belajar mengenai beberapa modul ACCA yang kemudian ujian modul tersebut,” jelas Yuni Nustini selaku Direktur ACCA Program UII. 

“Mengetahui isu-isu yang sedang berkembang di dunia nyata dan bagaimana solusinya merupakan manfaat yang saya rasakan. Tidak hanya berdasarkan teori karena di ACCA sangat praktikal. Saya juga dapat membangun karakter diri seperti disiplin dan konsisten,” tambah Fathur Razzaq selaku alumni FBE UII.

Selain itu, dengan ACCA banyak softskill mahasiswa dapat terasah seperti management skill, communication skill, dan team work skill. “Pendekatan yang digunakan dalam ACCA merupakan pendekatan profesional dengan tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa untuk hands-on dalam dunia kerja,” tutup Maulidyati Aisyah, SE,. M.Com., selaku moderator. (AFH)

Maraknya kejahatan keuangan di Indonesia terbilang tinggi menjadi ancaman di masa depan khususnya bagi instansi atau perusahaan yang kerap dirugikan atas tindakan kriminal tersebut. Bagi akuntan forensik di masa depan, tantangan yang dihadapi juga semakin dinamis karena perkembangan teknologi di era ini. Dalam mendeteksi kecurangan yang berkembang ke ranah digital, berbagai perspektif ilmu dan kompetensi terutama di bidang digital perlu dikuasai oleh akuntan forensik di masa depan.

Bekerja sama dengan Ikatan Akuntansi Seluruh Indonesia Wilayah D.I. Yogyakarta, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII)  menyelenggarakan Webinar Akuntansi Forensik dengan tema “Mempersiapkan Akuntan Forensik Masa Depan dalam Mengurangi Badai Tantangan Dunia Baru”, (11/9).  

Pada sesi diskusi ini diisi oleh tiga pembicara yang ahli pada bidang dan beragam perspektif terkait Akuntansi seperti Herry Subowo, S.E., MPM., Ak., CA, CIA., CFE., selaku Auditor Utama Investigasi, BPK-RI; Alexander Sianturi, CPA., CFE., CA., CSRS., API., selaku Partner Forensic & Integrarity Services, Ernest & Young Indonesia; dan Hendi Yogi Prabowo, S.E., MForAccy., Ph.D., CRfA., CAMS., selaku Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik UII.

Penggunaan akuntansi forensik di Indonesia lebih ditekankan kepada pengungkapan tindak pidana korupsi. “Secara teori dan praktik, sebenarnya akuntansi forensik kegunaannya bisa lebih dari itu, kesamaannya adalah digunakan untuk menyiapkan bukti untuk proses litigasi atau proses pembuktian di persidangan,” jelas Hery Subowo. 

Herry Subowo juga memaparkan bahwa selain harus memiliki kompetensi pengetahuan auditing, seorang akuntan forensik di sektor publik diharuskan mengerti ilmu hukum, “karena kita bekerja dalam ranah hukum yang ada di Indonesia, maka semua cabang hukum seperti hukum pidana, hukum perdata, administrasi negara, tata usaha negara, harus dikuasai karena disitulah lingkungan kita bekerja,” tambahnya.

Menurut Alexander Sianturi, tantangan yang akan dihadapi akuntansi forensik di masa depan adalah teknologi. “Pada saat melakukan kegiatan forensik, kita berhadapan dengan banyak data karena transaksinya digital. Kita harus punya kemampuan menganalisis data tersebut untuk mencari pola dan bukti kecurangan. Kalau tidak punya skill atau kompetensi yang bisa digunakan untuk me-review data, kita tidak bisa apa-apa,” ucap Alex.

Dalam mempersiapkan akuntan masa depan, FBE UII membuat program khusus bernama Certified Forensic Auditor (CFrA) Klaster 1 UII yang bisa diikuti oleh mahasiswa program studi Akuntansi FBE UII. “Bagi mahasiswa yang sebentar lagi lulus, akan melakukan ujian dan mendapatkan pengakuan Prevention and Detection of Fraud dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Forensik  yang diuji oleh dosen dan beberapa praktisi dari asosiasi,” pungkas Hendi Yogi Prabowo.(AR/AAM)

Akuntan adalah seseorang yang bertugas dalam melakukan pencatatan mengenai aliran keuangan yang ada dalam sebuah organisasi. Semua aliran ini harus dicatat secara detail agar data keuangan perusahaan yang dihasilkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Akuntan sendiri memiliki jenis yang beragam, salah satunya akuntan pemerintah. Akuntan pemerintah ialah seorang akuntan yang bekerja pada sektor lembaga pemerintahan yang bertugas untuk mengemban tanggung jawab kepada organisasi atau institusi yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Akuntan pemerintah bertugas sebagai pemeriksa dan pengawasan sistem keuangan negara dan membuat rancangan sistem yang ditujukan untuk pemerintah.

Mengingat pentingnya peran akuntan pemerintah dalam sistem keuangan negara, Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia mengadakan diskusi Talkcounting#4 yang mengangkat tema “Keliling Dunia Menjadi Akuntan Pemerintah” yang dilakukan melalui platform Zoom. Diskusi ini diisi oleh pembicara yang menjabat sebagai Kepala Subbagian Monitoring dan Evaluasi Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu), Nur Fadhilah Yulia Dwi Suprina. (2/9)

Pada awal sesi, Nur Fadhilah menjelaskan alasan mengapa ia memutuskan untuk menjadi akuntan pemerintah. Hal ini didasari oleh pemikirannya yang ingin langsung mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari Program Studi Akuntansi FBE UII. Nur Fadhilah juga menambahkan bahwa adanya kejelasan karier dan kesempatan untuk mengembangkan diri sehingga di saat yang bersamaan menjadikan Nur Fadhilah semakin yakin untuk menjadi seorang akuntan pemerintah.

Nur Fadhilah menuturkan beberapa tips agar dapat diterima sebagai seorang akuntan pemerintah. “Pahami dasar-dasar materi perkuliahan serta melatih kemampuan berbahasa asing, terutama bahasa-bahasa yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ujar Fadhilah. “Jika ingin berkarier sebagai akuntan pemerintah maupun swasta, kemampuan berbahasa asing akan menjadi nilai lebih,” tegas Nur Fadhilah.

Nur Fadhilah mengatakan bahwa tantangan terbesar bekerja di Kemlu adalah penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan kerja karena adanya rotasi rutin yang dilakukan setiap 3-4 tahun sekali. “Tantangan terbesarnya adalah bagaimana kita dapat mengikuti dinamika mutasi pegawai yang ada di Kemlu, tetapi tetap dapat mengerjakan semua pekerjaan sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan,” ujarnya. Nur Fadhilah juga menambahkan bagaimana cara ia dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan kerja. “Terbuka, dalam artian menerima adat, budaya dan prosedur yang berlaku di lingkungan kerja yang baru serta tidak menjadi orang yang judgemental,” tambah Nur Fadhilah.

Untuk mengakhiri diskusi, Nur Fadhilah mengatakan, “Nikmati proses kuliahnya, ambil ilmu sebanyak-banyaknya, ikut kepanitiaan, seimbangkan belajar dan bermain, tingkatkan kompetensi diri serta jangan takut untuk bersaing.” (MID/HAN)