Keberadaan audit forensik di dalam era digital ini sangat membantu untuk menegakkan hukum dari segala kecurangan (fraud) yang terjadi di bidang ekonomi hingga pemerintahan saat ini. Kecurangan yang biasa dihadapi oleh seorang auditor forensik yakni berbentuk korupsi. Hal inilah yang melandasi Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia untuk menyelenggarakan webinar bertajuk “Inovasi Pengembangan Kompetensi Auditor Forensik dalam Era Industri 4.0” pada Selasa, 18 Agustus 2020.
Webinar yang dipandu oleh pembicara Hendi Yogi Prabowo, M.ForAcc., Ph.D., CFrA., CAMS, selaku Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik UII dan Budi Santoso, M.ForAcc.,CFE., CA, selaku Senior Director Kroll Business Intelligence and Investigations Singapore memaparkan tentang bagaimana inovasi yang dapat dilakukan para auditor forensik untuk bisa menginjak pada tahap intelligent forensics dan bagaimana para auditor forensik bisa mengembangkan entry level competencies. Adanya perubahan teknologi digital sekarang ini sangat memungkinkan untuk bertambahnya macam fraud yang terjadi di dunia audit forensik. Dengan paparan inovasi yang disampaikan para pembicara, dapat meningkatkan wawasan auditor forensik saat ini untuk bisa lebih siap dalam menghadapi segala macam fraud yang akan terjadi.
Budi Santoso menjelaskan bahwa Kita sudah tidak dapat menyebutnya sebagai era Industri 4.0. Dengan teknologi modern yang berkembang saat ini, didorong oleh pandemi Covid-19 yang memaksa kita untuk terus meningkatkan kualitas, era sekarang ini lebih tepat jika disebut sebagai era Industri 5.0 atau Post Digital Era dimana segala macam informasi telah tersaji secara elektronik. Hal ini mendorong para auditor forensik untuk bertindak secara proaktif agar mampu mendeteksi minimal 5W + 2H yaitu Where, What, Why, Who, When, How dan How much.
“Audit forensik dalam era Industri 5.0 ini harus mampu bertindak secara proaktif, harus mulai menggunakan data analitik dalam memecahkan suatu masalah guna membantu perusahaan untuk terus mengikuti perkembangan digital di era Industri 5.0 ini,” ujar Budi Santoso, M.ForAcc.,CFE., CA., Senior Director Kroll Business Intelligence and Investigations Singapore.
Hendi Yogi Prabowo menambahkan, “Teknologi itu membuat kehidupan kita lebih cepat dan lebih baik. Teknologi juga membantu kita lebih adaptif dan fleksibel. Hal ini tidak hanya untuk individual tapi juga dapat mempengaruhi perusahaan atau organisasi yang disebut sebagai Value Chain dimana value dari transaksi suatu perusahaan dapat berubah seiring berkembangnya teknologi”. (MRF/ULF)